Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No.

1 Tahun 2012 26-33


Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Sebelas Maret

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES


TOURNAMENTS) DILENGKAPI LKS UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI MINYAK BUMI
PADA SISWA KELAS X-4 SMA BATIK 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

Diah Megasari Tyasning1*, Haryono2, Nanik Dwi Nurhayati2


1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia
2
Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

*Keperluan Korespondensi, HP: 08562606282, email: diah_mega83@yahoo.co.id.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: 1) Penerapan model pembelajaran


TGT dilengkapi LKS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi minyak bumi. 2)
Penerapan model pembelajaran TGT dilengkapi LKS dapat meningkatkan kualitas hasil belajar
siswa pada materi minyak bumi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari dua siklus. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X4 SMA
Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Data penelitian yang diambil berupa prestasi
belajar kognitif, afektif, kepuasan belajar serta aktivitas belajar siswa. Pengumpulan data
dilakukan melalui observasi, tes, angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dan analisis yang telah
dilakukan menunjukkan: 1) Penerapan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada materi minyak bumi. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan siklus I dan
siklus II. Pada siklus I persentase rata-rata indikator keaktifan siswa 67,06% yang kemudian
meningkat pada siklus II menjadi 85,65%. Siswa yang dinyatakan sangat aktif pada siklus I
sebanyak 22,22% dan pada siklus II meningkat menjadi 80,56%, dan 2) Penerapan model
pembelajaran TGT dilengkapi LKS dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada materi
minyak bumi. Ketuntasan belajar siswa mencapai 41,67% pada siklus I dan 83,33% pada siklus
II. Untuk hasil belajar afektif pada siklus I sebesar 71,90% dan siklus II sebesar 75,60%. Dilihat
dari kepuasan siswa terhadap pembelajaran terdapat peningkatan kepuasan siswa dari 78,04%
pada siklus I menjadi 79,22 % pada siklus II.

Kata kunci: penelitian tindakan kelas, teams games tournaments, aktivitas dan hasil belajar

PENDAHULUAN Kurikulum yang saat ini diterapkan


dan dikembangkan oleh pemerintah
Pendidikan merupakan hal penting adalah Kurikulum Tingkat Satuan
untuk menghadapi perkembangan di era Pendidikan (KTSP). Dalam
globalisasi seperti saat ini. Seiring dengan penerapannya, guru diberi kesempatan
kemajuan ilmu pengetahuan dan untuk mengembangkan indikator
teknologi, pendidikan di Indonesia juga pembelajarannya sendiri [4]. Hal ini
terus mengalami perkembangan menuju hendaknya membuat guru lebih kreatif
ke arah perbaikan untuk meningkatkan dalam memilih serta mengembangkan
kualitas pendidikan. Pemerintah telah materi pembelajaran yang akan
memberikan perhatian khusus dalam hal disampaikan kepada siswa. Dengan
sistem pendidikan di Indonesia antara lain adanya kurikulum ini, guru dituntut
dengan melakukan pembaharuan metode berperan sebagai seseorang yang
mengajar, perbaikan buku-buku merancang pembelajaran, agar suasana
pelajaran, dan pembaharuan kurikulum. kelas menjadi hidup.

