Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TAHAPAN PERKEMBANGAN ILMU ALAM SERTA TOKOH PENGAMAT SAINS


PADA ERA MODERN

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Dasar Dasar Sains

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si

OLEH:

CHRISTINA MARIA SANTOSO 200311613753

HUSNUL KHOTIMAH 200311613707

NUR AVITRI SISWARNO 200311613691

SRI WAHYUNI 200311613675

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PRODI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

APRIL 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Tahapan
Perkembangan Ilmu Alam serta Tokoh Pengamat Sains pada Era Modern” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Sains.

Kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya.

2. Prof. Dr. Abdul Ghofur, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Sains.

3. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.

4. Anggota kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca akan kami terima dengan senang hati. Kami berharap, makalah ini
dapat memberikan manfaat dan berguna bagi para pembaca.

Malang, 15 April 2021

Tim penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3

BAB I .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 5

BAB II ............................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6

2.1 Tahapan-tahapan Perkembangan Ilmu Alam pada Era Modern ............................. 6

2.2 Tokoh-tokoh Pengamat Sains pada Era Modern ........................................................ 8

2.3 Bagan Tokoh-tokoh Pengamat Sains pada Era Modern .......................................... 12

BAB III......................................................................................................................................... 13

PENUTUP .................................................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 13

3.2 Saran ................................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan memainkan peran utama dalam pemikiran dan memberikan
pencerahan. Ilmu pengetahuan yang dikenal manusia pada masa kini tentu tidak terlepas dari
serangkaian proses perkembangan. Ilmu pengetahuan yang kita kenal saat ini belum tentu
sudah dikenal sepuluh tahun, apalagi ratusan tahun lalu. Perkembangan ilmu pengetahuan
merupakan proses panjang yang membuat pengetahuan semakin bertumbuh dan berkembang
seiring berjalannya waktu. Perkembangan ilmu pengetahuan tentunya dipengaruhi oleh
berbagai faktor, beberapa di antaranya adalah pengaruh sosial, budaya, dan faktor pengetahuan
itu sendiri. Faktor-faktor tersebut pun tentunya juga turut berkembang seiring berjalannya
waktu. Ilmu pengetahuan dan faktor perkembangan ilmu pengetahuan memiliki hubungan
timbal balik yang tidak dapat dipisahkan.
Ilmu pengetahuan atau sains merupakan hasil dari keingintahuan sebagai ciri khas
manusia. Ilmu pengetahuan merupakan wadah untuk proses belajar, memahami, mensintesis,
merevisi, dan mengulangi proses tersebut berulang kali, untuk pemahaman yang lebih baik
tentang dunia. Manusia mempunyai keingingintahuan yang tinggi mengenai benda dan
fenomena yang terjadi di sekitarnya. Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan telah
melalui berbagai era. Adapun pembahasan pada kali ini akan lebih berfokus kepada
perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Ilmu pengetahuan modern merupakan hasil adaptasi dari ilmu pengetahuan pada periode
sebelumnya, yang muncul karena kehausan manusia akan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan modern begitu dinantikan oleh banyak ilmuwan dari masa-masa sebelumnya,
khususnya abad pertengahan. Periode modern menghidupkan kembali kebebasan berpikir yang
kurang didapat oleh ilmuwan pada abad pertengahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja tahapan-tahapan perkembangan ilmu alam pada era modern?
2. Siapakah tokoh-tokoh pengamat sains era modern?
3. Bagaimana bagan tokoh-tokoh pengamat sains era modern?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tahapan-tahapan perkembangan ilmu alam pada era modern.
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh pengamat sains pada era modern.
3. Untuk mengetahui bagan tokoh-tokoh pengamat sains pada era modern.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tahapan-tahapan Perkembangan Ilmu Alam pada Era Modern

