Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERKEMBANGAN SEJARAH FILSAFAT DAN SAINS ABAD KE-20

Mata Kuliah: Sejarah Perkembangan Fisika

Dosen Pengampu:
Dr. Viyanti S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

1. Fiqri Azis Hanum Nugraha (2313022003)


2. Fika Muliyati (2313022027)
3. Aliffia Azizah (2313022049)
4. Monicha Atin Anatasya (2313022051)
5. Reva Mela Yunita (2313022057)
6. Eky Gustiya Saputri (2313022065)

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan dan petunjuk bagi
umat manusia. Dengan hormat, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang telah turut serta dalam proses penyusunan makalah ini. Tak lupa pula, kami
mengucapkan apresiasi kepada para dosen yang telah memberikan arahan serta masukan yang
sangat berharga dalam pembuatan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Penulis

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................4
1.1 Latar belakang ...........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah .........................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan .....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................6
2.1 Perkembangan Filsafat Abad Ke-20 ..........................................................................................6
2.2 Perkembangan Sains Fisika Abad Ke-20 ...................................................................................6
2.3 Perkembangan Biologi Abad Ke-20 ..........................................................................................8
BAB III KESIMPULAN ...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................10

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abad ke-20 menjadi tonggak sejarah yang menandai perubahan mendasar dalam pemahaman
manusia tentang dunia dan eksistensinya. Periode ini ditandai oleh kemajuan teknologi yang
memicu revolusi industri, perubahan sosial yang mendalam, dan eksplorasi baru dalam ranah
ilmiah dan filsafat. Pada awal abad ke-20, dunia dipenuhi dengan optimisme akan kemajuan
ilmiah dan teknologi, yang tercermin dalam semangat positivisme yang mendominasi
pemikiran. Namun, kepercayaan ini kemudian dihadapkan pada tantangan besar, seperti
Perang Dunia I dan II, serta krisis ekonomi global, yang menimbulkan pertanyaan tentang
hakikat manusia dan arah perkembangan peradaban.

Perkembangan filsafat pada abad ke-20 mencerminkan dinamika kompleks dari zaman
tersebut. Mulai dari eksistensialisme yang menekankan kebebasan individu dan makna
kehidupan, hingga fenomenologi yang menyoroti pengalaman subjektif manusia, banyak
aliran pemikiran yang muncul sebagai respons terhadap ketidakpastian dan kekacauan abad
ke-20. Di samping itu, pemikiran analitik juga muncul sebagai reaksi terhadap kompleksitas
bahasa dan logika, dengan menekankan pada analisis yang ketat dan jelas dalam pemikiran
filosofis.

Sementara itu, dalam ranah sains, abad ke-20 menjadi periode yang penuh dengan penemuan
dan revolusi ilmiah. Dari teori relativitas Einstein yang mengubah paradigma fisika, hingga
penemuan struktur DNA oleh Watson dan Crick yang meruntuhkan misteri genetika,
perkembangan sains pada abad ke-20 mengubah cara kita memahami alam semesta dan
kehidupan. Revolusi teknologi, seperti komputer dan internet, juga menjadi ciri khas dari era
ini, membuka pintu bagi kemajuan besar dalam berbagai bidang, mulai dari komunikasi hingga
ilmu pengetahuan.

Dalam konteks ini, pemahaman yang mendalam tentang perkembangan sejarah filsafat dan
sains pada abad ke-20 menjadi sangat penting. Abad ini merupakan tonggak penting dalam
perjalanan intelektual manusia, yang membentuk landasan bagi pemikiran modern tentang
alam semesta dan manusia. Oleh karena itu, penelitian yang mendalam tentang dinamika dan
perubahan dalam filsafat dan sains selama abad ke-20 dapat memberikan wawasan yang
berharga tentang perjalanan intelektual manusia dan dampaknya terhadap masyarakat
kontemporer.

4
1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, akan dibahas beberapa pertanyaan yang menjadi fokus utama:

1. Bagaimana perkembangan filsafat pada abad ke-20 memengaruhi pandangan manusia


terhadap kehidupan, moralitas, dan eksistensi?
2. Apa saja teori-teori ilmiah utama yang muncul dalam sains pada abad ke-20, dan
bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan pengetahuan manusia?
3. Bagaimana interaksi antara filsafat dan sains membentuk paradigma baru dalam
pemahaman kita tentang alam semesta dan peran manusia di dalamnya?