Copyright © 2012 26
JPK, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012

Pembelajaran di dalam kelas pada guru, sehingga siswa tidak ikut


merupakan bagian yang sangat penting terlibat secara aktif dalam proses belajar
dari proses pendidikan. Jika pelaksanaan mengajar. Oleh karena itu, dibutuhkan
pembelajaran di kelas bermutu akan peran guru untuk menyampaikan materi
menghasilkan output yang berkualitas. kimia dengan lebih menarik,
Guru memiliki peran yang sangat besar menyenangkan dan mengikutsertakan
dalam mengorganisasikan kelas sebagai partisipasi siswa, sehingga siswa akan
bagian dari proses pembelajaran dan lebih aktif dalam proses pembelajaran.
siswa sebagai subyek yang sedang Keaktifan siswa ini diperlukan dalam
belajar. Kemampuan guru dalam upaya peningkatan belajar hanya
mengemas suatu rancangan mungkin terjadi jika siswa aktif mengalami
pembelajaran yang bermutu tentu diawali sendiri [2].
dari persiapan mengajar yang matang [3]. Permasalahan-permasalahan di
Mata pelajaran kimia merupakan atas merupakan masalah di dalam suatu
mata pelajaran wajib bagi siswa Sekolah proses pembelajaran yang mendesak
Menengah Atas. Dalam kehidupan sehari- untuk diselesaikan dengan Penelitian
hari kita selalu berhubungan dengan Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan
kimia, hal ini menjadikan mata pelajaran untuk perbaikan pembelajaran [10]. Salah
kimia menjadi sangat penting satu upaya dalam meningkatkan kualitas
kedudukannya dalam masyarakat. Salah belajar siswa SMA Batik 1 Surakarta
satu materi dalam mata pelajaran kimia dapat ditempuh melalui penerapan
adalah minyak bumi. Materi ini pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
membutuhkan ketekunan siswa untuk kooperatif merujuk pada berbagai
membaca dan pemahaman yang cukup pengajaran di mana para siswa bekerja
karena siswa akan mempelajari tentang dalam kelompok-kelompok kecil untuk
minyak bumi, asal mula minyak bumi, saling membantu satu sama lainnya
proses pengolahan, penggunaan dan dalam mempelajari materi pelajaran [9].
dampaknya bagi masyarakat dan Salah satu contoh model
lingkungan di mana setiap aspeknya pembelajaran kooperatif adalah TGT
sangat berpengaruh terhadap kehidupan (Teams Games Tournaments). Model
manusia sehari-hari. pembelajaran TGT terdiri dari lima
Kenyataan yang ada di SMA Batik langkah yaitu: tahap penyajian kelas,
1 Surakarta, pelaksanaan pembelajaran belajar dalam kelompok, permainan,
Kimia menghadapi permasalahan antara pertandingan dan penghargaan kelompok
lain: [9]. Dalam model pembelajaran TGT,
1. Prestasi belajar siswa masih rendah belajar dapat dilakukan sambil bermain.
dibuktikan dengan banyaknya siswa Model ini merupakan upaya untuk
yang belum mencapai KKM pada menciptakan keaktifan semua siswa di
materi minyak bumi. dalam kelas. Permainan dapat
2. Aktivitas belajar siswa rendah. merangsang minat siswa dalam aktivitas
3. Pembelajaran yang dilakukan masih kelas sehingga siswa menjadi termotivasi
berpusat pada guru. dan memiliki minat untuk belajar [13].
4. Metode ceramah yang mendominasi Masdiana Sinambela (2009) dalam
pembelajaran mengakibatkan siswa penelitiannya di kelas toksikologi dengan
kurang berpartisipasi dalam model pembelajaran TGT, mendapatkan
pembelajaran. hasil 77,5% siswa mencapai KKM dengan
Berdasar hasil observasi, dan nilai yang memuaskan. Selain itu, cara
diskusi dengan guru penyebab rendahnya penyajian materi pelajaran dalam LKS
prestasi belajar kimia adalah karena meliputi penyampaian materi secara
proses belajar mengajar masih berpusat ringkas dapat membantu siswa untuk