Revolusi ilmiah yang pertama muncul dalam bidang astronomi, kosmologi, dan fisika
pada abad ke-16 dan ke-17. Pencapaian ilmu pengetahuan pada abad pertengahan tidak begitu
berpengaruh dengan perkembangan ini. Namun, yang harus ditekankan adalah bahwa
perubahan penting dalam ilmu eksakta dan astronomi yang melambangkan revolusi ilmiah
tidak berkembang dari ruang hampa. Hal itu tidak mungkin terjadi tanpa peristiwa dasar
tertentu yang merupakan produk atau hasil unik dari akhir abad pertengahan.
Kelahiran sains "modern" memiliki tiga tahapan yang berbeda sejak kemunculannya.
Berikut adalah tiga tahapan perkembangan ilmu pengetahuan modern:
a. Tahap pertama
Pada tahap ini para amatir berusaha memuaskan keingintahuan mereka tentang cara
kerja dunia. Pada dasarnya tidak ada kepentingan lain selain pencarian kebenaran.
Kesalahan langkah yang diambil terutama disebabkan oleh kesulitan dalam membuat
penemuan dan sifat bawaan manusia, seperti kesombongan dan keserakahan.
b. Tahap kedua
Tahap kedua diperkirakan dimulai pada abad ke-19. Ilmu pengetahuan menjadi
sebuah karier, cara yang masuk akal untuk mencari nafkah. Sains tidak seperti karier lain
di bidang akademis atau profesi seperti teknik yang terhormat dan berpotensi memuaskan,
dan bahkan bukan jalan yang jelas menuju pengaruh atau kekayaan yang besar. Tak pelak,
ada konflik kepentingan antara memajukan karier dan mengikuti secara sains secara
objektif. Objektivitas ini berfungsi cukup baik untuk menjaga kemajuan ilmu pengetahuan
yang sedikit terpengaruh oleh konflik kepentingan karier itu.
c. Tahap ketiga hingga sekarang
Tahap ini dimulai pada sekitar pertengahan abad ke-20, sains menghadapi perubahan
etos yang diperlukan karena ekspansi selama berabad-abad pada tingkat eksponensial telah
berubah menjadi situasi zero-sum, kondisi mapan yang telah memupuk. Pada tahap ini
terdapat persaingan sangat kejam. Pada saat yang sama, rekor keberhasilan sains yang luar
biasa sebelumnya telah mendorong industri dan pemerintah untuk mengkooptasi dan
mengeksploitasi sains dan ilmuwan. Interaksi tersebut menawarkan kemungkinan bagi
individu untuk mendapatkan pengaruh dan kekayaan publik yang cukup besar.
Kemungkinan itu menggoda korupsi. Penipuan langsung dalam penelitian menjadi lebih
sering terlihat, dan pernyataan publik tentang masalah sains dibuat untuk motif birokrasi
dan komersial yang mementingkan diri sendiri. Masyarakat sekarang tidak dapat dengan
aman mengandalkan nasihat yang sehat dari komunitas ilmiah. Ilmu pengetahuan menjadi
kurang dapat dipercaya
Hadirnya zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada era ini sebenarnya sudah mulai terjadi zaman
Renaissance. Pada zaman modern ini, mulai banyak orang yang menganut aliran rasionalisme
dan empirisme. Berikut adalah pemaparan aliran-aliran pada era modern:
a. Rasionalisme
Rasionalisme adalah paham filsafat yang menyatakan bahwa akal pemikiran adalah
alat paling utama dalam memperoleh suatu pengetahuan. Rasionalisme mengajarkan
bahwa pengetahuan diperoleh dengan aktivitas olah pikir. Dalam proses berpikir tersebut
diperlukan pemikiran logis yang masuk akal. Pengetahuan yang dapat digunakan sebagai
suatu ilmu pengetahuan ilmiah hanyalah pengetahuan yang bersumber dari akal dan dapat
dinalar.
b. Empirisme
Empirisme berasal dari kata “empiris” (bahasa Yunani) yang artinya inderawi.
Empirisme merupakan aliran yang menjadikan pengalaman sebagai dasar memperoleh
pengetahuan dan dapat diartikan sebagai kesan-kesan yang ditimbulkan oleh panca indera.
Aliran empirisme mulai berkembang di Inggris pada abad 17-18.
Penganut aliran ini berpendirian bahwa kebenaran berasal dari pengalaman inderawi
yang kemudian dipahami oleh akal. Selain itu, pengetahuan juga didapatkan melalui
pengalaman kehidupan. Pengalaman-pengalaman tersebut kemudian memunculkan ide
atau pemikiran mereka. Dalam aliran ini, hukum kausalitas atau hubungan sebab-akibat
tidak berlaku.
c. Kritisisme
Aliran kritisisme merupakan perpaduan dari rasionalisme dan empirisme, di mana
kedua aliran ini bisa dikatakan lumayan bertolak belakang. Salah satu tokoh penganut
aliran kritisisme adalah Immanuel Kant (1724-1804). Kant berpendapat bahwa
rasionalisme dan empirisme tidak sepenuhnya benar apabila berdiri sendiri. Memang benar
bahwa pengetahuan diperoleh dari panca indera, namun juga harus dapat diterima oleh akal
secara logis.

