Anda di halaman 1dari 28

SEJARAH GEOMETRI DARI KONSEP LUAS

Dosen Pengampu : Nurul Afni Sinaga, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

NAMA MAHASISWA :
1. DINA ULPA PASARIBU (4193311031)
2. FRANSISKUS JOUI P SINAGA (4193111081)
3. ILHAMSYAH HAREFA (4193311040)
4. IRIND DARA OCTAVIANITA (4193311014)
5. LISA ARIANI (4193311001)
6. MARIA NADIA SIRAIT (4193111078)
7. THARISYA ANNIDA RADANI (4193311037)

KELAS : PSPM E 2019

MATA KULIAH : GEOMETRI EUCLID & NON EUCLID

PROGRAM STUDI : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Sejarah Geometri dari Konsep Luas” ini dengan baik.
Kami tim penulis juga berterimakasih kepada Dosen matakuliah Geometri Euclid dan
NonEuclid yaitu ibu Nurul Afni Sinaga, M.Pd. yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis. Penulis sangat berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh
karenanya, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah
penulis buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Ucapan terima kasih saya haturkan kepada semua pihak yang terlibat langsung
khususnya mahasiswa dan teman sejawat, yang telah memberikan konstribusi positif sehingga
dapat membuat makalah ini. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi
siapa pun yang membacanya terutama bagi penulis.

Kamis, 17 Februari 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3


2.1 Pengertian Geometri Menurut Para Ahli ............................................................... 3
2.2 Sejarah Geometri Sebelum Euclid ......................................................................... 3
2.3 Sejarah Geometri Euclid ........................................................................................ 5
2.4 Perkembangan Geometri Euclid ............................................................................ 6
2.5 Pengertian dan Euclid’s Element dari Defenisi, Aksioma, Postulat dan Proposisi 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 24


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 24
3.2 Saran ...................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia ilmu pengatahuan dari zaman ke zaman terus berkembang pesat hal ini
didukung dengan bantuan teknologi yang juga semakin canggih, sehingga temuan-temuan
baru dapat dicapai peneliti-peneliti dan pakar- pakar ilmu yang ada di dunia. Dengan
banyaknya temuan ilmu pengetahuan yang ada maka terjadi pembagian-pembagian ilmu
seperti sekarang ini, contohnya pada matematika yang terbagi dalam beberpa bagian
seperti geometri, kalkulus, statistika dan lain sebagainya.
Namun dibalik semua ilmu yang sudah terkenal dan mendunia banyak di antara kita
sebagai pelajar atau calon pendidik melupakan akan hal yang harus kita ketahui yaitu
tentang dari mana asalnya dan siapakah penemu ilmu pengetahuan yang kita pelajari saat
ini. Sebagai seorang pelajar maka kita perlu mengetahui asal-usul dan penemu suatu ilmu
yang kita pelajari sehingga kita tidak hanya mengetahui tentang ilmunya saja melainkan
juga asal-usul serta penemunya kita juga dapat ketahui. Dengan adanya permasalahan di
atas, maka dalam makalah ini kami akan mengkaji dan menjelaskan sedikit tentang
Sejarah Geometri yang kita pelajari saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dituangkan dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Geometri?
2. Bagaimana sejarah Geometri sebelum Euclid dan sejarah Geometri Euclid?
3. Bagaimana perkembangan Geometri Euclid?
4. Bagaimana pengertian dan Euclid’s Element dari Defenisi, Aksioma, Postulat dan
Proposisi?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumuan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian dari Geometri.
2. Dapat mengetahui dan memahami sejarah Geometri sebelum Euclid dan Geometri
Euclid.

1
3. Dapat mengetahui perkembangan Geometri Euclid.
4. Dapat mengetahui pengertian dan Euclid’s Element dari Defenisi, Aksioma, Postulat
dan Proposisi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geometri Menurut Para Ahli


Geometri (Greek; geo = bumi, metria = ukuran) adalah sebagian dari matematika
yang mengambil persoalan mengenai ukuran, bentuk, dan kedudukan serta sifat ruang.
Geometri adalah salah satu dari ilmu yang tertua. Awal mulanya sebuah badan
pengetahuan praktikal yang mengambil berat dengan jarak, luas dan volume, tetapi pada
abad ke-3 geometri mengalami kemajuan yaitu tentang bentuk aksiometik oleh Euclid,
yang hasilnya berpengaruh untuk beberapa abad berikutnya.
Geometri merupakan salah satu cabang dalam ilmu matematika. Ilmu Geometri
secara harfiah berarti pengukuran tentang bumi, yakni ilmu yang mempelajari hubungan
di dalam ruang. Sejatinya, ilmu geometri sudah dipelajari peradaban Mesir Kuno,
masyarakat Lembah Sungai Indus dan Babilonia. Peradaban-peradaban kuno ini diketahui
memiliki keahlian dalam drainase rawa, irigasi, pengendalian banjir dan pendirian
bangunan-bangunan besar. Kebanyakan geometri Mesir Kuno dan Babilonia terbatas
hanya pada perhitungan panjang segmen-segmen garis, luas dan volume.
Menurut kamus bahasa Indonesia, “Geometri” merupakan cabang matematika yang
menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang dan ruang atau geometri juga berarti ilmu
ukur. Sedangkan menurut Wallace (1972) geometri pada awalnya adalah metode survei,
atau pengukuran tanah yang dilakukan dengan pendekatan berdasarkan fakta dari trial dan
error untuk menuju penalaran deduktif, maksudnya mencakup mengukur segala sesuatu
yang ada di bumi. Geometri kuno sebagian dimulai dari pengukuran praktis yang
diperlukan untuk pertama orang-orang Babyliona dan Mesir. Kemudian orang Babyliona
dan Mesir ini diperluas untuk perhitungan panjang ruas garis, luas, dan volume.
Sedangkan menurut Chistoper , Taniesha, dan Heidi (2009) geometri ialah belajar bentuk
dan ruang, termasuk ruang dua dimensi dan tiga dimensi.

2.2 Sejarah Geometri Sebelum Euclid


Berikut uraian singkat beberapa ahli matematika kuno dan yang membantu lahirnya
geometri.
a. Thales dari Miletus
Individu yang paling sering dikaitkan dengan yang memulai pendidikan formal
geometri demonstratif sebagai disiplin adalah Thales dari Miletus (c. 640-546 SM).