Copyright © 2012 27
JPK, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012

belajar lebih aktif misalnya latihan soal masing-masing terdiri dari tahap, yaitu:
dan diskusi [12]. perencanaan, pelaksanaan, observasi,
Berdasar uraian di atas, penyusun dan refleksi.
memilih untuk melaksanakan penelitian Subyek dalam penelitian ini
tindakan kelas dengan model adalah siswa kelas X4 SMA Batik 1
pembelajaran TGT dilengkapi LKS pada Surakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
materi minyak bumi. Penerapan model Pengumpulan data dilakukan
pembelajaran TGT dalam penelitian ini dengan observasi, angket, tes,
menggunakan sistem game berupa wawancara dan dokumentasi. Analisis
petroleum explosion yang dirancang data dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:
khusus menggunakan media flash. Game reduksi data, sajian data dan penarikan
ini berupa sekumpulan soal yang dibagi simpulan.
menjadi 9 kategori di mana setiap
kategori berisi 5 soal. Siswa diberi waktu HASIL
untuk mengerjakan selama 2 menit.
Dengan adanya game diharapkan siswa Hasil analisis data menunjukkan
lebih aktif dalam belajar kimia serta dapat bahwa sebelum diterapkan mode
mengarahkan siswa dalam suasana pembelajaran TGT siswa sangat pasif
kerjasama sehingga dapat meningkatkan namun setelah diterapkan model
prestasi belajar siswa. pembelajaran TGT siswa menjadi lebih
Tujuan penelitian ini adalah untuk aktif. Hasil analisis untuk aktivitas siswa
mengetahui apakah: penerapan model terangkum dalam Tabel 1.
pembelajaran TGT dilengkapi LKS dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa Tabel 1. Hasil Analisis Aktivitas Belajar
kelas X-4 pada materi pokok minyak Siswa Siklus I dan Siklus II
bumi, dan apakah penerapan model Ketercapaian (%)
pembelajaran TGT dilengkapi LKS dapat Aspek
Siklus I Siklus II
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X- Visual
4 pada materi pokok minyak bumi. 85,42 91,67
activities
Manfaat penelitian ini secara Oral activities 58,85 61,34
teoritis antara lain: a) Untuk menambah Listening
ilmu pengetahuan tentang penerapan 78,82 91,67
activities
model pembelajaran TGT dilengkapi LKS Writing
terhadap aktivitas dan hasil belajar. b) 45,14 97,92
activities
Sebagai bahan pertimbangan dan bahan Rata-rata 67,06 85,65
masukan serta acuan bagi penelitian
selanjutnya. Manfaat bagi pengembangan Pada siklus I, secara keseluruhan
profesi guru yaitu penelitian ini dapat target yang diharapkan telah tercapai.
meningkatkan profesionalisme guru Namun untuk wrtiting activities yang
dalam proses pembelajaran. Sedangkan ditargetkan sebesar 50% ternyata belum
manfaat bagi siswa adalah dapat mencapai target. Karena itu, pada siklus II
menambah pengalaman belajar siswa perlu dilakukan perbaikan untuk
yang menarik dan bermakna. meningkatkan writing activities agar
mencapai target yang diharapkan.
METODE PENELITIAN Hasil belajar kognitif siswa
menunjukkan adanya peningkatan dari
Jenis penelitian merupakan siklus I (41,67%) ke siklus II (83,33%).
penelitian tindakan kelas kolaboratif Namun hasil belajar kognitif pada siklus I
antara guru dengan peneliti. Penelitian ini belum memenuhi target yang diharapkan.
dilaksanakan daalm 2 siklus yang Karena itu perlu dilakukan perbaikan

Copyright © 2012 28
JPK, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012

pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan siswa terhadap pembelajaran terangkum
antara lain guru lebih menekankan dalam Tabel 4.
materi-materi yang masih kurang
dipahami oleh siswa, pembelajaran Tabel 4. Hasil Analisis Data Sikus I dan
diubah dari presentasi kelas menjadi Siklus II
diskusi kelompok dan guru memberikan Ketercapaian (%)
kesempatan pada siswa untuk bertanya Aspek
Siklus I Siklus II
langsung kepada guru jika ada hal yang
Aktivitas Belajar 67,06 85,65
belum dipahami, serta game yang pada
siklus I sudah dilakukan sesuai urutan Hasil Belajar
41,67 83,33
pada siklus II dilakukan secara acak Kognitif
sehingga siswa berusaha memahami Hasil Belajar
71,9 75,6
semua materi. Afektif
Selain aktivitas dan hasil belajar Kepuasan
kognitif, hasil belajar afektif dan terhadap 78,04 79,22
kepuasan siswa terhadap pembelajaran Pembelajaran
relatif mengalami peningkatan. Tabel
hasil analisis untuk hasil belajar afektif
dan kepuasan siswa terhadap PEMBAHASAN
pembelajaran terdapat dalam Tabel 2 dan
3. Berdasarkan hasil observasi,
angket, dan wawancara pembelajaran
Tabel 2. Hasil analisis Hasil Belajar Afektif yang telah dilakukan, terlihat adanya
Siklus I dan Siklus II peningkatan aktivitas dan hasil belajar
Capaian (%) siswa. Hasil belajar yang dimaksud
Aspek meliputi prestasi belajar kognitif, afektif
Siklus I Siklus II
Sikap 73,26 74,93 dan kepuasan belajar.
Nilai 75,35 77,78 Untuk aspek keaktifan siswa, pada
Minat 76,27 77,26 siklus I keaktifan siswa secara klasikal
Konsep Diri 62,96 75,35 mencapai 67,06%. Persentase ini telah
Moral 71,88 72,45 mencapai target yang diharapkan, yakni
Rata-rata 71,9 75,6 50% namun pada aspek writing activities
masih belum mencapai target yang
Tabel 3. Hasil Analisis Kepuasan siswa diharapkan. Selanjutnya, tindakan
terhadap Pembelajaran siklus I dilanjutkan pada siklus II guna
dan Siklus II meningkatkan keaktifan siswa terutama
Ketercapaian (%) aspek writing activities dalam proses
Aspek pembelajaran. Pada siklus II keaktifan
Kepuasan Siklus I Siklus II siswa adalah 85,65%. Peningkatan
Tangiable 75,46 76,50 keaktifan siswa ini disebabkan oleh
Reliability 77,43 77,55 beberapa faktor. Salah satu faktor yang
Responsiveness 79,17 80,72 menentukan dalam peningkatan keaktifan
Asurance 77,08 78,82 siswa adalah strategi pembelajaran. Pada
siklus II, strategi pembelajaran yang
Empathy 81,08 81,75 digunakan guru lebih menekankan materi
Rata-rata 78,04 79,22 yang belum dikuasai oleh siswa. Guru
memberi kesempatan pada siswa untuk
Hasil analisis aktivitas, hasil bertanya dan pertanyaan itu dijawab
belajar kognitif, afektif dan kepuasan langsung oleh guru. Adanya reward pada
setiap akhir siklus juga merupakan suatu
motivasi bagi siswa untuk mendapatkan

