Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU FISIKA ABAD KE-19 SAMPAI KE-21


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mandiri
Pada Mata Kuliah Sejarah IPA

Dosen Pengampu :
Dr. Fransiska Harapan, M.Si
Widya Anjeli Tumewu, S.Pd.,M.Pd
Yohanes B. Mokalu, M.Pd

Disusun Oleh :

Ledy diana Matwear (21508011)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN KEBUMIAN
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas rahmat dan berkatnya Saya
pribadi dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan Judul “Sejarah Perkembangan IPA
abad ke-19 hingga ke-21 ilmu Fisika”dimana dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah
ditentukan.

Tugas Makalah ini merupakan tugas dari Mata kuliah “SEJARAH IPA” dalam proses
menyusun makalah ini tanpa ada hambatan dan semua berjalan dengan baik,dikarenakan ada
bantuan dari Dosen Mata Kuliah yang selalu setia membimbing dalam proses belajar yang
dilakukan secara daring maupun luring.

Saya yakin laporan Makalah ini,masih jauh dari kata sempurnah karena itu saya
sangat mengharapkan kritik maupun saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan Makalah yang saya buat ini.

Tondano,05 September 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakanng..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN : ILMU FISIKA DALAM PERKEMBANGAN ZAMAN...........................3
A. Perkembangan IPA Fisika Abad ke-19...........................................................................3
B. Perkembangan IPA Fisika Abad ke-20...........................................................................5
C. Perkembangan IPA Fisika Abad ke-21...........................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
1. Kesimpulan...................................................................................................................10
2. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakanng

Perkembangan IPA merupakan bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta
didik. Sebelum mempelajari IPA, Perlu peserta didik mengetahui asal mula
perkembangan IPA. Jika setiap peserta didik telah mengetahui perkembangan IPA dari
dulu hingga sekarang kita akan lebih mudah untuk menyampaikannya. (Ratnawati,
Rahayu, & Pryitno) menyatakan bahwa IPA atau sains merupakan suatu ilmu yang
mengkaji mengenai alam. Selain itu IPA juga membahas mengenai gejala-gejala alam
dengan cara melakukan penelitian dan bereksperimen. (Sumarna) menyatakan bahwa IPA
juga memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, sumber daya alam, dan
lingkungannya.

Fisika pada awalnya berkembang dari dunia filosofi dimana manusia terus
memperhatikan benda-benda disekitarnyaberinteraksi, kenapa benda yang tanpa disangka
akan jatuh kebawa, kenapa benda yang berlainan memiliki sifat yang berlainan juga, dan
sebagainya. Sehingga fisika berawal bukan dari eksperimen yang sistematis melanikan
melalui pengamatan, pengalaman, dan pemikiran yang terbatas. Selanjutnya dalam
makalah ini akan titik beratkan untuk membahas perkembangan dan pertumbuhan
pemikiran fisika menurut Richtmeyer dan Jacob.

Berikut juga akan dibahas tentang persamaan dan perbedaan pendapat antara
kedua tokoh tersebut. Dalam era sekarang ini, untuk memahami fisika modern kita harus
mengenali lebih dalam kejadian-kejadian penting dalam perkembangan ilmu fisika
sepanjang sejarah. Sejarah pemikiran fisika penting untuk diketahui, karena pengetahuan
ini akan memberikan pengertian yang lebih mendalam tentang kemajuan fisika dewasa
ini.

Mungkin kejadian-kejadian tertentu bagi mereka yang hidup di masa lampau tidak
mempunyai arti penting menurut segi pandang mereka sendiri, tetapi dari sudut historis
merupakan sebagian dari kejadian-kejadian yang spektakuler yang telah mereka capai.
Dengan demikian kita akan mendapat kesadaran yang lebih baik atas kebenaran
pengetahuan manusia tentang fisika modern sebagai perkembangan dari sains secara
keseluruhan.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah:

