Anda di halaman 1dari 18

GEOMETRI SEBAGAI SISTEM DEDUKTIF, POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES

DAN STRUKTUR GEOMETRI BIDANG EUCLIDES

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. WIDYA MEKA CEPTIA SILABAN (17150149)


2. IRENA OPRIANTI SILABAN (17150127)
3. SUBANDI JUJUR TAMPUBOLON (17150122)
4. NOVI ROSELINA SARAGIH (17150148)
5. IKA RONAULI SITUMORANG (17150125)
6. SHEILINE P SIHOMBING (17150129)
7. GRACE CICILIA SIMANJUNTAK (17150116)
8. BELLA THEEREZA TAMPUBOLON (17150130)
9. RIRIN MALAU (17150120)
10. DONI SIHOMBING (1715O153)
11. NATASYA P PADANG (15150173)
12. ANDIKA NAINGGOLAN (16150028)
MATA KULIAH : GEOMETRI
DOSEN PEMBIMBING : RIANITA SIMAMORA,M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

PEMATANGSIANTAR

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang mungkin sederhana . Makalah ini kami buat dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Geometri. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan, motivasi, bimbingan, arahan
dan saran yang telah diberikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk
maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Makalah ini kami akuai masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masuk- masukkan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Pematangsiantar,18 Agustus 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. GEOMETRI SEBAGAI SUATU SISTEM DEDUKTIF ................. 3
1. Sejarah ........................................................................................ 3
B. POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES .................................... 7
C. STRUKTUR GEOMETRI BIDANG EUCLIDES .......................... 8
1. Geometri Euclides ....................................................................... 8
2. Perkembangan Geometri Euclides ............................................. 11
3. Geometri Unsur Struktur ........................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................. 16
B. SARAN............................................................................................... 17
C. DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Geometri berasal dari kata Latin “Geometria”. Kata geo memiliki arti tanah dan
metria memiliki arti pengukuran. Berdasarkan sejarah, Geometri tumbuh jauh sebelum
Masehi karena keperluan pengukuran tanah di sekitar kawasan sungai Nil setelah terjadi
banjir. Dalam bahasa Indonesia Geometri dapat diartikan sebagai Ilmu Ukur. Geometri juga
didefinisikan sebagai cabang matematika yang mempelajari titik, garis, dan bidang serta
benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungan satu sama lain
(Moeharti Hadiwidjojo, 1986: 1.2). Geometri dapat dipandang sebagai sistem deduktif, suatu
sistem yang harus ada pengertian-pengertian pangkal, yaitu unsur-unsur dan relasi-relasi yang
tidak didefinisikan, kemudian definisi, selain definisi juga harus ada relasi-relasi lain yang
dapat dibuktikan dengan menggunakan definisi atau postulat-postulat itu yang disebut dalil
atau teorema. Proses untuk mendapatkan atau menurunkan suatu dalil dari himpunan
pangkal, definisi, dan postulat inilah yang disebut deduksi. Dalam Geometri sebagai suatu
sistem deduktif himpunan postulat itu dapat dipandang sebagai aturan permainan (Moeharti
Hadiwidjojo, 1986:) Geometri yang pertama-tama muncul sebagai suatu sistem deduktif
adalah Geometri dari Euclid. Sekitar tahun 330 SM, Euclid menulis buku sebanyak 13 buah
dengan mengumpulkan materi dari berbagai sumber. Buku (naskah) tersebut mengalami
beberapa kali transliterasi. Naskah tersebut kemudian dikenal sebagai The Elements atau
Euclid’s Elements. Salah satu ilmuan yang memiliki andil dalam menganalisis dan menulis
kembali The Elements adalah ahli sejarah J.L Hiberg. Dalam bukunya yang pertama Euclid
menjelaskan mengenai definisi, postulat, aksioma (common notions) dan dalil. Euclid melalui
bukunya telah menjelaskan beberapa definisi dan lima kebenaran “nyata” yang dinamakan
postulat. Menurut J.L Heiberg (2008:7), Postulat Kelima Euclid adalah “Jikasuatu garis lurus
memotong dua garis lurus (lainnya) dan membuat sudut-sudut dalam sepihak kurang dari dua
sudut siku-siku (kurang dari ), kedua garis itu jika diperpanjang tak terbatas, akan bertemu
dipihak tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari sudut siku (dan tidak bertemu di sisi
lainnya).” Postulat Kelima Euclid menyebabkan perbedaan pendapat di kalangan ilmuwan
matematika mengenai kebenaran postulat tersebut. Selama dua ribu tahun, para ilmuwan
matematika berusaha membuktikan bahwa Postulat Kelima Euclid atau Postulat Kesejajaran
Euclid tidaklah benar. Beberapa ilmuwan berusaha membuktikannya, sebagian hanya
mengulang Postulat Kesejajaran Euclid dalam bentuk baru seperti yang dikemukakan oleh
John Playfair. Menurut Marvin J. Greenberg (1994:19), Postulat Kelima Euclid atau postulat
Playfair adalah “Untuk setiap garis dan untuk setiap titik yang tidak terletak pada ada paling
banyak sebuah garis m yang melalui dan sejajar dengan .” Beberapa ilmuwan telah gagal
dalam membuktikan bahwa Postulat. Kesejajaran Euclid merupakan sesuatu yang salah,
namun usaha pembuktian ini menyadarkan matematikawan lain bahwa postulat tersebut
tidaklah pasti dan memungkinkan adanya teori yang lain dari geometri yang dibangun dari
Postulat.