3
Kontribusi terbesar dibuat oleh Thales untuk mempelajari geometri adalah
kemampuan untuk mengabstrak ide-ide dari orang Mesir dari konteks fisik ke sebuah
satu mental. Proposisi yang ia berikan adalah salah satunya dari yang paling sederhana
dalam geometri bidang. Misalnya, Proclus, dalam “Ringkasan Eudemian”,
menyatakan bahwa Thales adalah “yang pertama kali menunjukkan bahwa lingkaran
dibelah oleh diameter”. Pentingnya kontribusi Thales tidak terletak pada isi proposisi
itu sendiri, tetapi dalam menggunakan penalaran logis untuk berdebat pendukung
mereka. Proclus menjelaskan bukti “tidak langsung” untuk mendukung pembelahan
teorema lingkaran. Sementara bukti Thales tidak dapat diterima oleh standar saat ini
(dan bahkan dihindari oleh Euclid) itu menunjukkan untuk pertama kalinya upaya
untuk membenarkan laporan geometrik menggunakan nalar, bukan intuisi dan
eksperimen.
b. Pythagoras
Pythagoras (572 SM) lahir di Pulau Samos Yunani sebelum kematian Thales
dan mungkin mahasiswanya Thales. Setelah kembali ke Eropa, Phytagoras bermigrasi
ke Croton, sebuah koloni Yunani di Italia selatan, dan mendirikan persaudaraan kuasi-
religius disebut Phythagoreans. Phythagoreans mengambil langkah pikir matematika
di luar titik yang Thales telah membawanya. Sedangkan Thales telah diformalkan
sebagian dari geometri yang ia temukan, filsafat Phythagorean adalah untuk
mengembangkan hasil matematika secara ekslusif sebagai hasil dari deduksi.
c. Plato
Peran Plato dalam pengembangan geometri (dan matematika secara umum)
sering dibayangi oleh status unggul dalam filsafat Yunani pada umumnya. Akademi
Plato, yang didirikan sekitar 387 SM, menarik para ahli yang paling terkenal waktu
itu. Salah satu murid Plato yang paling terkenal adalah Aristoteles (584 SM), yang
dalam karyanya “Analytical Posteriora” berbuat banyak untuk sistematisasi logika
klasik yang membentuk dasar untuk semua matematika Yunani. Plato adalah pikiran
bahwa “matematika memurnikan dan mengangkat jiwa”. Karena tidak ada kebutuhan
untuk ahli matematika di akademi, perhatian diri dengan aplikasi pekerjaan mereka,
penekanan yang dapat ditempatkan pada proses yang terlibat dalam pengembangan
pemikiran matematika daripada produk pemikiran yang duniawi. Jadi matematika
yang dimiliki oleh 350 sebelum Masehi diambil pada sifat ilmu murni.

4
d. Euclid
Nama yang paling sering dikaitkan dengan geometri Yunani kuno adalah
Euclid. Tidak banyak yang diketahui tentang latar belakang Euclid. Dia diyakini telah
menjadi profesor matematika pertama di Universitas besar Alexandria. Proclus, dalam
bukunya “Commentary”, mengatakan kepada kita bahwa Euclid adalah dipengaruhi
oleh filsafat Pluto, tetapi tidak ada bukti langsung bahwa keduanya pernah bertemu.
Pada saad Euclid (325 SM), perkembangan pemikiran rasional telah berkembang
cukup untuk memungkinkan, dan bahkan permintaan, sebuah studi sistematika
geometri.

2.3 Sejarah Geometri Euclid


Pada awalnya geometri hanya menitik beratkan pada jarak, luas,dan volume. Tetapi
pada abad ke-3 SM, geometri telah diletakkan dalam aksioma Euclid yang disebut
Geometri Euclid. Geometri Euclid selalu dikaitkan dengan seorang matematikawan
terkenal sepanjang abad yaitu Euclid (325-265 SM) dari Alexandria, Mesir. Seorang
penulis Arab, Al-Qifti (1248), mencatat bahwa ayah Euclid adalah Naucrates dan
kakeknya adalah Zenarchus, bahwa ia adalah seorang Yunani, lahir di Tirus dan tinggal di
Damaskus. Kemungkinan ia mengikuti akademi Plato di Athena, menerima pelatihan
matematika dari mahasiswa Plato, dan kemudian datang ke Alexandria. Euclid terkenal
sebagai “Bapak Geometri”, matematikawan kuno yang menghasilkan karya monumental.
Karya tersebut adalah The Elements, buku itu menjadi karya manusia terkenal dan akan
selalu digunakan sepanjang masa. Sekarang The Elements termuat di dalam buku teks
sekolah yang berkatian dengan geometri dan teori bilangan.Sebagian besar teorema
muncul dalam The Element tidak ditemukan oleh Euclid sendiri, tetapi merupakan hasil
karya matematikawan sebelumnya Yunani seperti Pythagoras, Hippocrates Chios,
Theaetetus Athena, dan Eudoxus dari Cnidos. Namun, Euclid biasanya terkenal dengan
pengaturan teorema secara logis, sehingga dapat menunjukkan (diakui, tidak selalu
dengan ketelitian yang dituntut oleh matematika modern) bahwa mereka harus mengikuti
dari lima aksioma sederhana.
The Elements merupakan buku pegangan baku lebih baik dari 2000 tahun dan buku
teks paling sukses yang pernah disusun manusia. Bagitu hebatnya Euclid menyusun
bukunya sehingga dari bentuknya saja sudah mampu menyisihkan semua buku teks yang
pernah dibuat orang sebelumnya. Buku ini aslinya ditulis dalam bahasa Yunani, kemudian
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Terbitan pertama muncul pada 1482, sekitar 30

5
tahun sebelum penemuan mesin cetak oleh Johann Gutenberg. Sejak penemuan mesin
cetak, buku itu diterbitkan dalam ribuan edisi dengan beragam corak. Buku The Elements
jauh lebih berpengaruh ketimbang semua risalah Aristoteles tentang logika. Buku ini
adalah contoh komplit perihal struktur dedukatif dan buah pikir yang menakjubkan dari
semua hasil kreasi otak manusia. Pada umumnya orang-orang Eropa tidak beranggapan
bahwa geometri ala Euclid hanyalah sebuah sistem abstrak. Mereka justru sangat yakin
bahwa gagasan Euclid benar-benar merupakan kenyataan yang sesungguhnya.
Pengaruh Euclid terhadap Isaac Newton juga sangat kentara. The Principe karya
Newton mirip dengan The Elements. Selain itu, berbagai ilmuwan juga mencoba
menyamakan diri dengan Euclid. Caranya dengan memperlihatkan bagaimana semua
kesimpulan mereka secara logis berasal dari asumsi asli. Itulah yang antara lain dilakukan
oleh ahli-ahli matematika seperti Bertrand Russel, Alfred North Whitehead, dan filosof
Spinoza. Kini para ahli matematika telah memaklumi bahwa geometri Euclid bukan satu-
satunya sistem geometri yang menjadi pegangan pokok. Mereka maklum bahwa selama
150 tahun terakhir banyak orang yang merumuskan geometri bukan ala Euclid.