1. Bagaimana sejarah perkembangan Ilmu Fisika abad ke-19.


2. Bagaiman sejarah pekembangan Ilmu Fisika abad ke-20.
3. Bagaiman sejarah perkembangan Ilmu Fisika abad ke-21.

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dari karya tulis ini mengenai Sejarah Perkembangan Ilmu
Fisika pada abad ke-19 hingga ke-21 maka, tujuan dalam pembuatan makalah ini sebagai
berikut:
1. Setiap orang mengetahui dan memahami dengan baik sejarah awal perkembangan
Ilmu Fisika abad ke-19.
2. Setiap orang mengetahui sejarah perkembangan Ilmu Fisika abad ke-20.
3. Setiap orang mengetahui perkembangan Ilmu Fisika abad ke-21.
4. Setiap orang mampu memberi penjelasan yang benar mengenai perkembangan
sejarah Ilmu Fisika dan proses perubahannya di setiap zamannya.
5. Setiap orang mampu mengimplementasikannya dalam hidup akademik terutama
dalam memahami dengan benar ilmu Fisika sebagai bagian yang tak pernah terpisah
dari sejarah manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN : ILMU FISIKA DALAM PERKEMBANGAN ZAMAN

A. Perkembangan IPA Fisika Abad ke-19

Di abad ke 19 terjadi perkembangan fisika periode III. Periode ini sangat singkat


sekitar 90 tahun yaitu dari tahun 1800 sampai 1890. Pada periode ini penerapan fisika
kedalam teknologi berkembang sangat pesat. Hampir semua fisikawan percaya semua
hukum fisika telah ditemukan dan selesai, sehingga penelitian dialihkan untuk
memperbaiki validitas alat ukur dan perbaikan  metode pengukurannya.

Demikian juga dalam bidang mekanika secara konsep (teori) tidak banyak


dijumpai oleh sebagian dari banyak orang. Pada periode ini timbulnya fisika klasik masih
diwarnai hukum-hukum gerak newton dan hukum tarikan umum newton dan transformasi
Galileo. Yang perlu dicatat pada periode ini adalah persmaan Hamiltonian suatu bentuk
baru dari persamaan gerak yang nantinya pada periode berikutnya sangat bersesuaian
dengan persamaan gerak mekanika gelombang schrodinger yang sangat berguna dalam
memecahkan persoaalan teoritis dan dikenal dengan opretor Hamilton. 

Dalam mekanika Hamiltonia telah menemukan “Persamaan Halmiltonia” suatu


bentuk baru dari persamaan gerak yang berguna sekali dalam pemecahan persoalan-
persoalan teoritis. Teori benda kaku (rigid body), termasuk gyroskop telah dilakukan
dengan baik sekali seperti teori mematik elastissitas. Begitu juga mekanika hidrolika yang
membedakan gerak bermacam-macam zat alir dan teori ini sudah sedemikian luasnya,
sehingga arus zat alir yang viscos telah merupakan persoalan sederhana yang dapat
dipecahkan. Penyelidikan mendalam mengenai zat alir ini disertai dengan metoda empiris
telah diperluas lebih-lebih setelah penemuan kapal diudara.

Penemuan-penemuan dan kemajuan yang sangat berarti adalah dalam


pembentukan teori kinetik panas, kemajuan teori kinetik gas, kemenangan teori
gelombang terhadap teori corpuculair, perumusan hukum umum dari konservasi energi,
penentuan hukum kedua thermodinamika, penemuan Fraday dan yang lain-lain mengenai
fenomena elektromagnetik yang sangat terkenal.

Dari semua kemajuan-kemajuan fisika yang timbul kita seleksi lagi yang
memegang peranan langsung dalam menuju kepada arah perkembangan fisika modern,
terutama yang akan diuraikan hanya mengenai diskusi-diskusi dari Count Rumford (teori

3
panas), Thomas Young (cahaya), Michael Faraday (listrik magnet) dan James Clerk
Maxwell (teori cahaya elektromagnetik).

Timbulnya fisika klasik pada periode ketiga ini juga ditandai dengan
perkembangn sejarah atom dari teori atom periode I. adapun  ahli yang berperan dalam
hal ini adalah :

 John Dalton
Yang dikemukan dalam teori atomnya adalah Unsur-unsur terdiri atas partikel-
partikeel kecil yang tak dapat dibagi lagi disebut atom.
 Faraday
Selain dalam perkembangan listrik magnet faraday juga berperan dalam
perkembangan atom di peride III. 
 James clerk maxwel
Ia menemukan secara teoritis untuk hukum ditribusi kecepatan antar molekul-
molekul.