1.3 Tujuan Masalah

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang evolusi filsafat
dan sains pada abad ke-20, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
perkembangan keduanya. Diharapkan, makalah ini dapat memberikan kontribusi dalam
memperluas wawasan pembaca mengenai perjalanan intelektual manusia selama abad yang
penuh gejolak ini.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman yang komprehensif tentang perkembangan filsafat dan sains


pada abad ke-20 kepada pembaca yang tertarik dalam bidang tersebut.
2. Mengilustrasikan hubungan erat antara perkembangan filsafat dan sains serta implikasinya
terhadap pandangan dunia modern.
3. Mendorong pembaca untuk merenungkan peran penting filsafat dan sains dalam
membentuk masyarakat kontemporer.
4. Menyediakan dasar bagi penelitian lanjutan mengenai topik ini.

Dengan demikian, makalah ini akan menguraikan perkembangan sejarah filsafat dan sains
dalam abad ke-20 dengan menggunakan pendekatan yang holistik dan analitis, dengan harapan
memberikan gambaran yang jelas dan mendalam kepada pembaca. Makalah ini akan
menjelajahi berbagai aspek perkembangan tersebut, mulai dari awal abad ke-20 hingga
akhirnya, memberikan pemahaman yang komprehensif tentang perjalanan intelektual
yang menarik ini.

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Filsafat Abad Ke-20

Filsafat yang berkembang sebelum abad ke-20 adalah rasionalisme yang sangat mendewakan
rasio. Ahmad Tafsir (1990:257) menyebut filsafat abad ke-20 adalah filsafat pasca modern
karena periode waktunya setelah abad modern. Ciri khas filsafat pasca modern adalah kritik
terhadap filsafat modern.

Menurut Capra dalam Ahmad Tafsir (1990:260) menyatakan pada awal dua dasawarsa terakhir
abad ke-20 kita menemukan diri kita dalam suatu krisis global yang serius yaitu suatu krisis
kompleks dan multidimensional yang segi-seginya menyentuh setiap aspek kehidupan
kesehatan, kualitas lingkungan hidup, hubungan sosial, ekonomi, teknologi dan politik. Hal ini
dapat dilihat munculnya krisis-krisis kemanusian di berbagai belahan dunia. Kelaparan dan
munculnya kaum borjuis, imperialsme, kemiskinan, kolonialisme dan perjuangan
kemerdekaan, kelaparan penyebaran penyakit serta peledakan nuklir yang mengakibatkan
puluhan juta mansuia musnah merupakan gambaran nyata kondisi kejiwaan manusia saat itu.

Aliran fillsafat yang berkembang pada abad ke 20 ini banyak, diantaranya dua yang terkenal
yaitu pragmanitsme dan filsafat eksistesialisme. Pragmatism dari William James (1842-1910).
Pragmatisme menurut James adalah realitas sebagaimana kita mengetaui. Pragmatisme James
menentang rasionalisme dalam filsafat. James memperluas ide pragmatismenya untuk
diterapkan pada hasil-hasil praktis pada agama, moral dan kehidupan personal. Filsafat
eksistesialisme dari Jean Paul Sartre (1905-1980\) yang menyatakan bahwa eksistensi manusia
mendahului esensinya. Filsafat ini pun muncul akibat tekanan rasionalisme yang menjadikan
keadaan dunia kacau pada saat tersebut.
Dari analisis filsafat dan sejarah kebudayaan kita mengetahui budaya barat disusun dengan
menggunakan paradigma tunggal yaitu paradigma sains. (scientific paragidm). Untuk
mengembangkan budaya sains paradigma ini sangat sesuai dan memadai tetapi untuk
mengembangkan budaya dalam bidang seni dan etika paradigma ini tidak memadai. Paradigma
sains hanya memamndang dunia dari segi-segi empiriknya saja.
Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa filsafat yang berkembang pada abad ke
20 tidak puas terhadap rasionalsime sehingga harus didekonstruksi.

