Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BUMI DAN ALAM SEMESTA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Ilmu Kealaman Dasar
Dosen Pengampu: Drs. Zainuddin, M.Pd. dan Misbah, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Ahmad Bagus Permadi 2110312110007
2. Akhmad Fadil Febrian 2110312110013
3. Afriza Budi Pratama 2110312210041
4. Dwiki Noorahman Permadi 2110312210059
5. Fahmi Mu’arif 2110312210101
6. M. Akbar Ramadhan 2110312110029
7. Mohamad Firdaus 2110312210031
8. Muhammad Fajerien Ramadhani 2110312310013
9. Muhammad Muhaimin 2110312210001
10. Muhammad Saupi Azmi 2110312210063
11. Muhammad Syakur Robbany 2110312210025
12. Yongki Fernando 2110312210095

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan berkat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Bumi dan Alam Semesta” ini dengan
baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar.
Makalah ini menjelaskan lebih mendalam mengenai tata surya, lapisan bumi, dan teori-
teori terbentuknya bumi dengan bahasa yang lebih mudah untuk dicerna dan dipahami.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis
peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan alam semesta serta informasi dari
media massa yang berhubungan dengan bumi sebagai bagian dari alam semesta.

Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua dalam hal ini dapat menambah bahasan kita mengenai isi alam semesta
khususnya bagi penulis. Akhir kata, mungkin dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan. Kritik dan saran tentunya sangat kami harapkan demi perbaikan
dan kesempurnaan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Banjarmasin, Maret 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Bumi (Earth) ............................................................................................................... 3


2.2 Bagian-Bagian Bumi ................................................................................................... 3
2.3 Alam Semesta (The Universe)..................................................................................... 7
2.4 Proses Terbentuknya Alam Semesta ........................................................................... 7
2.5 Bagian-Bagian Galaksi dan Tata Surya ...................................................................... 9
2.6 Benda-Benda Lain dalam Tata Surya........................................................................ 18
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 20

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 20
3.2 Saran .......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam semesta merupakan ruang tidak terbatas yang di dalamnya terdiri atas semua
materi, termasuk tenaga dan radiasi. Alam semesta tidak dapat diukur, dalam arti batas-
batasnya tidak dapat diketahui dengan jelas. Galaksi, bintang, matahari, nebula, planet,
meteor, asteroid, komet, dan bulan, hanyalah sebagian kecil dari materi di tata surya yang
dikenal manusia yang hidup di Bumi. Akan tetapi, secara lebih mendalam semua yang ada
di alam semesta masih merupakan rahasia yang sama sekali belum terungkap. Hal ini antara
lain disebabkan karena tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia
dalam mengungkap rahasia alam semesta masih sangat terbatas.
Seperti diketahui Bumi tempat tinggal manusia merupakan suatu bulatan kecil yang
dikenal sebagai suatu planet anggota dari sistem tata surya dengan matahari sebagai
pusatnya. Matahari merupakan salah satu bintang dari sekitar 200 miliar bintang yang ada
di Galaksi Bima Sakti. Lebih jauh lagi berdasarkan penelitian, Bima Sakti bukanlah satu-
satunya galaksi yang ada di jagat raya, melainkan terdapat ratusan, jutaan, bahkan terdapat
miliaran galaksi pengisi jagat raya ini.
Terjadinya alam semesta hanya Allah SWT yang tahu. Bagi manusia alam semesta
masih merupakan misteri, masih merupakan peristiwa yang gaib dan penuh rahasia. Namun
demikian, para ahli ilmu pengetahuan alam masih terus mengadakan penelitian-penelitian
untuk mengungkap tabir misteri tersebut. Apa, mengapa, bagaimana dan kapan terjadi alam
semesta ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Bumi?
2. Apa saja bagian-bagian Bumi?
3. Apa yang dimaksud dengan Alam Semesta?
4. Bagaimana proses terbentuknya Alam Semesta?
5. Apa saja bagian-bagian dari Galaksi dan Tata Surya?
6. Apa saja yang termasuk benda-benda lain dalam Tata Surya?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini berdasarkan perumusan masalah di atas adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui definisi Bumi
2. Mengetahui bagian-bagian Bumi
3. Mengetahui definisi Alam Semesta
4. Mengetahui teori-teori terbentuknya Alam Semesta
5. Mengetahui bagian-bagian Galaksi dan Tata Surya
6. Mengetahui benda-benda lain dalam Tata Surya

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bumi (Earth)


Pada awalnya manusia menganggap bahwa matahari mengitari bumi. Anggapan ini
yang mendasari hipotesis Geosentris dan Ptolomeus. Ptolomeus menjelaskan gerak bulan,
planet, dan matahari ini dengan menempatkan lingkaran-lingkaran kecil pada gerak planet,
matahari, dan bulan pada lapisan yang berotasi mengelilingi bumi.
Pandangan Ptolomeus yang memandang bumi sebagai pusat alam semesta
dinamakan pandangan atau Hipotesis Geosentris, pandangan ini bertahan sampai abad
pertengahan. Covernicus mengemukakan untuk menempatkan matahari sebagai pusat tata
surya (1515). Pendapat Covernicus ini disebut Sistem Heliosentris. Covernicus ini
memandang gerak planet planet ini berbentuk lingkaran mengitari matahari termasuk juga
bumi. Susunan planet-planet dalam sistem tata surya, mulai dari planet yang terdekat ke
matahari yaitu: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Pluto.

2.2 Bagian-Bagian Bumi


Melalui pengamatan seismologi (hantaran pada gelombang gempa bumi) para ahli
memperoleh gambaran mengenai susunan bagian dalam bumi. Bumi ternyata memiliki
beberapa lapisan, dimulai dari yang terdalam yaitu (controsfer/barisfer), lapisan kulit yang
padat (litosfer) dan lapisan air pada permukaan bumi (hidrosfer). Bumi diselimuti gas, yaitu
atmosfer.

a. Inti Bumi (Barisfer/Centrosfer)