2.4 Perkembangan Geometri Euclid


Euclid menyiratkan skeptisisme postulat 5 dengan menghindari penggunaannya
sampai proposisi 29 ketika digunakan untuk pertama kalinya.
Proclus, dalam bukunya Commentary, mengambil posisi bahwa postulat sejajar
harus turun dari daftar dalil-dalil dan ditambahkan sebagai suatu teorema. Upaya yang
sama dilakukan oleh matematikawan lain selama 2000 tahun setelah pengenalan Elemen.
Hampir semua orang yang mempelajari Postulat 5 memberitahukan dengan jelas tidak
memiliki sifat lainnya dalam empat postulat Euclid. Salah satu alasannya adalah bahwa
Postulat 5 mengharuskan pembaca untuk membayangkan perilaku garis saat mereka
mendekati tak terhingga. Alasan lain adalah cara bundaran yang termasuk konsep
kesejajaran. Hal ini telah lama menjadi misteri mengapa Euclid memilih ini untuk dalil
kelima, meskipun banyak dugaan tentang alasan-nya telah dibuat. Postulat kelima Euclid
adalah logis setara dengan atribut, berikut pernyataan langsung John Playfair (1795), yang
sering disebut sebagai postulat Playfair's Untuk setiap baris I dan setiap titik P tidak pada /
ada ada garis m unik yang berisi P dan sejajar dengan l.
Sebagian besar orang menemukan pernyataannya lebih mudah dipahami dari
Postulat Euclid 5. Meskipun demikian, dapat ditunjukkan bahwa setiap pernyataan
menyiratkan lainnya sehingga dapat digunakan untuk membangun suatu model di mana

6
semua teorema pada Elements adalah valid. Bahkan postulat Playfair, bagaimanapun,
adalah kurang jelas dari postulat kesejajaran Euclid, kontribusinya tidak mengatasi
pertanyaan apakah ya atau tidak Postulat 5 adalah independen dari yang lain.
Matematikawan dari era Playfair, terus mencari bukti teorema sejajar menggunakan
Postulat 1 sampai 4, dalam setiap kasus tanpa keberhasilan.
Salah satu teknik yang digunakan adalah beberapa dalam upaya ini adalah
pendekatan tidak langsung di mana satu mengasumsikan bahwa Postulat 5 adalah palsu
dan kemudian mencoba untuk menunjukkan bahwa asumsi ini mengarah ke kontradiksi.
Hasil ini menunjukkan bahwa Postulat 5 (atau ekuivalen) adalah satu-satunya pernyataan
yang konsisten tentang paralel untuk geometri yang mengasumsikan Postulat 1 sampai 4.
Untuk saat ini akan cukup mengatakan bahwa ini adalah akhirnya menunjukkan
bahwa Postulat 5 adalah independen dari yang lain dan bahwa geometri konsisten dapat
diturunkan dengan baik yaitu Postulat 5 (postulat Playfair's) atau pengingkaran yang
cocok itu. Tentu saja, penggunaan hasil postulat sejajar bertentangan dalam geometri yang
bertentangan satu sama lain.
a. Hilbert's Model
Selama abad kesembilan belas, menjadi jelas bagi matematikawan tertarik pada
geometri, bahwa tidak ada satu himpunan aksioma yang menghasilkan model
(universal yaitu) satu geometri. Sebaliknya, ada konsensus yang berkembang bahwa
validitas sistem aksioma geometrik tergantung pada konsistensi, kemerdekaan, dan
kelengkapan aksioma ditetapkan atas yang dibangun. Yang pasti, diketahui bahwa
himpunan aksioma yang berbeda akan menghasilkan model yang berbeda, tetapi studi
geometri pada saat itu tidak lagi dibatasi oleh gagasan bahwa setiap model yang
dihasilkan harus konsisten dengan model Euclidean. Model untuk geometri Euclidean
adalah yang paling intuitif, dan karena itu adalah model dengan dasar historis luas,
ahli matematika mengambil tugas membangun seperangkat aksioma yang akan
menghasilkan teorema Euclid tetapi tanpa kekurangan. Yang paling terkenal dari
karya-karya, Grundlagen der Geometrie (Yayasan Geometri), yang benar dengan
semangat di mana Euclid bekerja, diterbitkan pada tahun 1899 oleh arguably bernama
David Hilbert Jerman, matematikawan paling menonjol dari era itu.
Tidak seperti Euclid, Hilbert sangat berpengalaman dalam persyaratan
axiomatik modern. Untuk istilah undefined, Hilbert memilih "titik", "garis", "bidang,"
"di" (kejadian titik ke garis), "antara" (sebagai hubungan tentang tiga poin yang
berbeda), dan "kesebangunan." Ini merupakan penghargaan untuk kejeniusan Hilbert

7
(dan ketekunannya) bahwa dia dapat mengenali bahwa semua persyaratan yang
diperlukan geometri bidang Euclid dapat didefinisikan mulai dengan set sederhana
primitif. Misalnya, Hilbert mampu membedakan antara garis dan segmen garis
(sesuatu Euclid lupa lakukan).
Euclid tentu dimaksudkan untuk menyiratkan gagasan sama tapi gagal untuk
melakukan sepenuhnya. Hilbert tidak hanya dalil-dalil adanya garis antara dua titik
tetapi juga dalil-dalil keunikan garis itu. (Euclid mengasumsikan ini seluruhnya tetapi
gagal untuk mendalilkan ide). Sejak Postulat menggambarkan keberadaan titik, kita
yakin memiliki baris dengan yang bekerja, 1-3 formalitas Euclid diabaikan.
Sejak himpunan aksioma Hilbert dimaksudkan untuk memberikan dasar untuk
geometri Euclid tradisional, kita harus berharap bahwa semua ide-ide intuitif kita
tentang geometri datarberlaku dalam sistem aksiomatiknya. Misalnya, adal dan m
adalah garis. Apakah mungkin bahwa I dan berpotongan m di lebih dari satu titik?
Sejak intuisi kita mengatakan tidak, tetapi tidak menjamin bahwa aksioma garis
berpotongan sekali saja, kita harus berharap bahwa pernyataan ini dapat dibuktikan
sebagai teorema.
Geometri Hilbert memiliki arti penting matematika di luar "menambal sampai
lubang-lubang" dalam karya Euclid. Ini adalah contoh klasik dari metode aksiomatik
modern, dan karena itu muncul di sekitar awal abad itu, membantu mengatur nada
untuk banyak abad kedua puluh pikir matematis.
b. Birkhoff's Model
Pada bagian sebelumnya kita melihat bahwa Hilbert mampu memperluas
himpunan aksioma Euclid'sdan dengan menjadi teliti dalam pengembangan logis dari
teorema. Harga yang dibayar untuk Hilbert adalah seperangkat aksioma yang
kekakuannya jauh lebih besar dari Euclid's dan kebutuhan untuk memberikan bukti
agak sulit bagi beberapa hasilyang nyata/jelas, terutama di bidang keantaraan. Dalam
masa hidup Hilbert sejumlah ahli geometri lainnya juga tertarik dalam bidang
penelitian, tetapi pekerjaanHilbert telah bertahan sebagai upaya yang paling hampir
sesuai dengan pendekatan Euclid.
Seorang ahli matematika Amerika, GD Birkhoff, memberikan penjelasan
penting dari geometri Euclidean pada tahun 1932. Pekerjaan Birkhoff, seperti Hilbert,
dibangun sehingga konsisten dengan karya Euclid, itu tidak memberikan hasil baru
dalam hal teorema tersebut. Sebaliknya, signifikansi terletak di himpunanyang sangat
berbeda dari aksioma, ia memilih untuk menggunakan dalam pengembangan geometri.