4
B. Rumusan Masalah

1.Apa itu geometri ?


2. Apa dasar-dasar Geometri ?
3. Bagaimana geometri sebagai sistem deduktif ?
4. Bagaimana struktur unsur geometri bidang euclidies ?

C. Tujuan
1. Menunjukkan apa itu geometri
2. menunjukkan apa saja dasar-dasar geometri
3. untuk mengetahui geometri sebagai sistem deduktif
4. untuk mengetahui struktur unsur geometri bidang euclidies

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. GEOMETRI SEBAGAI SUATU SISTEM DEDUKTIF


1. Sejarah
Dengan memandang geometri sebagai sistem deduktif, geometri dapat disebut
sebagai suatu sains deduktif. Dengan berawal pada pengertian pangkal, definisi dan
postulat-postult itu menentukan macam geometri. Dengan memandang geometri
sebagai sistem deduktif yang didasarkan atas himpunan postulat, yang dapat dianggap
sebagai aturan permainannya, maka jika postulat itu diganti akan didapat geometri
yang lain. Kata Kunci: deduktif, postulat, sistem geometri.
Geometri berasal dari kata latin “Geometria”, geo yang berarti tanah dan metria
berarti pengukuran. Menurut sejarahnya,geometri tumbuh pada zaman jauh sebelum
masehi karena keperluan pengukuran tanah setiap kali sesudah sungai Nil di Mesir
banjir.
Awal geometri bermula dari zaman prasejarah,ketika itu penduduk suatu
daerah berkembang, tempat tinggal alamiah yang tersedia tidak cukup. Orang perlu
membangun tempat perlindungan yang cukup besar untuk menampung keluarga dan
kuat untuk menahan angin, hujan dan badai. Untuk membuat tempat berlindung
dengan ukuran yang tepat, seseorang harus membandingkan ukuran panjang. Jadi,atap
harus terletak lebih tinggi di atas tanah dari pada ujung kepala orang paling
tinggi.Perintis geometri adalah orang. Babilonia purba. Tanah antara sungai Trigis dan
Eufrat, tempat tinggal orang Babilonia, semula berupa rawa. Kanal-kanal dibangun
untuk mengeringkan rawa itu dan untuk menampung luapan air sungai. Untuk maksud
pembangunan kanal,mereka perlu meneliti tanah. Dalam melakukan penelitian itu,
orang Babilonia menciptakan aturan-aturan untuk mencari luas tanah. Aturan-aturan
ini tidak terperinci benar,tetapi pengetahuan yang mereka peroleh cukup untuk
pembangunan kanal. Di Mesir, orang mempunyai ladang pertanian di sepanjang
sungai Nil dikenakan pajak sesuai dengan tanah milik mereka. Dalam musim
penghujan, sungai Nil akan meluap mengenai tanah itu, dan menghanyutkan semua
tanda-tanda batas pe-milikan tanah. Oleh karena itu, orang perlu mengukur lagi tanah
sehingga masing-masing pemilik akan memperoleh bagian mereka yang sah. Setelah
banjir surut, orang yang telah dilatih secara khusus disebut tukang perentang tali akan
menetapkan petunjuk batas baru. Mereka menggunakan simpul-simpul tali berjarak

