Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal.

115-124
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA TTS DAN PETA KONSEP


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN
MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
(Pokok Bahasan Koloid Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1
Karangmojo Tahun Pelajaran 2014/2015)
Korneti Rismawati1, Haryono2 dan Sri Mulyani2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia,FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

* Keperluan korespondensi, telp/fax: 085292947606, email: kornetir@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan prestasi belajar siswa pada
penggunaan media TTS dan Peta Konsep melalui model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) pada materi pokok koloid; (2) perbedaan kemampuan memori terhadap
prestasi belajar siswa pada materi pokok Koloid; (3) interaksi antara penggunaan media TTS
dan Peta Konsep melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan
kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Koloid. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Sampel penelitian adalah siswa
kelas XI MIA-4 yang dikenai media TTS dan kelas XI MIA-3 yang dikenai media Peta Konsep
yang diambil dengan /teknik cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
Terdapat perbedaan prestasi belajar aspek pengetahuan siswa pada penggunaan media TTS
dan Peta Konsep melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
pokok bahasan koloid akan tetapi tidak terdapat perbedaan prestasi belajar aspek sikap dan
keterampilan; (2) terdapat perbedaan kemampuan memori terhadap prestasi belajar aspek
pengetahuan siswa, di mana siswa dengan kemampuan memori tinggi memiliki prestasi lebih
baik daripada siswa dengan kemampuan memori rendah, dilihat dari rataan prestasi siswa
dengan kemampuan memori tinggi dan rendah berturut-turut adalah 3,50 dan 3,16, akan tetapi
tidak terdapat perbedaan kemampuan memori terhadap prestasi belajar aspek sikap dan
keterampilan siswa; dan (3) tidak terdapat interaksi antara penggunaan media TTS dan Peta
Konsep melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan
kemampuan memori terhadap prestasi belajar aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan
siswa pada pokok bahasan koloid.

Kata Kunci: TTS, Peta Konsep, Contextual Teaching and Learning, Kemampuan Memori,
Prestasi Belajar

PENDAHULUAN sebagai salah satu cara untuk


Pendidikan merupakan wahana meningkatkan kualitas proses dan hasil
untuk meningkatkan dan belajar siswa. Kegiatan pembelajaran
mengembangkan kualitas sumber daya dalam kurikulum 2013 ini diarahkan
manusia. Salah satu upaya yang untuk memberdayakan semua potensi
dilakukan untuk meningkatkan kualitas yang dimiliki siswa agar mereka dapat
pendidikan adalah dengan mencari dan memiliki kompetensi yang diharapkan
menerapkan kurikulum, sistem-sistem melalui upaya menumbuhkan serta
dan metode-metode baru dalam bidang mengembangkan; sikap/ attitude,
pendidikan atau pembelajaran. pengetahuan/ knowledge, dan
Pada abad ke-21 ini, pemerintah keterampilan/ skill [1].
telah menerapkan Kurikulum 2013

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 115


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 115-124

SMA Negeri 1 Karangmojo mungkin yang mampu mengajak siswa


merupakan salah satu sekolah favorit di untuk aktif dalam proses membangun
Gunungkidul, dimana dalam proses pengetahuannya tentang koloid dalam
belajar mengajarnya sudah menerapkan kehidupan sehari-hari. Salah satu
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 perencanaan yang dilakukan guru
sejatinya sangat mengutamakan sebelum proses pembelajaran tersebut
keterlibatan siswa secara aktif dalam adalah memilih model maupun media
pembelajaran. Pembelajaran bukan pembelajaran yang akan diterapkan.
hanya transfer pengetahuan tetapi juga Salah satu model yang bisa digunakan
memfasilitasi siswa untuk terlibat aktif dalam mempelajari koloid adalah model
dalam pembelajaran, akan tetapi dalam pembelajaran Contextual Teaching and
lapangan menunjukkan hal yang Learning (CTL).
berbeda. Model konvensional yang Contextual Teaching and
masih berpusat pada guru (teacher Learning (CTL) merupakan konsep yang
centered) nampaknya masih banyak membantu guru mengaitkan antara
diterapkan dalam proses belajar materi yang diajarkannya dengan situasi
mengajar di kelas dengan alasan dunia nyata dan mendorong siswa
pembelajaran seperti ini masih dianggap membuat hubungan antara
lebih praktis dan efisien. Selain itu, guru pengetahuan yang dimilikinya dengan
menganggap siswa belum siap untuk penerapannya dalam kehidupan mereka
terlibat aktif dalam pembelajaran, masih sebagai anggota keluarga dan
sangat bergantung pada peran guru masyarakat [2]. Sebelumnya pernah
dalam proses penyampaian informasi. dilakukan penelitian dan didapatkan
Salah satu mata pelajaran wajib hasil bahwa rata-rata peningkatan hasil
di tingkat SMA adalah kimia. Kimia belajar siswa yang diajar dengan
merupakan cabang dari ilmu dengan menerapkan model
pengetahuan alam, yang berkenaan pembelajaran Contextual Teaching And
dengan kajian-kajian tentang struktur Learning (CTL) pada pembelajaran
dan komposisi materi, perubahan yang kimia berbasis weblog lebih tinggi
dapat dialami materi, dan fenomena- daripada rata-rata peningkatan hasil
fenomena lain yang menyertai belajar siswa yang diajar dengan
perubahan materi. Koloid merupakan pembelajaran kimia berbasis weblog
materi dalam mata pelajaran kimia yang tanpa model Contextual Teaching And
dipelajari di kelas XI semester genap Learning (CTL) pada materi pokok
dalam kurikulum 2013. Penerapan sifat- hidrokarbon [3].
sifat koloid banyak dijumpai dalam Selain pemilihan model
bidang industri, pertanian, maupun pembelajaran yang tepat, seorang guru
kedokteran. Sehingga materi koloid juga harus bisa memilih media
menjadi sangat penting untuk dipelajari pembelajaran yang inovatif, interaktif,
dan dipahami. Materi koloid sebenarnya menarik, menyenangkan, dan sesuai
bukan materi yang tergolong sulit hanya dengan tujuan pembelajaran materi,
saja merupakan materi yang keadaan siswa, serta sarana yang
berkarakteristik teori dan banyak tersedia. Berdasarkan penelitian yang
hafalan, sehingga siswa dituntut untuk telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
memiliki daya ingat dan kemampuan kualitas pembelajaran akan lebih baik
menghafal yang tinggi. Karena apabila model dan media pembelajaran
materinya berisi hafalan, siswa menjadi digunakan secara bersama-sama [4].
kurang tertarik untuk mempelajarinya. Penggunaan media pembelajaran dalam
Padahal materi koloid sangat erat proses belajar mengajar dapat
dengan kehidupan sehari-hari, sehingga meningkatkan penyerapan pengetahuan
pemahaman terhadap materi ini menjadi dan keterampilan siswa. Sejalan dengan
sangat penting. pernyataan tersebut, dalam kerucut
Berdasarkan hal tersebut pengalaman oleh Edgar Dale,
seorang guru harus merencanakan pembelajaran dengan media sangat
proses pembelajaran sematang signifikan menentukan persentase