1. Fisika klasik
Fisika klasik ditandai dengan beberapa ciri tertentu,ciri utamanya ialah lebih
mengutamakan pengadaan percobaan dibandingkan dengan pembuatan teori.
Fenomena fisika yang dijelaskan hanya yang berkaitan dengan gejala alam. Sifat
fenomena yang diutamakan lebih bersifat kuantitatif. Selain itu,fisika klasik
memusatkan penjelasan fisika melalui pengamatan terhadap materi. Indra penglihatan
digunakan untuk menjelaskan teori tentang cahaya. Indra pendengaran digunakan
untuk mempelajari bunyi. Indra perasa digunakan untuk mempelajari termodinamika.
Pengamatan juga dilakukan pada percobaan.
2. Fisika Modern
Fisika kuantum bermula sejak Max Planck mengemukakan gagasannya
mengenai mekanika kuantum pada pertemuan fisikawan Jerman pada tanggal 14
Desember 1900 M. Planck menyampaikan gagasannya ini di dalam bukunya yang
berjudul On the Theory of the Energy Distribution Law of the Normal Spectrum.
Fisika kuantum menjadi pelengkap bagi kekurangan-kekurangan dari fisika klasik
dalam penyelidikan fisika. Fokus penelitian dari fisika kuantum ialah fenomena fisika
yang seukuran partikel dasar.
Fisika kuantum kemudian mengatasi kelemahan fisika klasik yang hanya
mampu menjelaskan fenomena fisika yang bersifat makroskopik. Partikel dasar yang

4
dikaji ialah proton, elektron dan neutron, fisika kuantum mengatasi kelemahan fisika
klasik yang tidak mampu memberikan penjelasan tentang partikel dasar yang ada di
dalam atom.

B. Perkembangan IPA Fisika Abad ke-20

Menurut Richtmeyer, periode sains modern termasuk periode ke empat yang


dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa
fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut
pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika
Modern. Dalam periode ini dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat
mencakup masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) atau
dan yang berkaitan dengan partikel yang sangat kecil (teori kuantum).
Beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik diantaranya
adalah teori kinetik belum memuaskan bagi kebanyakan para ahli fisika, karena model
atom seperti bola kecil dianggap masih belum cukup untuk menentang anggapan
mengenai struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya beberapa ilmuwan
menolak untuk mengakuinya, sebab atom berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi dan tidak
mungkin dibentuk atau tersusun dari partikel lain. Pendirian seperti ini tidak dapat diubah
lagi dan telah cukup memuaskan pada periode ini. Beberapa penemuan penting dalam
zaman ini di antaranya :
a. Relativitas Khusus
Hasil percobaan Michelson Morley tidak dapat dijelaskan melalui Fisika Klasik.
Maka Einstein mengemukakan dua postulat relativitas khusus:
-  Hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam
semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap
lainnya.
-  Kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak
bergantung dari keadaan gerak pengamat itu.
b. Efek Compton
Pada efek fotolistrik, cahaya dapat dipandang sebagai kuantum energi dengan energi
yang diskrit. Kuantum energi tidak dapat digambarkan sebagai gelombang tetapi lebih
mendekati bentuk partikel. Partikel cahaya dalam bentuk kuantum dikenal dengan
sebutan foton. Pandangan cahaya sebagai foton diperkuat lagi melalui gejala yang dikenal
sebagai efek Compton.