8
Himpunan aksioma Birkhoff jauh lebih kecil daripada Hilbert (dan bahkan lebih kecil
banyak dari Euclid). Konsep primitif Birkhoff mengambil sebagai syarat, titik, garis,
jarak dansudut.
Meskipun Birkhoff memilih satu himpunan berbeda nyata dari dalil- dalil
Euclid atau Hilbert itu, hasilnya adalah sama. Sementara Hilbert adalah lebih tepat
gaya Euclid, sifat efisien dari himpunan dalil Birkhoff yang terbuat sangat menarik
bagi banyak matematikawan. Kemudahan salah satunya adalah dapat mengatasi
masalah keantaraan, kekongruenan, dan kesebangunan (antara topik lainnya) membuat
ini lebih baik daripada pendekatan pedagogis Hilbert dalam banyak hal. Bahkan,
aturanpostulat busur derajat yang standar dalam banyak buku teks sekolah menengah
saat ini, karena memungkinkan untuk ketat, tetapi tidak praktis, diskusi tentang topik
terkait. Pada bagian berikut kita akan mempelajari sebuah aksioma ditetapkan yang
ditawarkan oleh Kelompok Belajar Matematika Sekolah (SMSG) di mana aturan dan
dalil-dalil busur derajat diasumsikan. Himpunan aksioma yang dihasilkan tidak
independen, tapi keuntungan pedagogis, itu yang dirasakan, yang sepadan dengan
pengorbanan matematika kecil.
c. SMSG (School Mathematics Study Group) Postulates
Pada dua bagian sebelumnya kami mengalami dua pendekatan yang sangat
berbeda geometri Euclidean. Aksioma Hilbert membentuk dasar dari apa yang bisa
disebut pendekatan sintetis untuk geometri, karena menyediakan karakteristik
kualitatif tentang titik, garis, dan bidang yang diperlukan untuk menyimpulkan semua
proposisi dari Unsur Euclid's sintetis (misalnya, konstruktif). Sebaliknya, penetapan
aksioma Birkhoff adalah lebih analitis di alam, karena dalil- dalil yang diberikan di
dalamnya memungkinkan kita untuk berhubungan dengan istilah "titik, dan "sudut"
untuk jumlah numerik berdasarkan korespondensi satu-satu antara mereka dan
bilangan real. Hebatnya, dua " baris," himpunan aksioma yang dihasilkan oleh Hilbert
dan Birkhoff masih dalam geometri Euclid.
Pada awal 1960-an, aksioma lain untuk geometri Euclid disusun oleh
sekelompok matematikawan dan pendidik matematika bekerja sebagai komponen dari
suatu organisasi yang lebih besar dikenal sebagai School Mathematics Study Group
(SMSG). Kelompok ini, sebagian, dibentuk untuk mengatasi kegagalan dianggap
Amerika Serikat untuk bersaing di seluruh dunia dalam bidang sains dan matematika.
Selama akhir 1950-an, ketika Uni Soviet mulai menunjukkan tanda- tanda
keunggulan teknologi dibandingkan dengan Amerika Serikat, didirikan Kongres

9
Nasional Science Foundation melalui pendanaan yang didedikasikan substansial u
ntuk tujuan memperbaiki pendidikan matematika dan sains di segi programkurikuler
dalam matematika sekolah. SMSG adalah biaya dengan tugas Amerika Serikat. Salah
satu mereformasi secara keseluruhan mendefinisikan "matematika baru" untuk sekolah
dasar dan sekunder. Sementara banyak dari matematika baru tidak pernah berhasil
dilaksanakan, untuk aksioma geometri Euclid ditetapkan telah selamat, utuh, sampai
sekarang dan akan berfungsi sebagai dasar teks geometri Euclid dan non-Euclidean.
Dalam bagian ini kita akan membahas hubungan antara aksioma SMSG dan aksioma
dari Hilbert dan Birkhoff.
Aksioma SMSG dapat dipisahkan menjadi delapan kelompok berikut:
(I) Aksioma Postulat 1 insidensi,
(II) Aksioma tentang jarak-Postulat 2 sampai 4,
(III) Aksioma tentang hubungan ruang-Postulat 5 sampai 8,
(IV) Aksioma tentang pemisahan-Postulat 9 dan 10,
(V) Aksioma ukuran sudut-Postulat 11 hingga 14,
(VI) Aksioma Postulat kongruensi-15,
(VII) Aksioma Postulat kesejajaran-16,
(VIII) Aksioma tentang luas dan volume -Postulat 17 sampai 22.