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 116


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 115-124

penyerapan materi oleh peserta didik pembelajaran kimia melalui pendekatan


[5]. CTL pada materi zat adiktif dan
Berdasarkan Taksonominya, psikotropika [8].
Rudy Bretz membagi media Peta konsep merupakan media
berdasarkan indera meliputi media pembelajaran yang cukup sederhana
bentuk suara (audio), visual, dan gerak. dan sistematis yang bisa mewakili
Bila dilihat dari intensitasnya, maka semua konsep dalam materi pelajaran.
indera yang paling banyak membantu Peta konsep digunakan untuk
manusia dalam perolehan pengetahuan menyatakan hubungan yang bermakna
dan pengalaman adalah indera antara konsep-konsep dalam suatu
penglihatan yang biasa disebut media bentuk proposisi dan dipetakan
visual. Media visual adalah media yang menjadi suatu ilustrasi grafis [9]. Peta
hanya dapat dihayati melalui konsep dapat digunakan sebagai
penglihatannya. Media ini dapat rangkuman dari suatu materi pelajaran
dibedakan menjadi dua yaitu media untuk siswa, sebagai petunjuk dari
visual yang tidak diproyeksikan dan guru selama interaksi di kelas, atau
media visual yang diproyeksikan. Pada sebagai petunjuk bagi siswa tentang
penelitian ini yang akan dipilih oleh konsep-konsep utama dan konsep-
peneliti adalah media visual yang tidak konsep baru yang harus dipelajari.
diproyeksikan [6]. Media yang akan Pemahaman siswa dalam menentukan
dipilih pada penelitian ini adalah media hubungan keterkaitan antara satu
TTS dan Peta konsep, hal ini karena konsep dengan konsep yang lain saling
mempertimbangkan biaya kecil, berhubungan akan sangat membantu
keterampilan guru, ketersediaan, serta siswa dalam mempelajari materi bahan
mudah penggunaan dan pembuatan. kimia dalam keseharian. Peta konsep
Teka-Teki Silang (TTS) diartikan membantu peserta didik dalam proses
sebagai suatu jenis permainan dimana belajar mengajar khususnya untuk
kita harus mengisi ruang-ruang kosong mengatasi kesalahpahaman konsep
berbentuk kotak putih dengan huruf- [10]. Selain itu, berdasarkan penelitian
huruf yang membentuk sebuah kata yang telah dilakukan dilakukan
berdasarkan petunjuk atau pertanyaan didapatkan hasil bahwa Media Peta
yang diberikan. Petunjuk biasanya Konsep akan memiliki efek yang lebih
dibagi kedalam kategori mendatar dan baik daripada media Lingkaran
menurun tergantung posisi kata-kata Hidrokarbon [11].
yang harus diisi. Kelebihan TTS antara Ada tiga faktor yang
lain sebagai sarana latihan bagi peserta mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor
didik yang tidak monoton hanya dan internal, faktor eksternal dan faktor
sebagai media rekreasi otak karena pendekatan belajar. Faktor internal
selain mengasah kemampuan kognitif, (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan
meningkatkan daya ingat, memperkaya atau kondisi jasmani dan rohani siswa,
pegetahuan, juga menyenangkan. faktor eksternal (faktor dari luar siswa)
Selain itu juga sebagai sarana untuk yakni kondisi lingkungan disekitar siswa
mengingat kosakata dan membuat kita dan faktor pendekatan belajar yakni
berpikir untuk mencari jawaban dan jenis upaya belajar siswa meliputi
apabila belum menemukan jawabannya strategi dan metode yang digunakan
muncul perasaan penasaran dan [12].
mencari cara untuk memecahkannya. Faktor internal yang dapat
Teka-teki silang adalah alat yang efektif mempengaruhi prestasi belajar siswa
untuk belajar mandiri dan dapat yaitu kemampuan memori. Pada saat
digunakan sebagai strategi mempelajari materi untuk pertama kali,
pembelajaran aktif [7]. Selain itu dari siswa mengolah bahan pelajaran yang
penelitian yang telah dilakukan kemudian disimpan dalam ingatan dan
didapatkan hasil bahwa prestasi belajar akhirnya materi yang telah disimpan itu
siswa pada penggunaan media TTS direproduksikan pada saat dibutuhkan.
lebih tinggi dibanding media Kartu pada Semakin dalam pemahaman yang

