PENDAHULUAN
siswa karena memegang peran penting disekolah. Berkaitan dengan hal ini
matematika harus diajarkan dengan baik agar siswa bisa menguasainya, karena
yang kurang memahami materi pelajaran bahkan ada juga siswa yang tidak
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Untuk itu informasi yang
diberikan dapat diangkat dari berbagai situasi atau konteks yang dirasakan lebih
bermakna.
sesuai teori dan penggunaan rumus dalam materi itu sendiri sehingga
bagaimana guru mengajar, dan apa yang dipelajari siswa. Oleh karena itu
1
2
siswa selanjutnya. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka
penjumlahan pecahan.
titik awal pembelajaran. Masalah yang dimaksud adalah masalah yang berkaitan
cara menjumlahkan pecahan, tetapi juga memiliki pengetahuan dasar tentang apa
yang dimaksud dengan pecahan di dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang
Penjumlahan Pecahan”.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat untuk kita semua
1. Bagi Siswa
4
2. Bagi guru
3. Bagi Sekolah
Tanamodindi.
4. Bagi peneliti
penelitian ini adalah untuk tes awal tingkat pemahaman siswa hanya
hasil belajar, hal ini dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa dan guru
berada pada kategori sangat baik dan hasil tes akhir tindakan siklus II,
nilai rata-rata 91,7 berkategori sangat baik dan hasil ketuntasan belajar
5
6
memperoleh nilai ≥ 65 dan 5 orang siswa yang memperoleh nilai < 65.
disekolah.
yang dilakukan dalam penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dari
Persamaan Perbedaan
kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah suatu proses dalam diri seseorang yang
berusaha memperoleh sesuatu dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relative
Menurut sagala (2005), kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari
kegiatan psikis dan fisik yang saling bekerjasama secara terpadu dan
(2010) menjelaskan bahwa seseorang dikatakan telah berhasil dalam belajar jika
objek.
hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, antara lain
sebagai berikut :
1. Ranah Kognitif
penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
3. Ranah Psikomotor
sekolah.
belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran yang
berupa hasil belajar siswa diciptakan oleh siswa sendiri melalui transformasi
suatu proses untuk menciptakan lingkungan belajar bagi siswa agar terkondisikan
penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah
suatu proses menemukan konsep dan ide matematika agar pembelajaran menjadi
10
dibayangkan atau yang pernah dialami yang berkaitan dengan dunia nyata.
1. Pengertian Pecahan
Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam
ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang
Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan
a
yang dapat ditulis dalam bentuk dengan a dan b anggota bilangan cacah, a
b
2. Penjumlahan Pecahan
sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama. Pada pecahan yang
penyebut yang sama ditulis menjadi satu penyebut saja, agar terbentuk dalam
pemikiran siswa bahwa bilangan penyebut harus sama dan tidak dijumlahkan.
4 5
Contoh 1 : + = ………….
8 8
4 5 4+ 5 9
Penyelesaian : + = =
8 8 8 8
2 3
Contoh 2 : + = ………….
3 4
2 3 8 9 8+9 17
+ = + = =
3 4 12 12 12 12
sebagai suatu kegiatan manusia. Kata realistik diambil dari salah satu diantara
strukturalistik artinya cara menyusun suatu konsep atau unsur-unsur dengan pola
realitas lingkungan yang dipahami oleh peserta didik untuk memperlancar proses
12
secara lebih baik dari pada masa lalu. Realistik adalah hal-hal yang nyata atau
berada baik lingkungan sekolah, maupun masyarakat yang dapat dipahami siswa.
konsep atau ide-ide matematika dari dunia nyata dengan bimbingan guru.
Realistik dalam pengertian tidak hanya pada situasi yang ada didunia nyata, tetapi
juga dengan masalah yang dapat mereka bayangkan. Jadi, dengan demikian PMR
menggunakan situasi dunia nyata atau sesuatu konteks nyata sebagai titik tolak
belajar matematika.
ditemukan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasukan sejarah matematika,
konsep atau hasil. Situasi yang berisikan fenomena dan dijadikan bahan serta area
13
Dalam hal ini, matematisasi horizontal dan vertikal haruslah dijadikan dasar untuk
berangkat dari tingkat belajar matematika secara real ketingkat belajar matematika
penggeneralisasian.