6
sama, sehingga mereka dapat mengukur panjang yang diinginkan dan membagi tanah
itu ke dalam bentuk-bentuk segitiga, segiempat, persegi panjang, dan trapezium. garis
besar dan sering tidak tepat. Seperti yang kita ketahui sekarang, misalnya, bahwa luas
setiap segitiga adalah setengah hasil kali alas dan tingginya. Orang Mesir secara salah
memberikan ukuran luas segitiga ini sebagai setengah hasil kali alasnya dengan
sebuah sisi. Sebagian besar dari segitiga-segitiga yang panjang dan sempit, dan dalam
segitiga seperti itu tidak terdapat perbedaan antara panjang sisi dan tingginya. Oleh
karena itu, hasil dari perhitungan orang Mesir berguna sekali sebagai dasar pembagian
tanah dan penarikan pajak terhadap pemiliknya.Yunani menamakan pengukur tanah
bangsa Mesir zaman dahulu para geometer atau pengukur tanah. Geometri berasal dari
bahasa Yunani ‘ge’ artinya tanah dan Mereka menciptakan aturan- ‘metria’ artinya
ukuran. Pengukur aturan yang praktis untuk mengukur luas bentuk-bentuk itu.
Aturan-atur- tanah menemukan banyak fakta tentang segitiga, bujur-sangkar,itu
beraneka ragam dan bersifat persegi panjang, dan bahkan lingkaran. Fakta ini menjadi
ilmu yang oleh orang Yunani disebut ‘geometri’ atau ‘ilmu tentang ukuran tanah’.
Geometri dewasa ini lebih luas daripada tahap awalnya, tetapi ilmu ini masih
menyangkut ukuran, bentuk, dan kedudukan benda-benda. Orang Yunani membuat
kemajuan penting dalam bidang geometri.Mereka tidak hanya mengoreksi aturan-
aturan orang Mesir yang salah, tetapi juga mempelajari berbagai bentuk geometri agar
dapat menyusun hubungan-hubungannya. Thales, seorang ahli matematika Yunani
yang hidup kira-kira 2500 tahun yang lalu, menemukan bahwa setiap garis tengah
ditarik dalam sebuah lingkaran akan membagi lingkaran menjadi dua buah setengah
lingkaran. Dia juga mengamati bahwa jika 2 garis lurus memotong satu sama lain,
maka sudut yang bertolak belakang selalu sama, tidak tanah milik mereka, bukan
untuk penggunaan secara praktis. Orang Yunani mengubah geometri dari pengkajian
tentang hubungan antara bagian dari bentuk-bentuk yang ada dalam ruang. Hal ini
yang sekarang dimaksud dengan geometri. Setelah Thales, ahli matematika Yunani
yang lain menemukan dan membuktikan fakta-fakta tentang bentuk-bentuk geometri.
Mereka mengemukakan fakta-fakta itu dalam pernyataan-pernyataan yang disebut
dalil atau teorema. Mereka juga menciptakan berbagai alat untuk menggambar bentuk.
Biasanya, alat-alat yang diperbolehkan dalam pengkajian geometri secara formal
adalah penggaris yang tidak diberi tanda, untuk menggambar garis lurus, dan jangka
untuk menggambar lingkaran dan memindahkan ukuran. Orang Yunani
mengemukakan berbagai soal konstruksi, untuk menjadi soal sudut apapun yang

7
dipecahkan hanya menggunakan dibentuk oleh garis itu. Hal ini merupakan
permulaan perhitungan penggaris dan jangka. Di antara soal soal ini adalah sebagai
berikut:
angka-angka untuk menghitung
1. Membuat suatu bujur sangkar yang luasnya tepat sama dengan luas sebuah
lingkaran yang diketahui, biasa disebut membujursangkarkan lingkaran.
2. Membuat sisi sebuah kubus yang sisinya akan tepat 2 kali lipat isi kubus diketahui,
biasa disebut menduplikasikan kubus.
3. Membuat sebuah sudut yang besarnya sama dengan sepertiga besar suatu sudut
yang diketahui, biasa disebut membagi tiga sudut.Selama lebih dari 20 abad, ahli
matematika berusaha memecahkan soal itu, tanpa berhasil. Akhirnya,dalam abad XIX
dibuktikan bahwa kita tidak mungkin membujur-sangkarkan lingkaran,
menduplikasikan kubus, atau membagi tiga sebuah sudut. Kita mungkin membuat
ketiga kontruksi ini dengan alat yang dirancang secara khusus. Kontruksi sedemikian
itu termasuk Telah disebutkan di atas bahwa geometri menurut sejarahnya tumbuh
pada zaman sebelum Masehi karena keperluan pengukuran tanah setiap kali sesudah
sungai Nil di Mesir banjir. Dalam Bahasa Indonesia Geometri diterjemahkan sebagai
ilmu Ukur. Geometri dapat didefinisikan sebagai cabang Matematika yang
mempelajari titik,garis,bidang dan benda-benda ruang serta sifat-sifat-nya, ukuran-
ukurannya dan hubungannya satu sama lainnya.Jadi, Geometri dapat dipandang
sebagai suatu studi yang mempelajari tentang ruang phisik. Kita telah mengetahui apa
yang disebut garis, segitiga, jajaran genjang, persegi panjang, bujur sangkar,belah
ketupat, trapezium,kubus, bola, kerucut, prisma dan sebagainya. Bangun-bangun atau
benda-benda itu perlu didefinisikan dalam bidang geometri tinggi dan untuk
mendefinisikan sesuatu diperlukan pengertian-pengertian sebelumnya. Jadi, tidak
mungkin semuanya didefinisikan. Untuk menghindari lingkaran dari definisi perlu
adanya pengertian-pengertian pangkal atau unsur-unsur yang tidak didefinisikan.
Contoh dari suatu lingkaran definisi: Titik adalah perpotongan dua garis. Garis adalah
penghubung dua titik. Suatu definisi harus dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat
yang memuat “bila dan hanya bila” atau dapat dibalik misalnya : Suatu segitiga sama
sisi adalah suatu segitiga yang ketiga sisinya sama. Ini harus berarti : Jika suatu
segitiga sama sisi, maka ketiga sisinya sama. Jika suatu segitiga sisinya sama, maka
segitiga itu sama sisi. Mengingat perlu adanya unsu runsur yang tidak didefinisikan,
maka tidak semua relasi dapat didefinisikan. Jadi harus ada relasi yang tidak