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 117


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 115-124

diperoleh pada waktu mempelajari Penelitian ini dilakukan di SMA


materi untuk pertama kalinya, semakin Negeri 1 Karangmojo. Populasi dalam
baik pula prestasi mengingat kembali penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA
pada waktu mengerjakan tes [13]. Negeri 1 Karangmojo tahun pelajaran
Kemampuan memori diperlukan pada 2014/2015. Pengambilan sampel
materi Koloid karena materi ini dilakukan secara cluster random
memerlukan daya ingat tinggi, antara sampling. Sampel yang terpilih adalah
lain dalam mengingat pemahaman siswa kelas XI MIA-4 sebagai kelas
tentang koloid secara umum, jenis-jenis eksperimen I yang diberi perlakuan
koloid, sifat-sifat koloid, dan cara-cara media TTS dan XI MIA-3 sebagai kelas
pembuatan koloid. eksperimen II yang diberi perlakuan
Dari uraian tersebut, dapat ditarik media Peta Konsep.
suatu kesimpulan bahwa diperlukan Teknik pengumpulan data
penelitian mengenai Penggunaan Media menggunakan: (1) dokumentasi nilai
TTS dan Peta Konsep melalui model ulangan tengah semester genap kelas X
pembelajaran Contextual Teaching and SMA Negeri 1 Karangmojo tahun
Learning (CTL) Ditinjau Dari pelajaran 2014/2015; (2) instrumen tes
Kemampuan Memori Terhadap Prestasi untuk mengukur kemampuan memori
Belajar Siswa pada Pokok Bahasan dan prestasi aspek pengetahuan; (3)
Koloid Kelas XI Semester Genap SMA angket untuk mengukur aspek sikap; (4)
Negeri 1 Karangmojo Tahun Pelajaran observasi untuk mengukur prestasi
2014/2015. aspek sikap dan keterampilan.
Teknik analisis data terdiri dari uji
METODE PENELITIAN prasyarat analisis dan uji hipotesis. Uji
Penelitian ini menggunakan prasyarat analisis meliputi uji normalitas
metode eksperimen dengan rancangan dan uji homogenitas. Uji hipotesis
penelitian desain faktorial 2×2. Untuk menggunakan uji ANAVA. Analisis
lebih jelasnya, rancangan penelitian dilakukan dengan bantuan software IBM
dapat dilihat pada Tabel 1. SPSS version 21.
Instrumen yang digunakan dalam
Tabel 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini dibedakan menjadi dua
Faktorial 2×2 yaitu instrumen pembelajaran dan
Kemampuan instrumen penilaian. Instrumen
Media Memori (B) pembelajaran terdiri dari silabus, RPP,
Pembelajaran (A) Tinggi Rendah dan media. Sedangkan intrumen
(B1) (B2) penilaian terdiri dari instrumen penilaian
TTS (A1) A1B1 A1B2 pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Peta Konsep (A2) A2B1 A2B2 Teknik analisis instrumen pembelajaran
menggunakan uji validitas isi dengan
Keterangan: formula Gregory. Dari hasil analisis
A1B1 = Pembelajaran dengan TTS diperoleh nilai CV RPP adalah 0,83.
pada siswa yang memiliki Hasil penilaian media TTS dan Peta
kemampuan memori tinggi konsep berturut-turut adalah 3,59 dan
A1B2 = Pembelajaran dengan TTS 3,32 dari skor maksimal yaitu 4. Teknik
pada siswa yang memiliki analisis instrumen penilaian aspek
kemampuan memori rendah pengetahuan menggunakan uji validitas
A2B1 = Pembelajaran dengan Peta isi diperoleh nilai CV sebesar 0,77 dan
Konsep pada siswa yang uji reliabilitas menggunakan rumus
memiliki kemampuan memori Alpha diperoleh nilai sebesar 0,74.
tinggi Selain itu, instrumen penilaian
A2B2 = Pembelajaran dengan Peta pengetahuan juga diuji tingkat
Konsep pada siswa yang kesukaran soal dan daya pembedanya
memiliki kemampuan memori menggunakan software Microsoft Excel.
rendah Setelah dilakukan analisis terhadap
hasil uji coba instrumen penilaian aspek