Maksud dari penulis SMSG adalah untuk menyediakan seperangkat aksioma


yang (sejauh mungkin) lengkap dan membelajarkan, dan, di samping itu, salah satu
yang dapat diakses untuk siswa mulai studi geometri formal. Dalam rangka memenuhi
kedua tujuan tersebut, penulis SMSG memutuskan untuk mengorbankan
kemerdekaan. Alasan di balik keputusan ini adalah bahwa himpunan aksioma
independen memerlukan bukti sejumlah besar pendahuluan (dan jelas benar) teorema
sebelum pembuktian hasil utama. Waktu dan usaha yang diperlukan untuk memulai
model Hilbert, sedangkan latihan yang baik dalam aplikasi logika formal, tidak
memberikan wawasan baru setiap siswa ke dalam geometri. Akibatnya, beberapa
aksioma termasuk di himpunan SMSG adalah berlebih-lebihan, karena mereka dapat
dibuktikan dengan menggunakan yang lain. Ini adalah kelemahan kecil dan diimbangi
oleh kemudahan komparatif yang kita akan dapat bergerak ke hasil yang signifikan
dengan menggunakan himpunan SMSG.
Dari aksioma-aksioma yang diuraikan di atas, kelompok Ill dan bagian dari
kelompok VIII akan menjadi perhatian kecil kepada kami karena mereka

10
menggambarkan hubungan dalam geometri tiga dimensi yang tidak dipertimbangkan
di sini. Aksioma yang tersisa dapat dikaitkan dengan aksioma dinyatakan oleh Hilbert
atau Birkhoff.
Kesimpulannya kita telah melihat empat himpunan postulat dimaksudkan
untuk menentukan himpunan teoremayang sama: teorema Euclid, yaitu geometri
Euclid.
1. Elemen Euclid. Awal(tetapi masih cacat)disiplin eksposisi yang didefinisikan yang
dikenal sebagai geometri untuk lebih dari 2000 tahun.
2. Hilbert Grundlagen der Geometrie. Penanganan modern (1899) geometri
Euclidean yang benar dengan semangat kerja Euclid dan menggunakan
seperangkat aksioma yang diterima di bawah standar saat ini.
3. Satu himpunan Birkhoff tentang Postulat untuk Bidang Geometri (Berdasarkan
Skala dan busur derajat). Sebuah usaha modern kedua untuk menempatkan
geometri Euclidean pada pondasi secara mendasar dengan menggunakan
pendekatan dasarnya berbeda berdasarkan pengukuran.
4. SMSG. Sebuah himpunan pedagogis berorientasi dalil yang menggabungkan
(dengan mengorbankan kemerdekaan) fitur dari Hilbert dan Birkhoff dengan cara
yang memungkinkan untuk pengembangan efisien geometri Euclidean. Himpunan
aksioma untuk geometri Euclid lain telah ditawarkan selama bertahun-tahun, tetapi
yang tercantum di atas mungkin yang paling historis signifikan.

2.5 Pengertian dan Euclid’s Element dari Defenisi, Aksioma, Postulat dan Proposisi
Pada bahasan ini akan dijabarkan mengenai pengertian dan Euclid’s Element dari
komponen utama yang digunakan dalam geometri.
2.5.1 Definisi
Definisi adalah rumusan tentang makna dari suatu benda, aktifitas, proses dan
yang lainnya yang menjadi suatu konsep atau pokok bahasan agar lebih mudah
dipahami dan memiliki batasan untuk lebih mudah dimengerti. Dalam pembelajaran
matematika, definisi dari suatu pokok bahasan menjadi bagian penting untuk
dijelaskan terlebih dahulu kepada siswa.
Dalam pembelajaran geometri ada beberpa definisi pada komponen utama
geometri euclid yang tercantum pada buku 1 “the element”, yaitu:
a) Definisi1: Titik adalah sesuatu yang tidak punya bagian (sesuatu yang punya
posisi tetapi tidak punya dimensi)

11
b) Definisi 2: garis sesuatu yang punya panjang tetapi tidak punya lebar
c) Definisi 3: Ujung-ujung suatu garis adalah titik
d) Definisi 4: Garis lurus adalah garis yang terletak secara rata dengan titik-titik
pada dirinya
e) Definisi 5: Bidang adalah sesuatu yang hanya mempunyai panjang dan lebar
f) Definisi 6: Sisi-sisi dari bidang berupa garis
g) Definisi 7: Bidang datar adalah bidang yang terletak secara rata dengan garis-
garis lurus pada dirinya
h) Definisi 8: Sudut bidang terbentuk dari dua garis pada bidang yang bertemu
pada sebuah titik dan tidak terletak dalam sebuah garis lurus
i) Definisi 9: Dan ketika garis-garis yang membentuk sudut lurus, sudut tersebut
disebut rectilinear
j) Definisi 10: Ketika garis lurus berdiri pada sebuah garis lurus dan membentuk
sudut berdekatan yang besarnya sama, masing-masing sudut tersebut adalah sudut
siku-siku, dan garis yang berdiri dikatakan tegak lurus dengan garis kurus
tempatnya berdiri
k) Definisi 11: Sudut tumpul adalah sudut yang lebih besar dari sudut siku-siku.
l) Definisi 12: Sudut lancip adalah sudut yang lebih kecil dari sudut siku-siku.
m) Definisi 13: Batas adalah sesuatu yang merupakan ujung dari apapun
n) Definisi 14: Bangun adalah sesuatu yang dibentuk oleh batas atau batas-batas.
o) Definisi 15: Lingkaran adalah bangun datar yang dibentuk oleh satu garis
sedemikian hingga semua garis lurus yang jatuh pada bangun tersebut dari sebuah
titik di dalam bangun tersebut pada bangun tersebut panjangnya sama
p) Definisi 16: Dan titik tersebut disebut pusat lingkaran
q) Definisi 17: Diameter lingkaran adalah suatu garis lurus yang digambar melalui
pusat lingkaran dan berakhir di dua arah keliling lingkaran
r) Definisi 18: Setengah lingkaran adalah bangun yang dibangun oleh diameter
dan keliling lingkaran yang dipotong oleh diameter
s) Definisi 19: Bangun-bangun rectilinear adalah bangun-bangun yang dibentuk
oleh garis lurus. Bangun segitiga adalah bangun yang dibentuk oleh tiga garis
lurus, bangun segiempat adalah bangun yang dibentuk oleh empat garis lurus,
bangun segibanyak adalah bangun yang dibentuk oleh lebih dari empat garis lurus
t) Definisi 20: Dari bangun segitiga, segitiga sama sisi adalah segitiga yang
memiliki tiga sisi yang sama, segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki

12
dua sisi yang sama, segitiga sembarang (segitiga tak sama panjang) adalah
segitiga yang ketiga sisinya tidak ada yang sama
u) Definisi 21: Selanjutnya, pada bangun segitiga, segitiga siku-siku adalah segitiga
yang memiliki sudut siku- siku, segitiga tumpul adalah segitiga yang memiliki
sudut tumpul, segitiga lancip adalah segitiga yang memiliki sudut lancip
w) Definisi 22: Pada bangun segiempat, persegi adalah bangun yang semua sisinya
memiliki panjang yang sama dan memiliki sudut siku-siku, persegi panjang
adalah bangun yang memilik sudut siku- siku tetapi tidak memiliki dua pasang sisi
yang panjangnya sama, belah ketupat adlah bangun yang semua panjang sisinya
sama tetapi tidak memiliki sudut suku-siku
x) Definisi 23: Garis-garis lurus sejajar adalah garis lurus yang berada pada bidang
datar yang sama, dan jika diperpanjang secara terus menerus pada kedua arah
tidak akan berpotongan di arah manapun.

