Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses belajar mengajar adalah suatu hal dimana seorang guru memberikan
informasi mengenai bahan yang diajarkan kepada peserta didik yang sesuai dengan
kemampuan guru tersebut, dan peserta didik menyerap informasi yang diberikan
oleh guru guna mendapatkan pengetahuan atau hasil belajar yang lebih baik. Salah
satu cara yang dapat dikembangkan demi terjadinya proses belajar mengajar, yaitu
upaya gurudengan memancing siswa agar lebih aktif dan berkembang dengan
menyalurkan pendapat atau ekspresi peserta didik tersebut dalam kegiatan belajar
mengajar.

Peran seorang guru dalam memberikan informasi kepada peserta didiknya sangat
penting. Karena dalam proses belajar mengajar di kelas, guru dituntut untuk lebih
kreatif agar siswa lebih aktif dan berkembang. Tingkat efektivitas pembelajaran
dipengaruhi oleh perilaku guru dan siswa. Perilaku guru yang efektif antara lain
mengajar dengan jelas, menggunakan variasi metode pembelajaran, memperdayakan
peserta didik dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku siswa anatara lain disiplin
belajar, semangat belajar, kemandirian belajar, aktif belajar dan sikap belajar yang
positif.

Aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik berpengaruh terhadap


terbentuknya kemandirian siswa yang baik dalam proses pembelajaran.
Kemandirian belajar siswa tidak terbentuk begitu saja namun melalui proses yang
panjang dan bertahap. Dengan demikian tugas guru adalah mengarahkan yang
berangsur-angsur semakin dikurangi, namun di balik itu tugas guru yang
penting sesungguhya ialah merencanakan dan mempersiapkan “situasi belajar
mandiri” sehingga apa yang dicapai murid sebenarnya sesuai dengan direncanakan
dan diinginkan oleh guru.

Sudah sejak pertengahan Maret lalu sebagian besar pelajar di Indonesia menjalani
proses belajar dari rumah di tengah pandemi virus corona. Dalam situasi darurat tersebut,
bukan hanya para siswa yang dihadapkan pada tantangan untuk belajar jarak jauh, tapi
juga orang tua. Pada saat ini, di Indonesia pilihan jalur untuk menempuh pendidikan
semakin beragam, mulai dari jalur pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan
pendidikan informal. Jalur pendidikan merupakan cara yang dilalui oleh peserta
didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai

[1]
dengan tujuan pendidikan. Dengan berbagai macam jalur pendidikan yang tersedia,
semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan pengetahuan bagi peserta
didiknya.

Salah satu bentuk dari jalur pendidikan informal yang saat ini sedang
berkembang adalah homeschooling yang dikenal pula dengan sebutan sekolah
rumah. Ini merupakan fenomena yang ramai diperbincangkan oleh kalangan
masyarakat, orang tua, dan praktisi pendidikan dalam 3 – 4 tahun terakhir.
Fenomena ini banyak dibicarakan diantaranya berkaitan dengan sosialisasi anak jika
belajar di rumah, peran totalitas orang tua dalam mendampingi belajar anak, 2
materi pelajaran yang diberikan, proses penilaian atau evaluasi belajar anak dan
bagaimana ijasah yang diterima oleh peserta didiknya.

Menurut Novianti (2009) dalam penelitiannya tentang Perkembangan Sosial pada


proses pembelajaran di rumah menunjukkan bahwa sejumlah orang tua khawatir pada
pendidikan sekolah saat ini yang berkaitan dengan pergaulan anak yang penuh tekanan,
biaya sekolah yang mahal, jam belajar yang penuh dan tuntutan perilaku yang
seragam. Belajar yang dilakukan di rumah merupakan kegiatan setelah pembelajaran
yang dilakukan siswa di sekolah dengan cara mengulang pelajaran yang telah
diajarkan. Dengan cara mengulang pelajaran yang telah diajarkan di sekolah sangat
membantu dan menunjang pemahaman materi siswa. Hal ini bertujuan untuk
mengingat kembali pelajaran yang telah diajarkan dan memperbaiki semua kesan
yang masih samar-samar untuk menjadi kesan yang sesungguhnya yang tergambar
jelas dalam ingatan.