2.2 Tokoh-tokoh Pengamat Sains pada Era Modern

2.2.1 Isaac Newton (1642-1727)


Isaac Newton adalah penemu hukum gravitasi dan kalkulus. Kontribusi Newton
untuk ilmu pengetahuan modern sangatlah penting.
Isaac Newton lahir tanpa ayah, ayahnya meninggal beberapa bulan sebelum dia
lahir. Pada saat berumur 3 tahun, ibunya menikah lagi sehingga ia dibesarkan oleh
neneknya. Pada tahun 1661, Isaac menempuh pendidikan di Universitas Cambridge.
Hingga dia terpilih sebagai Anggota Trinity College. Pada tahun 1669 Isaac berhasil
menjadi Profesor Matematika Lucasian. Isaac juga sering menulis, beberapa karya
terkenalnya yakni Principia dan Opticks. Karena kejeniusannya, Profesor Robert Iliffe
menggambarkan Isaac Newton dengan mengatakan istilah 'genius ilmiah'.
Pencapaian terbesarnya adalah mengemukakan teori gravitasi. Peristiwa itu
terjadi ketika ia sedang duduk di bawah pohon apel. Ia merenungkan tentang misteri
alam semesta. Saat berpikir, tiba-tiba sebuah apel jatuh ke tanah. Atas kejadian itu,
Isaac kembali berfikir, mengapa buah selalu jatuh ke bawah menuju tanah atau pusat
bumi, tidak ke samping atau ke atas? Karena kejadian itulah, Isaac Newton terus
menggali dan berpikir hingga merumuskan sebuah teori yakni teori gravitasi. Bahkan
ada sumber yang mengatakan bahwa temuannya ini adalah temuan terbesar dalam
sejarah setelah temuan Archimedes.
2.2.2 Leibniz (1646-1716 M)
Gottfried Wilhelm von Leibniz adalah seorang filsuf Jerman. Metafisika Leibniz
juga memusatkan perhatiannya pada substansi yang dikembangkan melalui konsep
monad yakni prinsip akal yang mencukupi. Secara sederhana dapat dirumuskan bahwa
“sesuatu harus mempunyai alasan”. Leibniz memiliki pendapat bahwa substansi itu ada
banyak, dan dia menyebut substansi-substansi itu sebagai monad. Setiap monad
berbeda satu dengan yang lainnya, dan Tuhan (sesuatu yang supermonad dan satu-
satunya monad yang tidak dicipta) adalah pencipta monad-monad itu.