2.5.2 Aksioma
Aksioma adalah pernyataan yang diakui kebenarannya tanpa memerlukan
pembuktian (Pratama & Hernadi, 2018). Contoh aksioma pada geometri euclid yang
tercantum pada buku “the element” adalah:
a) Aksioma 1: Hal-hal yang sama adalah sama dengan suatu yang lain
b) Aksioma 2: Jika sesuatu yang sama ditambah dengan sesuatu yang sama,
jumlahnya sama. A=B, C=D maka A+C=B+D
c) Aksioma 3: Jika sesuatu yang sama dikurangi dengan sesuatu yang sama,
sisanya sama
d) Aksioma 4: Hal-hal yang berimpit satu sama lain, hal-hal tersebut sama
e) Aksioma 5: Keseluruhan lebih besar dari pada Sebagian

2.5.3 Postulat
“The Elements Of Geometry” merupakan salah satu buku penting pada saat
permulaan adanya teks mengenai geometri. Buku ini dikarang oleh Euclid. Buku yang
sudah tercipta pada tahun 300 S.M ini terkenal dengan muatan 5 postulat Euclid.
Postulat adalah istilah yang dikenal dalam matematika, yaitu pernyataan yang nilai
kebenarannya tidak perlu dibuktikan

Kelima postulat tersebut adalah sebagai berikut:

13
1. Setiap dua titik dapat dihubungkan dengan 1 garis lurus
2. Setiap potongan garis lurus diperpanjang menjadi garis lurus tak berhingga
panjangnya
3. Lingkaran dapat digambar dari sembarang titik pusat dengan jari-jari yang
berbeda.
4. Semua sudut 90◦ adalah kongruen
5. Jika a+b=180◦ maka dua garis ini sejajar dan tidak akan pernah berpotongan

Dalam sumber lain diberikan kelima postulat Euclid sebagai berikut:

• Postulat pertama Euclid


Untuk setiap titik A dan titik B yang berbeda terdapat tunggal garis l yang melalui
titik A dan titik B.
Postulat pertama Euclid menyatakan bahwa untuk sebarang dua titik
menentukan suatu garis tunggal. Garis tunggal yang melalui titik dan titik
disimbolkan dengan ⃡𝐴𝐵 atau l.
• Postulat kedua Euclid
Untuk setiap ruas garis 𝐴𝐵⃡ dan setiap ruas garis terdapat sebuah titik sehingga
• | •
titik B diantara A dan E dan ruas garis 𝐶𝐷 kongruen dengan ruas garis ⃡𝐵𝐸 .

|

Menunjukkan ruas garis ⃡𝐵𝐸 yang kongruen dengan ruas garis ⃡𝐶𝐷 dan ruas
garis ⃡𝐵𝐸 merupakan perpanjangan ruas garis ⃡𝐴𝐵 . Postulat Kedua Euclid berarti
bahwa suatu ruas garis dapat diperpanjang secara kontinu menjadi garis lurus.
• Postulat ketiga Euclid
Untuk setiap titik O dan setiap titik A yang berbeda dengan titik O terdapat
sebuah lingkaran dengan pusat O dan jari-jari OA
Postulat ketiga Euclid menyatakan bahwa melalui sebarang titik pusat dan
• A
sebarang jarak dapat dilukis suatu O
lingkaran
• Postulat keempat Euclid
Setiap sudut siku-siku adalah kongruen satu sama lain.
Postulat Keempat Euclid menyatakan bahwa untuk setiap sudut siku-siku
memiliki besar yang sama
• Postulat kelima Euclid
Untuk setiap garis l dan setiap titik P tidak •pada garis l terdapat tepat satu garis
P
m melalui yang sejajar dengan mgaris l. l

14
Postulat Kelima Euclid atau Postulat Kesejajaran Euclid menyatakan bahwa
hanya ada tepat satu garis sejajar melalui suatu titik di luar garis yang diketahui.
Pada geometri Euclid dua garis sejajar mempunyai jarak yang sama dan tidak
akan pernah berpotongan.

2.5.4 Proposisi
Proposisi adalah suatu hasil yang terbukti dan sering menarik. Contoh
proposisi geometry euclid:
Proposisi 1: Jika diberikan garis lurus dengan panjang terbatas, maka dapat dibuat
segitiga sama sisi.

Gambar 1. Proposisi 1
Bukti: Diberikan AB.
Buat lingkaran L1 dengan pusat A dan jari-jari AB ………. (postulat 3)
Buat lingkaran L2 dengan pusat B dan jari-jari AB ………. (postulat 3)
L1 dan L2 berpotongan di C.
Tarik garis dari A ke C dan dari B ke C ………. (postulat 1)
∆ABC adalah segitiga sama sisi.

Proposisi 2: Jika diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik di luar garis, maka
melalui titik tersebut dapat dibuat garis lurus yang panjangnya sama
dengan garis lurus yang diberikan.

15
Gambar 2. Proposisi 2

Bukti:
Diberikan garis AB dan titik C di luar AB.
Buat lingkaran L1 dengan pusat B dan jari-jari AB ………. (postulat 3)
Tarik garis dari B ke C ………. (postulat 1)
Buat segitiga sama sisi melalui BC ………. (proposisi 1) Namakan ∆BCD
Perpanjang BD sampai memotong L1 di E ………. (postulat 2)
Buat lingkaran L2 dengan pusat D dan jari-jari DE ………. (postulat 3) Perpanjang
CD sampai memotong L2 di F ………. (postulat 2)
BE = AB ………. (jari-jari L1) ……….1) DE = DF ………. (jari-jari L2)
DB + BE = DC + CF ………. (aksioma 1) Karena DB = DC ………. (∆BCD sama
sisi) Maka BE = CF ………. (aksioma 2) ……….2) Dari 1) dan 2) diperoleh AB =
CF

Proposisi 3: Jika diberikan dua garis lurus dengan panjang berbeda, maka garis lurus
yang lebih panjang dapat dipotong sehingga panjangnya sama dengan
garis lurus yang lebih pendek.

Proposisi 4: Jika dua buah segitiga memiliki dua sisi bersesuaian yang panjangnya
sama dan sudut-sudut yang dibentuk oleh kedua sisi tersebut besarnya
juga sama, maka panjang sisi dan besar sudut yang bersesuaian lainnya
juga sama.

16
Proposisi 5: Dalam segitiga sama kaki, sudut-sudut alas besarnya sama dan jika kedua
kaki diperparjang maka sudut-sudut di bawah alas juga sama besar.

