Anda di halaman 1dari 10

Elfi Lailan Symita Lubis SEMNASTIKAUNIMED

ISBN:978-602-17980-9-6

Penggunaan Media Garis Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan


Berhitung Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV Mis Nurul Hasanah
Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 2016/2017
Elfi Lailan Syamita Lubis
Program Pascasarjana Reguler A-1 Pendidikan Dasar
Universitas Negeri Medan
Email: elfilailan@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada
siswa kelas IV MIS Nurul Hasanah Lubuk Pakam dan mendiskripsikan cara penggunaan garis
bilangan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi bilangan bulat. Variabel yang
menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah kemampuan berhitung bilangan bulat
positif dan bilangan bulat negatif berupa penjumlahan, pengurangan dan campuran sedangkan
variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah media garis bilangan. Bentuk
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus. Tiap siklus terdiri
dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Subyek
dari penelitian ini adalah siswa kelas IV MIS Nurul Hasanah Lubuk Pakam, Kecamatan Lubuk
Pakam, Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 23 siswa. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah
model analisis statistik diskriptif yaitu membuat rata-rata nilai, nilai maksimal, nilai minimal,
menghitung persentase, membuat grafik kemudian mendiskripsikan data-data penelitian tersebut,
dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
kemampuan berhitung bilangan bulat, setelah dilakukan tindakan kelas melalui media garis
bilangan. Hal ini dapat ditujukan dengan meningkatnya kemampuan siswa dari sebelum dilakukan
tindakan dan sesudah diberikan tindakan. Pada Siklus I ada peningkatan dari rata-rata 39,13
dengan siswa yang tuntas 8,7% (2 orang siswa yang tuntas) meningkat menjadi 68,6 atau
sebanyak 65,2% (15 orang siswa yang tuntas) sedangkan pada Siklus II ada peningkatan dari rata-
rata 68,6 meningkat menjadi 85,21 atau sebanyak 91,3% (21 orang siswa yang tuntas). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media garis
bilangan dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IV MIS
Nurul Hasanah Lubuk Pakam, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang Tahun
Pelajaran 2016/2017.
Kata Kunci : Media Garis Bilangan, Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat.

I. PENDAHULUAN Menurut Badan Nasional Standart


Matematika adalah dasar ilmu universal Pendidikan (BNSP) pada kurikulum tahun 2006,
yang sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek mata pelajaran matematika perlu diberikan
kehidupan. Pelajaran matematika yang diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar
di sekolah di harapkan dapat memperkaya untuk membekali siswa dengan kemampuan
pengetahuan peserta didik yang nantinya dapat berpikir logis, analitik, sistematis, kritis, dan
digunakan untuk mengembangkan kemampuan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Tujuan
berpikirnya terutama kemampuan pemecahan yang terlihat disini adalah bahwa matematika
masalah terhadap penerapannya dikehidupan sangat penting untuk mengembangkan penataan
sehari-hari. Oleh karena itu, pelajaran nalar atau daya berpikir logis siswa yang berguna
matematika perlu dipehami dan dikuasai siswa dalam penerapannya pada kehidupan sehari-hari
dengan baik sejak dini. untuk memeroleh, mengelola dan memanfaatkan
informasi ilmu pengetahuan yang ada.

19
Seminar NasionalMatematika: Peran Alumni MatematikadalamMembangunJejaring
KerjadanPeningkatanKualitasPendidikan, 6Mei 2017,
FakultasMatematikaUniversitasNegeri Medan
Elfi Lailan Syamita Lubis SEMNASTIKAUNIMED