8
didefinisikan. Unsur-unsur dan relasi-relasi yang tidak didefinisikan pengertian-
pengertian pangkal, yaitu unsur-unsur dan relasi-relasi yang tidak didefinisikan.
Masih diperlukan pula definisi-definisi dari unsur unsur lain dengan menggunakan
pengertian pangkal tersebut. Definisi memungkinkan kita memberi nama pada unsur-
unsur sehubungan dengan pengertian pangkal itu. Selain itu harus ada relasirelasi atau
pernyataan yang dapat diterima tanpa bukti yang dinamakan sebagai asumsi atau
aksioma atau postulat. Relasi-relasi lainnya yang dapat dibuktikan dengan
menggunakan definisi atau postulat postulat itu dinamakan dalil atau teorema. Proses
untuk mendapatkan atau menurunkan suatu dalil dari himpunan pengertian pangkal,
definis dan postulat disebut suatu deduksi. Jadi, sistem deduktif mempunyai sejumlah
pengertian pangkal, definisi, postulat, dan teorema-teorema. disebut pengertian
pangkal.Gambaran sistem deduktif dapat Geometri dapat dipandang seba-disajikan
sebagai berikut: sebagai suatu sistem deduktif.

Geometri dapat dipandang sebagai sebagai suatu sistem deduktif,apakah


artinya itu? Dalam suatu sistem deduktif harus ada pengertian-pengertian
pangkal,yaitu unsur-unsur dan relasi relasi yang tidak di definisikan. Masih
diperlukah pula definisi definisi dari unsur unsur lain dengan menggunakan
pengertian pengertian pangkal tersebut. Dengan definisi-definisi memungkinkan kita
untuk memberikan nama pada unsur-unsur sehubungan dengan pengertian pangkal
itu.

Selain itu,harus ada relasi-relasi atau pernyataan yang dapat diterima tanpa
bukti yang disebut sebagai asumsi atau aksioma atau postulat. Relasi relasi lainnya
yang dapat dibuktikan dengan menggunakan definisi atau postulat-postulat itu disebut
teorema. Proses untuk mendapatkan atau menurunkan suatu teorema dari himpunan
pengertian pangkal,definisi dan postulat disebut deduktif. Jadi, suatu sistem deduktif
mempunyai sejumlah pengertian pangkal,definisi,postulat dan teorema-teorema.

1.1 Postulat
Dalam Geometri harus hanya ada satu presentasi yang memenuhi satu
himpunan postulat itu atau jika ada dua, tentu keduanya harus isomorphic. Dikatakan
himpunan postulat itu harus “categorical”. Dalam Geometri kita akan memperhatikan
kesimpulan-kesimpulan dan akibat-akibat dari himpunan postulat itu dan tidak
memperhatikan artinya dalam ruang hidup kita.

9
Postulat berasal dari bahasa Latin 'postular' yang artinya 'untuk menuntut'. Tidak
seperti aksioma, postulat bertujuan untuk menangkap hal-hal yang khas dari sebuah
struktur. Pernyataan seperti 'Adalah mungkin menggambar sebuah garis dari suatu
titik ke titik lain' adalah contoh dari postulat yang diungkapkan oleh Euclid.

1.2 Aksioma
Aristoteles menggunakan istilah aksioma yang berasal dari bahasa Yunani
'axioma' yang artinya 'untuk dianggap layak' atau 'untuk diminta', kadang kala
diartikan sebagai 'pendapat umum'. Dalam Matematika, aksioma dikategorikan
menjadi 'Logical Axiom' dan 'Non-Logical Axiom'. Yang dimaksud dengan logical
axiom adalah proposisi atau pernyataan, sedangkan non-logical axiom adalah sifat-
sifat yang terdefinisi dalam domain teori matematika yang spesifik atau pernyataan
logika, dimana menggunakan langkah-langkah deduksi untuk membangun teori
matematika. Pernyataan seperti "Sesuatu hal yang sama dengan hal yang lain, adalah
sama satu sama lain." merupakan contoh dari aksioma yang diungkapkan oleh
Euclides.

B. POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES


Telah kita ketahui bahwa pembuktian geometri yang mengambil kesimpulan
dari diagram dianggap tidak memuaskan saat ini. Para ahli geometri tidak menemukan
ketentuan yang standar. Sebaliknya,Euclides seorang ahli logika masih mendasarkan
pada diagram dalam pembuktiannya.
Sejauh ini sebagaimana yang dipercaya para ahli matematika geometri Euclides
adalah satu satunya teori ruang yang mungkin dan betul betul menggambarkan dunia
fisik. Teori Euclides ini dibantah pada awal abad ke 19 oleh penemu geometri non-
Euclides dan akhirnya ide tentang hakikat geometri dan kedudukan yang unik dalam
geometri euclides,yang telah dipegang oleh para pemikir besar selama lebih dari 2000
tahun dihancurkan pada decade 1820-1830.