Proposisi 6: Jika dua sudut dalam sebuah segitiga besarnya sama, maka sisi-sisi yang
berhadapan dengan sudut tersebut panjangnya juga sama.

Proposisi 7: Jika alas dua buah segitiga berimpit, dan sisi-sisi yang bersesuaian pada
dalam segitiga-segitiga tersebut sama panjang dan searah, maka titik
potong sisi-sisi yang bersesuaian dalam setiap segitiga berimpit

Proposisi 8: Jika sisi-sisi yang bersesuaian dalam setiap segitiga panjangnya sama,
maka sudut-sudut yang bersesauaian besarnya juga sama.

Proposisi 9: Sudut rectilinear dapat dibagi menjadi dua sama besar.

Proposisi 10: Garis lurus terbatas dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama panjang

Proposisi 11: Jika diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik pada garis lurus
tersebut, maka melalui titik tersebut dapat dibuat garis lurus yang tegak
lurus pada garis lurus yang diberikan

Gambar 3. Proposisi 11
Bukti :
Diberikan sebuah garis lurus AB , dan C terletak pada garis tersebut. Akan dibuktikan
bahwa melalui titik C, dapat dibuat garis lurus yang tegak lurus dengan garis lurus
AB.
Misalkan titik D adalah sebarang titik pada AC, maka dapat dibuat garis CE yang
sama dengan CD (Proposisi 2), dan melalui DE dapat dibuat segitiga sama sisi FDE

17
(Proposisi 1) dengan FC di dalamnya. Akan ditunjukkan bahwa garis lurus FC
membentuk sudut siku-siku terhadap garis lurus AB dari titik C yang diberikan.
Karena DC sama dengan CE, dan CF adalah garis persekutuan, maka kedua garis
lurus DC dan CF sama dengan masing-masing dua garis lurus EC dan CF. FDE
adalah segitiga sama sisi, maka DF sama dengan FE, sehingga sudut DCF sama
dengan sudut ECF (proposisi 8), dan mereka saling berdekatan.
Berdasarkan definisi 10,” ketika garis lurus berdiri pada sebuah garis lurus dan
membentuk sudut berdekatan yang besarnya sama, masing-masing sudut tersebut
adalah sudut siku-siku, dan garis yang berdiri dikatakan tegak lurus dengan garis
lurus tempatnya berdiri”. Sehingga masing-masing sudut DCF dan FCE adalah sudut
siku-siku, dan terbukti bahwa garis lurus FC membentuk sudut siku-siku terhadap
garis lurus AB dari titik C yang diberikan.

Proposisi 12: Jika diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik di luar garis lurus
tersebut, maka melalui titik tersebut dapat dibuat garis lurus yang tegak
lurus pada garis lurus yang di berikan.

Proposisi 13: jika sebuah garis lurus berdiri pada sebuah garis lurus, maka akan
membentuk dua sudut siku siku atau sudut yang jumlahnya sama
dengan dua sudut siku siku.

Proposisi 14: Diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik pada garis tersebut, jika
dua daris lurus melalui titik tersebut dan membentuk sudut yang
besarnya sama dengan dua kali sudut siku-siku, maka kedua garis lurus
tersebut segaris.

Proposisi 15: Jika dua buah garis lurus berpotongan, maka akan terbentuk dua sudut
bertolak belakang yang besarnya sama. Akibat : jika dua buah garis
lurus berpotongan, maka sudut-sudut pada titik potong tersebut
jumlahnya sama dengan empat sudut siku siku.

Proposisi 16: Jika salah satu sisi dalam segitiga diperpanjang, maka sudut
eksteriornya lebih besar dari pada sudut interior yang tidak bersisian.

18
Gambar 4. Proposisi 16
Proposisi 17: Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari dua sudut siku-siku.

Gambar 5. Proposisi 17 (a)

Gambar 6. Proposisi 17 (b)


Proposisi 18: Dalam segitiga, sudut dihadapan sisi yang lebih panjang juga lebih
besar.

Proposisi 19: Dalam segitiga, sisi dihadapan sudut yang lebih besar juga lebih
panjang.

Proposisi 20: Jumlah dua sisi dalam segitiga lebih besar dari sisi yang lainnya.

Proposisi 21: Jika dari ujung-ujung salah satu sisi segitiga dibuat dua garis
lurus sedemikian hingga membentuk segitiga baru, maka jumlah
kedua sisi (yang tidak berimpit) segitiga baru lebih kecil daripada
jumlah kedua sisi (yang tidak berimpit) segitiga awal, tetapi besar
sudut yang dibentuk lebih besar.

Proposisi 22: Jika diberikan tiga garis lurus maka dari garis lurus, maka dapat
dibentuk sebuah segitiga.

19
Proposisi 23: Jika diberikan sebuah sudut dan sebuah garis lurus, maka melalui garis
lurus tersebut dapat dibuat sudut yang besarnya sama dengan yang
diberikan.

Proposisi 24: Jika dua buah segitiga memiliki dua sisi yang bersesuaian, tetapi sudut
yang dibentuk oleh sisi- sisi tersebut pada segitiga pertama lebih besar,
maka alas segitiga pertama lebih panjang.

Proposisi 25: Jika dua buah segitiga memiliki dua bersesuaian sisi yang sama besar,
tetapi sisi lainnya pada segitiga pertama lebih besar daripada yang di
segitiga yang ke dua, maka sudut yang berhadapan dengan sisi yang
lebih besar pada segitiga pertama juga lebih besar dari pada yang di
segitiga ke dua.

Proposisi 26: Jika dua buah segitiga memiliki dua sudut bersesuaian sama besar dan
sisi yang terkait dengan sudut-sudut tersebut sama panjang, maka sudut
dan sisi yang bersesuaian lainnya juga sama besar.

Proposisi 27: Jika sebuah garis lurus memotong dua garis lurus dan membentuk sudut
dalam berseberangan yang sama besar, maka kedua garis lurus yang
dipotong btersebut sejajar.

Gambar 7. Proposisi 27
Misalkan sebuah garis transversal memotong dua garis k dan m di titik A dan B dan
membentuk sepasang sudut dalam bersebrangan 1 dan 2 yang sama.
Andaikan k dan m tidak sejajar, maka keduanya berpotongan di titik C, dan membentuk
∆ABC. Titik C terletak di sebelah kiri AB atau di sebelah kanannya. Dalam hal ini
sudut luar ∆ ABC sama dengan sudut dalam yang tidak bersisian dengannya (Hal ini
kontradiksi dengan proposisi16), jadi pengandaian salah. Garis m dan k sejajar.

20
Proposisi 28: Jika sebuah garis lurus memotong dua garis lurus dan membentuk sudut
eksterior sama dengan sudut interior yang tidak bersisian (sehadap), atau
jumlah sudut interiornya sama dengan dua sudut siku-siku, maka kedua
garis lurus yang dipotong tersebut sejajar.