Peningkatan penguasaan, pemanfaatan, dan tercapai secara optimal. Dalam hal ini guru
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dituntut aktif, kreatif, dan inovatif serta
merupakan salah satu tujuan yang sangat di mempunyai kemampuan untuk merencanakan
inginkan oleh bangsa Indonesia. Untuk mencapai dan melaksanakan program pembelajaran.
tujuan tersebut pemerintah dan masyarakat Berdasarkan hasil pengamatan dan
pendidikan telah melakukan berbagai upaya wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada
pada berbagai jenjang persekolahan sesuai bulan Februari, dikelas IV diketahui beberapa
dengan kurikulum yang diberlakukan secara siswa mengeluh karena sulit memahami
nasional yang memuat berbagai mata pelajaran pelajaran matematika. Soal matematika
termasuk matematika. melibatkan angka-angka rumit, pengoperasian
Materi matematika yang diberikan di tanda bilangan yang banyak, selain itu soal-soal
Sekolah Dasar (SD) merupakan konsep dasar penerapannya juga sangat membingungkan.
yang banyak diterapkan dalam kehidupan sehari- Dari beberapa permasalahan yang
hari. Oleh karena itu diperlukan penguasaan yang teridentifikasi, peneliti berdiskusi dengan teman
memadai terhadap konsep matematika. sejawat tentang penyebab rendahnya pemahaman
Pemerintah berupaya meningkatkan mutu dan penguasaan siswa terhadap materi yang
pendidikan yang dilakukan secara menyeluruh diajarkan. Darihasil diskusi ditemukan bahwa
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap penyebab pemahaman dan kemampuan berhitung
dan nilai-nilai. Pengembangan aspek-aspek siswa rendahadalah: 1) guru tidak menyertakan
tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan penggunaan media pembelajaran yang inovatif
mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dalam pembelajaran; 2) kurangnya pemahaman
melalui seperangkat kompetensi, agar siswa terhadap konsep awal kemampuan berhitung
dapat bertahan hidup, menyesuaikan diri dan bilangan bulat menjadikan siswa bingung saat
berhasil di masa yang akan datang. menyelesaikan soal-soal yang lebih sulit tentang
Matematika memiliki peran yang sangat penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
penting karena banyak persoalan dalam positif dan bilangan bulat negatif. Hal ini
kehidupan yang memerlukan kemampuan disebabkan guru langsung memberikan konsep
matematika, seperti menghitung, mengukur dan yang sudah ada tanpa memberi penjelasan awal
menimbang. Menyadari akan peran penting penemuan konsep tersebut.
matematika dalam kehidupan, maka belajar Untuk mempelajari materi baru, siswa
untuk selayaknya merupakan kebutuhan dan sering kali memerlukan pemahaman beberapa
menjadi kegiatan yang menyenangkan. Namun konsep tentang materi sebelumnya yang masih
kenyataannya bahwa belajar matematika seakan ada kaitannya dengan materi yang akan
menakutkan bagi mereka. dipelajari, karena seperti kita ketahui bersama
Dalam pelaksanaan pembelajarannya salah bahwa materi dalam matematika berkaitan satu
satu komponen yang sangat penting adalah guru. sama lain, tidak bisa terpisah-pisah. Dengan
Guru adalah ujung tombak pendidikan. Dalam mengetahui konsep awal, diharapkan siswa dapat
konteks ini, guru mempunyai peranan yang mengerjakan soal tersebut dalam pengolahan
sangat besar dan strategis, karena gurulah yang hasilnya.
berada di barisan paling depan dalam Pada materi berhitung bilangan bulat, siswa
pelaksanaan pendidikan. Guru langsung kurang memahami konsep penjumlahan,
berhadapan dengan peserta didik dalam kegiatan pengurangan dan campuran bilangan bulat.
pembelajaran yang di dalamnya mencakup Pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah
kegiatan pentransferan ilmu pengetahuan dan menerangkan materi menggunakan konsep yang
teknologi serta penanaman nilai-nilai positif kurang lengket kepada siswa tanpa menggunakan
melalui bimbingan dan tauladan. Untuk itu, guru media yang konkret. Kondisi tersebut
harus dapat memberikan pelajaran yang baik menyebabkan hasil belajar yang di ukur pada
kepada seluruh peserta didik. waktu evaluasi pembelajaran materi berhitung
Pembelajaran yang baik adalah bilangan bulat menunjukkan dari 100% siswa
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya yang ada dikelas dengan nilai kriteria ketuntasan
interaksi antara pendidik, peserta didik, media minimal (KKM) ditingkat satuan pendidikan
dan lingkungan belajar. Dengan adanya interaksi adalah 75, diperoleh 8,7% atau 2 siswa dari 23
yang baik maka tujuan pembelajaran akan siswa yang telah mencapai KKM dan 91,3% atau
20
Seminar Nasional Matematika: Peran Alumni Matematika dalam Membangun Jejaring
Kerja dan Peningkatan Kualitas Pendidikan, 6 Mei 2017,
Fakultas Matematika Universitas Negeri Medan
Elfi Lailan Syamita Lubis SEMNASTIKAUNIMED

21 siswa dari 23 siswa memperoleh nilai di melalui dunia nyata dengan manipulasi benda-
bawah batas KKM. benda nyata sebagai perantara. Dengan
Dalam pembelajaran matematika, para siswa tumbuhnya motivasi belajar dan kemudahan
belum memahami konsep secara penuh dalam dalam memahami pelajaran ini agar memperjelas
penyelesaian masalah. Kurangnya motivasi siswa pemahaman siswa sehingga pada saat
dalam mengikuti pembelajaran matematika menghadapi soal-soal siswa mampu
disebabkan karena metode mengajar yang mengerjakannya dan kemampuan berhitung
digunakan kurang bervariasi (pembelajaran siswa akan lebih baik.
bersifat konvensional), model pembelajaran Ruseffendi (dalam skripsi Mery, 2011: 6)
kurang tepat dengan materi, serta tidak mengatakan bahwa keberhasilan60% lawan 10%
digunakannya media yang inovatif dalam bila menggunakan media dibandingkan dengan
pembelajaran sehingga siswa mengalami tidak menggunakan media yang artinya bahwa
kesulitan memahami materi yang diajarkan dan setelah menggunakan media siswa lebih
pembelajaran cenderung membosankan. memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Ruseffendi (dalam skripsi Mery: 2011:2) Dari permasalahan tersebut, maka
menyatakan bahwa untuk melekatkan ide atau diperlukan adanya perbaikan-perbaikan dalam
defenisi tertentu dalam fikiran siswa, harus proses pembelajaran penjumlahan dan
menguasai konsep dengan mencobanyadan pengurangan bilangan bulat.Upaya perbaikan
melakukan sendiri, maka siswa akan lebih pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
memahaminya. Apabila dalam proses perumusan berhitung bilangan bulat adalah menggunakan
dan penyusunan ide-ide tersebut disertai bantuan media garis bilangan dengan penentu langkah
benda-benda konkret yang merupakan alat bantu pada pembelajaran kemampuan berhitung
atau media, maka siswa akan lebih mudah bilangan bulat di kelas IV MIS Nurul Hasanah
mengingat ide-ide yang dipelajarinya itu. Lubuk Pakam sehingga siswa dapat dengan
Berdasarkan masalah di atas, peneliti mudah menyelesaikan soal-soal yang
tertarik untuk mengupayakan matematika pada berhubungan dengan penjumlahan dan
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pengurangan bilangan bulat. Dengan begitu,
bulat menjadi suatu pelajaran yang dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar
menyenangkan, yang lebih penting adalah untuk siswa.
meningkatkan kemampuan berhitung bilangan Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
bulat siswa dengan meningkatkan penguasaan mengetahui aktivitas guru dalam pelaksanaan
konsep akan operasi penjumlahan dan pembelajaran menggunakan media garis bilangan
pengurangan bilangan bulat terlebih dahulu dengan penentu langkah untuk meningkatkan
melalui media pembelajaran konkret. kemampuan berhitung bilangan bulat, (2)
Menurut Carol (dalam Trianto, 2007: 158), mengetahui aktivitas siswa kelas IV MIS Nurul
konsep sebagai suatu gambaran dari serangkaian Hasanah Lubuk Pakam dalam pembelajaran
pengalaman, dimana abstraksi berarti suatu penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
proses pemusatan perhatian seseorang pada dengan menggunakan media garis bilangan
situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen dengan penentu langkah, (3) meningkatkan
tertentu serta mengabaikan elemen yang lain. kemampuan berhitung siswa kelas IV MIS Nurul
Setiap konsep abstrak yang baru dipahami Hasanah Lubuk Pakam setelah mengikuti
siswa perlu diberi penguatan, agar mengendap penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
dan bertahan lama dalam memori siswa, dengan menggunakan media garis bilangan
sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola dengan penentu langkah.
tindakannya. Untuk itu diperlukan adanya
pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, Pembelajaran Matematika
tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta Menurut Ruseffendi (dalam Herman, 2012:
saja, karena itu akan mudah dilupakan oleh siswa 1), matematika adalah bahasa symbol; ilmu
menurut Ruseffendi (dalam skripsi Mery, 2011: deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
5-6). induktif; ilmu tentang pole keteraturan, dan
Siswa memerlukan alat bantu berupa media struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur
untuk menanamkan konsep dan memperjelas yang tidak didefenisikan ke unsur yang
materi serta siswa diberikan kesempatan belajar didefenisikan, ke aksioma atau postulat, dan
21
Seminar Nasional Matematika: Peran Alumni Matematika dalam Membangun Jejaring
Kerja dan Peningkatan Kualitas Pendidikan, 6 Mei 2017,
Fakultas Matematika Universitas Negeri Medan
Elfi Lailan Syamita Lubis SEMNASTIKAUNIMED