Hasil belajar merupakan hasil penilaian dari proses belajar yang dilakukan siswa,
baik proses belajar yang dilakukan siswa di sekolah dan didukung oleh proses belajar
yang dilakukan di rumah. Apabila kita melihat keadaan siswa sekarang khususnya
siswa/I SMAK Syuradikara, banyak siswa malas untuk belajar, siswa mudah bosan,
mudah lelah dalam belajar, mereka lebih tertarik dengan gadget yang mereka miliki
atau lebih memilih untuk menonton televisi sehingga belajar yang dilakukan hanya
sebentar bahkan ada siswa yang tidak belajar setiap hari, siswa hanya belajar disaat ada
tugas ataupun menjelang ulangan harian atau ulangan semester. Dengan keadaan
tersebut, tentunya hasil belajar siswa tidak maksimal, sehingga diperlukan
pengawasan yang baik dari orang yang lebih dewasa agar kegiatan siswa di rumah
dapat terorganisir dengan baik.

Proses pembelajaran Siswa/I SMAK Syuradikara selama di rumah (ONLINE) telah


berlangsung hampir selama 3 bulan. Dan selama proses belajar di rumah, kebijakan uang

[2]
sekolah tetap berlaku dengan biaya yang sama, akan tetapi selama pembelajaran online
Siswa/I tidak menggunakan fasilitas sekolah. Sekolah memberikan potongan biaya akan
penggunaan kuota internet selama proses pembelajran online, yang berjumlah sebesar
Rp150.000,00/bulannya.

Berdasarkan latar uraian diatas, maka dituliskan makalah ini untuk mengetahui
proses belajar dari rumah dan korelasi besarnya uang sekolah dengan judul makalah ;
“KEBIJAKAN UANG SEKOLAH DI MASA COVID-19”

B. RUMUSAN MASALAH

Kebijakan seperti apa yang diterapkan dari sekolah terhadap proses pembelajaran
ONLINE serta bagaimana korelasinya jika berkaitan dengan hal uang sekolah ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui kebijakan dari pihak sekolah terhadap proses pembelajaran ONLINE serta
mengetahui korelasinya yang berkaitan dengan hal uang sekolah.

D. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yakni metode riset yang bertujuan
untuk menjelaskan suatu peristiwa yang sedang berlangsung pada masa sekarang dengan
memperhatikan keadaan yang sedang terjadi saat ini.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada makalah
ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai
berikut :

 BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika
penulisan.

 BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan
buku dan beberapa artikel yang berkaitan dengan penyusunan makalah ini.

 BAB III PEMBAHASAN

[3]
Bab ini berisikan bahasan dan jawaban- jawaban dari rumusan masalah yang telah
ditentukan dari makalah ini.

 BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan topik berdasarkan yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