2.2 Perkembangan Sains Fisika Abad Ke-20

-Dari Gravitasi ke Relativitas Khusus

6
Sampai dengan 300 tahun yang lalu, wajah Bumi dan peradabannya masih sangat kusam,
menyedihkan bahkan menyeramkan. Buta aksara, angka kematian bayi yang sangat tinggi, usia
harapan hidup yang pendek adalah beberapa yang membayangi kehidupan manusia. Yang
memiliki martabat hanyalah segelintir orang yang berada dalam istana dan memegang
kekuasaan. Dalam keadaan seperti itulah, hidup Isaac Newton (1642-1727), meletakkan dasar-
dasar penalaran ilmiah dari banyak disiplin ilmu, dan mempunyai andil yang sangat besar pada
perkembangan ilmu serta pemikiran filsafat. Teori Gravitasi Newton mempersatukan teori
gerakan linear lurus yang dikemukakan Galileo dengan gerakan linear dalam garis tertutup
yang diajukan oleh Keppler. Hukum-hukum Mekanika Newton memberi inspirasi pada
pembuatan alat-alat bantu sederhana dalam kehidupan manusia. Selama dua abad para
ilmuwan bersepakat bahwa Newton telah membuat garis besar system of the world. Seabad
setelah Newton, matematikawan Perancis Lagrange (1736-1813) mengungkapkan
pandangannya bahwa Newton adalah Jenius terbesar yang pernah ada, kita tak dapat
menemukan lebih dari satu tatanan dunia yang mantap. Tak ada lagi kejayaan disana. Bahkan
guru Max Planck (1858 1947) sempat berujar Fisika sudah tamat riwayatnya dan sudah
menjadi jalan buntu. Itulah sebabnya ia menganjurkan Planck untuk mendalami musik dan
menjadi pianis konser. Tetapi Planck tetap memilih fisika dan dengan teori kuantumnya serta
teori relativitas Einstein, meluluh lantakkan pondasi sistem Newtonian. Sedemikian luasnya
revolusi tersebut sehingga tampak abadi tidak tergantikan, Sistem Newton tampak menjadi
seperti ilusi. Albert Eisnten memperlihatkan bahwa massa dapat dikonversi menjadi energi.

- Teori Relativitas Einstein.

Teori ini berbicara tentang hukum fisika berlaku sama untuk semua pengamat selama mereka
bergerak dengan kecepatan konstan pada arah yang tetap. Teori relativitas khusus tidak cocok
dengan teori gravitasi Newton yang menyatakan bahwa benda-benda tertarik satu sama lain
dengan gaya yang bergantung pada jarak benda-benda itu. Konsekuensi dari teori relativitas
adalah ditinggalkannya ide-ide yang berkenaan dengan ruang dan waktu mutlak dan konsep
eter yang menyerap ke semua tempat, yang waktu itu dianggap sebagai medium untuk
perambatan cahaya dan semua bentuk radiasi elektromagnetik lainnya.
Pada mulanya tidak banyak ahli fisika yang dapat menerima teori relativitas khusus.
Kesukarannya terutama bersifat konseptual meskipun juga terdapat rintangan eksperimental.
Sedikit demi sedikit rintangan eksperimental dapat diatasi melalui Buchener dan Huppka.
Salah satu ciri intelektual teori relativitas umum yang spektakuler adalah reduksi kekuatan-
kekuatan gravitasi Newton menjadi aspek-aspek lengkungan empat dimensi ruang dan waktu.
Hal ini berarti bahwa relativitas umum menyiratkan terdapatnya kekeliruan atau kekurangan
esensial selama itu. Einstein mendapatkan hadiah Nobel tahun 1921 sebagai penghargaan atas
kerja kerasnya dalam bidang Fisika.

7
2.3 Perkembangan Biologi Abad Ke-20

- Genetika

Meskipun Hukum-hukum genetika Mendel telah ditemukan pada tahun 1866, namun hukum
Mendel tersebut baru menarik perhatian orang setelah ditemukan kembali oleh tiga orang
ilmuwan, yaitu Hugo De Vries (Belanda), Carl Erich Correns (Jerman) dan Erik Tschermak
von Seysenegg (Austria) pada tahun 1900. Istilah gen sendiri mula-mula digunakan oleh ahli
genetika Denmark, Johansen pada 1906 sebagai nama bagi satuan pewarisan sifat yang
dipostulatkan oleh Mendel. Menjelang 1940-an studi tentang genetika berkembang pesat dan
pada waktu itu dipastikan bahwa pembawa faktor-faktor keturunan ialah kromosom dalam sel
dan istilah gen digunakan untuk unit-unit pembawa faktor keturunan dalam kromosom. Pada
1940 dua orang ahli biologi Amerika, Beadle dan Tatum mengerjakan riset yang menghasilkan
kesimpulan bahwa produksi suatu enzim ditentukan oleh ada tidaknya suatu gen tertentu.
Dalam pekerjaannya tersebut, Beadle dan Tatum mereduksi peristiwa biologi menjadi
peristiwa kimia. Pada tahun 1944 tiga orang ilmuwan Amerika, O.T. Avery, C.M. Mc. Leod
dan M. Mc. Carty menunjukkan bahwa dalam bakteri pemindahan faktor keturunan dilakukan
oleh DNA. Dalam penelitian mereka tersebut, ekstrak dari sel bakteri yang satu gagal men-
transformasi sel bakteri lainnya kecuali jika DNA dalam ekstrak dibiarkan utuh. Eksperimen
Hershey dan Chase kemudian membuktikan hal yang sama dengan menggunakan pencari jejak
radioaktif (radioactive tracers). Misteri yang belum terpecahkan ketika itu adalah:
bagaimanakah struktur DNA sehingga ia mampu bertugas sebagai materi genetik. Persoalan
ini dijawab oleh Francis Harry Compton Crick dan koleganya James Dewey Watson
berdasarkan hasil difraksi sinar-x DNA oleh Maurice Hugh Frederick Wilkins dan Rosalind
Franklin. Kemudian hari, Crick, Watson, dan Wilkins mendapatkan hadiah Nobel Kedokteran
pada 1962 atas penemuan ini.