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 118


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 115-124

pengetahuan diperoleh kesimpulan bahwa kedua kelas tidak memiliki


bahwa dari 30 soal yang diuji cobakan, perbedaan rata-rata nilai UTS kimia
2 soal tergolong sukar, 22 soal semester genap tahun ajaran 2014/2015
tergolong sedang, dan 6 soal tergolong (kemampuan awal setara).
mudah. Dari 30 soal tersebut, juga Sebelum diberi perlakuan media
diisimpulkan bahwa daya pembeda 5 TTS (kelas eksperimen I) dan media
soal tergolong baik, 19 soal tergolong Peta Konsep (kelas eksperimen II)
cukup, 5 soal tergolong jelek, dan 1 soal kedua kelas diberi tes kemampuan
tergolong jelek sekali. memori untuk mengetahui kemampuan
Teknik analisis angket aspek sikap memori siswa, apakah termasuk
dan penilaian observasi menggunakan kategori tinggi atau rendah. Adapun
uji validitas isi, diperoleh nilai CV untuk data mengenai jumlah siswa yang
angket penilaian diri dan lembar memiliki kemampuan memori kategori
observasi berturut-turut sebesar 0,89 tinggi dan rendah dirangkum dalam
dan 0,87. Uji reliabilitas menggunakan Tabel 3.
rumus Alpha. Hasil uji coba reliabilitas Sebelum dilakukan uji hipotesis
angket penilaian diri 0,92. Teknik dilakukan uji persyaratan analisis
analisis penilaian observasi aspek meliputi uji normalitas dan uji
keterampilan menggunakan uji validitas homogenitas. Berdasarkan uji
isi, diperoleh nilai CV untuk lembar normalitas menggunakan uji
observasi praktikum dan observasi Kolmogorov-Smirnova diperoleh hasil
produk berturut-turut sebesar 0,86 dan bahwa data prestasi belajar aspek
1,00. pengetahuan berdistribusi normal,
sedangkan data prestasi aspek sikap
HASIL DAN PEMBAHASAN dan keterampilan tidak berdistribusi
Data yang diperoleh adalah data normal. Berdasarkan uji homogenitas
prestasi belajar siswa meliputi aspek menggunakan uji Levene statistic
pengetahuan, sikap, dan keterampilan diperoleh hasil bahwa data prestasi
serta data kemampuan memori siswa. belajar pada aspek pengetahuan, sikap,
Data tersebut dirangkum dalam Tabel 2. dan keterampilan homogen.
Setelah dilakukan uji persyaratan
Tabel 2. Rangkuman Deskripsi Data analisis, selanjutnya prestasi belajar
Penelitian aspek pengetahuan dilakukan pengujian
Nilai Rata-rata hipotesis menggunakan uji statistik
Jenis
Peta parametrik anava General Linear Model
Penilaian TTS Univariate, sedangkan prestasi belajar
Konsep
Pengetahuan 3,16 3,46 aspek sikap dan keterampilan dilakukan
Sikap 3,43 3,38 pengujian hipotesis menggunakan statistik
non parametrik Kruskal Wallis H. Hasil
Keterampilan 3,77 3,80 anava terhadap prestasi belajar aspek
Kemampuan pengetahuan siswa dirangkum pada Tabel
29,14 35,80
Memori 4. Sedangkan hasil uji statistik non
parametrik Kruskal Wallis H terhadap
Pada tahap awal, dilakukan prestasi belajar aspek sikap dirangkum
analisis terhadap kondisi awal siswa. pada Tabel 5 dan prestasi belajar
Analisis ini didasarkan atas nilai UTS keterampilan dirangkum pada Tabel 6.
kimia semester genap tahun ajaran Pada hipotesis pertama, hasil uji
2014/2015. Kedua kelas diuji normalitas, anava dua jalan untuk perbedaan media
homogenitas dan kesamaan rata-rata. pembelajaran terhadap prestasi belajar
Dari uji normalitas menggunakan aspek pengetahuan siswa menunjukkan
Kolmogorov-Smirnova diperoleh hasil QLODL 6LJ . Karena
bahwa kedua kelas berdistribusi normal. QLODL 6LJ . PDND NHSXWXVDQ XMLQ\D H0A
Dari uji homogenitas menggunakan ditolak. Hal ini berarti terdapat
Levene statistic diperoleh hasil bahwa perbedaan prestasi belajar aspek
kedua kelas homogen. Sedangkan dari pengetahuan siswa pada penggunaan
uji kesamaan rata-rata diperolah hasil media TTS dan Peta Konsep melalui

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 119


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 115-124

model pembelajaran Contextual (0,050) .DUHQD QLODL 6LJ ! . PDND


Teaching and Learning pada pokok keputusan ujinya H0A diterima. Hal ini
bahasan koloid. Hasil uji statistik non berarti tidak terdapat perbedaan prestasi
parametrik Kruskal Wallis H untuk belajar aspek sikap dan keterampilan
prestasi belajar aspek sikap siswa pada penggunaan media TTS dan
menunjukkan nilai Sig. (0,609 ! . Peta Konsep melalui model
(0,050), sedangkan pada prestasi pembelajaran Contextual Teaching and
belajar aspek keterampilan Learning pada pokok bahasan koloid.
PHQXQMXNNDQ QLODL 6LJ ! .