5
c. Munculnya Fisika modern
Kemajuan teori kinetik tidak memuaskan bagi kebanyakan para ahli fisika, karena
model atom seperti bola kecil itu dianggap masih belum cukup kelihatannya menentang
anggapan mengenai struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya memang
demikian, beberapa ilmuwan menolak untuk mengakui adanya, sebab atom berarti tidak
dapat dibagi-bagi lagi dan tidak mungkin dibentuk atau tersusun dari partikel lain.
Pendirian begini tidak dapat dirubah lagi dan telah cukup memuaskan pada periode ini.
Mekanika, bunyi, panas, dan mekanika statistika, elektromagnetik, dan optik semuanya
telah mendapat perumusan yang baik dan akibat-akibatnya telah dikuatkan dengan
bermacam-macam cara.
Beberapa ahli memperlihatkan bahwa fisika telah selesai sama sekali, hanya
tinggal cara memberi pengukuran yang lebih teliti dengan bermacam-macam konstanta
fisika.akan tetapi kepuasan ini belum waktunya, karena praktis tiap-tiap cabang ilmu
fisika itu diperlihatkan dalam abad ke-20 yang memerlukan peninjauan fundamental
kembali. Pembatasan-pembatasan yang diberikan ternyata telah membukakan jalan
kepada seseorang untuk memperoleh fenomena-fenomena dalam skala atom yang
memberikan indikasi bahwa atom itu lebih kompleks daripada yang dipikirkan selama
abad ke-19. Misalnya spektrum atom menunjukkan kebingungan yang kompleks.
Garis-garis dalam spektrum itu telah dapat diukur dengan teliti. Seperti pada atom
hidrogen dan logam-logam alkali, Balmer dan Rydberg telah dapat menentukan
frekuensi-frekuensi dengan hukum empirisnya yang lebih teliti. Tidak seorangpun dalam
tahun 1900-an mempunyai ide, mengapa atom-atom itu mempunyai spektrum semacam
itu, meskipun beberapa ahli fisika mencoba tanpa berhasil untuk menerangkannya dengan
model klasik.
Beberapa observasi selama abad ke-19 menyatakan bahwa atom itu mempunyai
struktur dalam yang bersifat listrik. Percobaan Michelson-Morley, salah satu percobaan
paling penting dan masyhur dalam sejarah fisika, dilakukan pada tahun 1887 oleh Albert
Michelson dan Edward Morley di tempat yang sekarang menjadi kampus Case Western
Reserve University. Percobaan ini dianggap sebagai,petunjuk pertama terkuat untuk
menyangkal keberadaan eter sebagai medium gelombang cahaya.
Percobaan sebelumnya telah disebut sebagai titik tolak untuk aspek teoretis
revolusi ilmiah kedua. Albert Michelson dianugerahi hadiah Nobel fisika tahun 1907
terutama untuk melaksanakan percobaan ini. Dalam percobaan ini Michelson dan Morley
berusaha mengukur kecepatan planet Bumi terhadap eter, yang pada waktu itu dianggap
sebagai medium perambatan gelombang cahaya. Analisis terhadap hasil percobaan

6
menunjukkan kegagalan pengamatan pergerakan bumi terhadap eter.Ekperimen
Michelson-Morley yang sangat peka tidak mendapatkan gerak bumi terhadap eter. Ini
berarti tidak mungkin ada eter dan tidak ada pengertian gerak absolut. Setiap gerak adalah
relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan merupakan kerangka acuan universal.
Dalam eksperimen yang pada hakikatnya membandingkan kelajuan cahaya sejajar
dengan dan tegak lurus pada gerak bumi mengelilingi matahari, juga eksperimen ini
memperlihatkan bahwa kelajuan cahaya sama bagi setiap pengamat, suatu hal yang tidak
benar bagi gelombang memerlukan medium material untuk merambat. Eksperimen ini
telah meletakkan dasar bagi teori relativitas khusus Einstein yang dikemukakan pada
tahun 1905, suatu teori yang sukar diterima pada waktu itu, bahkan Michelson sendiri
enggan untuk menerimanya. Percobaan Millikan atau dikenal pula sebagai Percobaan oil-
drop (1909) saat itu dirancang untuk mengukur muatan listrik elektron.
Rober Millikan melakukan percobaan tersebut dengan menyimbangkan gaya-gaya
antara gaya gravitasi dan gaya listrik pada suatu tetes kecil minyak yang berada di antara
dua buah pelat elektroda. Dengan mengetahui besarnya medan listrik, muatan pada tetes
minyak yang dijatuhkan (droplet) dapat ditentukan. Dengan mengulangi eksperimen ini
sampai beberapa kali, ia menemukan bahwa nilai-nilai yang terukur selalu kelipatan dari
suatu bilangan yang sama. Ia lalu menginterpretasikan bahwa bilangan ini adalah muatan
dari 1 elektron = 1.602 × 10−19 coulomb (satuan SI untuk muatan listrik).
Tahun 1923, Millikan mendapat sebagian hadiah Nobel bidang fisika akibat
percobaannya ini. Eksperimen ini sejak saat itu sering kali dicoba dari generasi ke
generasi dari siswa-siswa bidang fisika, walaupun demikian agak sulit dan mahal untuk
melakukan eksperimen ini dengan tepat. Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan
ide bahwa energi dapat dibagi-bagi menjadi beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara
khusus digunakan untuk menjelaskan sebaran intensitas radiasi yang dipancarkan oleh
benda hitam. Pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan efek fotoelektrik dengan
menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk kuanta yang disebut foton.
Pada tahun 1913, Niels Bohr menjelaskan garis spektrum dari atom hidrogen, lagi dengan
menggunakan kuantisasi. Pada tahun 1924, Louis de Broglie memberikan teorinya
tentang gelombang benda.
Mekanika kuantum modern lahir pada tahun 1925, ketika Werner Karl Heisenberg
mengembangkan mekanika matriks dan Erwin Schrödinger menemukan mekanika
gelombang dan persamaan Schrödinger. Schrödinger beberapa kali menunjukkan bahwa
kedua pendekatan tersebut sama.Heisenberg merumuskan prinsip ketidakpastiannya pada
tahun 1927, dan interpretasi Kopenhagen terbentuk dalam waktu yang hampir bersamaan.