akhirnya ke dalil. Jadi, belajar matematika, pada selalu di mulai pada titik yang mewakili bilangan
hakikatnya adalah suatu aktivitas berpikir yang 0.
memuat konsep-konsep yang saling berhubungan Operasi pengurangan merupakan invers dari
dikaikan pada situasi yang nyata sehingga operasi penjumlahan. Begitu juga dalam
menyebabkan perubahan. penanaman konsep pengurangan pada bilangan
Menurut Heruman (2012) salah satu bulat dengan menggunakan garis bilangan.
pembelajaran matematika adalah ditekankannya Penerapan ini dapat dilakukan dengan
pada penanaman konsep dasar. penanaman memperhatikan sifat pengurangan bilangan bulat
konsep merupakan jembatan yang dapat yaitu a – b = a + (-b).
menghubungkan kemampuan kognitif siswa Pengerjaan operasi hitung campuran dengan
yang kongkret dengan konsep matematika yang cara: (1) jika dalam pengerjaan terdapat tanda
abstrak. Dalam kegiatan ini, media pembelajaran kurung, maka di dalam kurung harus di
dapat digunakan untuk membantu kemampuan selesaikan terlebih dahulu, (2) penjumlahan dan
pola pikir siswa. pengurangan dikerjakan sesuai dengan urutan
Konsep matematika bukan sebagai barang penulisannya.
jadi yang digunakan sebagai bahan informasi Media Garis Bilangan
untuk siswa. Namun, guru diharapkan merancang Media garis bilangan adalah media benda
pembelajaran matematika sehingga memberikan konkret berupa papan bilangan terbuat dari balok
kesempatan yang seluas-luasnya pada siswa karton dengan skala garis lurus yang di tandai
untuk berperan aktif dalam membangun konsep dengan titik-titik yang berjarak sama, pada setiap
secara sendiri atau bersama-sama. titik tertulis satu bilangan yang berurutan dari
bilangan negatif terkecil di sebelah kiri nol
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat sampai dengan positif terbesar di sebelah kanan
Menurut Purwodarminto, kemampuan nol.
berarti menguasai. Kemampuan adalah Adapun cara memainkan garis bilangan
kesanggupan, cakapan atau kekuatan yakni: (1) Mula-mula objek diletakkan pada
(Nurkhasanah dan Didik Turminto, 2007: 423), posisi nol; (2) Melihat bilangan pertama pada
sedangakan berhitung adalah mengerjakan soal, yaitu (a) Jika bilangan pertama adalah
hitungan (menjumlahkan, mengurangkan, dan bilangan bulat positif maka objek menghadap ke
sebagainya). Jadi kemampuan berhitung adalah kanan (bilangan bulat positif). (b) Jika bilangan
kemampuan yang memerlukan penalaran dan pertama adalah bilangan bulat negatif makaobjek
keterampilan aljabar termasuk operasi hitung menghadap ke kiri (bilangan bulat negatif);
yang diperlukan dalam semua aktivitas (3)Menjalankan objek di atas garis bilangan
kehidupan manusia sehari-hari. sesuai jarakbilangan yang pertama. Melihat
Pengenalan konsep bilangan bulat dimulai bilangan kedua dalamsoal, untuk menentukan
dengan tiap bilangan cacah yang diberikan kelanjutan perjalanan objek,dengan aturan
simbol negatif (-) dan positif (+), sedangkan sebagai berikut: (a) Jika bilangan keduaadalah
bilangan positif yang dimulai dari 0 (nol) disebut bilangan bulat positif maka objek dihadapkan
dengan bilangan cacah. Selanjutnya gabungan kekanan (bilangan bulat positif). (b) Jika
dari himpunan semua bilangan cacah dan bilangan keduaadalah bilangan bulat negatif
himpunan semua bilangan bulat negatif disebut maka objek dihadapkan kekiri (bilangan bulat
himpunan bilangan bulat negatif (dalam Karim: negatif); (4) Pada operasi hitungpenjumlahan,
180). maka objek berjalan maju; (5) Pada
Penjumlahan adalah operasi hitung beberapa operasihitung pengurangan, maka objek berjalan
bilangan jika ditambahkan menghasilkan mundur; (6)
bilangan yang lain sebagai hasilnya. Penanaman Meletakkan objek di posisi terakhir perjalanan
konsep penjumlahan dengan menggunakan garis garisbilangan; (7) Untuk selanjutnya, hasil akhir
bilangan dipikirkan menjadi sebuah pergerakan tersebutditandai dengan arah anak panah; (8)
sepanjang suatu garis bilangan. Gerakan arah ke Kemudian mencatatposisi terakhir objek sebagai
kanan menggambarkan suatu bilangan positif. hasil operasi hitung yangditanyakan; (9)
Begitu juga bilangan bulat negatif Mengulangi langkah dari awal dengansoal yang
menggambarkan gerakan ke arah kiri. Titik awal berbeda untuk melatih siswa memahamikonsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
22
Seminar Nasional Matematika: Peran Alumni Matematika dalam Membangun Jejaring
Kerja dan Peningkatan Kualitas Pendidikan, 6 Mei 2017,
Fakultas Matematika Universitas Negeri Medan
Elfi Lailan Syamita Lubis SEMNASTIKAUNIMED