Copyright © 2012 29
JPK, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012

poin tinggi sehingga mereka menjadi lebih mana di dalamnya melibatkan unsur
aktif dalam pembelajaran. Salah satu kompetisi memotivasi siswa untuk
aspek yang mengalami kenaikan yang memahami materi agar dapat
signifikan adalah aspek writing activities. melaksanakan game dan turnamen
Siswa merasa perlu menulis jawaban dengan baik [1]. Kompetisi dapat
hasil diskusi agar dapat dijadikan materi digunakan sebagai alat motivasi untuk
untuk belajar. Hal ini dikarenakan mendorong belajar siswa. Selain itu,
banyaknnya siswa yang belum tuntas dan persaingan baik secara individual maupun
mereka termotivasi untuk mendapatkan kelompok dapat meningkatkan prestasi
nilai yang lebih baik sehingga perlu untuk belajar siswa [4].
menulis hasil diskusi tersebut. Untuk hasil belajar afektif atau
Pembelajaran dengan menerapkan model sikap siswa terhadap pembelajaran.
pembelajaran TGT ini mampu mendorong Penilaian afektif siswa dilakukan untuk
siswa untuk terlibat aktif dalam proses memberikan informasi kepada guru
pembelajaran. Siswa aktif bertanya, tentang sikap siswa. Dari hasil angket
menjawab, dan berdiskusi dalam yang diisi oleh siswa, aspek afektif juga
kelompok untuk memecahkan masalah. mengalami peningkatan walaupun tidak
Selain itu, model pembelajaran yang terlalu signifikan yaitu pada siklus I 71,6
disajikan dalam bentuk permainan ini dan 75,6 untuk siklus II. Hasil penelitian
membuat siswa tidak merasa bosan. ini sesuai dengan hasil beberapa
Untuk hasil belajar kognitif, pada penelitian sebelumnya, salah satunya
siklus I ketuntasan belajar sebesar 41, penelitian yang telah dilakukan oleh van
67%. Hasil ini belum mencapai target Wyk (2011) menyatakan bahwa model
yang diharapkan yaitu 50% maka pembelajaran TGT memberikan hasil
tindakan dilanjutkan ke siklus II. Pada positif untuk perbaikan sikap siswa dalam
siklus II hasil ketuntasan belajar sebesar pembelajaran. Adanya tanggung jawab
83,33%. Peningkatan hasil belajar kognitif individu dan kelompok memungkinkan
ini disebabkan pada siklus II, terjadinya peningkatan sikap positif siswa
pembelajaran disajikan untuk membahas dalam pembelajaran. Parveen (2011)
materi, khususnya pada sub bab yang menerapkan model pembelajaran
belum tuntas. Selain itu, game yang kooperatif dan hasilnya penerapan model
dilakukan pada siklus II dilakukan dengan pembelajaran kooperatif memberikan
secara acak sehingga siswa-siswa peningkatan hasil belajar kognitif dan
mempelajari materi secara keseluruhan afektif siswa.
agar dapat mengerjakan soal dalam Selain hasil belajar kognitif dan
game. Hal ini membuat siswa menjadi afektif, kepuasan belajar siswa juga
lebih paham mengenai materi pelajaran. dilakukan. Hal ini bertujuan untuk
Model pembelajaran TGT merupakan mengetahui tingkat kepuasan belajar
model pembelajaran kooperatif di mana siswa terhadap pembelajaran yang
siswa bekerja dalam kelompok dan dilakukan. Dari hasil angket yang diisi
mengajari satu sama lain [9]. Model oleh siswa, kepuasan siswa mengalami
pembelajaran TGT di mana pembelajaran sedikit peningkatan yaitu sebesar 78,04
dilakukan dalam kelompok membuat pada siklus I menjadi 79,22 pada siklus II.
pembelajaran lebih efektif karena siswa Respon positif dari siswa terhadap
saling bekerjasama untuk memahami kegiatan pembelajaran menyebabkan
materi. Kelompok dalam TGT dibuat tumbuhnya minat belajar siswa sehingga
untuk mempersiapkan anggota, memiliki keinginan untuk belajar. Minat
membahas materi secara bersama-sama belajar siswa berpengaruh terhadap
untuk persiapan menghadapi game dan motivasi belajar dan kemudahan
turnamen. Adanya game dan turnamen di memahami materi pelajaran. Motivasi