- Neo-Darwinisme

Pada tahun 1942 Julian Huxley menggabungkan teori evolusi Darwin dan genetika sebagai
acuan dasar Neo-Darwinisme sistematis, yang disebutnya Sintesis Modern. Dalam hal ini
mutasi dan kombinasi gen (unit hereditas) dipandang sebagai sumber utama variasi, dan
keduanya mengalami proses acak yang tidak ada kaitannya dengan kebutuhan organisme. Teori
ini dapat dianggap sebagai versi luas dari sintesis Neo-Darwinian. Dawkins menggunakan
istilah replikator untuk gen yang salah satu sifat paling mencoloknya adalah adanya persaingan
antar replikator; dimana replikator yang paling menang akan menjadi replikator yang bertahan
hidup dan terus menyelenggarakan proses replikasi yang akan menyangga kehidupan; sebuah
proses yang mengingatkan pada teori seleksi alami Darwin.

8
BAB III KESIMPULAN

Dalam bab pendahuluan, tergambar gambaran yang jelas tentang pentingnya abad ke-20 dalam
sejarah manusia. Era ini ditandai oleh kemajuan teknologi yang mengubah secara mendasar cara
kita berinteraksi dengan dunia, serta perubahan sosial yang mendalam yang memunculkan
pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang hakikat manusia dan arah peradaban. Kesadaran akan
perubahan ini menjadi landasan bagi munculnya berbagai aliran pemikiran filosofis, seperti
eksistensialisme dan fenomenologi, yang mencoba menjawab tantangan-tantangan baru dalam
kehidupan manusia.
Sementara itu, dalam ranah sains, abad ke-20 disaksikan sebagai periode yang penuh dengan
penemuan dan revolusi ilmiah yang mengubah paradigma kita tentang alam semesta dan
kehidupan. Dari teori relativitas Einstein yang meruntuhkan pandangan klasik tentang ruang dan
waktu, hingga penemuan struktur DNA yang membuka pintu pada pemahaman mendalam tentang
pewarisan sifat dan evolusi, perkembangan sains pada abad ke-20 menandai langkah-langkah
besar dalam pemahaman manusia tentang alam semesta dan kehidupan.
Namun, di balik kemajuan tersebut, terdapat juga tantangan dan krisis yang mengguncang
keyakinan optimis abad ke-20. Perang dunia, krisis ekonomi global, dan ketidakpastian dalam
perkembangan masyarakat membawa pertanyaan-pertanyaan baru tentang moralitas, eksistensi,
dan arah perkembangan manusia. Ini menciptakan lanskap intelektual yang kompleks di mana
filsafat dan sains saling berinteraksi dan merespon tantangan-tantangan baru yang muncul.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang perkembangan sejarah filsafat dan sains pada
abad ke-20 menjadi sangat penting dalam memahami perjalanan intelektual manusia. Dengan
menggali lebih dalam tentang dinamika dan perubahan dalam filsafat dan sains selama abad ke-
20, kita dapat mendapatkan wawasan yang berharga tentang bagaimana pemikiran manusia
berevolusi dan bagaimana hal ini memengaruhi masyarakat kontemporer saat ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bernald J. D. (1969). Science in History. Volume 3 The Natural Scences in Our Time.
Cambridge: M.I.T Press.
Cambell. Reece Mitchell. (1999). Biology. Fifth Edition. Illinois: Addison Wesley
Longman inc.
Dampier, W. C. (1936). A History of Science. New York : The McMillan. Co.
Darmodjo, Hendro. (1986). Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Karunika.
Khun Thomas. (1993). Peran Paradigma dalam Revolusi Sains. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Purba, Michael. (1997). Ilmu Kimia untuk SMU. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi. S dan Poedjiadi. A. (2001). Kimia dari Zaman ke Zaman. Bandung: Yayasan
Cendrawasih.
Pratiwi, dkk. (1996). Buku Penuntun Biologi SMU. Jakarta: Erlangga.
Tafsir, Ahmad. (2000). Filsafat Umum. Akal dan Hati Sejak Thales sampaii Capra.
Bandung : Remaja Rosda Karya.

10

Anda mungkin juga menyukai