Inti bumi terdiri dari tiga bagian, yaitu : mantel (tebalnya 1800 mil), inti luar
(tebalnya 1360 mil) dan inti dalam (tebalnya 815 mil). Berat jenis inti bumi
diperkirakan 10,7. Pengaruh panas matahri hanya terasa paling dalam 20 m di bawah
permukaan bumi. Setelah 20 m kebawah temperaturnya telah konstan, akan tetapi,
makin masuk ke dalam bumi temperaturnya makin tinggi. Umumnya tiap turun 33 m
temperatur akan naik 1 derajat Celcius. Angka 33 m ini disebut “jumlah geometris”,
artinya jumlah meter yang diperlukan untuk kenaikan temperatur 1 derajat Celcius,
apabila turun vertikal ke dalam lapisan bumi.
Derajat Geothermis, artinya jumlah derajat Celcius yang dipakai apabila turun
vertikal 100 m ke dalam bumi. Jumlah geothermis tidak sama di setiap tempat. Batuan

3
gunung berapi yang masih panas memperkecil derajat geotermis, sedangkan air
samudra dan air tanah memperbesar derajat geothermisnya.
Namun diduga bahwa makin jauh dari permukaan bumi makin kecil derajat
geothermisnya, sehingga temperatur inti bumi tidak akan lebih dari 3.000 derajat
Celcius. Dalam temperatur ini segala macam zat telah mencair atau menjadi gas, tetapi
karena tekanan berat dari lapisan-lapisan di atasnya maka barisfer tetap padat.
Beberapa ulasan tentang padatnya barisfer adalah (1) Bila seandainya barisfer
cair, maka tentu akan terjadi pasang naik dan pasang surut, yang mungkin akan
mengakibatkan permukaan bumi kembang kempis, (2) Getaran gempa di Jepang dapat
diukur di Inggris dengan alat yang halus, sifat tersebut menunjukan bahwa inti bumi
padat.

b. Kulit Bumi (Litosfer)


Kulit bumi (Litosfer) (lithos = batuan, sphaira = bulatan) adalah bagian bumi
yang vital bagi kehidupan manusia, berupa benua, daratan, pulau-pulau tempat tinggal
dan tempat melangsungkan kehidupan manusia. Lapisan ini terdiri dari dua lapisan,
yaitu lapisan Sial (Silisium dan Aluminium) dengan berat jenis rata-rata 2,65 dan
lapisan Sima (Silisium dan Magnesium) dengan berat jenis rata-rata 2,9.
Kulit bumi terdiri dari zat padat yang disebut batuan (termasuk pasir, tanah, abu,
gunung berapi, kerikil dll) menurut kejadiannya, batuan dibedakan atas tiga golongan
yaitu:
1) Batuan Beku : terjadi dari magma yang cair dan panas membeku di dalam atau di
luar bumi akibat temperaturnya turun. Menurut tempat terbentuknya, dibedakan ada
tiga macam, yaitu batuan luar (magma yang cair dan panas keluar dari kawah
gunung berapi saat meletus dan bersentuhan dengan udara yang temperaturnya
lebih rendah di muka bumi, akibatnya magma tadi membeku menjadi batuan),
batuan beku sela (magma yang membeku di jalan keluar muka bumi), dan batuan
beku dalam (magma yang membeku di dalam bumi).
2) Batuan Sedimen (endapan) : angin, air, es mengkikis batuan dan hasil kikisannya
diendapkan ke tempat lain. Hasil kikisan ini ada yang tetap gembur, ada yang
menjadi keras (membatu), karena tekanan dari lapisan di atasnya. Contoh yang tetap
gembur (pasir pantai dan sungai) sedangkan yang mengeras (konglomerat =
kumpulan batu-batu kerikil yang menyatu dan mengeras dan batuan pasir –
kumpulan pasir yang menyatu dan mengeras).

4
3) Batuan Metamorf (malihan) : batuan sedimen maupun batuan beku yang telah
mengalami perubahan sifat, karena suhu yang tinggi atau tekanan yang berat.
Contoh batu pualam (marmer).
c. Lapisan Air (Hidrosfer)
Hidrosfer (Hydro = air, sphaira = bulatan) ialah semua perairan yang berada di
bumi, yaitu samudra, lautan, danau, sungai dan air tanah. Kira-kira 71% dari planet
bumi ini merupakan lapisan air. Air dari laut, sungai, danau menguap (evaporasi)
ditambah dari penguapan vegetasi (transpirasi) akan membentuk awan. Awan yag
terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan
(kondensasi) sehingga terurai menjadi titik-titik air yang karena gaya beratnya akan
turun ke muka bumi sebagai hujan (presipitasi). Setelah sampai di muka bumi, sebagian
mengalir diatas permukaan bumi dan aliran bawah permukaan, mengisi kembali danau,
sungai, dan laut serta diserap kembali oleh tumbuhan. Dengan demikian terjadilah
siklus hidrologi.
d. Lapisan Udara (Atmosfer)
Lapisan udara (Atmosfer = uap, udara, Sphaira = bulatan ) menyelimuti bumi.
Berdasarkan sifatnya dibagi dalam beberapa lapisan.

1) Troposfer
Di daerah tropika, tinggi troposfer bisa mencapai 18 km, di daerah kutub
hanya 6km. gejala cuaca sehari-hari seperti awan, embun, hujan, salju, angin terjadi
pada lapisan ini. Pada lapisan ini terdapat gejala ‘Lapse Rate’ artinya setiap naik
100 m, suhu akan turun rata-rata 0,6 derajat Celcius. Pada troposfer terdapat
penurunan suhu yang disebabkan oleh sangat sedkitnya troposfer menyerap radiasi
gelombang pendek dari matahari, sebaliknya permukaan tanah memberi panas pada
troposfer di atasnya. Pertukaran panas banyak terjadi pada troposfer bawah, karena
itu suhu turun dengan bertambahnya ketinggian mulai dari permukaan tanah. Udara
troposfer atas sangat dingin, dengan demikian lebih berat dibandingkan dengan
udara di atas tropopause sehingga udara troposfer tidak dapat menembus
tropopause.

2) Stratosfer
Lapisan udara di atas tropopause disebut stratosfer. Kenaikan suhu pada
lapisan ini di sebabkan oleh unsur ozon (O3) yang menyerap radiasi ultraviolet dari
matahari. Stratosfer bagian atas dibatasi oleh stratopause, yang terletak pada

5
ketinggian 60 km. lapisan di atas stratopause disebut mesosfer, yang terletak antara
ketinggian 60 km dan 80 km.

3) Mesosfer
Pada lapisan ini ditandai penurunan suhu rata- rata 0,4 derajat Celsius setiap
naik 100 m. bagian atas mesosfer dibatasi mesopause, lapisan pada atmosfer yang
paling rendah (kira-kira 100 derajat Celcius), terletak pada ketinggian 85 km di atas
mesopause terdapat lapisan termosfer, terletak pada ketinggian 85 km dan 300 km,
suhu pada lapisan ini dari -100 derajat Celcius sampai ratusan bahkan ribuan
derajat.