2.2.3 Immanuel Kant (1724-1804)


Immanuel Kant lahir dari pasangan Johann G. Kant dan Anna Regina Kant pada
tahun 1724 di Königsberg. Ayahnya adalah seorang ahli pembuat baju besi (zirah).
Keluarga Kant adalah penganut agama Pietist. Immanuel Kant menempuh pendidikan
dasarnya di Saint George’s Hospital School, kemudian dilanjutkan ke Collegium
Fridericianum. Pada tahun 1740, Kant menempuh pendidikan di University of
Königsberg dan mempelajari tentang filosofi, matematika, dan ilmu alam. Pada tahun
1740 itu juga, Immanuel Kant memublikasikan beberapa naskah yang berkaitan dengan
pertanyaan ilmiah. Tahun 1755-1770, Immanuel Kant bekerja sebagai dosen dan terus
memublikasikan beberapa naskah ilmiah. Tahun 1770, Immanuel Kant berhasil
mendapat gelar profesor. Perkembangan pemikiran kant mengalami empat periode;
1. Periode pertama atau periode rasionalistik.
Periode ini terjadi saat Immanuel masih dipengaruhi oleh Leibniz Wolf hingga
tahun 1760.
2. Periode kedua atau periode empiristik.
Periode ini ditandai dengan semangat skeptisisme, berlangsung antara tahun 1760–
1770.
3. Periode ketiga atau tahap kritik.
Periode ini dimulai dari inaugural dissertation-nya pada tahun 1770.
4. Periode keempat
Periode keempat berlangsung antara tahun 1790 sampai 1804. Immanuel Kant
mengalihkan perhatiannya pada masalah religi dan problem-problem sosial. Karya
terpentingnya pada periode ini adalah Religion within the Limits of Pure Reason
(1794) dan sebuah kumpulan esai berjudul Eternal Peace (1795).
2.2.4 Joseph Black (1728-1799 M)
Joseph Black adalah tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan ilmu alam
pada era modern. dia lahir pada tanggal 16 April 1728 di Bordeaux, Prancis dan
meninggal pada tanggal 10 November 1799 di Edinburgh, Skotlandia. Joseph Black
adalah seorang fisikawan yang berasal dari Inggris yang dikenal melalui temuannya
mengenai “fixed air” (karbon dioksida), konsep laten panas, dan juga penemuan
tentang bikarbonat. Mengenai penelitiannya tentang alkalinitas dengan menggunakan
tesis yang dilakukan pada garam magnesium, dia mengatakan bahwa dengan asam,
magnesia alba memiliki perilaku yang sama dengan kapur atau kalsium karbonat yang
mana sama-sama mengeluarkan gas. dilanjutkan beberapa penelitian yang
berhubungan.
Black merupakan seorang ahli kimia pertama yang berhasil menunjukkan bahwa
sebenarnya gas itu dapat menjadi sebuah zat kimia yang ada pada dirinya sendiri dan
bukan, seperti apa yang mereka pikirkan sebelumnya, bahwa udara atmosfer dalam
berbagai tingkat kemurnian.
2.2.5 Joseph Priestley (1733-1804 M)
Joseph Priestley adalah seorang pendeta di Inggris. Pada tanggal 1 Agustus 1774
dia melakukan sebuah percobaan. Joseph menemukan bahwa lilin yang menyala dan
ditempatkan dalam wadah tertutup rapat akan cepat atau segera mati. Lalu Joseph
mencoba memasukkan seekor tikus ke dalam wadah itu pula, maka tikus akan segera
mati lemas, karena proses pembakaran telah menghabiskan oksigen yang ada di udara.
Joseph Priestley lalu menemukan bahwa apabila meletakkan potongan tanaman mint
di dalam wadah tersebut, udara akan “dikembalikan” perlahan-lahan, sehingga keadaan
ini dapat kembali menunjang pembakaran lilin dan hidup tikus di dalam wadah
tersebut. Priestley menyimpulkan bahwa tumbuhan hijau menghasilkan oksigen, tetapi
Priestley tidak menyadari bahwa sinar matahari diperlukan dalam proses ini yakni
untuk menunjang kehidupan dari pohon mint. Karena ia mempublikasikan
penemuannya terlebih dahulu, maka Priestley lah yang mendapatkan prioritas dalam
penemuan itu.
2.2.6 Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794 M)
Lavoisier melakukan percobaan kuantitatif pertama yang memadai pada oksidasi. Dia
juga memberikan penjelasan pertama yang benar mengenai cara pembakaran bekerja.
Pada tahun 1774, ia menggunakan percobaan ini dan yang sejenis untuk
mendiskreditkan teori phlogiston serta membuktikan bahwa zat yang ditemukan oleh
Priestley dan Scheele adalah unsur kimia. Penemuan Antoine Lavoisier meruntuhkan
teori phlogiston, ia menyadari bahwa ada bagian udara yang hilang yang disebut “udara
tanpa phlogiston”. Lavoisier menamakan gas yang hilang itu dengan nama “Oksigen”.
Dari eksperimennya, Lavoisier menemukan bahwa dalam reaksi kimia, tidak terjadi
perubahan massa zat. Ia pun merumuskan Hukum Kekekalan Massa (Hukum
Lavoisier) yang berbunyi: “Di dalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum &
sesudah reaksi adalah sama”.
2.2.7 J.J. Thomson (1856- 1940)
J.J Thomson merupakan ahli fisika yang cukup berpengaruh dalam
perkembangan teori atom. Ia dikenal sebagai penemu elektron. Pada 30 April 1987, ia
mengumumkan bahwa terdapat partikel-partikel yang lebih ringan daripada atom,
partikel ini kemudian disebut sebagai korpuskular atau yang saat ini kita kenal dengan
elektron. Ia berpendapat bahwa atom adalah suatu bola pejal bermuatan positif, di mana
muatan positif di dalamnya terbagi secara merata ke seluruh isi atom dan kemudian
dinetralkan dengan muatan negatif (elektron) yang berada di antaranya. Jumlah muatan
elektron dan proton adalah sama. Sedangkan massa atom ditentukan oleh jumlah massa
elektronnya. Model atom gagasan Thomson ini kemudian kita kenal dengan Model
Atom Roti Kismis, karena elektron menyebar di seluruh atom layaknya kismis pada
roti.
2.3 Bagan Tokoh-tokoh Pengamat Sains pada Era Modern
Berikut adalah bagan Tokoh-tokoh Pengamat Sains pada Era Modern.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelahiran sains "modern" memiliki tiga tahapan yang berbeda sejak kemunculannya.
Terdapat tiga tahapan perkembangan ilmu pengetahuan modern yaitu : Tahap pertama, para
amatir berusaha memuaskan keingintahuan mereka tentang cara kerja dunia. Tahap kedua,
dimana ilmu pengetahuan menjadi sebuah karier, cara yang masuk akal untuk mencari nafkah.
Tahap ketiga hingga sekarang, sains menghadapi perubahan etos yang diperlukan karena
ekspansi selama berabad-abad pada tingkat eksponensial telah berubah menjadi situasi zero-
sum, kondisi mapan yang telah memupuk yang terdapat persaingan sangat kejam namun pada
saat yang sama, rekor keberhasilan sains yang luar biasa sebelumnya telah mendorong industri
dan pemerintah untuk mengkooptasi dan mengeksploitasi sains dan ilmuwan.
Terdapat beberapa aliran pada era modern ini, yaitu Rasionalisme, Empirisme, dan
Kritisisme. Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal pemikiran adalah
alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan. Empirisme merupakan aliran yang
menjadikan pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan dapat diartikan sebagai kesan-kesan
yang ditimbulkan oleh panca indera. Dalam aliran empirisme tidak berlaku hukum kausalitas
atau hubungan sebab-akibat. Sedangkan aliran kritisisme merupakan perpaduan dari
rasionalisme dan empirisme yang sangat bertolak belakang. Memang benar bahwa
pengetahuan diperoleh dari panca indera, namun juga harus dapat diterima oleh akal secara
logis.
Beberapa tokoh yang menjadi pengamat sains pada era modern adalah Isaac Newton
(1642-1727), Leibniz (1646-1716 M), Immanuel Kant (1724-1804), Joseph Black (1728-1799
M), Joseph Priestley (1733-1804 M), Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794 M), dan J.J.
Thomson (1856- 1940).