Merupakan jembatan bagi siswa dari situasi real ke situasi konkrit atau
ini tercermin dalam enam karakteristik yaitu : kegiatan, nyata, bertahap, saling
1. Kegiatan
sendiri. Dalam hal ini siswa diharapkan dalam situasi masalah yang
2. Nyata (Konstektual)
3. Bertahap
Hal ini ditemukan pada setiap jalur matematika, misalnya antar topik-
5. Interaksi
15
para siswa untuk saling berbagi dan strategi dan penemuan mereka.
strateginya.
6. Bimbingan
proses hafalan.
Realistik
kehidupan sehari-hari
mempunyai nilai.
kontekstual
a. Langkah pertama
b. Langkah kedua
dipahami siswa.
c. Langkah ketiga
d. Langkah keempat
yang mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam proses
e. Langkah kelima
guru dan siswa, oleh karena itu proses pembelajaran harusnya mendapatkan
menyenangkan dan mendorong siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran.
terlihat masih sangat rendah, dimana dengan hasil tes yang diberikan kepada
siswa kelas IV yang terdiri dari 28 orang yang mengerjakan soal tersebut hanya
terdapat 7 orang siswa yang memperoleh nilai diatas 65 yang lainnya kurang dari
65. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami konsep penjumlahan
dengan belajar langsung sesuai teori dan pengguanaan rumus di dalam materi itu
g
Rendahnya hasil belajar
Kondisi Awal siswa di kelas V SDN Inpres
1 Tanamodindi
mengangkat masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang
profesional”.
penelitian tindakan kelas adalah suatu proses daur ulang yang terdiri dari beberapa
kelas yang tiap tahap disebut siklus. Model penelitian ini mengacu pada
(Tukiran Taniredja,dkk, 2010:24), seperti yang terlihat pada gambar. Tiap siklus
20
21
Keterangan
0 : Pratindakan
1 : Rencana
2 : Pelaksanaan
3 : Observasi
4 : Refleksi
5 : Rencana
6 : Pelaksanaan
7 : Observasi
8 : Refleksi
A. : Siklus 1
B. : Siklus 2
Gambar 3.1. penelitian tindakan
memilih sekolah ini karena peneliti melihat adanya permasalahan yang dimana
mesih rendahnya hasil belajar siswa terutama dalam mata pelajaran Matematika
2018/2019.
Tanamodindi yang berjumlah 27 orang siswa, terdiri dari 18 orang siswa laki-laki
dan 9 orang siswa perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2018/2019.
Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang berupa ciri-ciri, sifat-sifat, kedaan atau
gambaran dari kualitas objek yang diteliti. Sebagai contoh, data mengenai kualitas
suatu produk yaitu baik, sedang, kurang. Sementara data kuantitatif diperoleh dari
penelitian.
a) Tes yaitu data yang diperoleh dari haasil pekerjaan siswa dalam
mengerjakan tes yang berupa kuis pada akhir pembelajaran. Tes ini
siklusnya.
pembelajaran.
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes dan non
tes.
relatif lengkap.
Untuk instrumen tes yaitu soal-soal yang diberikan kepada peserta didik
setelah proses pembelajaran berlangsung. Nilai skor yang diperoleh peserta didik
Ada dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini untuk menentukan
Data kuntitatif diperoleh dari tes awal dan tes akhir Data tersebut
kemudian diolah dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan
Skoryangdiperole h siswa
= x 100%
skormaksimumsoal
Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap
Jumla h siswayangtuntas
= x100%
jumla h seluru h siswa
Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar secara klasikal jika> 80% siswa yang
telah tuntas.
3. Nilai rata-rata hasil belajar siswa atau Daya Serap Klasikal (DSK)
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil observasi dan
pemberian tes. Adapun tahap-tahap analisis data menurut Miles dan Huberman
a. Mereduksi Data
25
laporan penelitian.
b. Penyajian Data
c. Verifikasi/Penyimpulan
Pengelolaan data kualitatif diambil dari data hasil aktivitas guru dengan
menggunakan rumus:
Jumlah skor
Persentasenilairata-rata = x 100%
skor maksimum
Kegiatan penelitian ini terdiri dalam dua tahap, yaitu tahap pratindakan dan
mendampingi peneliti.
pelaksanaan tindakan.
kegiatan-kegiatan dalam setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai berikut:
a. Perencanaan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
c. Observasi
Tanamodindi.
d. Refleksi
Pada tahap ini seluruh hasil dan data yang diperoleh dari beberapa sumber
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.