10
C. STRUKTUR GEOMETRI BIDANG EUCLIDES
1. Geometri Euclides
Dalam Geometri sebagai suatu sistem deduktif himpunan postulat itu
dipandang sebagai “aturan permainan”. Himpunan postulat harus konsisten, artinya
tidak boleh ada 2 pernyataan yang bertentangan. Demikian pula tidak boleh ada 2 dalil
yang bertentangan. Demikian pula tidak boleh ada 2 dalil yang bertentangan yang
diturunkan dari dapat dipandang sebagai suatu sistem deduktif adalah Geometri dan
Euclides. Geometri Euclides ini bertahan selama hampir 2000 tahun. Matematikawan
yang bernama Euclides ini berasal dari Aleksandria. Euclides hidup kira-kira 300
tahun sebelum Masehi. Dia menulis bukunya sebanyak 13 buah dengan
mengumpulkan materinya dari beberapa sumber dan dari tokoh-tokoh sebelumnya.
Euclides adalah penulis dan penyusun buku yang sangat luar biasa, bukunya
himpunan postulat itu. disebut “The Elements” atau “Euclid’s Elements” yang dapat
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai “Unsur-unsur Euclides”. Buku-
buku Euclides itu adalah sebagai berikut : Enam buah bukunya yang pertama
membicarakan tentang segitiga, segiempat, lingkaran, segibanyak,perbandingan dan
kesebangunan. Empat buah buku berikutnya membicarakan ilmu bilangan satu buah
buku (yang ke 11) memperkenalkan geometri ruang yang berhubungan dengan buku
yang pertama. Buku yang ke 12 adalah sebuah buku membahas limas, kerucut dan
tabung. Satu buah bukunya lagi yaitu yang ke-13 membicarakan bidang banyak
beraturan dan memberikan kontruksi dari benda-benda”platonic” atau benda-benda
‘cosmic’. Benda benda ini disebut benda “cosmic”udara, bidang dua puluh
(tetrahedron) dan air, dan ada yang menambahkan bidang dua belas (dedecahedron)
dan ether. Euclides, dalam bukunya yang pertama mulai dengan 16 sketsa(definisi), 7
postulat, 5 aksioma. Euclides membedakan antara postulat dan aksioma, postulat
berlaku khusus untuk sains tertentu dan aksioma berlaku untuk umum.

1.1 Sketsa Teori Geometri Bidang Euclides


1. Titik adalah yang tidak mempunyai bagian.
2. Garis adalah panjang tanpa lebar.
3. Ujung-ujung suatu garis adalah titik.
4. Suatu garis lurus adalah suatu garis yang terletak rata dengan titik-titik padanya.
5. Suatu bidang adalah yang hanya mempunyai panjang dan lebar.
6. Ujung-ujung suatu bidang ada karena menurut teori Plato ada lah garis hubungan

11
antara kubus dan tanah, bidang empat (tetrahedron) dan api,
7. Suatu bidang datar adalah suatu bidang yang terletak rata dengan bidang delapan
(octahedron) dan garis-garis padanya.
8. Suatu sudut datar adalah inklinasi (kemiringan) sesame-nya dari dua garis dalam
suatu bidang datar yang bertemu dan tidak terletak pada suatu garis lurus dalam
suatu garis sedemikian, hingga semua garis lurus yang melalui satu titik dalam
hubungan itu dan mengenai garis tadi sama panjangnya.
9. Dan jika garis-garis yang memuat sudut itu lurus, maka sudut itu disebut sudut
garis lurus.
10. Jika suatu garis lurus berdiri pada suatu garis lurus dan membuat sudut yang
bersisian sama, masing-masing sudut ini disebut siku-siku dan garis yang berdiri
pada garis lainnya tadi disebut tegak lurus pada garis yang lain.
11. Suatu sudut tumpul adalah sudut yang lebih besar dari sudut siku-siku.
12. Suatu sudut lancip adalah yang lebih kecil dari suatu sudut siku-siku.
13. Suatu batas adalah ujungnya (akhirnya) sesuatu.
14. Suatu bangun adalah sesuatu yang termuat dalam suatu batas bangun trilateral
adalah yang atau beberapa batas.
15. Suatu lingkaran adalah suatu dibatasi oleh tiga, quadrilateral dibatasi oleh empat
dan multi-bangun datar yang termuat lateral dibatasi oleh empat dan multilateral
dibatasi oleh lebih dari empat garis.
16. Dan titik itu disebut titik pusat lingkaran.

1.2 Aksioma-Aksioma Geometri Euclides


1. Barang-barang yang sama dengan sesuatu barang,satu sama lain adalah sama.
2. Barang-barang yang berimpit satu sama lain,satu sama lain sama.
3. Jika barang sama ditambah dengan barang yang sama,jumlahnya sama
4. Jika barang sama dikurangi dengan barang yang sama,selisihnya sama
5. Keseluruhan lebih besar dari bagiannya.