7
Pada 1927, Paul Dirac menggabungkan mekanika kuantum dengan relativitas khusus. Dia
juga membuka penggunaan teori operator, termasuk notasi bra-ket yang berpengaruh.
Pada tahun 1932, Neumann Janos merumuskan dasar matematika yang kuat untuk
mekanika kuantum sebagai teori operator.Pada 1927, percobaan untuk menggunakan
mekanika kuantum ke dalam bidang di luar partikel satuan, yang menghasilkan teori
medan kuantum. Pekerja awal dalam bidang ini termasuk Dirac, Wolfgang Pauli, Victor
Weisskopf dan Pascaul Jordan. Bidang riset area ini dikembangkan dalam formulasi
elektrodinamika kuantum oleh Richard Feynman, Freeman Dyson, Julian Schwinger, dan
Tomonaga Shin’ichirō pada tahun 1940-an.
Elektrodinamika kuantum adalah teori kuantum elektron, positron, dan Medan
elektromagnetik, dan berlaku sebagai contoh untuk teori kuantum berikutnya.Interpretasi
banyak dunia diformulasikan oleh Hugh Everett pada tahun 1956. Teori Kromodinamika
kuantum diformulasikan pada awal 1960-an. Teori yang kita kenal sekarang ini
diformulasikan oleh Polizter, Gross and Wilzcek pada tahun 1975. Pengembangan awal
oleh Schwinger, Peter Higgs, Goldstone dan lain-lain. Sheldon Lee Glashow, Steven
Weinberg dan Abdus Salam menunjukan secara independen bagaimana gaya nuklir lemah
dan elektrodinamika kuantum dapat digabungkan menjadi satu gaya lemah elektro.

C. Perkembangan IPA Fisika Abad ke-21

Perkembangan Fisika dalam abad ke 20 telah memacu perkembangan teknologi,


yang selanjutnya memacu pula perkembangan fisika dan perubahan sikap masyarakat.
Sepatutnya hal ini  disertai dengan pengembangan pola program studi Fisika agar lebih
optimal dampak dan manfaatnya,khususnya di Indonesia.
Dari pengamatan sejak beberapa tahun,tampaknya kata kunci kesadaran,wawasan,
kedalaman, etika dapat memberi arah strategis yang baik, bagi kurikulum tetapi terlebih
bagi pengajar/pendidiknya. Strategi ini perlu mampu memotivasi, dan memandirikan
mahasiswa, baik bagi mayoritas yang selanjutnya memasuki bidang pekerjaan non-fisika,
maupun bagi minoritas yang tertarik untuk menjadi fisikawan.
Pola kurikulum yang berhaluan selaras dengan empat kata kunci itu,diperkirakan
dapat memotivasi dan menegahkan kemampuan, memecahkan masalah yang lebih
kompleks secara baik dan terpadu, baik dalam sains,teknologi,maupun di luar bidang itu,
sehingga dapat lebih mampu memberi kontribusi signifikan pada perkembangan
masyarakat abad ke 21.