 DAFTAR PUSTAKA

BAB 2

LANDASAN TEORI

A. Identifikasi Masalah

1. Proses pembelajaran selama di rumah

Belajar merupakan kunci utama dari kesuksesan siswa dalam pendidikan. Dari
proses belajar yang dilakukan siswa dapat mengetahui apa yang belum diketahui
dan memperdalam apa yang sudah diketahui baik belajar yang dilakukan di sekolah
maupun di rumah. Belajar yang dilakukan di rumah tidak kalah pentingnya dari belajar
yang dilakukan di sekolah karena belajar tidaklah cukup apabila hanya dilakukan di
sekolah. Pada umumnya pada sekolah dasar negeri dalam sehari siswa hanya belajar
empat sampai lima jam di sekolah dan selebihnya siswa menghabiskan
waktunya di luar lingkungan sekolah atau dengan kata lain di lingkungan keluarga dan
masyarakat. Belajar yang dilakukan di rumahmerupakan kegiatan setelah
pembelajaran yang dilakukan siswa di sekolah dengan cara mengulang pelajaran
yang telah diajarkan. Dengan cara mengulang pelajaran yang telah diajarkandi
sekolahsangat membantu dan menunjang pemahaman materi siswa. Hal ini
bertujuan untuk mengingat kembali pelajaran yang telah diajarkan dan memperbaiki
semua kesan yang masih samar-samar untuk menjadi kesan yang sesungguhnya
yang tergambar jelas dalam ingatan. Maksudnya, materi yang sudah dipelajari siswa
di sekolah akan lebih jelas dan paham apabila dipelajari ulang dan apabila materi
yang diajarkan guru di sekolah siswa belum paham, dengan belajar di rumah
melalui cara mengulang pelajaran tadi diharapkan siswa bisa jelas dan paham.
Belajar yang dilakukan di rumah juga dapat dilakukan untuk mempersiapkan
pelajaran yang akan datang / pokok bahasan baru sebagai pemahaman awal untuk materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya.

[4]
Belajar siswa yang dilakukan di rumah tentunya tidak melibatkan guru di sekolah
melainkan dari pihak keluarga. Keterlibatan tersebut diperlukan dalam wujud
dukunganorang tua dalam belajar anak. Dukungan tersebut sangatlah penting
khususnya dari orang tua. Belajar di rumah juga dapat dilakukan secara berkelompok
melalui teman sebaya. Belajar dengan teman sebaya harus melalui pengawasan orang tua
dengan baik dan memfasilitasi belajar anak agar belajar yang dilakukan anak dapat
berlangsung lama dan juga produktif. Dalam belajar yang dilakukan anak di rumah ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan agar dapat maksimal dan mendapatkan
hasil yang maksimal pula dari belajar yang sudah dilakukan, aspek tersebut antara
lain adalah lama belajar dansikap orang tua terhadap anaknya.Lama belajar
merupakan waktu yang dihabiskan anak dalam proses belajar yang dilakukan yang
diakumulasi menjadi satu dalam satu hariatau dalam satu kali belajar. Lama belajar yang
dilakukan anak dalam satu hari atau dalam satu kali belajar berbeda-bedadari anak
satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat dipengaruhi dari dalam diri siswa itu
sendiri atau dari keadaan sekitar siswa. Dalam pendidikan anak di rumah, Orang
tua atau keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama yang ditemui
anaksebagai pendidikan dasardan sebagai modal awal untuk pendidikan yang
berikutnya. Pendidikandari orang tuatersebut merupakan tempat anak untuk belajar,
baik belajar ilmu pendidikan, ilmusosial maupun ilmu agama. Dalam keluarga, anak
melakukan sesuatu dari apa yang secara sadar diajarkan melalui pembiasaan atau
sikap yang diterapkan orang tuanya kepada mereka, sesuatu yang sengaja diajarkan
atau sesuatu yang mereka lihat dari orang dewasamenjadi contoh sehingga apa yang
mereka lihat dan diajarkan kepada mereka baik secara sadar atau tidak sadar akan
menentukan kepribadian anak. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 7 ayat (1) disebutkan bahwa
orang tua berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh
informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Ayat 3(2) disebutkan lagi
bahwa orang tua dari anak wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar
kepada anaknya.Sikap orang tuamerupakan cerminan dari sikap yang dimiliki
anakyang diterapkaan dalam keluarga. Dimana sikaptersebut mempunyai sumbangan
yang cukup besar dalam perkembangan kepribadian anak itu sendiri. Salah satu
sikaporang tua yang ada adalah sikapotoriter.