Tabel 3. Jumlah Siswa yang Memiliki Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah
Kemampuan Memori Kelas Eksperimen I Kelas eksperimen II
Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%)
Tinggi 8 28,57 15 57,69
Rendah 20 71,43 11 42,31
Jumlah 28 100,00 26 100,00

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Anava Dua Jalan Prestasi Belajar Aspek Pengetahuan
Siswa
Sumber F Signifikansi (Sig.) . Keputusan
Model Pembelajaran 10,28 0,002 0,050 H0A ditolak
Kemampuan Memori 16,10 0,000 0,050 H0B ditolak
Interaksi 0,92 0,343 0,050 H0AB diterima

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Kruskal Wallis H Prestasi Belajar Aspek Sikap Siswa
Sumber Asymp. Sig. . Keputusan
Model Pembelajaran 0,609 0,050 H0A diterima
Kemampuan Memori 0,511 0,050 H0B diterima
Interaksi 0,709 0,050 H0AB diterima

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Kruskal Wallis H terhadap Prestasi Belajar Aspek
Keterampilan Siswa
Sumber Asymp. Sig. . Keputusan
Motode Pembelajaran 0,648 0,050 H0A diterima
Kemampuan Memori 0,166 0,050 H0B diterima
Interaksi 0,582 0,050 H0AB diterima

Pada hipotesis kedua, hasil uji . (0,05) sehingga H0B diterima. Ini
anava dua jalan untuk perbedaan berarti tidak terdapat perbedaan
kemampuan memori terhadap prestasi kemampuan memori terhadap prestasi
belajar pengetahuan siswa belajar aspek sikap dan keterampilan
menunjukkan nilai Sig. (0,000 . siswa.
(0,050) sehingga H0B ditolak. Ini berarti Pada hipotesis ketiga, hasil uji
terdapat perbedaan kemampuan anava dua jalan untuk perbedaan efek
memori terhadap prestasi belajar aspek interaksi terhadap prestasi belajar aspek
pengetahuan siswa. Hasil uji statistik pengetahuan menunjukkan nilai Sig.
non parametrik Kruskal Wallis H untuk (0,343) > . . Hasil uji statistik non
perbedaan kemampuan memori parametrik Kruskal Wallis H untuk
terhadap prestasi belajar aspek sikap perbedaan efek interaksi terhadap
PHQXQMXNNDQ QLODL 6LJ ! . prestasi belajar aspek sikap
(0,050) sedangkan untuk perbedaan PHQXQMXNNDQ QLODL 6LJ ! .
kemampuan memori terhadap prestasi (0,050) sedangkan aspek keterampilan
belajar aspek keterampilan menunjukkan nilai signifikansi (0,582) >
menunjukkan nilai signifikansi (0,166) > . (0,05). Keputusan ujinya H0AB diterima.