Copyright © 2012 30
JPK, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012

tidak hanya penting agar siswa terlibat bumi pada siswa kelas X-4 SMA Batik 1
dalam kegiatan akademik, tetapi juga Surakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2011.
penting dalam menentukan seberapa
banyak menyerap informasi untuk belajar SIMPULAN DAN SARAN
dan menggunakan proses kognitif yang
lebih tinggi dalam mempelajari materi, Dari hasil penelitian, maka dapat
sehingga siswa akan menyerap dan diambil simpulan sebagai berikut:
mengendapkan materi tersebut dengan 1. Model pembelajaran TGT (Teams
lebih baik[3]. Jadi keinginan untuk belajar Games Tournaments) dilengkapi LKS
menyebabkan siswa mudah dan dapat dapat meningkatkan aktivitas belajar
memahami serta mempelajari materi materi minyak bumi. Hal ini dapat
pelajaran. Pelaksanaan model dilihat dalam pelaksanaan siklus I
pembelajaran TGT juga membuat siswa dan siklus II. Pada siklus I persentase
merasa senang karena dalam rata-rata indikator keaktifan siswa
pelaksanaan TGT siswa bermain sambil 67,06% yang kemudian meningkat
belajar. Adanya pemberian hadiah dan pada siklus II menjadi 85,65%.
sertifikat pada kelompok dengan poin 2. Model pembelajaran TGT (Teams
tertinggi membuat siswa sangat puas Games Tournaments) dilengkapi LKS
dengan pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar
guru. materi minyak bumi. Hal ini dapat
Dalam penelitian ini, untuk dilihat dalam pelaksanaan tes kognitif
mengukur validitas data yang diperoleh, siklus I dan tes kognitif siklus II.
penulis menggunakan teknik triangulasi. Ketuntasan belajar siswa mencapai
Triangulasi merupakan proses 41,67% pada siklus I dan 83,33%
memastikan sesuatu dari berbagai sudut pada siklus II. Untuk hasil belajar
pandang [5]. Penulis menggunakan afektif siswa didapatkan persentase
triangulasi sumber (source triangulation) rata-rata aspek hasil belajar afektif
dan triangulasi metode (method untuk siklus I sebesar 71,90% dan
triangulation). Dengan menggunakan siklus II sebesar 75,60%. Dilihat dari
teknik triangulasi, maka data yang kepuasan siswa terhadap
diperoleh dapat dinyatakan valid. Dalam pembelajaran terdapat peningkatan
penelitian ini, menunjukkan bahwa hasil persentase rata-rata aspek kepuasan
observasi pada siklus I selaras dengan siswa dari 78,04% pada siklus I
hasil wawancara. Sedangkan pada siklus menjadi 79,22 % pada siklus II.
II hasil angket yang diisi oleh siswa Berdasarkan hasil penelitian dapat
selaras dengan hasil observasi dan dikemukakan beberapa saran sebagai
wawancara. Karena ketiga sumber berikut :
memberikan hasil yang sama, dapat
disimpulkan bahwa informasi tersebut 1. Guru
dinyatakan valid. Hendaknya guru dapat
Penelitian ini dapat disimpulkan menyajikan materi hidrokarbon
berhasil karena masing-masing aspek menggunakan metode pembelajaran
dalam aktivitas dan hasil belajar yang kooperatif TGT (Teams Games
diukur telah mencapai target yang Tournaments) dilengkapi LKS
ditetapkan. Dari hasil pengamatan dan dengan baik, sehingga dapat
pembahasan dapat ditarik kesimpulan meningkatkan aktivitas dan hasil
bahwa penerapan model pembelajaran belajar siswa.
TGT dilengkapi LKS dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar materi minyak