Proposisi 29: Jika sebuah garis lurus memotong dua garis lurus yang sejajar dan
membentuk sudut dalam berseberangan yang sama besar, maka sudut
eksterior sama dengan sudut interior yang tidak bersisian (sehadap),
dan jumlah sudut interiornya sama dengan dua sudut siku-siku.

Proposisi 30: Jika dua buah garis lurus sejajar dengan sebuah garis lurus, maka
kedua garis lurus tersebut sejajar satu sama lain.

Proposisi 31: Melalui sebuah titk di luar garis lurus dapat dibuat garis lurus yang
sejajar dengan garis lurus tersebut.

Proposisi 32: Dalam sebuah segitiga, jika salah satu sisi diperpanjang, maka besar
sudut eksterior sama dengan jumlah besar sudut interior yang tidak
bersisian.

Proposisi 33: Garis lurus yang terkait dengan ujung-ujung garis lurus yang sejajar
dan sama panjang juga sejajar dan sama panjang.

Proposisi 34: Dalam jajar genjang, sudut-sudut yang tidak bersisian


(berhadapan) sama besar dan diagonalnya membagi dua daerahnya
sama besar.

Proposisi 35: Jika dua buah jajargenjang terletak pada garis-garis sejajar yang sama
dan alasanya berimpit maka luas kedua jajargenjang tersebut sama.

Proposisi 36: Jika dua buah jajargenjang terletak pada garis-garis sejajar yang
sama dan alasanya sama panjang maka luas kedua jajargenjang
tersebut sama.

21
Proposisi 37: Jika dua buah segitiga terletak pada garis-garis sejajar yang sama dan
alasnya berimpit maka luas kedua jajargenjang tersebut sama.

Proposisi 38: Jika dua buah segitiga terletak pada garis-garis sejajar yang sama dan
alasanya sama panjang maka luas kedua jajargenjang tersebut sama.

Proposisi 39: Jika dua buah segitiga memiliki luas yang sama dan alasnya serta
sisinya berimpit, maka kedua segitiga tersebut terletak pada garis-
garis sejajar yang sama.

Proposisi 40: Jika dua buah segitiga memiliki luas yang sama dan alasnya serta
sisinya sama panjang, maka kedua segitiga tersebut terletak pada
garis-garis sejajar yang sama.

Proposisi 41: Jika sebuah jajargenjang memiliki alas yang berimpit dengan alas
sebuah segitiga dan terletak dalam garis sejajar yang sama, maka luas
jajargenjang sama dengan dua kali alas segitiga.

Proposisi 42: Jika diberikan sebuah segitiga dan sebuah sudut rectilinear, maka
melalui sudut rectilinier tersebut dapat dibuat jajargenjang yang
luasnya sama dengan dua kali luas segitiga tersebut.

Proposisi 43: Dalam jajargenjang, komplemen-komplemen jajargenjang pada


diagonal memiliki luas yang sama.

Proposisi 44: Jika diberikan sebuah garis lurus, sebuah sudut rectilinear, dan sebuah
segitiga, maka melalui sudut dan garis lurus tersebut dapat dibuat
sebuah jajargenjang yang luasnya sama dengan dua luas segitiga yang
diberikan

Proposisi 45: Jika diberikan sebuah sudut dan sebuah bidang rectilinear, maka melalui
sudut tersebut dapat dibuat jajargenjang yang luasnya sama dengan
bidang yang diberikan.

Proposisi 46: Melalui sebuah garis dapat dibuat sebuah jajargenjang.

22
Proposisi 47: Dalam segitiga siku-siku, kuadrat sisi di hadapan sudut siku-siku sama
dengan jumlah kuadrat dua sisi yang lainnya.

Proposisi 48: Jika dalam segitiga kuadrat salah satu sisi sama dengan jumlah kuadrat
dua sisi yang lainnya, maka sudut yang dibentuk oleh dua sisi yang
lainnya tersebut adalah siku-siku.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan materi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Geometri adalah cabang ilmu tertua dalam matematika, yang merupakan studi tentang
geometris, seperti segitiga, lingkaran, oval, persegi, persegi panjang, belah ketupat,
piramida, prisma dll.
2. Sejarah Geometri sebelum euclid adalah kemampuan untuk mengabstrak ide-ide dari
orang Mesir dari konteks fisik ke sebuah satu mental. Proposisi yang ia berikan adalah
salah satunya dari yang paling sederhana dalam geometri bidang.
3. Perkembangan geometri, postulat kelima yang dinyatakan oleh Euclid banyak
menimbulkan kontroversi dan mendapatkan perhatian dari tokoh-tokoh geometri
selanjutnya. Postulat kelima Euclid memang berbeda dengan keempat postulat
lainnya.
4. Defenisi adalah rumusan tentang makna dari suatu benda, aktifitas, proses dan yang
lainnya yang menjadi suatu konsep atau pokok bahasan agar lebih mudah dipahami
dan memiliki batasan untuk lebih mudah dimengerti.
Aksioma adalah pernyataan yang diakui kebenarannya tanpa memerlukan pembuktian
Postulat adalah ” merupakan salah satu buku penting pada saat permulaan adanya teks
mengenai geometri
Proposisi adalah suatu hasil yang terbukti dan sering menarik.

3.2 Saran
Untuk lebih memahami materi Sejarah Geometri dari Konsep Luas baik Geometri
Euclid dan Non Euclid, kami menyarankan pembaca untuk mencari bahan referensi yang
lebih lengkap lagi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ekowati, Dyah Worowirastri dan Beti Istanati Suwandayani. 2019. Literasi Numerasi Untuk
Sekolah Dasar. Malang: UMM Press

Fauzi, Amin. (2018). Mengenal Geometri Euclid dan Non Euclid Lebih Dekat. Edisi Revisi.
Unined Press.

Fitzpatrick Richard. Euclid’s Elements of Geometry. 1885. The Greek text, Heiberg

Fuat. 2020. Geometri Datar: Individual Textbook. Pasuruan: Lembaga Academic & Research
Institute.

Kusno. (2004). Geometri. Jurusan Matematika FMIPA: Universitas Jember.

Mathopenref. Euclid. http://www.mathopenref.com/euclid.html. Diakses tanggal 27 September 2012.

Pratama, F. P., & Hernadi, J. (2018). Konsistensi Aksioma-Aksioma Terhadap Istilah-Istilah


Takterdefinisi Geometri Hiperbolik Pada Model Piringan
Poincare. EDUPEDIA, 2(2), 161-178.

25

Anda mungkin juga menyukai