Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Belajar dan Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Belajar Matematika

Menurut Gerlach dan Ely (Anni 2009: 85), belajar memiliki peranan

penting yaitu memberikan arah pada kegiatan peserta didikan, untuk mengetahui

kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian peserta didikan pembinaan dan

sebagai bahan komunikasi. Gulo (2002: 23) menyatakan bahwa belajar adalah

suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang/individu yang mengubah

tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat.

Menurut

Rusman (2015: 12), belajar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku dari individu.

Selanjutnya Gagne (Anitah, 2007: 1,3) menyatakan bahwa belajar merupakan

proses dimana suatu organisme dapat mengubah perilakunya karena hasil dari

Pengalaman. Dengan kata lain, belajar adalah proses perubahan perilaku individu

yasng diperoleh dari hasil dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara

individu dengan lingkungannya.

2. Pengertian Pembelajaran Matematika

Arifin (2010: 10) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu

proses atau kegiatan yang sistematik yang bersifat interaktif dan komunikatif

10
antara pendidik (guru) dengan siswa, sumber belajar, dan lingkungan untuk

menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa.

Menurut Hamalik (2006: 239), pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran.

Selanjutnya Sagala (2009: 61) menyatakan bahwa pembelajaran adalah

membelajarkan siswa menggunakan asa pendidikan maupun teori belajar yang

merupakan penentu pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua

arah yaitu mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

oleh siswa.

Berdasarkan pengertian pembelajaran yang diuraikan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan

guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan.

B. Metode Home Visit

1. Pengertian Metode Home Visit

Menurut Prayitno (2015: 2) kunjungan rumah atau home visit bisa

bermakna dalam upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan

permasalahan siswa yang menjadi tanggung jawab guru atau pembimbing dalam

kegiatan belajar. Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan

keterangan tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut pautnya

dengan permasalahan hasil belajar siswa. Data atau keterangan meliputi : 1),

Kondisi rumah tangga dan orang tua. 2), Fasilitas belajar yang ada dirumah. 3),

Hubungan antar anggota keluarga, 4), Sikap dan kebiasaan anak di rumah. Dan 5),

11
Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan anak dan

pengentasan masalah anak.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa home visit merupakan

salah satu metode belajar yang dilakukan oleh guru dengan cara mengunjungi

tempat tinggal siswa, yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang lebih

lengkap dan akurat tentang permasalahan siswa. Dengan melaksanakan tahapan-

tahapan proses pelaksanaan home visit secara sistematis dan sesuai dengan

prosedur yang telah ditentukan maka pelaksanaan home visit ini akan berjalan

dengan lancar dan baik serta tujuan home visit akan tercapai dan akan

mempermudah guru dalam melaksanakan home visit. Pelaksanaan home visit tidak

hanya monoton kepada penggalian informasi tentang permasalahan yang dihadapi

siswa, namun dalam pelaksanaan home visit ini guru melakukan konseling

terhadap siswa dan keluarga siswa dengan memberikan arahan, pengetahuan

keterampilan, dan motivasi dalam menyelesaikan masalah siswa.

2. Tujuan Metode Home Visit

Menurut Dewa Sukardi (2008:), tujuan Metode Home Visit dibagi menjadi

dua bagian yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus.

a. Tujuan Umum

Secara umum, kunjungan rumah bertujuan untuk memperoleh data yang lebih

lengkap dan akurat tentang siswa berkenaan dengan masalah yang dihadapinya,

serta digalangkannya komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam

rangka penanggulangan masalah siswa.

12
b. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan kunjungan rumah berkenaan dengan fungsi-fungsi

bimbingan. Misalnya dalam kaitannya dengan fungsi pemahaman, kunjungan

rumah bertujuan untuk lebih memahami kondisi siswa, kondisi rumah dan

keluarga. Agar terpahaminya permasalahan siswa dan upaya pengentasannya

dari ini dapat mencegah timbulnya masalah lagi serta dapat berlanjut untuk

mewujudkan fungsi pengembangan dan pemeliharaan serta advokasi. Jadi

dengan melakukan home visit akan mempermudah guru dalam menyelesaikan

masalah siswa dan penanganan masalah siswa akan cepat teratasi karena

penyelesaian masalah siswa dilakukan secara kompleks yaitu dari siswa,

keluarga, dan lingkungan sosial siswa sehingga kedua tujuan home visit diatas

akan tercapai.