3.2 Saran
Makalah ini tentunya bersumber dari beberapa buku, jurnal, maupun artikel. Namun,
tentunya isi makalah ini tidak dapat dikatakan benar sepenuhnya, mengingat bahwa sumber
yang kami gunakan merupakan sumber tertulis, dan bukan merupakan penelitian kami pribadi.
Dalam penyusunan makalah ini pula tentunya ada hal yang kurang akurat dan
terlewatkan. Oleh karena itu, pembaca diharapkan melakukan pencarian sumber lain untuk
menyempurnakan pengetahuan yang telah didapat dari makalah tentang tahapan
perkembangan ilmu alam dan tokoh-tokoh pengamat sains pada era modern ini. Kami harap
makalah ini mampu memberikan informasi kepada pembaca. Kami berupaya untuk
mengedukasi pembaca untuk menggali lebih dalam lagi mengenai tahapan perkembangan ilmu
alam pada era modern dan tokoh-tokoh pengamat sains ini.
DAFTAR PUSTAKA

Augustine, S. (2016). Scientific genius. Retrieved 4 15, 2021, from


https://www.thehindu.com/features/kids/isaac-newton-contribution-to-science-was-
monumental/article8365436.ece

Burhanuddin, A. (2013). SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN.


Retrieved 4 15, 2021, from https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/sejarah-
perkembangan-ilmu-pada-masa-modern-5/

Farida, I. (2009). Analisis Sejarah Perkembangan Model Atom. Retrieved 4 15, 2021, from
http://digilib.uinsgd.ac.id/13183/1/Analisis%20Sejarah%20Perkembangan%20Model%2
0Atom%20Berdasarkan%20Paradigma.pdf

Grant, E. (1997). HISTORY OF SCIENCE: When Did Modern Science Begin? The American
Scholar, 66(1), 105-113. Retrieved 4 15, 2021, from
https://www.jstor.org/stable/41212592?seq=1

Hooykaas, R. (1987). The Rise of Modern Science: When and Why? The British Journal for the
History of Science, 20(4), 453-473. Retrieved 4 15, 2021, from
https://www.jstor.org/stable/4026418?seq=1

Olensia, Y. (2012). PENEMUAN OKSIGEN EVOLUSI ATAU REVOLUSI? Retrieved 4 15,


2021, from https://www.researchgate.net/profile/Yeva-
Olensia/publication/326317641_PENEMUAN_OKSIGEN_EVOLUSI_ATAU_REVOL
USI_Diajukan_untuk_memenuhi_tugas_akhir_mata_kuliah_Filsafat_Ilmu/links/5b45ae5
6aca272dc385f6c90/PENEMUAN-OKSIGEN-EVOLUSI-ATAU-REVOLUSI-Diajukan-
unt

Sabarni. (2019). STRUKTUR ATOM BERDASARKAN ILMU KIMIA DAN PERSPEKTIF


AL-QURAN. Lantanida Journal, 7(1), 1-100. Retrieved 4 15, 2021, from
https://media.neliti.com/media/publications/287732-struktur-atom-berdasarkan-ilmu-
kimia-dan-8a39a911.pdf

Anda mungkin juga menyukai