Sikap otoriter merupakan sikaporang tua terhadap anak dimana orang tua sangat
mengatur anaknya dan menuntut prestasi tinggi pada anaknya tetapi orangtua tidak
memberikan kebebasan kepada anak untuk mengungkapkan pendapatnya/keinginannya
danmenomorduakan kebutuhan anak. Dalam hal ini orang adalah pengambil
keputusandari apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak.Dalam mengasuh anak,

[5]
orang tua harus hati-hati dan tepat dalam mendidik dan mengawasi pendidikan
anaknya sehingga hasil belajar anak dapat sesuai dengan harapan.Sikap orang tua juga
harus mendorong anak untuk memiliki kebebasan dalam berpendapat, bersikap
hangat, penuh welas asih kepada anak, bisa menerima alasan dari semua tindakan
anak apabila tindakan tersebut bersifatkonstruktif dalam pendidikan.Mendidik anak
hendaknya tidak didasarkan atas tekanan atau sejumlah bentuk kekerasan dan
paksaan, karena sikap seperti itu hanya akan membawa pertentangan antara orang
tua dan anaknya. Jika anak merasa disayangi dan diterima sebagai teman dalam
proses pendidikan dan pengembangan mereka, maka anak akan megrasa bahwa
mereka adalah bagian dari keluarga.Kedudukan antara orang tua dan anak dalam
keluarga adalah sejajar dimana suatu keputusan diambil secara bersama
melalui musyawarah dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. Anak diberi
kebebasan yang bertanggung jawab artinya apa yang dilakukan oleh anak harus di bawah
pengawasan orang tua dan dapat dipertanggung jawabkan.Hasil belajar merupakan
hasil penilaian dari proses belajar yang dilakukan siswa, baik proses belajar yang
dilakukan siswa di sekolah dan didukung oleh proses belajar yang dilakukan di
rumah. Apabila kita melihat keadaan siswa sekarang khususnya siswa SD
Muhammadiyah Baturan, banyak siswa malas untuk belajar, siswa mudah bosan,
mudah lelah dalam belajar, mereka lebih tertarik dengan gadget yang mereka miliki
atau lebih memilih untuk menonton televisi sehingga belajar yang dilakukan hanya
sebentar bahkan ada siswa yang tidak belajar setiap hari, siswahanya belajar disaat ada
tugas ataupun menjelang ulangan harian atau ulangan semester. Dengan keadaan
tersebut, tentunya hasil belajar siswa tidak maksimal, sehingga diperlukan
pengawasan yang baik dari orang yang lebih dewasa agar kegiatan siswa di rumah
dapat terorganisir dengan baik. Permasalahan lain yang di alami siswa dalam belajar
adalah belum adanya dukungan maksimal dari pihak orang tua terhadap proses
belajar siswa di rumah, yaitu sikap otoriter orang tua terhadap anak. Sikap tersebut
lebih mengedepankan kepentingan dan keinginan orang tua saja tanpa melihat fisik
maupun psikis siswa.

2. Kebijakan Uang Sekolah Dengan Masa COVID-19

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengusulkan supaya pembayaran


sumbangan pembinaan pendidikan ( SPP) dapat dikurangi selama pandemi Covid-19. Hal
ini mengingat sudah hampir dua bulan seluruh sekolah menerapkan sistem pendidikan
jarak jauh akibat wabah tersebut. "Karena ada pembiayaan seperti listrik, air dan ekskul
yang tidak ada, maka sebaiknya ada pengurangan biaya SPP," kata Komisioner KPAI

[6]
bidang Pendidikan Retno Listyarti melalui keterangan tertulis yang diterima
Kompas.com, Senin (27/4/2020).

Retno mengatakan, dinas pendidikan dan kantor wilayah agama dapat berkoordinasi
dengan pihak sekolah atau madrasah untuk melaksanakan pengurangan SPP ini. Menurut
dia, pengurangan pembayaran SPP menjadi penting lantaran banyak orang tua murid
yang terdampak ekonominya akibat wabah corona. Pengurangan ini diharapkan mampu
mengurangi beban para orang tua sekaligus memberikan empati terhadap mereka. "Saling
meringankan adalah bentuk kepekaaan dan empati yang dibutuhkan saat ini," ujar Retno.