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 120


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 115-124

Hal ini menunjukkan bahwa tidak dan memahami isi pelajaran dan
terdapat interaksi antara penggunaan meningkatkan memori atau ingatan.
media TTS dan Peta Konsep melalui Dengan begitu penggunaan media
model pembelajaran Contextual peta konsep dalam pembelajaran lebih
Teaching and Learning dengan efektif bila digunakan pada materi
kemampuan memori siswa terhadap Koloid. Karena dalam menggunakan
prestasi belajar aspek pengetahuan, media peta konsep siswa tidak harus
sikap dan keterampilan siswa pada mempelajari semua materi yang ada
pokok bahasan koloid. karena akan sulit dipahami, dengan
Dari rangkuman Tabel 4, dapat menggunakan media ini siswa hanya
diketahui bahwa H0A ditolak karena nilai memahami konsep-konsep yang
Sig. < .. Hal ini berarti terdapat diberikan oleh guru saja mengenai
perbedaan penggunaan media TTS dan materi yang disampaikan dan siswa
Peta Konsep melalui model pembelajaran akan lebih mudah untuk mengingat dan
Contextual Teaching and Learning (CTL) memahami [14]. Sedangkan dalam
terhadap prestasi belajar aspek penggunaan media teka-teki silang
pengetahuan siswa pada pokok memiliki rata-rata di bawah penggunaan
bahasan koloid. Hal ini juga dapat dilihat media peta konsep karena siswa harus
dari nilai rata-rata kedua kelas pada mempelajari semua materi secara
Tabel 2. Rata-rata nilai pengetahuan keseluruhan untuk melengkapi teka-teki
kelas TTS 3,16 dan kelas Peta Konsep silang, dengan begitu siswa akan
3,46. Kedua kelas menunjukkan merasa kesulitan dalam memahami
perbedaan nilai yang signifikan. materi. Pada media TTS siswa dalam
Adanya perbedaan ini diketahui kelompoknya terlihat kurang aktif dalam
kalau media Peta Konsep menghasilkan kerjasama terhadap kelompoknya
prestasi belajar yang lebih baik daripada karena hanya siswa yang memiliki
TTS, hal ini dikarenakan Peta Konsep kemampuan tinggi yang mau menjawab
dapat digunakan sebagai rangkuman soal yang diberikan oleh guru,
dari suatu materi pelajaran untuk sedangkan siswa yang memiliki
siswa, sebagai petunjuk dari guru kemampuan rendah untuk menjawab
selama interaksi di kelas, atau sebagai hanya menunggu hasilnya saja.
petunjuk bagi siswa tentang konsep- Berdasarkan Tabel 5, nilai
konsep utama dan konsep- konsep baru signifikansi (0,609) > . (0,05) yang
yang harus dipelajari. Pemahaman berarti H0A diterima. Hal ini berarti
siswa dalam menentukan hubungan penggunaan media TTS dan Peta Konsep
keterkaitan antara satu konsep dengan melalui model pembelajaran Contextual
konsep yang lain saling berhubungan Teaching and Learning (CTL) tidak
akan sangat membantu siswa dalam memberikan perbedaan yang signifikan
mempelajari materi koloid dalam terhadap prestasi belajar aspek sikap
keseharian. sikap siswa pada pokok bahasan koloid.
Penggunaan media Peta Konsep Hal ini juga dapat dilihat dari nilai rata-
dalam proses pembelajaran dapat rata kedua kelas pada Tabel 2. Rata-
meningkatakan kemampuan belajar rata nilai sikap kelas TTS 3,43 dan kelas
siswa. Dengan penggunaan peta Peta Konsep 3,38. Prestasi belajar
konsep siswa tidak lagi banyak aspek sikap siswa lebih dipengaruhi
menghafal materi untuk belajar, siswa oleh faktor internal yang ada dalam diri
cukup memahami konsep kemudian siswa, seperti sikap, minat, dan rasa
menghubungkannya dengan konsep ingin tahu. Sedangkan media
yang sudah ada sebelumnya. Peta pembelajaran bukanlah faktor internal,
konsep dapat membantu siswa untuk melainkan faktor eksternal yang
mengorganisasikan suatu konsep dalam mempengaruhi prestasi belajar.
struktur yang berarti sehingga Berdasarkan Tabel 6, nilai
bermanfaat untuk mengidentifikasikan signifikansi (0,648 ! . (0,05) yang
konsep yang sulit dimengerti, berarti H0A diterima. Dari Tabel 2 dapat
memudahkan siswa untuk menyusun dilihat bahwa besarnya rataan prestasi

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 121


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 115-124

keterampilan kelas TTS sebesar 3,77 Berdasarkan Tabel 5, hasil uji


sedangkan kelas Peta Konsep sebesar Kruskal Wallis H terhadap prestasi
3,80. Sehingga dapat disimpulkan belajar sikap menunjukkan tidak ada
bahwa penggunaan media TTS dan perbedaan kemampuan memori
Peta Konsep melalui model terhadap prestasi belajar sikap siswa
pembelajaran Contextual Teaching and pada pokok bahasan koloid.
Learning (CTL) tidak memberikan Kemampuan memori berkaitan
perbedaan yang signifikan terhadap dengan kemampuan untuk menerima
prestasi belajar keterampilan siswa. Hal atau memasukkan, menyimpan, dan
ini karena aspek keterampilan lebih menimbulkan kembali hal-hal yang telah
dipengaruhi oleh ketrampilan (skill) dan diterima. Sedangkan Aspek sikap
kemampuan bertindak individu dalam berkaitan dengan sikap dan nilai [16].
praktik membedakan larutan, suspensi, De Block menyatakan bahwa pada saat
dan koloid. Sehingga media mempelajari materi untuk pertama kali,
pembelajaran tidak berpengaruh. siswa mengolah bahan pelajaran yang
Berdasarkan Tabel 4, pada kemudian disimpan dalam ingatan dan
hipotesis kedua, hasil uji anava dua akhirnya materi yang telah disimpan itu
jalan terhadap prestasi belajar direproduksikan pada saat dibutuhkan.
pengetahuan menunjukkan adanya Semakin dalam pemahaman yang
perbedaan kemampuan memori diperoleh pada waktu mempelajari
terhadap prestasi belajar pengetahuan materi untuk pertama kal, semakin baik
siswa pada pokok bahasan koloid. Hal pula prestasi mengingat kembali pada
ini dikarenakan perbedaan kemampuan waktu mengerjakan tes. Dari beberapa
memori dapat menyebabkan perbedaan definisi tersebut dapat diketahui bahwa
pemusatan perhatian terhadap materi. kemampuan memori tidak berhubungan
Pemusatan perhatian yang intensif dengan aspek sikap sehingga tidak
menyebabkan siswa mampu memahami mempengaruhi prestasi belajar sikap.
konsep materi dan dapat mencapai Aspek sikap dalam penelitian ini hanya
prestasi sesuai dengan yang diinginkan. untuk mengetahui bagaimana sikap
Semakin tinggi tingkat kemampuan spiritual, jujur, rasa ingin tahu, toleransi,
memori siswa, maka semakin banyak kerjasama dan tanggungjawab terhadap
materi yang dapat disimpan dan pembelajaran yang berlangsung melalui
semakin banyak pula materi yang dapat penilaian angket dan observasi. Dalam
diingat sehingga siswa akan semakin pengisian angket siswa hanya memilih
mudah mempelajari materi. De Block pernyataan yang sesuai dengan
menyatakan bahwa pada saat sikapnya sehingga tidak memerlukan
mempelajari materi untuk pertama kali, ingatan dan memori. Sedangkan pada
siswa mengolah bahan pelajaran yang saat observasi sikap-sikap yang diamati
kemudian disimpan dalam ingatan dan akan muncul begitu saja tanpa
akhirnya materi yang telah disimpan itu dibutuhkannya memori atau ingatan
direproduksikan pada saat dibutuhkan. siswa. Hasil ini didukung oleh penelitian
Semakin dalam pemahaman yang sebelumnya yang menyimpulkan bahwa
diperoleh pada waktu mempelajari kemampuan memori tidak berpengaruh
materi untuk pertama kal, semakin baik terhadap prestasi belajar aspek sikap
pula prestasi mengingat kembali pada siswa pada materi hidrokarbon [17].
waktu mengerjakan tes. Berdasarkan Tabel 6, hasil uji
Hasil penelitian ini didukung oleh Kruskal Wallis H terhadap prestasi
penelitian sebelumnya yang keterampilan menunjukkan bahwa tidak
menyimpulkan bahwa siswa yang terdapat perbedaan antara kemampuan
memiliki kemampuan memori tinggi memori terhadap prestasi belajar aspek
memiliki prestasi belajar pengetahuan keterampilan siswa pada pokok
lebih baik daripada siswa yang memiliki bahasan koloid.
kemampuan memori rendah pada Hal ini dikarenakan ketrampilan
materi SPU [15]. melakukan praktikum dan membuat
laporan yang dimiliki siswa yang