Tahap III yaitu tahap refleksi (Reflecting)


II. METODE yaitu guru dan kepala sekolah bersama-sama
Berdasarkan pendapat Arikunto (2010: 2) pe membahas hasil pembelajaran. Siswa dikatakan
nelitian ini merupakan penelitian deskriptif berhasil jika kemampuan berhitung bilangan
kuantitatif dengan jenis Penelitian Tindakan bulat siswa kelas IV benar-benar meningkat
Kelas (PTK) karena segala kegiatannya sesuai KKM yang ditentukan yaitu apabila 80%
dilakukan di dalam kelas dan difokuskan pada dari jumlah siswa mendapat nilai ≥ 75 dan rata-
proses belajar mengajar. rata kelas mencapai 75,0.
Lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini Teknik pengumpulan data penelitian yang
dilakukan di MIS Nurul Hasanah Lubuk Pakam diambil ada tiga macam yaitu: (1) teknik
yang berlokasikan di Jalan RA. Kartini No. 1A. observasi (pengamatan), instrumen yang
Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada dibutuhkan meliputi (a) lembar observasi
pertimbangan bahwa peneliti merupakan guru aktivitas guru dalam proses pembelajaran.
tetap disekolah tersebut, peneliti telah memahami Selama proses pembelajaran, aktivitas yang
karakteristik siswa yang akan di teliti dan dilakukan guru dinilai oleh pengamat (observer)
kemampuan berhitung bilangan bulat yang masih berdasarkan lembar observasi yang telah
rendah. disiapkan oleh penliti. (b) lembar observasi
Subjek penelitian dalam penelitian ini aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung
adalah siswa kelas IV MIS Nurul Hasanah Lubuk dengan menggunakan media garis bilangan. (2)
Pakam dengan jumlah siswa 23 orang yang dokumentsi, teknik pengumpulan data yang
terdiri dari 5 orang siswa perempuan dan 18 bersumber dari dokumen dan arsip. Dokumen
orang siswa laki-laki. berupa daftar nilai, daftar hadir siswa, kurikulum
KTSP dan arsip-arsip lain yang dimiliki guru
Rancangan Penelitian kelas IV. (3) teknik tes, instrument penelitian
Sesuai dengan rumusan judul penelitian di yang dibutuhkan adalah lembar tes hasil belajar
atas, maka penelitian ini mengikuti prosedur dengan menggunakan soal tertulis pembelajaran
Classroom Action Research (Penelitian Tindakan yang diberikan pada akhir pembelajaran. Tes
Kelas). Prosedur pelaksanaannya secara garis yang diberikan bertujuan untuk mengetahui
besar terdiri dari tiga tahap dalam tiap siklusnya, peningkatan kemampuan berhitung bilangan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan bulat siswa setelah mengikuti pembelajaran
siklus refleksi. matematika menggunakan media garis bilangan.
Tahap I yaitu tahap penyusunan rancangan Dari data hasil tes dianalisis dengan
atau rencana tindakan (Planning). Peneliti menggunakan acuan tingkat criteria ketuntasan
menyusun rancangan atau rencana pelaksanaan minimal (KKM) siswa terhadap materi. Seorang
pembelajaran. Diantaranya adalah menentukan siswa dikatakan telah tuntas belajar apabila telah
SK dan KD, menyiapkan media pembelajaran memperoleh nilai ≥ 75 sesuai dengan KKM yang
yang dibutuhkan, menyiapkan soal tes yang ditentukan sekolahan.
dilaksanakan setelah pembelajaran, menyiapkan Ketuntasan klasikal (kelas tersebut
lembar penilaian dan membuat lembar observasi. tuntasbelajar) tercapai apabila seluruh siswa
Tahap II yaitu tahap pelaksanaan tindakan dalam kelas sudah mencapai ≥ 80%. Untuk
(Acting) dan pengamatan (Observing)yaitu menghitung persentaseketuntasan klasikal
peneliti melaksanakan proses pembelajaran digunakan rumus:
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
mata pelajaran matematika dengan KD P=
pengerjaan hitungan bilangan bulat. Kegiatan
observasi dilakukan bersamaan dengan Keterangan :
pelaksanaan tindakan yaitu pada proses P : Persentase ketuntasan belajar klasikal
pembelajaran matematika pada KD: pengerjaan Σn : Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 75
hitung bilangan bulat dengan media garis N : Banyaknya siswa
bilangan. Kegiatan yang dilakukan adalah: (1) (Aqib,dkk, 2011:41)
memiliki monitor siswa selama proses
pembelajaran; (2) peneliti menilai hasil yang III. Hasil dan Pembahasan
dicapai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran. Hasil
23
Seminar Nasional Matematika: Peran Alumni Matematika dalam Membangun Jejaring
Kerja dan Peningkatan Kualitas Pendidikan, 6 Mei 2017,
Fakultas Matematika Universitas Negeri Medan
Elfi Lailan Syamita Lubis SEMNASTIKAUNIMED