8
Pada abad ke-21 Bangsa Indonesia menghadapi tantangan global yang sangat
banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah peserta didik membutuhkan
pikiran,komunikasi verbal dan tulis,teamwork, kreativitas,keterampilan meneliti,dan
problem solving untuk bersaing dan tumbuh dengan baik di masa depan.
Selain itu, peserta didik juga menggunakan kemampuan yang di milikinya untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, menyusun dan
mengungkapkan,menganalisa,
dalam menyelesaikan masalah,akan tetapi lingkungan pendidikan tidak memposisikan
untuk mengajarkan kemampuan tersebut kepada peserta didik.
Peserta didik sering berhasil memecahkan masalah tertentu, tetapi gagal jika
konteks masalah tersebut sedikit diubah (Daryanto dan Karim, 2017). Arifin (dalam
Ariyansyah, 2018:2-3) mengemukakan bahwa Abad ke 21 ini, pendidikan menjadi
semakin penting untuk menjamin siswa memiliki keterampilan belajar dan berinovasi,
keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi,serta dapat bekerja,dan
bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup.
Pada abad 21 ini ada beberapa hal yang perlu dikembangkan, sebagaimana yang
tedapat dalam Permendikbud nomor 21 tahun 2016 menyatakan bawa Standar
Kompetensi Lulusan dalam pembelajaran kurikulum 2013 berbasis pada kompetensi
Abad 21, kompetensi tersebut mengandung kebutuhan- kebutuhan dalam kehidupan di
abad 21 dalam dunia pendidikan menuntut adanya pergeseran tujuan pendidikan dengan
menyiapkan peserta didik menghadapai dunia yang semakin ketat dalam pergulata
pemikiran dan kreatifitas,pendidikan sudah semestinya mengarahkan peserta didik agar
memiliki pengetahuan yang luas.
Penguasaan terhadap materi menjadi hal yang sangat penting yang harus
diupayakan oleh peserta didik. Oleh sebab itu peserta didik harus memiliki motivasi yang
besar untuk senantiasa belajar memperdalam pengetahuan yang selalu berkembang dari
masa ke masa. Learning to do yaitu pendidikan semestinya dapat mendorong peserta
didik untuk terus berkarya. Pendidikan tidak cukup dengan memberikan pengetahuan
yang luas, namun pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik harus
diaktualisasikan kedalam sebuah karya yang dapat mencerminkan sesuatu yang bermakna
dalam kehidupannya.

9
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa ilmu fisika pada periode abad ke-19
merupakan era atau zaman fisika klasik yang mempelajari mekanika klasik,
gelombang,termodinamika,listrik magnet,selanjutnya pada era abad ke-20 merupakan era
fisika modern berawal dari relativitas khusus,relativitas umum dan teori
gravity,selanjutnya pada pertengahan abad ke-20 mekanika kuantum relativitas dan
Quantum Elektrodinamik. Setelah itu, pendidikan fisika untuk abad 21 agar program ilmu
fisika lebih optimal dampak dan manfaatnya didukung dengan baik dalam teknologi yang
baik untuk memacu perubahan pesat di masyarakat.

2. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekurangan,saran


penulis dalam makalah ini agar pembaca dapat memahami berbagai hal disekitar kita
yang berhubungan dengan ilmu Fisika.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ariyansyah, A. (2018). Penerapan Beberapa Keterampilan Abad 21 Melalui Metode Kuliah

Lapangan (Field Trip) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Taksonomi


Tumbuhan Tingkat Rendah. ORYZA Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1), 1-9. Daryanto
dan Syaiful Karim. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media

Dewi, F. (2015). Proyek Buku Digital: Upaya Peningkatan Keterampilan Abad 21 Calon
Guru Sekolah Dasar Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek. Metodik
Didaktik: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 9(2).

Mayasari, P., Halim, A., & Ilyas, S. (2013). Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Siswa
SMP. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (Indonesian Journal of Science Education),
1(1), 58-67.

Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., Nyoto, A., & Malang, U. N. (2016). Transformasi
Pendidikan abad 21 sebagai tuntutan pengembangan sumber daya manusia di
era global. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika (Vol. 1, No. 26,
pp. 263-278).

Ariyansyah, A (2008) Penerapan Beberapa keterampilan Abad 21 Melalui Metode Kuliah


lapangan (Field Trip) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Taksonomi
Tumbuhan tingkat rendah. ORYZA Jurnal Pendidikan Biologi , 7(1),1-9.

Daryanto dan Syaiful Karim.2017. Pembelajaran Abad 21 Yogyakarta: Gava


Media.

11

Anda mungkin juga menyukai