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 122


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 115-124

berkemampuan memori tinggi dan bahwa: (1) Terdapat perbedaan prestasi


rendah hampir sama. Kemampuan belajar aspek pengetahuan siswa pada
memori siswa dibutuhkan untuk penggunaan media TTS dan Peta Konsep
menghafal atau mengingat beberapa melalui model pembelajaran Contextual
konsep materi, tetapi tidak untuk Teaching and Learning (CTL) pada pokok
menentukan kegiatan melakukan bahasan koloid akan tetapi tidak
praktikum karena praktikum tidak perlu terdapat perbedaan prestasi belajar
mengingat sudah diberi Lembar kerja aspek sikap dan keterampilan siswa; (2)
Siswa yang berisi langkah kerja, alat terdapat perbedaan kemampuan
dan bahan sehingga siswa tinggak memori terhadap prestasi belajar
melakukan praktitum tersebut. pengetahuan siswa, di mana siswa
Berdasarkan Tabel 6, pada dengan kemampuan memori tinggi
hipotesis ketiga, hasil anava dua jalan memiliki prestasi lebih baik daripada
terhadap prestasi belajar aspek siswa dengan kemampuan memori
pengetahuan menunjukkan tidak adanya rendah, dilihat dari rataan prestasi siswa
interaksi antara penggunaan media TTS dengan kemampuan memori tinggi dan
dan Peta Konsep melalui model rendah berturut-turut adalah 3,50 dan
pembelajaran Contextual Teaching and 3,16, akan tetapi tidak terdapat
Learning (CTL) serta kemampuan perbedaan kemampuan memori
memori siswa terhadap prestasi belajar terhadap prestasi belajar sikap dan
pengetahuan siswa pada pokok keterampilan siswa; dan (3) tidak
bahasan koloid. Begitu juga dengan terdapat interaksi antara penggunaan
hasil uji Kruskal Wallis H terhadap media TTS dan Peta Konsep melalui
prestasi belajar aspek sikap dan model pembelajaran Contextual
keterampilan yang menunjukkan tidak Teaching and Learning (CTL) dengan
adanya interaksi antara penggunaan kemampuan memori terhadap prestasi
media TTS dan Peta Konsep melalui belajar pengetahuan, sikap dan
model pembelajaran Contextual keterampilan siswa pada pokok
Teaching and Learning (CTL) serta bahasan koloid.
kemampuan memori siswa terhadap
prestasi belajar sikap dan keterampilan UCAPAN TERIMA KASIH
pada pokok bahasan koloid. Ibu Eni Puspasari, S.Pd., selaku
Pada prestasi belajar aspek guru mata pelajaran kimia Kelas XI SMA
pengetahuan, tidak adanya interaksi Negeri 1 Karangmojo yang telah
menunjukkan bahwa siswa yang memberikan bimbingan dan bantuan
memiliki kemampuan memori tinggi baik selama melaksanakan penelitian.
diajar dengan media pembelajaran TTS
dan Peta Konsep melalui model DAFTAR RUJUKAN
pembelajaran Contextual Teaching and [1] Hosnan. (2014). Pendekatan
Learning (CTL) memiliki prestasi belajar Saintfik dan Kontekstual dalam
pengetahuan yang lebih baik daripada Pembelajaran Abad 21: Kunci
yang memiliki kemampuan memori Sukses Implementasi Kurikulum
rendah. Sedangkan pada prestasi 2013. Bogor: Ghalia Indonesia
belajar aspek sikap dan keterampilan, [2] Suprijono, A. (2012).
tidak adanya interaksi tersebut Cooperative Learning.
menunjukkan bahwa apapun media Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
pembelajaran yang diterapkan dan [3] Rahmah, S. M. (2013).
seberapapun tingkat kemampuan Penerapan Model Pembelajaran
memori siswa tidak akan mempengaruhi Contextual Teaching And
prestasi belajar siswa pada aspek sikap Learning (CTL) Pada
dan keterampilan. Pembelajaran Kimia Berbasis
Weblog Untuk Meningkatkan
KESIMPULAN Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Berdasarkan hasil penelitian yang Pokok Hidrokarbon Skripsi tidak
telah dilakukan dapat disimpulkan dipublikasikan, UNIMED, Medan.

