Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwili Erik Sandy

NIM : 21020049

Resume

Menganalisis jenis-jenis kegiatan pendukung BK

A. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling

Aplikasi instrumentasi bimbingan dan koseling, yaitu kegiatan


pendukung bimbingan dan koseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang pesert
a didik (klien/konseli), keterangan tentang lingkunan peserta didik(konseling) dan lingkungan
yang lebih luas.Pengumplan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrument, baik tes
maupun non tes. Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran
dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan
digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan konseling.
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik/konseli ( baikindividual maupun kelompok ), keterangan
tentang lingkungan peserta didik,dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data dan
keterangan ini dapatdilakukan dengan berbagai instrument, baik tes maupun non tes

• Instrument Tes

Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku seseorang dan menggambarkan
dalam bentuk skala angka atau klasifikasi tertentu.Dalam bentuk nyata tes berbentuk
serangkaian pertanyaan yangharus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang di tes.

• Instrument Non Tes

Instrument non tes meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan,wawancara, catatan


anecdote, angket, sosiometri, dan inventori yang dibekukan (Prayitno dan Erman Amti,
2004:319)

B. Himpunan Data

Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan
peserta didik (klien/konseli).Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematik, komprehensif, terpadudan sifatnya tertutup.Penyelenggaraan himpunan data
bermaksud menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Data yang terhimpun merupakan hasil dari
upaya aplikasi instrumentasi, dan apa yang menjadi hasil himpunan data dimanfaatkan
sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan.Materi umum himpunan data
diantaranya sebagai berikut:
1. Identitas siswa (klien) dan keluarga.
2. Hasil aplikasi instrumentasi.
3. Hasil belajar, karya tulis, dan rekaman kemampuan sisw
4. Catatan anekdot
5. Informasi pendidikan dan jabatan
6. Laporan dan catatan khusus

C. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk


memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagiterentaskannya
permasalahan peserta didik (klien/konseli) melalui kunjungan kerumahnya. Kegiatan ini
memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tuadan anggota keluarga
lainnya.Penanganan permasalahan siswa sering kali memerlukan pemahaman yanglebih
jauh tentang suasana rumah atau keluarga siswa.Untuk itu perludilakukan kunjungan
rumah. Kunjungan rumah tidak perlu dilakukan untukseluruh siswa; hanya untuk siswa
yang permasalahannya menyangkut dengankadar yang cukup kuat peranan ruah atau
orang tua sajalah yang memerlukan kunjungan rumah.

Materi umum kunjungan rumah, akan diperoleh berbagai data danketerangan tentang
berbagai hal yang besar, kemungkinan ada sangkut pautnya dengan permasalahan siswa
atau klien.Data atau keterangan ini meliputi:

1. Kondisi rumah tangga dan orang tua.


2. Fasilitas belajar yang ada dirumah.
3. Hubungan antara keluarga.
4. Sikap atau kebiasaan siswa dirumah.
5. Berbagai pendapat orang tua dan anggota keluarga inti lainnya terhadap siswa atau
klien.
6. Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan dan
pengentasan masalah siswa atau klien (Prayitno, 1997:103)

D. Konferensi Kasus

Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konselinguntuk membahas


permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalamsuatu forum pertemuan yang
dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan
kemudahan,dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan dalam
rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.Dalam konferensi kasus secara
spesifik dibahas permasalahan yang dialami oleh siswa tertentu dalam suatu forum
diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait (seperti guru pembimbing/konselor, wali
kelas, guru mata pelajaran/praktik, kepala sekolah,orang tua, dan tenaga ahli lainya) yang
diharapkan dapat memberikan data dan keterangan lebih lanjut serta kemudahan-
kemudahan bagi teretasnya permasalahan tersebut.
Tujuan konferensi kasus diantaranya sebagai berikut:

1. Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang


permasalahan klien. Gambaran yang diperoleh lengkap dan saling sangkut paut data
atau keterangan yang satu dengan yang lainya
2. Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dan yang bersangkutan, sehingga penanganan
masalah itumenjadi lebih mudah dan tuntas.
3. Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya menanganan
itu lebih efektif dan efisien.
E. Tampilan Kepustakaan

Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat
digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar,
dan karir atau jabatan.Kegiatan pendukung tampilan kepustakaan membantu klien dalam
memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yangdialami dan dibahas
bersama konselor pada khususnya, dan dalam pengembangan diri pada umumnya.
Pemanfaatan tampilan kepustakaan diarahkan oleh konselor dalam rangka pelaksanaan
pelayanaan dan atau kliensecara mandiri mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan
memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada di perpustakaan sesuai dengan
keperlua.Tampilan kepustakaan merupakan kondisi sangat memungkinkan klien memperkuat
dan memperkaya diri dengan atau tanpa bantuan konselor.

F. Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yangdialami peserta didik
(klien/konseli) dengan memindahkan penanganan kasusdari satu pihak kepihak lainnya.
Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan mantap antara berbagai pihak yang dapat
memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut (terutama kerja sama dari ahli lain
tempat kasusitu dialihtangankan)Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru
mata pelajaran/praktik, wali kelas, dan/atau sekolah lainya, atau orang tuamengalih
tangankan siswa yang bermasalah kepada guru pembimbing.Sebaliknya bila guru
pembimbing menemukan siswa bermasalah dalam bidag pemahaman/penguasaan materi
pelajaran/latihan secara khusus dapat menglihtangankan siswa tersebut kepada guru mata
pelajaran/praktik untuk dapat mendapat pengajaran atau latihan perbaikan dan program
pengayaan. Guru pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalih tangankan permassalahan
siswa kepada ahli-ahli yang relevan, seperti dokter, psikiater,ahli agama, dan lain-lain.Alih
tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik, tepat, dan tuntas atas
masalah yang dialami siswa dengan jalan memindahkan penanganan khasus dari satu pihak
kepada pihak yang lebihahli. Atau dengan kata lain tujuan dari alih tangan kasus ialah
layanan alih tangan bertujuan untuk membantu melimpahkan siswa yang mengadapi masalah
tertentu kepada petugas didalam sekolah sendiri atau lembaga pelayanan alih tangan kasus
(rujukan) di luar sekolah disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan wewenang yang
dimilikinya maupun karena keterbatasan sumber manusiawi dan alat.

Anda mungkin juga menyukai