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siswasetelah mengikuti pembelajaran bilangan


siklus, dengan setiap siklus terdiri dari duakali bulat menggunakan media garisbilangan. Dari
pertemuan atau sama dengan alokasi waktu kegiatanpengamatan ini akan diuraikan sebagai
pembelajaran 2 x 35 menit setiap pertemuan. berikut: (1)aktivitassiswa dalam proses
Jadi, dua kali pertemuan memerlukan 4 x 35 pembelajaran pada Siklus Imemperoleh skor
menit alokasi waktu pembelajaran di sekolah. rata-rata 68,6artinya aktivitas siswa saat proses
Berdasarkan prosedur yang ada, pelaksanaan pembelajaranberjalan baik dengan persentase
setiap siklusnya meliputi tiga tahap yaitu: keberhasilan sebesar 65,2%. (2) Adapun nilai
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan ketuntasan klasikal kemampuan berhitung
pengamatan, serta refleksi. Realisasi siklus bilangan bulat siswa kelas IV Mis Nurul
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: Hasanah Siklus I adalah 65,2% yang tuntas
dalam kategori kurang baik karena sebanyak 8
Siklus I siswa dengan persentase ketuntasan 34,8% tidak
Tahap perencanaan, pada siklus pertama tuntas.
dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap Tahap Refleksi, Setelah melalui tahap
pertemuan dilaksanakan dalam waktu 2 x 35 pelaksanaan tindakan dan pengamatan, dapat
menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada diketahui bahwa kemampuan berhitung bilangan
hari selasa 21 Februari 2017 dan penelitian kedua bulat menggunakan media garis bilangan dengan
pada hari rabu tanggal 22 Februari 2017. secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik.
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal Namun skor rata-rata aktivitas aktivitas siswa,
yang ada saat pelajaran sekolah yang diikuti oleh dan hasil belajar siswa, belum memenuhi
siswa kelas IV sejumlah 23 orang. Guru indikator keberhasilan penelitian yang
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang telahditentukan oleh peneliti. Oleh karena itu
meliputi silabus, RPP, LKS, Lembar penilaian peneliti danmengadakan diskusi mengenai
dan buku siswa. Mempersiapkan media garis kekurangankekuranganyang terjadi pada kegiatan
bilangan untuk meningkatkan kemampuan belajar mengajaryang sudah dilaksanakan pada
berhitung bilangan bulat serta menyusun Siklus I dan merencanakanbeberapa perbaikan-
instrument penilaian dan lembar aktivitas guru perbaikan pada Siklus berikutnya.Kekurangan-
dan siswa selama proses pembelajaran kekurangan pada Siklus I di antaranyaadalah
berlangsung. guru kurang memotivasi siswa sehingga masih
Tahap pelaksanaan tindakan dan adabeberapa siswa yang kurang fokus dalam
pengamatan, tahap ini merupakan pembelajaran,guru masih mengalami kesulitan
pengaplikasian dari perencanaan yang telah dalammengorganisasikan dan membimbing
disiapkan oleh peneliti sebelumnya. Pelaksanaan siswa mengerjakanLKS, siswa kurang kondusif
disesuaikan dengan RPP pada tahap perencanaan dan belum bisa berbagitugas dengan
dengan melibatkan media garis bilangan. kelompoknya, ketuntasan klasikal hasilbelajar
Kegiatan pembelajaran di sesuaikan dengan siswa pada Siklus I sebesar 65,2% dari
sintaks model pembelajaran langsung yang hasiltersebut belum memenuhi ketuntasan
digunakan yaitu Fase 1: menyampaikan tujuan klasikal.
dan mempersiapkan siswa, Fase 2: Berdasarkan hasil pembelajaran siklus I
mendemonstrasikan pengetahuan, Fase 3: prosespembelajaran yang dilakukan belum
membimbing pelatihan, Fase 4: mengecek mencapai prosentasekeberhasilan yang di
pemahaman dan memberikan umpan balik, Fase inginkan. Untuk perbaikan terhadapkekurangan-
5: memberikan kesempatan untuk pelatihan kekurangan pada pembelajaran siklus I,maka
lanjut dan penerapan. pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II
Tahap pengamatan dilaksanakan berjalan agarindikator keberhasilan yang ditentukan
seiring dengan tahap tindakan dalam proses tercapai.
pembelajaran menggunakan media garis
bilangan. Pengamatan dilakukan dengan mengisi Siklus II
lembar observasi yang telah disediakan oleh Siklus II dilaksanakan dalam satu kali
peneliti. Data pengamatan yang dilakukan pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam
meliputi aktivitas siswa dalam pembelajaran waktu 2 x 35 menit.Pertemuan pertama
berlangsung serta kemampuan berhitung dilaksanakan pada hari selasa tanggal 28Februari
24
Seminar Nasional Matematika: Peran Alumni Matematika dalam Membangun Jejaring
Kerja dan Peningkatan Kualitas Pendidikan, 6 Mei 2017,
Fakultas Matematika Universitas Negeri Medan
Elfi Lailan Syamita Lubis SEMNASTIKAUNIMED