Copyright © 2012 31
JPK, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012

2. Siswa
Hendaknya siswa dapat [2] Dimyati dan Mudjiono, 2009,
memberikan respon yang baik Belajar dan Pembelajaran,
terhadap guru dalam menyajikan Jakarta: Depdikbud
materi hidrokarbon menggunakan
metode pembelajaran kooperatif [3] Handayani, F., 2010,
TGT (Teams Games Tournaments) Pembelajaran Kooperatif tipe
dilengkapi LKS sehingga dapat Team Game Tournamnet (TGT)
meningkatkan aktivitas dan hasil untuk Meningkatkan Hasil
belajar siswa. Belajar Siswa Kelas VII SMP
Negeri 1 Purwodadi Kabupaten
3. Peneliti Pasuruan pada Materi
Hendaknya peneliti lain yang Keragaman Bentuk Muka Bumi.
ingin melakukan penelitian sejenis Jurnal Penelitian Pendidikan,
sedapat mungkin terlebih dahulu Th. 20, No. 2, Oktober 2010
menganalisis kembali perangkat
pembelajaran yang telah dibuat untuk [4] Jumadi. (____). Pengertian
disesuaikan penggunaanya, terutama KTSP dan Pengembangan
dalam hal alokasi waktu, fasilitas Silabus dalam KTSP. Makalah
pendukung dan karakteritik siswa disampaikan pada Pelatihan
yang ada pada sekolah tempat dan Pendampingan
penelitian tersebut. Implementasi KTSP di SD
Hendaknya penelitian ini dapat Wedomartani. Dari
digunakan sebagai acuan penelitian staff.uny.ac.id/system/files/pen
selanjutnya dengan mengaitkan gabdian/jumadi-mpd-
aspek-aspek yang belum drpengertian-ktsp-
diungkapkan dan dikembangkan. pengembangan-silabus.pdf.
diakses tanggal 11 Juli 2012.
UCAPAN TERIMAKASIH
[5] Moleong, L.J. (2000).
Terimakasih kami ucapkan Metodologi penelitian Kualitatif.
kepada Ibu Ugik Sugiharti selaku Bandung: PT Remaja
guru mata pelajaran kimia SMA Batik Rosdakarya
1 Surakarta beserta seluruh pihak
yang turut berperan dalam penelitian [6] Sardiman, 2007, Interaksi dan
ini. Motivasi Belajar Mengajar,
Jakarta: PT Raja Grafindo
DAFTAR RUJUKAN Persada

[1] Awofala, A.O.A., Fatade,A.O., [7] Sinambela, M., 2009, Model


Ola-Oluwa, S., 2012, Pembelajaran Teams Games
Achievement in Cooperative Tournamets (TGT) untuk
versus Individualistic Goal- Mengefektifkan Perkuliahan
Structured Junior Secondary Toksikologi. Jurnal Pendidikan
School Mathematics Matematika dan Sains. ISSN:
Classrooms in Nigeria. 1907-7157
International Journal of
Mathematics Trends and [8] Parveen, Q., Mahmood, S.T.,
Technology- Volume3 Issue1- Mahmood, A. dan Arif,M., 2011,
2012 ISSN: 2231-5373. Effect of Cooperative Learning

Copyright © 2012 32
JPK, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012

on Academic Achievement of
8th Grade Students in The
Subject of Social Studies.
International Journal of
Academic Research Vol. 3.
No.1. January, 2011, Part III

[9] Slavin, R.E., 2010, Cooperative


Learning Teori, Riset dan
Praktik. Bandung: Nusa Media

[10] Subyantoro, 2009, Penelitian


Tindakan Kelas. Semarang: CV
Widya Karya

[11] van Wyk, M.M., 2011, The


Effects of Teams Games
Tournaments on Achievement,
Retention, and Attitudes of
Economics Education Students.
Journal Social Science, 26(3):
183-193 (2011)

[12] Widjajanti, E., 2008, Kualitas


Lembar Kerja Siswa. Makalah
Seminar Pelatihan Penyusunan
LKS Mata Pelajaran Kimia
berdasar KTSP bagi Guru
SMK/ MAK

[13] Yolageldili, G., dan Arikan, A.,


2011, Effectiveness of Using
Games in Teaching Grammar
to Young Learners. Elementary
Education Online, 10(1), 219-
229, 2011.

Copyright © 2012 33

Anda mungkin juga menyukai