BAB 3

PEMBAHASAN

Kebijakan Dari Pihak Sekolah Terhadap Proses Pembelajaran ONLINE Serta


Mengetahui Korelasinya Yang Berkaitan Dengan Hal Uang Sekolah.

COVID-19 atau virus Corona yang mengepung Indonesia tampaknya belum bisa
diredam. Penyebarannya yang masif dan relatif cepat membuat orang-orang ciut. Semua
orang terpaksa harus berdiam diri di rumah demi memutus rantai penularan COVID-19.
Agenda-agenda massa dihilangkan, karena COVID-19 pula istilah work from home
(WFH) jadi populer.

Tak sampai disitu aja, COVID-19 ini juga memberikan dampak serius pada sektor
pendidikan di Indonesia. Berikut ada beberapa kebijakan di dunia pendidikan yang
diambil oleh pemerintah dalam masa darurat virus Corona (COVID-19) tahun 2020 ini.

Sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama COVID-199 pada 2 Maret
2020, Indonesia secara otomatis menjadi salah satu negara yang terdampak virus Corona.
Jumlah korban yang positif terjangkit virus Corona mencapai 1.414 orang, berdasarkan
update per pukul 15.45 WIB, 30 Maret 2020.

Di antara jumlah tersebut 1.217 sedang dirawat, 75 sudah dinyatakan sembuh, dan 122
dinyatakan meninggal dunia. Sejumlah kebijakan pun segera diambil oleh pemerintah
guna memutus mata rantai penyebaran COVID-199 ini. Berikut beberapa kebijakan di
bidang pendidikan yang diambil oleh pemerintah terkait kasus COVID-19.

1. Pembelajaran Daring Untuk Anak Sekolah

[7]
Penyebaran virus Corona yang meningkat, membuat pemerintah provinsi (pemprov)
cepat ambil tindakan, salah satunya menutup sekolah selama dua pekan. Langkah ini
diambil pemerintah provinsi demi mencegah penyebaran virus Corona pada anak.

Merujuk pada Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan
COVID-19 pada Satuan Pendidikan, dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020, maka kegiatan
belajar mengajar pun dilakukan secara daring dalam rangka pencegahan penyebaran
Corona Virus Disease (COVID-19).

Sejumlah pemerintah daerah pun sudah meliburkan sekolah untuk mengantisipasi


penyebaran COVID-19. Sebagian solusinya, pembelajaran di sekolah diganti dengan
pembelajaran dalam jaringan (daring), atau akrab disebut online.

Bahkan kabarnya, beberapa daerah sudah memperpanjang masa belajar daring ini hingga
dua bulan kemudian. Salah satunya saja ada Kabupaten Tangerang, melalui Dinas
Pendidikan mengeluarkan kebijakan memperpanjang waktu belajar siswa peserta didik di
rumah selama dua bulan hingga 23 Mei 2020.

Kebijakan ini diambil untuk menekan angka penularan wabah Corona COVID-19.
Kebijakan itu berlaku untuk seluruh siswa tingkat TK, SD, SMP dan sederajat di wilayah
tersebut. Sebelumnya, aktivitas kegiatan belajar di sekolah diliburkan hanya dua pekan
saja.

2. Kuliah Daring

Sebagian besar universitas di Indonesia telah menerapkan kelas jarak jauh atau kelas
online, sebagai tindakan atas penyebaran virus Corona COVID-19. Selain belajar dan
mengajar, sejumlah kampus di tanah air sudah mengambil kebijakan hingga akhir
semester genap ini agar semua kegiatan perkuliahan dilakukan secara daring, termasuk
ujian tengah semester, ujian akhir semester, praktikum, dan bimbingan tugas akhir, tesis,
serta disertasi.

Keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan kondisi penyebaran virus Corona saat
ini di tingkat nasional yang semakin parah. Selama pembelajaran daring, mahasiswa dan
dosen diminta untuk melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan aplikasi daring
seperti aplikasi video conference, e-mail, dan media sosial daring.

3. Ujian Nasional 2020 Ditiadakan

Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas yang diselenggarakan pada Selasa (24/3) bersama
menteri terkait, sudah ketok palu. Hasilnya, pemerintah mengumumkan Ujian Nasional

[8]
(UN) di tahun ini resmi ditiadakan. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga
setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Langkah tersebut diambil sebagai bagian dari sistem respons pandemi COVID-19, yakni
dalam rangka memprioritaskan keselamatan dan kesehatan rakyat. Kebijakan pemerintah
meniadakan UN, menurut Fadjroel, harus disambut dengan partisipasi aktif warga dalam
penerapan perilaku physical distancing. Sesuai jargonnya, bekerja dari rumah, belajar
dari rumah dan ibadah di rumah.

Terkait peniadaan UN, Mendikbud Nadiem Makarim satu suara dengan Jokowi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menggandeng Komisi X
DPR RI untuk membahas pengganti UN. Opsinya ada dua, melakukan Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN) secara online atau menerapkan metode kelulusan dengan
menimbang nilai kumulatif siswa selama belajar di sekolah.

Opsi meniadakan UN untuk sekolah menengah, dasar dan madrasah ini pun hanya akan
diambil jika pihak sekolah menjamin mampu menyelenggarakan USBN secara daring. Ini
berarti sekitar 1 juta siswa SMA, SMK, SMP, dan Madrasah akan menyelesaikan soal
UN di rumah masing-masing.

Kabarnya, total peserta UN di Indonesia mencapai 7.072.442 peserta dari total 85.959
unit sekolah penyelaggara di 531 kabupaten kota di 34 provinsi. Namun, jika pihak
sekolah tidak dapat menggelar pelaksanaan USBN secara daring ini maka USBN pun
akan dibatalkan. Alasannya cukup jelas, unit komputer soal UN dan server penyimpan
dan pengelola jawaban soal UN berada di 99.048 Server Sekolah (Utama).

Karena belum final, Kemdikbud masih akan terus berkoordinasi dengan Presiden Jokowi
untuk mengeluarkan kebijakan terkait penggantian UN. Menurut jadwal, UN SMA
seharusnya dilaksanakan pekan depan. Begitu pula dengan UN SD serta SMP yang
semula dijadwalkan paling lambat akhir April mendatang.

4. UTBK SBMPTN 2020 Diundur

Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) mengeluarkan kebijakan menunda


pendaftaran dan pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2020. Hal ini
dilalukan akibat pandemi global COVID-19 yang sudah masuk Indonesia.

Tidak hanya pendaftaran dan pelaksanaan UTBK tahap pertama saja yang ditunda,
pendaftaran tahap kedua UTBK 2020 juga ditunda. Untuk info terbaru seputar
pelaksanaan UTBK SBMPTN 2020 ini akan diberikan lebih lanjut nantinya ketika situasi
sudah beranjak pulih. Berdasarkan siaran pers Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan

[9]
Tinggi (LTMPT), berikut adalah jadwal pendaftaran dan pelaksanaan UTBK sebelum
diundur:

UTBK Tahap 1

 Pendaftaran: 30 Maret – 11 April 2020


 Tes: 20 April – 26 April 2020

UTBK Tahap 2

 Pendaftaran: 14 April – 16 April 2020


 Tes: 1 – 3 Mei 2020

5. Pelaksanaan SNMPTN Masih Dalam Pengkajian

Tak hanya pendaftaran UTBK SBMPTN 2020 saja yang dinyatakan mundur jadwalnya,
pengumuman kelulusan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
2020 juga demikian. Peserta SNMPTN 2020 pun harus kembali bersabar karena
pengumuman kelulusan SNMPTN diundur dari semula 4 April menjadi 8 April 2020.