1.3 Postulat-Postulat Geometri Euclides


1. Bentuk geometri dapat dipindah tanpa mengubah ukuran dan bentuknya.
2. Setiap sudut mempunyai garis bagi.
3. Setiap segmen mempunyai satu dan hanya satu titik tengah.
4. Dua buah titik yang berbeda terletak pada satu dan hanya satu garis lurus.

12
5. Sebuah segmen dapat diperpanjang sehingga sama dengan segmen tertentu.
6. Sebuah lingkaran dapat digambar jika diketahui pusat dan jari-jarinya.
7. Semua sudut siku-siku besarnya sama.

1.4 Kelemahan Geometri Euclides.


Kelemahan 1 :
Euclides berusaha untuk mendefinisikan semuanya dalam Geometri, sampai titik dan
garis. Jika kita memperhatikan definisi Euclides yang pertama: “Titik adalah yang
tidak mempunyai bagian, maka perlu didefinisikan Garis g memotong garis k dan l.
Sudut P1 ditambah sudut Q2 kurang dari dua sudut siku-siku. Jika garis k dan l
diperpanjang akan berpotongan di pihak tempat sudut P1 dan sudut Q2.
Kelemahan 2 :
Postulat yang kelima dari Euclides yang terkenal dengan nama postulat Parallel terlalu
panjang, sehingga merisaukan para matematikawan. Beberapa matematikawan
menganggap, bahwa postulat yang kelima itu bukan postulat dan dapat dibuktikan
dengan keempat postulat yang lain. Usaha untuk membuktikan postulat kelima ini
berlangsung sejak Euclides masih hidup kira-kira sekitar tahun 1820. Tokoh-tokoh
yang berusaha untuk membuktikan ini antara lain Proclus dari Usaha-usaha ini tidak
ada yang Aleksadria (410–485), berhasil dan tampak keunggulan Euclides, tetapi
usaha ini mengakibatkan ditemukannya Geometri lain yang sekarang disebut dengan
geometri Non-Euclides.
Kelemahan 3 :
Terdapat pada dalilnya atau proporsinya yang pertama yang berbunyi sebagai berikut.
Pada suatu ruas garis dapat dilukis sesuatu segitiga sama sisi. Misalkan AB ruas garis
yang diketahui. Harus dilukis segitiga sama sisi pada garis AB. Lukisan : Dengan titik
A sebagai titik pusat dan jarak AB dapat dilukis lingkaran BCD (postulat 3).
Demikian pula dengan titik B sebagai titik pusat dan jarak BA dapat dilukis lingkaran
ACCE (postulat 3), dari titik C, yaitu titik potong kedua lingkaran itu dapat ditarik
garis-garis lurus CA dan CB. Girolamo Saccheri dari Italia (1607– 1733), Karl
Friedrich gauss dari Jerman (1777–1855), Wolf-gang Bolyai (1802–1860) dan juga
Nicolai Ivanovitch Lobachevsky (1793–1856). Potong kedua lingkaran ini masih
perlu menggunakan pertolongan prinsip kontinuitas.

13
2. Perkembangan Geometri Euclides
Materi Geometri Euclides di kumpulkan dari beberapa sumber, maka dari
geometri Euclides ini dapat diambil intinya yaitu berupa dua geometri yang berbeda
dalam dasar logikanya, pengertian pangkal dan aksiomanya. Kedua geometri itu
adalah Geometri Affine dan Geometri Absolut atau Geometri Netral.Geometri Affine
pertama-tama diperkenalkan oleh Leon hard Euler dari Jerman (1707 – 1793). Dalam
Geometri Affine garis sejajar tunggal, sesuai dengan postulat Playfair, memegang
peranan yang sangat penting. Karena dalam Geometri Affine ini lingkaran tidak
pernah diukur, maka dapat dikatakan bahwa Geometri Affine mempunyai dasar
postulat 1, 2 dan 5 dari postulat
Bukti :
Karena titik A adalah titik pusat lingkatan CDB, maka AC sama dengan AB (definisi
15). Demikian pula, karena titik B titik pusat lingkaran ACE maka BC sama dengan
BA (definisi 15). Tetapi CA juga terbukti sama dengan AB. Dan benda-benda yang
sama dengan yang sama, satu sama lain sama (aksioma 1). Jadi juga CA sama dengan
CB. Demikian juga ketiga garis CA, AB dan BC satu sama lain sama. Maka segitiga
ABC sama sisi dan ini terlukis pada ruas garis AB. Kelemahan dari dalil ini adalah,
bahwa Euclides menganggap
begitu saja bahwa kedua lingkaran Euclides. Postulat 3 dan 4 tidak itu berpotongan,
tanpa menggunakan berarti sama sekali. Geometri Absolut pertama kali kan atau
mendasarkan pada suatu postulat. Untuk memperoleh titik diperkenalkan oleh Y.
Bolyai (1802 – 1860). Geometri Absolut ini didasarkan pada postulat 1, 2, 3, dan 4
dari Euclides dan me-lepaskan postulat yang ke 5 dari Euclides. Jika kita perhatikan,
maka Geometri Affine dan Geometri Absolut mempunyai dasar persekutuan dua
postulat pertama dari Euclides. Ada pula inti dari teorema-teorema yang berlaku untuk
Geometri Affine dan Geometri Absolut mempunyai dasar persekutuan dua postulat
pertama dari Euclides. Ada pula inti dari teorema-teorema yang berlaku untuk
Geometri Affine dan Geometri Absolut, yaitu pengertian keantaraan (“intermediacy”).
Pengertian keantaraan ini terkandung dalam definisi keempat dari Euclides. Definsi
keempat dari Euclides itu adalah: Suatu garis lurus (ruas garis) adalah terletak rata
dengan titik-titik padanya, atau Suatu garis lurus (ruas garis) adalah yang terletak rata
sebagai relasi yang tidak didefinisikan. Pengertian ini dipergunakan untuk
mendefinisikan ruas garis sebagai himpunan titik-titik antara dua titik yang diketahui.
Kemudian ruas garis dapat diperpanjang menja-di garis tak berhingga. Jika B terle-tak