4) Termosfer
Lapisan ini dibatasi oleh termopause, terletak pada ketinggian 300 km
sampai 1000 km. suhu termopause konstan terhadap ketinggian, tetapi berubah
dengan waktu. Pada malam hari suhu berkisar antara 300 derajat Celcius sampai
1200 derajat Celcius dan pada siang hari antara 700 derajat Celcius sampai 1700
derajat C.
Atmosfer penting bagi kehidupan di bumi karena tanpa atmosfer, makluk
hidup tidak dapat hidup. Atmosfer juga sebagai pelindung kehidupan di bumi dari
radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang
angkasa pada malam hari. Sangat beruntung bahwa atmosfer menyebabkan
hambatan bagi benda yang bergerak melaluinya, sehingga meteor melalui atmosfer
akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi. Atmosfer
bersifat kompresibel (bisa dimampatkan) sehingga lapisan atmosfer bawah lebih
padat daripada lapisan di atasnya, akibatnya tekanan udara berkurang sesuai
ketinggian.
Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan
tidak berwarna. Empat gas yaitu nitrogen (N2), oksigen (O2), argon (Ar) dan
karbondioksida (CO2) volumenya hampir 100% dari volume udara. Volume
nitrogen (N2) 78%, oksigen 20 %, argon 0,9% dan karbondioksida 0,03%. Gas lain
yang stabil adalah neon (Ne), helium (He), kripton (Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe),
metana (CH4), sedangkan yang kurang stabil antara lain ozon (O3). Oksigen sangat
penting bagi kehidupan, yaitu mengubah zat makanan menjadi energi. Oksigen
dapat bergabung dengan unsur kimia lain yang dibutuhkan untuk pembakaran.
Karbondioksida dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, pernafasan manusia dan

6
hewan, kemudian di butuhkan oleh tumbuhan. Karbondioksida mengakibatkan efek
rumah kaca, kenaikan konsentrasi karbondioksida di dalam atmosfer akan
mengakibatkan kenaikan suhu permukaan bumi.
Nitrogen terdapat di udara dalam jumlah paling banyak, tidak langsung
bergabung dengan unsur lain. Tetapi pada hakikatnya unsur ini adalah penting,
karena merupakan dari senyawa organik, kalau tidak ada unsur ini, materi akan
mudah terbakar dan setiap ada api akan menimbulkan kebakaran yang sulit
dipadamkan. Neon, Argon, Xenon, dan Kripton tidak mudah bergabung dengan
unsur lain, bisa digunakan untuk bohlam lampu. Helium dan Hidrogen merupakan
gas yang paling ringan dan sering digunakan untuk mengisi balon. Ozon terutama
terdapat pada ketinggian 20 km - 30 km, gas ini dapat menyerap radiasi ultraviolet
dari matahari yang bisa membahayakan bagi mahluk hidup.

2.3 Alam Semesta (The Universe)


Manusia berusaha memahami alam semesta ini dari zaman dahulu bahkan sampai
sekarang. Pada zaman kejayaan Yunani, orang percaya bahwa Bumi merupakan pusat dari
alam semesta ini (Geosentrisme ). Namun, berkat pengamatan dan pemikiran yang lebih
tajam, pandangan itu berubah sejak Zaman abad pertengahan yang dipelopori oleh
Copernicus menjadi Heliosentrik, yaitu matahari menjadi pusat beredarnya bumi dan
planet-planet lain.
Pengertian alam semesta itu sendiri mencakup tentang Mikrokosmos dan
Makrokosmos. Mikrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat
kecil, misalnya atom, elektron, sel, amoeba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos
ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet
ataupun galaksi.

2.4 Proses Terbentuknya Alam Semesta


Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda
langit yang sampai di bumi, timbulah beberapa teori yang mengungkapkan tentang
terbentuknya alam semesta. Teori tersebut dikelompokkan menjadi:

a. Teori Keadaan Tetap (Steady-state theory)


Teori keadaan tetap didasari pada prinsip kosmologi sempurna. Teori ini
menyatakan bahwa alam semesta ada tanpa awal dan tetap ada tanpa akhir. Hal tersebut
didasari oleh kenyataan bahwa setiap galaksi memiliki jumlah yang tetap sama meski

7
ada pada kurun waktu yang berbeda. Dalam teori ini tidak dikenal istilah penciptaan
ataupun kiamat. Alam semesta ada dan akan tetap ada.
Teori asal usul alam semesta ini sebetulnya merupakan teori yang paling jadul.
Dan dikemukakan pada saat teknologi belum canggih seperti sekarang ini. Sekarang,
teori keadaan tetap sudah tidak lagi dipercayai oleh kebanyakan orang kecuali mereka
yang tidak beragama (atheis).

b. Teori Dentuman Besar (Big-bang theory)


Hipotesis teori dentuman besar (big-bang) dikemukakan pertama kali oleh
Georges Lemaitre. Teori ini menyebutkan bahwa asal-usul alam semesta dimulai dari
sebuah primeval atom atau atom yang sangat padat. Suatu saat karena terlalu padat dan
memiliki energi kalor yang tinggi, atom ini meledak hingga semua materinya terlempar
ke seluruh penjuru ruang hampa yang ada di sekitarnya.
Sejak ledakan itu, semua partikel ledakan atom tersebut (planet, asteroid,
meteorit, dll) berekspansi hingga ribuan juta tahun. Dari ekspansi tersebut timbulah dua
gaya yang saling berlawanan yaitu gaya gravitasi dan gaya repulsi kosmis. Teori ini
menyebutkan bahwa suatu waktu, ekspansi tersebut pasti akan berhenti. Berarti secara
umum teori ini berlawanan dengan teori keadaan tetap karena mengenal penciptaan dan
kiamat.

c. Teori Nebular
Hipotesis teori nebular dikemukakan pertama kali oleh Laplace pada tahun
1796. Teori ini menyebutkan bahwa tata surya terbentuk dari kondensasi awan atau
kabut gas yang sangat panas. Kondensasi itu membentuk bagian-bagian terpisah yang
terus berputar. Pada bagian tengah kondensat, partikel memusat dan memampat
sehingga terbentuklah matahari. Pada partikel yang berada di sisi juga berputar dan
membentuk planet-planet dan sisa kondensat membentuk satelit, asteroid, meteor, dan
lain sebagainya.