2017. Penelitian inidiikuti oleh siswa kelas IV pembelajaran matematika berdasarkan


Mis Nurul Hasanah dengan jumlah siswa 23 kemampuan berhitung bilangan bulat
orang. menggunakan media garis bilangan, pada siklus
II meliputi pengamtan aktivitas siswa, data hasil
Tahap Perencanaan, berdasarkan hasil tes kemampuan berhitung bilangan bulat siswa.
refleksisiklus I, maka penelitian ini akan Pada dasarnya pembelajaran pada siklus II jauh
dilanjutkan pada siklusII. Hasil refleksi tersebut lebih bagus dari pada pembelajaran yang
perlu dilakukan replaningkembali untuk dilakukan pada siklus I. Secara keseluruhan
memperbaiki kendala-kendala yang adapada kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan
siklus I. Dengan dilaksanakannya siklus baik sekali. Kekurangan-kekurangan tiap aspek
II,diharapkan kemampuan berhitung bilangan yang diamati pada siklus I telah teratasi dengan
bulat akan berjalan lebih baik dan kemampuan diadakannya siklus II.
berhitung siswa lebih meningkat dari pada siklus Data yang diperoleh dari Siklus II adalah
I. Hal-hal yangperlu dilakukan peneliti pada sebagai berikut: aktivitas siswa selama
tahap perencanaan di siklusII adalah: silabus, pelaksanaan matematika untuk meningkatkan
RPP, LKS, lembar penilaian, bukusiswa, kemampuan berhitung bilangan bulat
menyusun instrumen penilaian dan lembar menggunakan media garis bilangan mencapai
aktivitas siswa selama prosespembelajaran yang persentase rata-rata 91,3%. Adapun indikator
berkaitan dengan hasil yang ingindicapai. keberhasilan penelitian yang telah ditentukan
Tahap pelaksanaan tindakan dan yaitu siswa dikatakan berhasil dalam
pengamatan, yang telah disiapkan oleh peneliti pembelajaran jika secara individu siswa
sebelumnya. Pelaksanaan disesuaikan dengan memperoleh nilai ≥ 75 dan ketuntasan secara
RPP pada tahap perencanaan dengan melibatkan klasikal mencapai 80%.
media garis bilangan. Kegiatan pembelajaran Berdasarkan uraian data yang diperoleh
disesuaikan dengan sintaks model pembelajaran pada Siklus II tersebut, dapat diketahui bahwa
langsung yang digunakan yaitu Fase 1 : pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II
menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, telah memenuhi indikator penelitian, baik
Fase 2 : mendemonstrasikan pengetahuan, Fase aktivitas siswa dan kemampuan berhitung
3 : membimbing pelatihan, Fase 4 : mengecek bilangan bulat siswa. Dengan demikian,
pemahaman dan memberikan umpan balik, Fase penelitian tidak dilanjutkan pada siklus
5 : memberikan kesempatan untuk pelatihan selanjutnya.
lanjut dan penerapan.Tahap pengamatan
dilaksanakan berjalan seiringdengan tahap Pembahasan
tindakan dalam proses pembelajaran Berdasarkan penelitian di atas, kemampuan
menggunakan media garis bilangan. Pengamatan berhitung bilangan bulat menggunakan media
dilakukan dengan mengisi lembarobservasi yang garis bilangan pada siklus II berjalan dengan baik
telah disediakan peneliti. Data pengamatan yang sekali dengan niali rata-rata 85,21 sehingga
dilakukanmeliputi aktivitas siswa prosentase klasikal keberhasilannya mencapai
dalampembelajaran berlangsung serta tes 91,3%. Prosentase ini menunjukkan peningkatan
kemampuan berhitung bilangan bulat sebesar 6,09% dari prosentase kemampuan
siswamenggunakan media garis bilangan. Dari berhitung siklus I yaitu 65,2% dengan nilai rata-
kegiatanpengamatan ini akan diuraikan sebagai rata 68,6. Dengan demikian, pencapaian
berikut: (1)aktivitas siswa dalam proses prosentase siklus II telah mencapai target
pembelajaran pada Siklus II keberhasilan yang sesuai dengan indikator
memperoleh skor rata-rata 85,21artinya aktivitas keberhasilan ≥ 80%. Ketuntasan klasikal yang
siswa saat proses pembelajaranberjalan baik menunjukkan peningkatan prosentase
sekali dengan persentase keberhasilan sebesar keberhasilan siklus I hingga siklus II dapat dibuat
91,3%. (3) Adapun nilai ketuntasan klasikal tes diagram sebagai berikut:
kemampuan berhitung bilangan bulat siswa kelas
IV Mis Nurul Hasanah pada siklus II adalah
91,3% dalam katagori baik sekali.
Tahap Refleksi, pada tahap ini guru
melakukan evaluasi mengenai pelaksanaan
25
Seminar Nasional Matematika: Peran Alumni Matematika dalam Membangun Jejaring
Kerja dan Peningkatan Kualitas Pendidikan, 6 Mei 2017,
Fakultas Matematika Universitas Negeri Medan
Elfi Lailan Syamita Lubis SEMNASTIKAUNIMED