14
antara A dan C, dapat dikatakan bahwa A, B dan C terletak berurutan pada garis itu.
Geometri yang menjadi dasar dari Geometri Affine dan Geometri Absolut ini disebut
Geometri “Ordered” (Geometri Terurut), karena urutan-urutan memegang peranan
penting. Geometri Terurut ini berdasarkan pada dua postulat yang pertama dari
Euclides, tetapi penyajiannya lebih teliti. Memperhatikan hal-hal di atas, maka
Geometri Affine dan Geometri Absolut termuat dalam Geometri Teurut, sedangkan
Geometri Euclides termuat dalam Geometri Affine dan Geometri Absolut. antara
ujung-ujungnya. Seperti telah ditulis di depan, Pengertian ini memberikan
kemungkinan untuk memandang keantaraan bahwa Geometri Non – Euclides timbul
karena para matematikawan sebagai pengertian pangkal yaitu berusaha untuk
membuktikan postulat kelima dari Euclides. Geometri Euclides sebenarnya masih
berdasarkan empat postulat pertama dari Euclides dan hanya berbeda pada postulat
kelimanya. Dengan demikian Geometri Non – Euclides termuat dalam Geometri
Absolut. Geometri Non – Euclides ada 2 macam. Yang pertama adalah yang
ditemukan dalam waktu yang hampir bersamaan oleh 3 tokoh berlainan dan masing-
masing bekerja sendiri. Tokoh-tokoh itu adalah Karl Friedrich Gauss dari Jerman,
Yonos Bolyai dari Hongaria dan Nicolai Ivanovitch Lobachevsky dari Rusia.
Geometri ini disebut Geometri hiperbolik atau terkenal juga dengan nama Geometri
Loba-chevsky. Geometri Non – Euclides yang kedua adalah Geometri yang
ditemukan oleh G.F.B. Bernhard Riemann (1826 – 1866) dari Jerman. Geometri yang
ditemukan oleh Riemann ini disebut Geometri kan definisi Geometri sebagai berikut.
Suatu Geometri didefinisikan oleh suatu group dari transformasi-transformasi,jika
definisi dan dalil-dalilnya yang berlaku untuk sifat-sifat dari bangunan itu “invariant”
(tidak berubah) oleh transformasi-transformasi dari G, tetapi tidak “invariant” oleh
transformasi dari group lain yang mana saja yang memuat G. Kita telah mengenal
bermacam-macam transformasi antara lain translasi, rotasi, refleksi, refleksi geser,
identitas dan dilatasi. Semua transformasi itu adalah anggota dari group transformasi-
transformasi lainnya, misalnya transformasi affine, transformasi proyektif dan
sebagainya, yang bukan anggota group transformasi Geometri Euclides. Menurut
pandangan Felix Klein tentang Geometri, maka dapat digambarkan ikhtisar sebagai
Elliptik atau Geometri Riemann berikut: Transformasi Geometri EuFelix Klien (1849
– 1925) dari Jerman mempunyai pendapat yang clides termuat dalam group
transformasi Geometri Affine. lain tentang Geometri. Ia memberi- Demikian juga
group transformasi Budiyono: Dasar-dasar Geometri Suatu Pengantar Mempelajari