3. Komponen Metode Home Visit

Komponen metode Home Visit Menurut Prayitno (2015: 2) terdiri dari tiga

bagian yaitu:

1) Kasus

Kunjungan rumah difokuskan pada penanganan kasus yang dialami oleh siswa

yang terkait dengan faktor-faktor keluarga. Kasus siswa terlebih dahulu

dianalisis, difahami, disikapi, dan diberikan perlakuan awal tertentu dan

selanjutnya diberikan pelayanan bimbingan dan konseling yang memadai.

Perlakuan awal terhadap kasus dilakukan melalui kunjungan rumah, hasil

kunjungan rumah dilakukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

13
2) Keluarga

Keluarga yang menjadi fokus kunjungan rumah meliputi kondisi-kondisi yang

menyangkut:

a) Orang tua atau wali siswa

b) Anggota keluarga yang lain.

c) Orang-orang yang tinggal dalam lingkungan keluarga

d) Kondisi fisik rumah, isinya, dan lingkungannya.

e) Kondisi ekonomi dan hubungan sosioemosional yang terjadi dalam

keluarga.

3) Guru (Pembimbing)

Guru atau pembimbing bertindak sebagai perencana, pelaksanaan dan sekaligus

pengguna hasil-hasil kunjungan rumah. Dalam pelaksanaan home visit ini dapat

diperjelas bahwa penanganan masalah yang dialami oleh siswa dilakukan oleh

keluarga siswa, atas arahan dan pemahaman yang diberikan Guru. Keluarga

siswa akan dikembangkan kemampuannya mengenai wawasan, pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap oleh Guru pada saat proses pelaksanaan home

visit berlangsung. Seluruh kegiatan home visit dikaitkan langsung dengan

pelayanan bimbingan dan konseling dan kegiatan pendukung layanan

bimbingan dan konseling lainnya.

4. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Home Visit

Langkah-langkah pelaksanaan metode Home Visit Menurut Persada (2002:

70) meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak

lanjut dan laporan.

14
1. Perencanaan.

Pada tahap perencanaan, hal-hal yang dilakukan adalah:

a) Menetapkan kasus dan siswa yang mengalaminya yang memerlukan

kunjungan rumah

b) Meyakinkan siswa tentang pentingnya kunjungan rumah

c) Menyiapkan data atau informasi pokok yang perlu dikomunikasikan kepada

keluarga

d) Menetapkan materi kunjungan rumah atau data yang perlu diungkapkan dan

peranan masing-masing anggota keluarga yang akan ditemui

2. Pelaksanaan.

Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah:

a) Mengomunikasikn rencana kegiatan kunjungan rumah kepada berbagai

pihak yang terkait

b) Melakukan kunjungan rumah dengan melakukan kegiatan-kegiatan

c) Bertemu orang tua atau wali siswa atau anggota keluarga lainnya

d) Membahas permasalahan siswa

e) Melengkapi data

f) Mengembangkan komitmen orang tua atau wali siswa atau anggota keluarga

lainnya

g) Menyelenggarakan konseling keluarga apabila memungkinkan

h) Merekam dan menyimpulkan hasil kegiatan.

15
3. Evaluasi

Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah:

a) Mengevaluasi proses pelaksanaan kunjungan rumah

b) Mengevaluasi kelengkapan dan keakuratan hasil kunjungan rumah, serta

komitmen orang tua, wali dan anggota keluarga lain

c) Mengevaluasi penggunaan data hasil kunjungan rumah dalam pengentasan

masalah siswa

d) Analisis terhadap keberhasilan penggunaan hasil kunjungan rumah terhadap

penanganan kasus, khususnya pengentasan masalah siswa.

4. Analisis hasil evaluasi.

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan anlisis terhadap

keberhasilan penggunaan.

5. Tindak lanjut.

a) Mempertimbangkan apakah diperlukan kunjungan rumah ulang atau

lanjutan

b) Mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan menggunakan data hasil

kunjungan rumah yang lebih atau akurat.