d. Teori Tidal atau Teori Pasang Surut


Hipotesis teori nebular dikemukakan pertama kali oleh James Jeans dan Harold
Jeffreys di tahun 1919. Teori ini menyebutkan bahwa planet merupakan hasil dari
percikan bintang (matahari) yang disebut tidal. Planet-planet besar terjadi karena
adanya percikan besar antara dua bintang besar yang saling berdekatan. Peristiwa

8
mendekatnya dua bintang besar tentu sangat jarang sekali terjadi, oleh karena itu selama
ini percikan matahari tidak mampu membentuk planet.

e. Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar menyebutkan bahwa alam semesta terbentuk karena


adanya dua matahari kembar. Salah satu matahari tersebut meledak karena terlalu padat
dan panas. Ledakan tersebut membentuk planet-planet dan karena adanya gaya
gravitasi, planet-planet tersebut beredar mengelilingi bintangnya.

f. Teori Creatio Continua


Hipotesis teori creatio continua dikemukakan pertama kali Fred Hoyle, Bendi,
dan Gold. Menurut teori ini semesta dari dahulu ada dan tetap ada. Secara prinsip, teori
ceatio continua hampir mirip dengan teori keadaan tetap. Bedanya, pada teori ini
disebutkan bahwa setiap saat ada partikel alam semesta (baik berbentuk planet, satelit,
dan lain sebagainya) yang lenyap dan lahir. Demikianlah beberapa teori tentang asal
usul alam semesta. Percaya atau tidak, mari kita kembalikan pada keyakinan kita
masing-masing. Seperti halnya kita mempercayai teori-teori asal usul kehidupan.

2.5 Bagian-Bagian Galaksi dan Tata Surya


1. Galaksi
Ada satu hipotesis (dugaan sementara yang harus teruji kebenarannya sehingga
ia menjadi teori), yaitu hipotesis Fowler (1957), menurutnya 12 ribu tahun yang lalu,
galaksi kita tidak seperti keadaan seperti sekarang ini, ia masih berupa kabut gas
hidrogen yang sangat besar yang berada di ruang angkasa yang bergerak perlahan
melakukan rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat, karena gaya beratnya maka
ia mengadakan kontraksi dan kondensasi sambil terus berputar pada sumbunya. Saat
kontraksi massa bagian luar banyak yang tertinggal. Bagian 70 yang berkisar (berputar)
lambat dan mempunyai berat jenis yang besar akan membentuk bintang-bintang.
Dengan cara yang sama bagian luar yang tertinggal juga mengadakan kondensasi
sehingga terbentuklah planet. Demikian juga planet membentuk satelit bulan. Galaksi,
tempat matahari kita berinduk diberi nama Milky Way atau Bima Sakti.

1. Macam-Macam Galaksi
Dari hasil pengamatan selanjutnya, ternyata di alam semesta terdapat
beribu-ribu galaksi dengan berbagai bentuk dan ukuran yakni:
1) Galaksi Elips

9
Galaksi Elips merupakan galaksi yang sudah tua, terbentuk dari bintang-
bintang yang sudah tua, lebih redup dibandingkan tipe spiral dengan banyak
bintang merah besar, pambentukan bintang baru sudah berhenti.
2) Galaksi Spiral
Galaksi Spiral berbentuk spiral amat besar dengan inti di tengah
(nukleus) dan lengan spiral dan cakram (disk). Pada lengan ini terkonsentrasi
debu dan gas (nebula) dimana terdapat pembentukan bintang aktif, bila dilihat
dari samping, galaksi ini tampak seperti elips berlengan dan dikelilingi atmosfer
bercahaya, serta terdapat lingkaran-lingkaran kumpulan beribu-ribu bintang
yang disebut Globular Cluster. Jumlah galaksi ini kurang lebih 80% dari galaksi
yang ada. Salah satu contoh galaksi spiral adalah galaksi Canes Venatici.
3) Galaksi Tak Beraturan
Galaksi Tak Beraturan terdiri dari bermiliar-miliar bintang muda
berwarna putih kebiruan dan bintang raksasa biru yang sangat panas. Di antara
bintang-bintang tersebut bertebaran gas dan debu luar angkasa. Banyaknya
galaksi berbentuk tak beraturan ialah 3%.
4) Bima Sakti
Induk dari matahari kita ialah galaksi Bima Sakti atau Milky Way, karena
berdasarkan pengamatan, Galaksi Bima Sakti bila dilihat dari atas berwujud
seperti spiral raksasa yang berputar. Dari samping terlihat seperti elips yang
sangat besar. Bintang-bintang bertebaran dalam lengan spiral, diantaranya
matahari kita. Jaraknya 30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi atau 20.000
tahun cahaya dari ujung atau pinggir galaksi. Galaksi Bima Sakti bergaris
tengah 100.000 tahun cahaya. Makin ke tengah, tebaran bintang makin merapat
dan diperkirakan pusat galaksi merupakan bola bintang raksasa sehingga
galaksi ini berbentuk bulat pipih seperti kue cucur.
2. Tata Surya
Tata Surya berarti adanya suatu organisasi yang teratur dengan matahari sebagai
induk. Pada zaman yunani kuno, orang-orang yunani mengenal lima planet yang
dilakukan dengan pengamatan secara kasar, planet tersebut ialah Merkurius, Venus,
Mars, Jupiter, dan Saturnus dengan bumi sebagai pusatnya, namun pada abad ke-16
Nicolas Copernicus (ilmuwan Polandia) berhasil mengubah pandangan salah yang
dianut selama berabad-abad tersebut, menurutnya bumi ialah planet sama halnya seperti
planet lain, bumi beredar mengelilingi matahari sebagai pusatnya (heliosentris),