100% maka akan memudahkan siswa dalam


menyelesaikan soal-soal yang berhubungan
80% dengan operasi penjumlahan dan pengurangan
60% serta campuran bilangan bulat.
Pada siklus II dengan baik sekali aktivitas
40% siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga
20% prosentase keberhasilannya mencapai 91,3%.
Prosentase ini menunjukkan peningkatan sebesar
0% 26,1% dari persentase aktivitas siswa siklus I
Siklus I Siklus II
yaitu 65,2% yang meliputi 10 aspek. Rincian dari
Diagram 1. Ketuntasan klasikal kemampuan aspek tersebut meliputi: aspek 1, melakukan
berhitung bilangan bulat siklus I-II apresiasi bersama guru. Aktivitas siswa pada
Peningkatan hasil belajar ini dipengaruhi aspek ini di siklus I mendapatkan prosentase
oleh penggunaan media garis bilangan dalam sebesar 65% mengalami kenaikan menjadi 100%
meningkatkan kemampuan berhitung bilangan pada siklus II. Hal ini terjadi karena guru dalam
bulat. Media membuat siswa lebih bisa memotivasi siswa dilakukan dengan penuh
memanipulasi benda peraga sebagai perantara semangat dan menarik perhatian siswa. Aspek 2,
untuk mempelajari konsep suatu materi, teringat memperhatikan tujuan pembelajaran yang
bahwa siswa kelas IV di tingkat sekolah dasar disampaikan guru.
masih dalam tahap operasional konkret. Siswa mempersiapkan diri saat akan
Penelitian ini menerapkan media garis bilangan memulai pembelajaran, mendengarkan dengan
untuk meningkatkan kemampuan berhitung seksama tujuan yang disampaikan guru dan
bilangan bulat. mengetahui manfaat tujuan pembelajaran pada
Selain itu, media pembelajaran ini kehidupan sehari-hari sehingga pada siklus I
dikedepankan karena sesuai dengan pernyataan aspek ini mendapatkan persentase 68,6% dan
Ruseffendi (dalam skripsi Mery, 2011: 2)yang mengalami kenaikan pada siklus II 85,21%.
menyatakan untuk membantu meningkatkan Aspek 3, terampil dalam penggunaan media garis
kemampuan berhitung bilangan bulat siswa harus bilangan dalam pembelajaran. Pembelajaran
menguasai konsep dengan mencobanya dan yang menarik perhatian siswa dengan
melakukan sendiri, maka siswa akan lebih mengikutsertakan media garis bilangan,
memahaminya. Apabila dalam proses perumusan membantu mereka dalam belajar sehingga dapat
dan penyusunan ide-ide tersebut disertai bantuan meningkatkan kemampuan berhitung bilangan
benda-benda konkret yang merupakan alat bantu bulat dan tidak sedikit siswa yang dapat
atau media, maka siswa akan lebih mudah menjawab soal-soal dengan tepat. Siswa pada
mengingat ide-ide yang dipelajarinya itu. aspek ini, ikut serta dalam pengoperasian media
Setiap konsep abstrak yang baru dipahami serta ketertarikannya pada media garis bilangan
siswa perlu diberi penguatan, agar mengendap dengan tepat. Aspek ini memperoleh prosentase
dan bertahan lama dalam memori siswa dengan maksimal 100% dengan katagori baik sekali pada
diberikannya pembelajaran yang melibatkan siklus II dibandingkan siklus I yang
perbuatan dan pengertian melalui media, mendapatkan prosentase 91,3%. Aspek 4, dapat
sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola meningkatkan kemampuan berhitung bilangan
tindakannya agar tidak mudah dilupakan siswa. bulat tanpa menggunakan media. Pada siklus 1
Dari sinilah penguatan juga dipaparkan oleh siswa belum terbiasa mengerjakan soal-soal
Russeffendi (dalam skripsi Mery, 2011: 6) bahwa dengan angka puluhan ke atas atau angka-angka
keberhasilan 60% lawan 10% bila menggunakan besar sehingga prosentase keberhasilan yang di
media dibandingkan dengan tidak menggunakan dapatkan adalah 65,2%. Pada siklus II siswa
media yang artinya bahwa setelah menggunakan dapat mengerjakan soal penjumlahan dan
media siswa lebih memahami materi yang pengurangan bilangan bulat tanpa menggunakan
disampaikan oleh guru. media.
Dengan demikian, penggunaan media garis Aspek 5, interaktif dengan guru dan teman
bilangan membantu siswa dalam meningkatkan dikelas. Pencapaian yang diperoleh dari aktivitas
kemampuan berhitung bilangan bulat. Dengan siswa pada siklus 1 mendapat prosentase 65,2%
penguasaan konsep berhitung bilangan bulat sedangkan pada siklus II, siswa dapat
26
Seminar Nasional Matematika: Peran Alumni Matematika dalam Membangun Jejaring
Kerja dan Peningkatan Kualitas Pendidikan, 6 Mei 2017,
Fakultas Matematika Universitas Negeri Medan
Elfi Lailan Syamita Lubis SEMNASTIKAUNIMED