6. Laporan.

Pada tahap ini pembimbing atau guru melakukan kegiatan:

a) Menyusun laporan kegiatan home visit

b) Menyampaikan laporan kepada pihak terkait

c) Mendokumentasikan laporan.

16
Dengan melaksanakan tahapan-tahapan proses pelaksanaan home visit

secara sistematis dan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan maka

pelaksanaan home visit ini akan berjalan dengan lancara dan baik serta tujuan

home visit akan tercapai dan akan mempermudah guru dalam melaksanakan

home visit.

5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Home Visit

a. Kelebihan

1) Mendapatkan secara langsung data dan masalah yang dihadapi oleh siswa.

2) Dapat untuk mencocokkan data yang sebelumnya telah diperoleh dari siswa.

3) Memperoleh hubungan timbal balik atau hubungan kerjasama yang sehat

antara pembimbing dan orang tua.

4) Data yang diperoleh lebih akurat

b. Kelemahan

1) Menyita banyak waktu dari pembimbing di luar jam kerjanya.

2) Pada umumnya orang tua cenderung memberikan kesan yang baik tentang

informasi dari keluarganya, sehingga informasi yang diberikan belum tentu

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

3) Orang tua siswa belum menyadari pentingnya kunjungan rumah.

4) Hambatan bagi pembimbing tau guru yang belum matang secara pribadi dan

dalam pemahaman sosial yaitu adanya kesukaran ketika berhubungan

dengan orang tua. Adanya perasaan curiga dari orang tua jika tujuan home

visit tidak jelas.

17
C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,

photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of Education and

Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti

dengan kata mediator, dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau

perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam

proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang

digunakan untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran

(Azhar Arsyad, 2010: 3).

Pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan dan alat atau

perpaduan antara software dan hardware (Sadiman, dkk, 1996: 5). Media

pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan

tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga merupakan

komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi

yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut, media pembelajaran memiliki

peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran.

18
Menurut Anderson (1987) yang dikutip Bambang Warsita (2008: 123).

Media dapat dibagai dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran

(instructional aids) dan media pembelajaran (instructional media). Alat bantu

pembelajaran atau alat untuk membantu guru (pendidik) dalam memperjelas

materi (pesan) yang akan disampaikan. Oleh karena itu alat bantu pembelajaran

disebut juga alat bantu mengajar (teaching aids). Misalnya OHP/OHT, film

bingkai (slide) foto, peta, poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya dan

sampai kepada lingkungan belajar yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi

pembelajaran.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Hamalik (1986) yang dikutip Azhar Arsyad (2010: 15), mengemukakan

bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar, dan dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa.

Penggunaan media pembelajaran pada orientasi pembelajaran akan sangat

membantu keaktifan proses pembelajaran dan menyampaian pesan dan isi

pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media

pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan

data menarik dan terpercaya. Maksudnya: bahwasanya media pembelajaran paling

besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman, orang yang

mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan

19
apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat

dan mendengarkannya.

Selanjutnya menjelaskan betapa pentingnya media pemebelajaran karena

media pemebelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira

bagi siswa, serta membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa

serta menghidupkan pelajaran.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 2), mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:

1. Pembelajaran akan terlihat lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan semangat dan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran.

3. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan mendemonstrasikan, memamerkan, dll.

D. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi ini diambil berdasarkan materi pada Kurikulum 2013

(K13) yaitu :

KI 1 Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.

KI 2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

20
KI 3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

KI 4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman

dan berakhlak mulia.

Tabel 2.1. Ruang Lingkup Materi

KD Indikator Materi
Menentukan Opreasi 1. Menentukan operasi Penjumlahan dan
Hitung Bilangan Cacah penjumlahan dan pengurangan bilangan
pengurangan bilangan cacah cacah

2. Menentukan operasi Perkalian dan pembagian


perkalian dan pembagian bilangan cacah
bilangan cacah
3. Menyelesaiakan soal cerita Penjumlahan dan
yang berkaitan dengan pengurangan bilangan
operasi bilangan cacah pada cacah pada soal cerita
penjumlahan, dan
pengurangan
4. Menyelesaiakan soal cerita Perkalian dan pembagian
yang berkaitan dengan bilangan cacah pada soal
operasi bilangan cacah pada cerita
perkalian dan pembagian