10
pandangan tersebut didasari perhitungan yang sistematis yakni berkat bantuan teropong
sebagai alat pengamat dan dengan berkembangnya matematika dan fisika sebagai
sarana penunjang sehingga dapat mengamati planet-planet lainnya termasuk planet
Pluto sebagai planet terjauh.
Planet-planet dapat dikelompokan menjadi dua, yakni planet dalam dan planet
luar. Planet dalam yakni planet yang dekat dengan matahari, yakni : Merkurius, Venus,
Bumi dan Mars. Planet Luar yakni terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan
Pluto. Planet dalam umumnya lebih kecil dari planet luar, namun mempunyai massa
jenis yang lebih besar.
Peredaran planet mengelilingi matahari disebut gerak revolusi. Di samping itu
planet-planet beredar mengelilingi sumbunya disebut gerak rotasi yang menyebabkan
timbulnya peredaran siang dan malam. Gerak revolusi dan gerak rotasi searah jarum
jam yakni dari timur ke barat. Waktu untuk satu putaran revolusi disebut kala revolusi
yakni 365 ¼ hari dan waktu satu putaran rotasi disebut kala rotasi yakni 24 jam.
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dan benda-benda lain seperti
planet, satelit, meteor, komet, debu dan gas antar planet beredar mengelilinginya.
Keseluruhan sistem ini bergerak mengelilingi pusat galaksi. Planet merupakan suatu
benda yang dingin, sinarnya yang tampak kemilau dari bumi itu, tidak lain ialah cahaya
matahari yang dipantulkan. Jadi, tidak ubahnya seperti bulan purnama. Sebelum kita
mengenal masing-masing planet tersebut secara lebih mendalam, sebaiknya kita
bicarakan lebih dahulu tentang matahari sebagai pusat tata surya.

1. Matahari
Matahari ialah suatu bola gas pijar yang terdiri dari 49% atom hidrogen (H)
dan 5,6% atom helium (He), serta sisanya campuran unsur-unsur karbon (C ) dan
atom lainnya. Bentuk matahari ternyata tidak bulat benar. Ia mempunyai semacam
ekuator dan kutub, karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil,
sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek.
Matahari juga merupakan tata surya yang paling besar karena 98% massa
tata surya terkumpul pada matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, matahari
juga merupakan sumber-sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri
dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona.
Menurut perhitungan para pakar, temperatur di permukaan matahari sekitar
6.000 derajat Celcius. Jenis batuan atau logam apa pun yang kita kenal di bumi akan

11
lebur pada temperatur setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian
tengahnya, yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta derajat Celcius. Lapisan bola
matahari bagian dalam disebut fotosfer (bahasa Yunani, photos = cahaya, sphera =
bola), yang artinya bola bercahaya memancar, radiasi fotosfer sangat kuat pada
gelombang tampak mata. Sedangkan atmosfer bumi dapat meloloskan panjang
gelombang tampak mata. Mata manusia sangat sensitif terhadap panjang
gelombang tampak mata ini. Fotosfer tebalnya kira-kira 220 mil. Kromosfer
(bahasa Yunani, chromos = warna, sphera = bola), merupakan lapisan luar dari
fotosfer. Warnanya kemerahan berasal dari hidrogen yang berpijar. Lapisan ini
mempunyai lidah-lidah api yang menjilat ke luar. Tebal kromosfer kira-kira 9.000
mil. Lapisan lebih luar dari kromosfer ialah korona. Korona berupa sinar kemilauan
yang tebalnya kadang-kadang melebihi garis tengah matahari itu sendiri. Korona
tampak jelas (berwarna putih perak) mengelilingi matahari pada waktu terjadi
gerhana matahari, karena fotosfer dan kromosfer terhalang oleh bulan. Matahari
sangat penting bagi kehidupan di muka bumi karena:
a) Merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam batu
bara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal dati matahari;
b) Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol terjadinya
siang dan malam, bulan, tahun serta mengontrol peredarana planet lainnya.
2. Planet Merkurius
Planet merkurius merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari.
Merkurius tidak mempunyai satelit atau bulan dan juga hawa atau udara. Planet ini
mengandung albedo, yaitu perbandingan antara cahaya yang dipantulkan dengan
yang diterima dari matahari sebesar 0,07. Ini berarti 0,93 atau 93% cahaya yang
berasal dari matahari diserapnya. Garis tengahnya 4.500 km lebih besar daripada
garis tengah bulan yang hanya 3.160 km. Karena letaknya yang begitu dekat dengan
matahari maka bagian yang menghadap matahari sangat panas, sebaliknya yang
tidak menghadap matahari dingin sekali. Hal ini disebabkan karena Merkurius tidak
memiliki atmosfer dan bulan (satelit). Diperkirakan tidak ada kehidupan sama
sekali di Merkurius. Merkurius mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari. Ini
berarti panjang siang harinya lebih dari 28 hari, demikian juga pada malam harinya.
Merkurius mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari.
3. Planet Venus

12
Planet ini dinamakan Venus karena bila dilihat dari bumi merupakan planet
yang paling banyak memantulkan cahaya matahari akibat sifat dari permukaannya.
Orang Yunani menganggap keadaan planet itu sangat cantik seperti dewi
kecantikan mereka (Venus). Planet ini lebih kecil dari bumi, mempunyai albedo 0,8
atau 20% cahaya matahari yang datang akan diserapnya. Planet ini diliputi awan
tebal (atmosfer) yang mungkin terjadi dari karbon dioksida, tetapi tidak
mengandung uap air dan oksigen. Planet ini juga tidak mempunyai satelit.
Venus menempati urutan kedua terdekat dengan matahari. Planet ini
terkenal sebagai bintang kejora yang bersinar terang pada waktu sore atau pagi hari.
Besarnya hampir sama dengan bumi, bergaris tengah 12.320 km, sedangkan bumi
bergaris tengah 12.640 km. rorasi Venus kurang lebih 247 hari dan berevolusi
(mengelilingi matahari) selama 225 hari, artinya 1 tahun venus adalah 225 hari.
Dengan analisis spektrum atas cahaya yang datang dari Venus, dapat diketahui
bahwa di sana terdapat oksigen. Atas dasar analogi bahwa keberadaan gas oksigen
yang tetap jumlahnya di udara disebabkan oleh tumbuhan yang mengadakan
fotosintesis maka dapat diperkirakan bahwa di Venus pun ada kehidupan. Rotasi
Venus berlawanan dengan rotasi bumi, bumi berotasi dengan arah barat-timur,
sedangkan venus rotasinya timur-barat.