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 123


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 115-124

[4] Romance, N. R., Michaele, V. [12] Syah, M. (2006). Psikologi


R., (2010). Concept Mapping Pendidikan dengan Pendekatan
as a Tool for Learning. Baru. Bandung: Remaja
Collega teaching hal 74-79. Rosdakarya.
[5] Munadi, Y. (2008). Media [13] Winkel, W.S. (2004). Psikologi
Pembelajaran. Jakarta: Gaung Pengjaran. Jakarta: Grasindo
Persada Press. [14] Royeningsih, E. R. (2013)
[6] Anitah, S. (2009). Teknologi Perbedaan Hasil Belajar Biologi
Pembelajaran. Surakarta: Yuma Menggunakan Media Peta
Pustaka. Konsep Dan Teka-Teki Silang
[7] Gaikwad, N., & Tankhiwale, S. (TTS) Pokok Materi Dunia
(2012). Crosss Word Puzzles: Tumbuhan (Kingdom Plantae)
Self-Learning Tool in Pada Siswa Kelas X Sma
Pharmacology. Prespectives on Negeri 1 Mojolaban Sukoharjo
Medical Education, 1 (5), 273- Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi
248. tidak dipublikasikan, UMS,
[8] Fathonah, R. S., Sugiharto., & Surakarta.
Budi, S. U. (2013) Studi [15] Qonitah, Mulyani, B. &
Komparasi Penggunaan Media Susilowati, E. (2013). Pengaruh
Teka-Teki Silang (TTS) dengan Penggunaan Pembelajaran
Kartu pada Pembelajaran Kimia Kooperatif TGT (Teams Games
melalui Pendekatan Contextual Tournament) dengan Permainan
Teaching and Learning (CTL) Word Square dan Crossword
terhadap Prestasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar
pada Materi Zat Adiktif dan Ditinjau dari Kemampuan
Psikotropika Kelas VIII SMP N 2 Memori Siswa pada Materi
Ngadirojo, Wonogiri Tahun Pokok Sistem Periodik Unsur
pelajaran 2011/2012. Jurnal Kelas X SMA Batik 2 Surakarta
Pendidikan Kimia, 2 (3), 68-76. Tahun Pelajaran 2012/2013.
[9] Septiana, I., (2011). Keefektifan Jurnal Pendidikan Kimia, 2 (2),
Penggunaan Media Peta Konsep 125-131.
Pohon Jaringan pada [16] Sudjana, N. (2011). Penilaian
Pembelajaran Menulis Cerpen Hasil Proses Belajar Mengajar.
Di Kelas X SMA Negeri 1 Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mojotengah Kabupaten [17] Linggar, A. O., Redjeki, T., &
Wonosobo, Skripsi, UNY. Ashadi. (2014). Studi Komparasi
[10] Novak, J. D. (2010). Learning, Metode Pembelajaran Kooperatif
Creating, and Using Knowledge: Teams Games Tournaments
Concept Maps as Facilitative (TGT) dan Team Assisted
Tools in Schools and Individualization (TAI) terhadap
Corporations. Jorunal of e- Prestasi Belajar Siswa Ditinjau
learning and Knowledge Society, dari Kemampuan Memori pada
6 (3), 21-30. Materi Hidrokarbon SMA Negeri
[11] Ningtyas, W. (2013). 7 Surakarta Tahun Pelajaran
Pembelajaran Kimia 2012/2013. Jurnal Pendidikan
Menggunakan Model Kooperatif Kimia, 3 (1), 14-23.
Tipe Team Assisted
Individuakization (TAI)
Dilengkapi Media Peta Konsep
dan Media Lingkaran
Hidrokarbon Ditinjau dari
Kemampuan Kerjasama dan
Kemampuan Memori, Skripi tidak
dipublikasikan, UNS, Solo

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 124

Anda mungkin juga menyukai