berinteraksi dengan guru dan teman dengan soal serta sikap siswa menjadi lebih kondusif di
sopan santun serta dapat melakukan tanya jawab kelas. Ketuntasan klasikal yang menunjukkan
dengan guru mengenai materi dengan penuh rasa peningkatan prosentase keberhasilan siklus I
antusias sehingga prosentasenya sebesar 91,3%. hingga siklus II.
Aspek 6, berkelompok dalam mengerjakan
LKS. Sehingga pada siklus II, siswa telah IV. Kesimpulan
mampu mengerjakan LKS dengan baik yang Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
berdiskusi secara bersama-sama. data penelitian tentang penggunaan media garis
Aspek 7, sikap dalam pembelajaran secara bilangan untuk meningkatkan kemampuan
keseluruhan, sikap siswa pada siklus I masih berhitung bilangan bulat kelas IV Mis Nurul
belum kondusif, banyak siswa yang masih Hasanah, maka dapat disimpulkan sebagai
mengganggu siswa yang lainnya sedangkan pada berikut: (1) Aktivitas siswa kelas IV MIS Nurul
siklus II prosentase aspek ini mengalami Hasanah Lubuk Pakam dengan menggunakan
kenaikan. Siswa sudah tidak sering mengganggu media garis bilangan dalam meningkatkan
teman-temannya, memperhatikan guru dalam kemampuan berhitung siswa berjalan dengan
menjelaskan materi, tidak gaduh pada waktu sangat baik dan mengalami peningkatan dari
pelajaran dan dapat menghargai orang yang siklus 1 ke siklus II. (2) Kemampuan berhitung
sedang berbicara. siswa kelas IV MIS Nurul Hasanah Lubuk
Aspek 8, keaktifan siswa dalam Pakam setelah mengikuti pembelajaran bilangan
pembelajaran pada siklus 1 65,2%. Pada siklus bulat dengan menggunakan media garis bilangan
II, siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru dalam penelitian selama dua siklus mengalami
dan bertanya jika ada materi yang kurang jelas. peningkatan yang sangat baik. Peningkatan hasil
Berani mengungkapkan pendapat, mampu belajar siswa yaitu dari 65,2% pada siklus I
menunjukkan hasil kerja di depan kelas, sehingga menjadi 91,3% pada siklus II.
prosentase yang dicapai pada aspek ini sebesar
100% dan termasuk dalam katagori baik sekali. Saran
Aspek 9, mengerjakan lembar penilaian,di Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian yang
akhir pelajaran. Aspek ini mendapatkan skor diperoleh dari MIS Nurul Hasanah Lubuk
maksimal disetiap siklusnya 100%. Aspek ini Pakam, maka peneliti memberikan saran agar
dikatakan berhasil karena siswa mengerjakan dalam pembelajaran, guru dapat menggunakan
lembar penilaian yang diberikan pada akhir media garis bilangan untuk meningkatkan
pembelajaran dengan mandiri dan percaya diri. kemampuan berhitung bilangan bulat karena
Walaupun pada hasil yang diperoleh setelah melalui media ini siswa dapat memanipulasikan
dikoreksi, pada siklus I masih banyak yang benda konkret dalammemahami konsep dan
belum memenuhi standar KKM. dapat mengerjakan soal yangberhubungan
Aspek 10, kemampuan berhitung bilangan dengan materi tersebut. dan ketika pembelajaran
bulat sudah dapat dikuasai siswa, hal ini sedang berlangsung, guru seharusnya
diperoleh karena adanya beberapa siswa dalam berperansebagai fasilitator dan membimbing
mengerjakan lembar penilaian masih siswa baik padapenjelasan materi, mengerjakan
mendapatkan nilai yang kurang dari KKM. soal latihan maupun padakelompok yang sudah
Sedangkan pada siklus II, aspek ini mengalami dibentuk agar siswa merasaterpacu untuk
kenaikan menjadi 91,3% karena siswa dapat menyenangi matematika yang diberikandan
mengerjakan soal dengan kemampuannya sendiri menyelesaikan tugas-tugas dengan baik dan tepat
berdasarkan kemampuan berhitung yang waktu. Dalam pembelajaran, guru harus
dimilikinya setelah menggunakan media garis melibatkansiswa secara aktif agar siswa tidak
bilangan tersebut dan banyak siswa yang telah jenuh dalampembelajaran dan yang lebih penting
mencapai ≥ 75 atau di atas KKM. siswa mengertibagaimana cara menyelesaikan
Dengan demikian, pencapaian prosentase suatu persoalan dalammateri tersebut.
siklus II telah mencapai target keberhasilan yang
sesuai dengan indicator keberhasilan ≥ 80%. DAFTAR PUSTAKA
Sebagian besar siswa telah aktif dalam
pembelajaran, terampil dalam penggunaan Arifin, Zaenal.2012. Evaluasi Pembelajaran.
media, jawaban yang di lontarkan sesuai dengan Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
27
Seminar Nasional Matematika: Peran Alumni Matematika dalam Membangun Jejaring
Kerja dan Peningkatan Kualitas Pendidikan, 6 Mei 2017,
Fakultas Matematika Universitas Negeri Medan
Elfi Lailan Syamita Lubis SEMNASTIKAUNIMED

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Winarsunu, Tulus. 2010. Statistik dalam
SuatuPendekatan Praktik. Jakarta: Rineka PenelitianPsikologi dan Pendidikan.
Cipta. Malang: UMM press
Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan
kelas untuk guru SD, SLB, dan TK.
Bandung: Yrama Widya.
Heruman. 2012. Model Pembelajaran
Matematika DiSekolah dasar. Bandung :
Rosda
Julianto, dkk. 2011. Teori dan Implementasi
Model-Model Pembelajaran Inovatif.
Surabaya: UnesaUniversity Press.
Karim, Muchtar A, dkk. 1996. Pendidikan
Matematika I.Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.Direktorat Jenderal Perguruan
Tinggi. ProyekPengembangan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
Marini, Arita dan Iskandar Agung. 2011. Bahan
AjarAritmatika untuk PGSD. Jakarta:
Penerbit Bastari.
Nursalim, Mochamad. dkk. 2007. Psikologi
Pendidikan.Surabaya : Unesa University
Press.
Rohmah, Mazidatur. 2012. “Penerapan
PendekatanMatematika Realistik untuk
Meningkatkan HasilBelajar Matematika
Materi Arti Pecahan DanUrutannya di
Kelas IV SDN Lidah Wetan II/462Surabaya
Dengan Media Pizza Card”. Skripsi
tidakditerbitkan. Surabaya: PGSD UNESA.
Sari, Mery Yanti Victoria. 2011. “Penggunaan
MediaMobil-mobilan dan Jalan Bilangan
pada MateriOperasi Penjumlahan Bilangan
Bulat untukMeningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV SDNMade I/475 Surabaya”.
Skripsi tidak diterbitkan.Surabaya: PGSD
UNESA.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi
Pendidikan.Jakarta: Rajawali Pers

Tim. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan


NasionalRepublik Indonesia Nomor 22
Tahun 2006 TentangStandar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar danMenengah.
Jakarta :Departemen PendidikanNasional.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
InovatifBerorientasi Kontruvistik. Surabaya:
PrestasiPustaka
Trianto.2009. Mengembangkan Model
pembelajaranTematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka

28
Seminar Nasional Matematika: Peran Alumni Matematika dalam Membangun Jejaring
Kerja dan Peningkatan Kualitas Pendidikan, 6 Mei 2017,
Fakultas Matematika Universitas Negeri Medan

Anda mungkin juga menyukai