Kebijakan baru itu disampaikan Ketua Tim Pelaksana Lembaga Tes Masuk Perguruan
Tinggi (LTMPT) Mohammad Nasih (21/3). Beliau menjelaskan, ada sejumlah
pertimbangan sehingga pengumuman kelulusan diundur. Di antaranya, masih
berlangsungnya masa pengisian data nomor pendaftaran kartu Indonesia pintar (KIP)
kuliah yang dilaksanakan pada 2 hingga 31 Maret.

6. Dana Bantuan Operasional Sekolah

Dana Bantuan Operasional Sekolah atau Bantuan Operasional Pendidikan, dapat


digunakan untuk pengadaan barang sesuai kebutuhan sekolah. Termasuk untuk
membiayai keperluan dalam pencegahan pandemi Covid-19, seperti penyediaan alat
kebersihan, hand sanitizer, disinfektan, dan masker bagi warga sekolah, serta untuk
membiayai pembelajaran daring atau jarak jauh.

7. Biaya Sekolah Tetap Sama

Pandemi virus Corona (COVID-19) tidak membuat harga sekolah menjadi turun.
Meskipun selama pandemi ini ada perubahan sistem belajar, dari awalnya tatap muka
menjadi virtual atau online.

Salah satu SMA swasta di Jakarta Selatan mematok uang formulir SMA untuk
pendaftaran murid baru sebesar Rp 300.000.

[10]
"Untuk sekarang tahun ajaran 2020-2021 uang formulir Rp 300.000," kata Ika, pekerja
sekolah tersebut di bidang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) saat dihubungi
detikcom, Rabu (3/6/2020).

Setelah peserta didik baru mengisi formulir dan diwawancara dinyatakan lulus oleh pihak
sekolah, maka orang tua harus melunasi biaya sebesar Rp 22.220.000. Uang tersebut
terdiri dari uang pangkal, uang SPP, hingga termasuk seragam dan buku.

"Uang perawatan atau pengembangan Rp 11.740.000, uang pangkal atau uang pendidikan
Rp 8.880.000, uang SPP Rp 1,3 juta. Semuanya jadi Rp 22.220.000. Itu nanti sudah
termasuk seragam sama buku," sebutnya.

Sekolah ber-akreditasi A ini melaksanakan kegiatannya melalui virtual Zoom selama


pandemi. Meski begitu tidak ada penurunan biaya karena murid dinilai tetap
belajar biasa seperti saat bertatap muka. "Tetap saja (biaya sekolah) karena tetap
belajar seperti biasa," ucapnya.

[11]
BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas kesimpulannya ialah selama masa COVID-19 ini pembelajaran
tetap dijalankan secara ONLINE, akan tetapi tergantung kebijakan sekolah serta keadaan
di daerah setempat terkait kasus positifnya COIVD-19. Berkaitan dengan hal uang
sekolah jika dihubungkan selama Pandemi virus Corona (COVID-19) tidak membuat
harga sekolah menjadi turun. Meskipun selama pandemi ini ada perubahan sistem belajar,
dari awalnya tatap muka menjadi virtual atau online. Meski begitu tidak ada penurunan
biaya karena murid dinilai tetap belajar biasa seperti saat bertatap muka.

B. Saran

Sebaiknya meminta pihak sekolah untuk meniadakan uang kegiatan yang tidak dilakukan
selama pandemi. Hal itu dinilai lebih memungkinkan daripada menunggu pemerintah
mengeluarkan kebijakan terhadap biaya sekolah.

[12]
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.

Saefudin Sa’ud, Udin, Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2008.

http://elearning.unpad.ac.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik

http://teknologi-pendidikan-e-learning.html

http://www.lppi.or.id/index.php/module/Pages/sub/38/id/e-learning

http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2004/0217/man01.html

[13]

Anda mungkin juga menyukai