4. Planet Bumi dan Bulannya


a) Bumi
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari. Besarnya hampir
sama dengan venus dan bergaris tengah 7.900 mil atau 12.646 km. Jarak antara
bumi dengan matahari ialah 149 juta km. jarak ini dijadikan satuan jarak
Astronomical Unit (AU). Jadi, 1 AU = 149 juta km. Bumi mengadakan rotasi 24
jam, berarti satu hari bumi lamanya ialah 24 jam, sedangkan satu hari venus ialah
247 kali dari bumi, yakni 247 x 24 jam. Bumi mengadakan revolusi selama 365 ¼
hari. Satu kali putaran mengelilingi matahari disebut juga satu tahun. sekarang mari
kita bandingkan dengan 1 tahun merkurius = 88 hari bumi, sedangkan 1 tahun mars
= 1,9 tahun bumi. Berat jenis rata-rata bumi ialah 5,52.

b) Bulan
Bulan merupakan satu-satunya satelit bumi dan tidak memiliki atmosfer.
Jarak bulan dengan bumi adalah 240 ribu mil = 384 ribu km dan bargaris tengah
2.160 mil atau 3,456 km. jarak terjauh bulan dari pusat bumi 406.700 km dan

13
jarak terdekatnya 356.400 km. Pada permukaan bulan, terdapat gunung-gunung
dan dataran rendah seperti bumi. Namun lubang-lubang kepundannya tampak
besar-besar sampai ada yang bergaris tengah 8 km. Oleh karena bulan tidak
beratmosfer maka raut permukaan bulan tetap abadi sebab tidak ada erosi. Tidak
adanya atmosfer dapat dibuktikan dengan tidak dibiaskannya sama sekali sinar
bintang yang datangnya dari belakang bulan ke bumi. Sinarnya merupakan
pantulan sinar matahari sehingga dengan pantulan itu permukaan bulan dapat
berubah-ubah. Perubahan penampakan bulan disebut fase. Fase bulan terjadi
karena bulan mengitari bumi (revolusi). Ada delapan fase bulan, yakni:
1) Fase bulan baru, terjadi pada kedudukan dengan urutan matahari- bulan-
bumi (konjungsi)
2) Fase bulan sabit, terjadi pada kedudukan setelah konjungsi dan akan
memasuki kedudukan kuartir
3) Fase bulan setengah penuh, terjadi pada kedudukan bulan-bumi tegak lurus
pada matahari-bumi (kuartir)
4) Fase bulan bungkuk, terjadi pada kedudukan setelah kuartir dan akan
memasuki kedudukan oposisi
5) Fase bulan purnama, terjadi pada kedudukan dengan urutan matahari-bumi-
bulan (oposisi)
6) Fase bulan bungkuk, terjadi pada kedudukan oposisi dan akan memasuki
kedudukan kuartir
7) Fase bulan setengah penuh, terjadi pada kedudukan bulan-bumi tegak lurus
pada matahari-bumi
8) Fase bulan sabit, terjadi pada keadaan setelah kuartir dan akan memasuki
kedudukan konjungsi.

Dalam kalender yang mendasarkan pada peredaran bulan sebagai


acuannya, tanggal diambil pada saat bulan baru atau disebut bulan mati. Pada
saat tersebut bulan berada di antara bumi dan matahari sehingga tidak ada
cahaya matahari yang bisa dipantulkan bulan ke bumi. Kemudian, karena bulan
bergerak mengelilingi bumi, makin lama semakin banyak permukaan bulan
yang tampak disinari matahari., bulan mulai kelihatan sebagai bulan sabit. Dan
ini berlangsung sampai sekitar tanggal 7, yakni saat bulan dalam keadaan
setengah penuh. Antara tanggal 7 dan tanggal 15, permukaan bulan yang

14
disinari matahari semakin banyak. Keadaan ini disebut bulan bungkuk. Saat
bulan purnama, yaitu sekitar tanggal 14, bumi berada di antara bulan dan
matahari. Pada kedudukan ini bulan bersinar penuh, karena bulan berada persis
di belakang bumi, apabila dilihat dari matahari. Setelah bulan purnama
berlangsung, bulan memasuki fase bungkuk lagi, kemudian menjadi setengah
penuh pada tanggal 21, dan menjadi bulan sabit lagi sampai bulan baru
berikutnya.
Perhitungan tahun menurut bulan mengelilingi bumi disebut
perhitungan Qamariah (bahasa Arab, Qamar = bulan). Penanggalan Hijriah
dasarnya adalah peredaran bulan mengelilingi bumi. Perhitungan kapan mulai
bulan baru dan kapan pula akhirnya bulan Ramadhan bagi umat Islam menjadi
sangat penting. Meningat pada bulan Ramadhan umat Islam berpuasa,
kemudian setelah bulan Ramadhan berakhir, umat Islam dilarang berpuasa.
Oleh sebab itu, pemeluk agama Islam harus mengetahui secara tepat kapan
mulai dan kapan berakhirnya bulan Ramadhan tersebut. Perhitungan tahun
menurut peredaran bumi mengitari matahari disebut perhitungan Syamsiah
(bahasa Arab, Syam = matahari). Contohnya penanggalan Masehi.

5. Planet Mars
Planet ini diberi nama sesuai dengan nama Dewa Perang orang Yunani,
karena planet ini berwarna kemerah-merahan seperti darah yang diduga tanahnya
mengandung banyak besi oksigen. Pada permukaan planet ini didapatkan warna-
warna hijau, biru dan sawo matang yang selalu berubah sepanjang tahun. Dugaan
ini bertolak pada kenyataan-kenyataan berikut ini: Berdasarkan pengamatan
melalui teropong dan foto, pada permukana Mars terdapat semacam kanal (saluran
atau dam air) yang sangat panjang dan lurus sekali. Kanal ini menghubungkan
bagian Mars yang tertutup salju dengan bagian yang panas. Bila kanal ini buatan
alam, apakah mungkin selurus itu? Mars tampaknya diselubungi oleh atmosfer.
Dugaan ini bertolak dari kenyataan bahwa permukaan Mars dari waktu ke waktu
selalu tampak berubah, baik berubah dalam bentuk atau gambar maupun warnanya.
Fenomena ini mengarah kepada adanya tumbuhan pada permukaanya dan adanya
awan yang menyelubungi seperti layaknya di bumi. Penelitian terakhir
menunjukkan bahwa pada planet Mars terdapat uap air meskipun dalam jumlah