15
Geometri Geometri Affine, group transformasi Geometri Hiperbolik dan group
transformasi Geometri Affine, group transformasi Geometri Elliptik masing-masing
adalah suatu sub group dari group transformasi Geometri Proyektif dan yang terakhir
ini adalah suatu sub group dari group transformasi Topologi. Topologi adalah cabang
Geometri yang paling umum, tetapi yang termuda, yang sekarang masih terus
berkembang. Topologi lahir pada tahun 1895, tokoh-tokohnya antara lain Leonhard
Euler (1707–1893), dari Jerman, Henri Poincare (1854– 1912) dari Perancis dan
George Cantor (1845 – 1918) dari Jerman. Beberapa orang tokoh dari Geometri
Proyektif antara lain Arthur Cayley (1821–1895) dari Inggris, Jean Victor Poncelet
(1788–1867) dari Perancis dan K.G. Christian Von Christian Staudt (1798–1867) dari
Jerman. Dapat dikatakan bahwa Penutup Geometri dapat dipandang sebagai suatu
sistem deduktif maka geometri dapat juga disebut suatu Sains deduktif. Dalam
geometri yang berawalkan pada pengertian pangkal, definisi dan postulat-postulat
maka dapat diturunkan secara logis teorema-teorema dan seterusnya.
3. Geometri Unsur Struktur
Geometri unsur struktur pada dasarnya terdiri dari dua unsur, yaitu !geometri bidang atau
struktur bidang, biasanya membahas tentang bidang perlapisan, kekar , sesar, "oliasi, sumbu
lipatan, dan lain-lain. Serta geometri garisatau struktur garis, meliputi gores-garis, liniasi,
perpotongan dua bidang, dan lain-lain.
3.1 Geometri Bidang
Geometri bidang mempunyai sebutan lain yaitu struktur bidang.
Strukturbidang ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu struktur bidang riil dan struktur
bidang semu. yang dapat diamati langsung dilapangan adalah struktur bidang yang termasuk ke
dalam struktur riil ini antara lain bidang perlapisan, bidangketidakselarasan, bidang sesar, "oliasi, serta
kedudukan bidang yang terlipat. Struktur semu merupakan struktur yang bentuk dan
kedudukannya hanyasamar dan bisa diketahui melalui hasil analisa struktur bidang riil
yang lainnya,contohnya bidang poros lipatan. Dalam struktur bidang dikenal istilah-
istilah,antara lain:
a. Jurus atau Strike
Jurus merupakan suatu arah yang dibentuk dari arah utara ke arahbidang perlapisannya.
b. Kemiringan
Kemiringan merupakan sudut yang di bentuk dari dip direction ke bidangkemiringan suatu
lapisan.
c. Kemiringan semu atau Apparent Kemiringan semu

16
Kemiringan semu atau Apparent Kemiringan semu merupakan arah tegak lurus dari jurus
dengan arahmiringnya bidang yang bersangkutan dan diukur dari arah utara.

d. Kedudukan atau Attitude Kedudukan merupakan batasan umum untuk orientasi arah dari
suatubidang atau garis dalam ruang, umumnya dihubungkan dengan koordinatgeogra"i dan
bidang horiontal, terdiri dari komponen arah dan kecondongan.
e. Arah atau bearing Arah dari suatu garis pada bidang horiontal, umumnya
dinyatakandengan azimuth atau besaran sudut horinontal dengan garis tertentu,
f. Kecondongan atau 'nclinationKecondongan adalah batasan umum unutk sudut (ertikal
diukur ke bawahdari bidang horiontal ke satu bidang atau garis
3.2Geometri Garis
Sama halnya dengan geometri bidang, geometri garis pun dibagi menjadidua bagian yaitu
riil dan semu. Geometri garis riil adalah struktur garis yang arahdan kedudukannya dapat diamati
langsung di lapangan, misalnya gores garisyang terdapat pada bidang sesar. Sedangkan struktur garis
semu adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dita"sirkan dari orientasi unsur-
unsur strukturyang membentuk kelurusan atau liniasi.&erdasarkan seat pembentukanya
struktur garis dapat dibedakan menjadistruktur garis primer dan struktur garis sekunder. liniasi
atau penjajaran mineral-mineral pada batuan beku tertentu, arah liniasi struktur sedimen
adalah yangtermasuk contoh dari struktur garis primer. Sedangkan yang termasuk strukturgaris
sekunder adalah gores-garis, liniasi memanjang "ragmen breksi sesar.garisporos lipatan
dan kelurusan-kelurusan topogra"i, sungai, dan sebagainya.
Gambar !Geometri garis dalam ruang

Kedudukan Struktur garis ada beberapa macam. Kedudukan strukturgaris dikenal


dengan istilah-istilah, sebagai berikut :

17
1. Dip Direction
Dip Direction merupakan suatu arah yang dibentuk secara tegak lurusdari bidang
horiontal.
2. Arah penujaman atau trend Arah penunjaman
Arah penujaman atau trend Arah penunjaman yaitu jurus berasal bidang (ertical
yang melalui garisdan menunjukan arah penunjaman garis tersebut.
3. Arah kelurusan 
Arah kelurusan merupakan jurus dari bidang (ertikal yang melalui garistetapi tidak
menunjukan arah penunjaman garis tersebut yangmenunjukkan arah-arah dimana, salah satu
arahnya merupakan sudutpelurusnya
4. Pitch
Pitch Adalah besar sudut antara garis dengan garis horisontal, yangdiukur pada
bidang dimana garis tersebut terdapat besarnya pitch samadengan atau lebih kecil
penulisan pada geometri garis berbeda dengan geometri bidang. Pada geometri garis
penulisan dip didahulukan, seperti dip, kuadran. contohnya cari cara penulisan ini dapat
diketahui bahwa struktur garis inimenunjukkaan arah dip direction bukan strike seperti
pada struktur bidang.

18

Anda mungkin juga menyukai