E. Hasil Belajar

Menurut Bloom (Suprijono 2013: 6), hasil belajar mencakup kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif terdiri dari knowledge

(pengetahuan, ingatan); comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,

contoh); application (menerapakan); analysis (menguraikan, menentukan

hubungan); synthesis (mengorganisasikan, merencanakan); dan evaluating

21
(menilai). Kemampuan afektif terdiri dari receiving (sikap menerima); responding

(memberikan respon), valuing (nilai); organization (organisasi); characterization

(karakterisasi. Kemampuan psikomotorik meliputi initiatory, pre-rountie, dan

rountinized.

Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) menyatakan bahwa hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari

sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses

belajar.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, maka disimpulkan bahwa

Hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan

belajar baik itu secara individu maupun kelompok.

F. Kerangka Berpikir

Hasil belajar siswa dalam masa penyebaran Covid-19 ini terlihat sangat

rendah dan sangat jauh dari harapan pembelajaran, bahkan 80% hasil yang

diperoleh dari 15 siswa terutama pada kelas II. Pemerintah mencanangkan belajar

dari rumah melalui pembelajaran daring atau belajar jarak jauh. Hal ini bertujun

untuk memberikan pengalaman belajar bagi siswa dan untuk menuntaskan seluruh

capaian kurikulum untuk kenaikan kelas, maupun kelulusan. Pembelajaran secara

online dari rumah benar-benar sangat dirasakan berat bagi guru dan para siswa,

bahkan orang tua. Semua guru dan siswa dipaksa untuk bertransformasi dan

beradaptasi pada kondisi pandemik ini.

22
Pembelajaran matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan

di lembaga pendidikan formal, dan matematika merupakan salah satu bagian

penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Pelajaran matematika

sendiri adalah pelajaran yang berhubungan dengan banyak konsep, dan konsep

inilah yang harus dikejar betul dan serius oleh semua guru kelas. Adanya situasi

seperti sekarang dengan merebaknya Covid-19, belajar harus dilaksanakan dengan

daring. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah cara membuat pembelajaran

yang menarik bagi siswa. Untuk itu guru dituntut untuk melakukan inovasi dalam

melaksanakan pembelajaran.

Home Visit atau kunjungan rumah adalah suatu kegiatan pendukung

permasalahan siswa melalui kunjungan kerumahnya. Kegiatan ini memerlukan

kerjasama yang penuh dari orang tua siswa. Menurut Prayitno (2015: 2)

kunjungan rumah atau home visit bisa bermakna upaya mendeteksi kondisi

keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan siswa yang menjadi tanggung

jawab guru atau pembimbing dalam kegiatan belajar. Dengan kunjungan rumah

akan diperoleh berbagai data dan keterangan tentang berbagai hal yang besar

kemungkinan ada sangkut pautnya dengan permasalahan hasil belajar siswa.

Media manipulatif sangat baik jika digunakan sebagai salah satu cara untuk

membantu permasalahan siswa jika guru menggunakannya pada saat Home Visit.

Alat peraga pengajaran adalah media yang digunakan oleh guru pada saat

megajar untuk memperjelas materi pelajaran yang ingin disampaikan dan

mencegah terjadinnya kebosanan pada siswa. Penggunaan media manipulatif

sangat dibutuhkan karena dalam proses pembelajaran matematika siswa

23
menganggap matematika adalah pelajaran yang sangat membosankan. Hal ini

dapat berakibat buruk pada hasil belajar siswa dan tujuan pembelajaran.

Media manipulatif dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran matematika

SD. Media pembelajaran dalam pembelajaran matematika adalah alat bantu

pembelajaran yang digunakan untuk dapat menampilkan, mempresentasikan,

menyajikan, atau menjelaskan bahan pelajaran kepada peserta didik, yang mana

alat-alat itu sendiri bukan merupakan bagian dari pelajaran yang diberikan.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah: “Ada Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas II Pada

Bilangan Cacah Dengan Metode Home Visit Berbantuan Media Manipulatif di SD

Negeri 7 Ambon.”

24

Anda mungkin juga menyukai