15
yang sangat kecil, tetapi para pakar lebih cenderung mengatakan bahwa perubahan
warna permukaan planet disebabkan oleh angin pasir, bukan oleh organisme.
Hal lain yang menarik di planet ini adalah adanya dua buah bulan dan biasa
disebut dengan nama satelit. Satelit yang kecil diberi nama phobos. Satelit ini dekat
dengan planet Mars dan hanya berjarak 3.700 mil (dibandingkan dengan jarak
bumi-bulan, 240 ribu mil). Garis tengah 10 mil (16 km). Ia mengadakan revolusi
mengelilingi Mars dalam waktu 7 jam 39 menit, dan anehnya ia terbit dari barat,
terbenam di timur. Phobos dalam satu hari Mars, terbit dan terbenam sebanyak 3
kali. Satelit yang besar dinamakan deimos. Satelit ini terbit dari timur dan terbenam
di sebelah barat setelah beberapa hari. Hal ini disebabkan karena revolusi satelit
Deimos hanya berbeda sedikit lebih cepat daripada rotasi Mars.
Fakta lain yang perlu dicatat tentang mars adalah:
1) Jarak mars ke matahari adalah 1,52 AU;
2) Bergaris tengah 3.920 mil (setengah dari bumi);
3) Berevolusi 1,9 tahun;
4) Berotasi 24 hari 37 menit;
5) Perlu pula diketahui, bahwa menurut data yang dikirim oleh Mariner-4, di Mars
tak ada oksigen, hampir tak ada air sedangkan kutub es yang diperkirakan
mengandung banyak air, ternyata tak lebih dari lapisan salju yang sangat tipis.
Ini pula kiranya yang menjadi sebab, mengapa pada waktu tertentu kutub yang
berwarna putih itu lenyap dari pandangan mata.
6. Planet Jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya kita. Ia bergaris tengah
86.600 mil atau 138.560 km, mengadakan rotasi dengan cepat yaitu 10 jam
(bandingkan 24 jam untuk Bumi dan 247 hari untuk Venus). Jupiter tampak sebagai
bintang yang terang yang muncul di tengah malam. Akibat berotasi dengan cepat,
bagian ekuator lainnya menjadi sedikit mengembang dan membentuk sabuk yang
jelas.
Berdasarkan analisis spektroskopis, planet ini mengandung gas metana dan
amoniak dalam jmlah banyak, begitu juga gas hidrogen. Albedonnya 0,44. Bercak
kemerahan bergaris tengah 30.000 mil di bagian Selatan (telah diketahui dari tahun
1831) diperkirakan adalah suatu kawah yang masih hidup (karena warnanya
berubah-ubah). Planet ini mempunyai 14 satelit atau bulan. Massa planet ini sangat
besar, hampir 300 kali massa bumi dan gravitasinya, yaitu 2,6 kali gravitasi bumi.

16
Artinya, bila suatu benda di bumi beratnya 100 kg maka berat benda tersebut di
Jupiter menjadi 260 kg. akibat selanjutnya, ia memiliki daya tarik yang sangat kuat
sehingga mampu menarik 12 satelit atau bulan yang berukuran sangat besar. Dua
diantaranya lebih besar daripada planet Merkurius. Tiga darinya beredar
berlawanan arah dengan sembilan lainnya. Bulan-bulan tersebut memiliki lapisan
atmosfer yang cukup tebal.

7. Planet Saturnus

Planet terbesar kedua setelah Jupiter ialah Saturnus, karena planet ini
bergaris tengah 74.000 mil atau 118. 400 km dengan kecepatan rotasi yang sama
dengan Jupiter. Planet ini juga memiliki lapisan atmosfer yang terdiri dari gas
metana, amoniak dan hidrogen yang bersuhu rata-rata 103 derajat Celcius, tetapi
suhu pada permukaanya sangat rendah, yakni 243 derajat Fahrenheit. walaupun
demikian, massa jenisnya sangat kecil bila dibandingkan dengan air yakni 0,75
g/cm3. Yang paling menarik dari planet ini ialah ditemukannya sabuk putih yang
melilit ekuatornya dengan jarak dari permukaan sejauh 7.000 mil sampai kurang
lebih 37.000 mil. Sabuk ini berbentuk pipih setebal 10 mil, dan berupa debu. Sabuk
ini ternyata berputar mengelilingi planet dengan kecepatan yang berbeda, sabuk
bagian dalam jauh lebih cepat daripada bagian luarnya. Sabuk atau cincin ini diduga
berasal dari satelit yang tidak pernah terbentuk, karena gaya ganggu Saturnus yang
besar, akibat letaknya yang terlalu dekat dengan Saturnus sehingga calon satelit itu
menjadi tidak stabil.
Saturnus mempunyai 10 satelit dan yang terbesar ialah Titan (besarnya 2
kali bulan-bumi). Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan sembilan satelit
lainnya, menunjukkan bahwa phoebe bukan anak kandung saturnus. Keanehan
phoebe dan sabuk raksasa itu memperkuat Teori Tidal. Keanehan lainnya ialah
sabuk Saturnus itu mengembang dan merapat pada permukaan planet 15 tahun
sekali.

8. Planet Uranus
Planet ini ditemukan secara tak sengaja oleh Herschel dan keluarga pada
tahun 1781, ketika mereka sedang mengamati Saturnus. Besarnya Uranus kurang
dari setengah saturnus dengan garis tengah 50.560 km atau 4 kali bumi. Oleh
karenanya, planet ini merupakan planet pertama yang dapat ditangkap oleh

17
teleskop, karena letaknya yang cukup jauh dari matahari. Uranus memiliki lima
satelit. Berbeda dengan planet lain, rotasi Uranus bergerak dari Timur ke Barat.
Jarak ke matahari adalah 2.860 juta km atau 19,2 AU, dan mengelilinginya dalam
waktu 84 tahun. Kecepatan rotasi 10 jam 47 menit. Berdasarkan pengamatan
pesawat Voyager pada bulan Januari 1986, Uranus memiliki 14 satelit. Sama seperti
Venus, rotasinya berlawanan arah dengan rotasi bumi.

9. Planet Neptunus
Neptunus ditemukan pada saat para astronom mengamati planet baru
Uranus yang orbitannya agak menyimpang dari perhitungan. Berdasarkan Hukum
Newton (gaya tarik menarik antara dua benda) diperkirakan ada benda langit besar
lain yang mempengaruhi orbit Uranus. Ternyata pengaruh tersebut disebabkan
adanya Neptunus yang merupakan planet terbesar ketiga pada tahun 1846. Planet
ini, jika dilihat dengan teleskop dari bumi berwarna kebiru-biruan. Dari spektrum
cahayanya, planet ini diketahui mempunyai atmosfer yang sebagian besar terdiri
dari gas metana. Neptunus mempunyai dua satelit, satu diantaranya disebut Triton.
Satelit Triton beredar berlawanan arah dengan gerak rotasi Neptunus. Jarak ke
matahari adalah 30,1 AU atau 4,470 juta km, bergaris tengah 28.000 mil dan
mengelilingi matahari dalam waktu 165 tahun sekali putar.

2.6 Benda-Benda Lain dalam Tata Surya


1. Planetoida atau Asteroida
Benda-benda itu mengorbit mengelilingi Matahari pada jarak antara Mars dan
Jupiter. Pada saat ini, benda semacam itu telah diketahui sebanyak kurang lebih 2.000
buah, berbentuk bulat dan kecil. Yang terbesar bernama Ceres dengan diameter 750
km. Benda-benda langit itu disebut planetoida atau “bukan planet”, untuk
membedakannya dengan planet utama yang telah diterangkan.

2. Komet atau Bintang Berekor


Meskipun komet disebut sebagai bintang berekor, tetapi komet bukan tergolong
bintang alam dalam arti yang sebenarnya. Komet merupakan anggota tata surya, yang
beredar mengelilingi Matahari dan menerima energinya dari Matahari.
Komet sebenarnya merupakan kumpulan bongkah-bongkah batu yang
diselubungi kabut gas. Cahaya matahari yang mengenai komet sebagian dipantulkan,
sedangkan lainnya berupa sinar ultraviolet akan terjadi eksitasi pada gas yang

18
menyelubungi komet. Akibat eksitasi ini akan terjadi resonansi atau fluorescensi, dan
gas yang berpendar memancarkan cahaya.
3. Meteor atau Bintang Beralih
Meteor bukan tergolong bintang karena meteor merupakan anggota tata surya.
Meteor berupa batu-batu kecil yang berdiameter antara 0,2 sampai 0,5 mm dan
massanya tidak lebih dari 1 gram. Meteor ini semacam debu angkasa yang bergerak
dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik atau 60 x 60 x 60 km per jam.
Jika oleh sesuatu sebab meteor masuk atmosfer Bumi, karena gesekan dengan
atmosfer akan timbul panas dan tampak berpijar. Gerak meteor yang pijar ini biasanya
disebut bintang beralih. Jadi, suatu meteor akan tampak jika memasuki atmosfer bumi.
Dan karena suhunya yang tinggi, meteor itu sendiri akan hancur sebelum sampai ke
permukaan Bumi.
4. Satelit
Satelit merupakan pengiring planet. Satelit beredar mengelilingi planet, dan
bersama-sama beredar mengelilingi Matahari. Peredaran satelit mengelilingi planet
disebut gerak revolusi satelit. Di samping itu, satelit juga melakukan gerak rotasi, yaitu
beredar mengelilingi sumbunya sendiri. Pada umumnya, arah rotasi dan revolusi satelit
sama dengan arah rotasi dan revolusi planetnya, yaitu dari Barat ke Timur, kecuali
satelit dari planet Neptunus. Planet yang telah diketahui tidak mempunyai satelit adalah
Merkurius dan Venus.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pembentukan alam semesta dan tata surya ini, terdapat teori-teori yang
mendasari tentang bagaimana alam semesta dan tata surya ini terbentuk. Teori yang paling
populer tentang terbentuknya alam semesta yaitu teori Big Bang, teori ini menyatakan
bahwa alam semesta ini awalnya adalah sebuah gumpalan superatom yang berbentuk bola
api yang berukuran sangat kecil yang memiliki massa jenis yang luar biasa tinggi dan
memiliki suhu sekitar kurang lebih 1 triliyun derajat Celcius. Gumpalan bola tersebut
meledak dan memuntahkan isinya di alam semesta. Saat terjadi ledakan besar tersebut,
menghasilkan energi dalam jumlah yang sangat besar di alam semesta yang nantinya
membentuk seluruh materi pembangun di alam semesta, atom hidrogen yang ikut terlempar
keluar lambat laun berkumpul untuk membentuk debu dan awan hidrogen atau biasa
disebut nebula. Nebula atau awan hidrogen inilah yang menjadi awal mula pembentuk
bintang-bintang. Bintang-bintang tersebut nantinya berkumpul untuk membentuk
kelompok yang kemudian disebut sebagai galaksi. Dari galaksi inilah tempat lahirnya
milyaran tata surya dan salah satunya yang kita tinggali saat ini.

Setelah terbentuknya alam semesta, serta galaksi, lalu terbentuklah sistem tata surya
dimana tempat kita tinggal sekarang ini. Dalam pembentukan sistem tata surya ini juga
berdasarkan pada teori-teori dari para ilmuwan, seperti teori nebula, teori bintang kembar,
teori planetesimal, dan teori lainnya yang sudah dijelaskan diatas. Sistem tata surya
merupakan suatu sistem terorganisasi pada matahari sebagai pusat peredaran yang
dikelilingi oleh planet, satelit, asteroid, komet, dan meteor. Semua pengikut matahari
tersebut bergerak mengelilingi matahari sesuai dengan garis edar masing-masing dibawah
pengaruh gaya gravitasi matahari.

Bumi merupakan salah satu planet yang menjadi bagian tata surya. Bumi berada di
galaksi Bimasakti yang merupakan salah satu dari sekian banyak galaksi di jagat raya.
Bersama planet-planet dan benda langit lainnya, bumi berevolusi mengelilingi matahari
dan berotasi pada porosnya. Bumi terdiri atas beberapa bagian dengan materi penyusun
yang berbeda-beda. Manusia hidup dalam lapisan terluar permukaan bumi yang disebut
litosfer dan di lindungi oleh lapisan atmosfer yang melindungi kehidupan manusia.

20
3.2 Saran
Setelah mempelajari materi tentang bumi dan alam semesta diharapkan kita dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kita sehingga dapat meminimalisir anggapan-
anggapan yang kurang tepat terhadap keadaan yang sebenarnya dari bumi dan alam
semesta. Kemudian kita mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada
kehidupan sehari-hari yang berkaitan tentang bumi dan alam semesta.

Seperti manusia yang bisa menua, bumi pun juga bisa menua. Sehingga manusia
pun juga harus dituntut untuk merawat bumi yang sudah tua ini dengan menjaga lingkungan
hidup di sekitar kita. Agar bumi yang sudah semakin tua ini tidak rusak alamnya, dimana
kita sendirilah yang juga akan merasakan dampak buruknya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sahlan. (2020). Ilmu Kealaman Dasar. Bandung: Mujahid Press.


Sudjatinah. (2010). Ilmu Kealaman Dasar. Semarang: Semarang University Press.

22

Anda mungkin juga menyukai