Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEGIATAN PENDUKUNG BK

PEMATERI : A Basit Misbahudin


NIRM : 1211025646
SEMESTER : Empat ( IV )
PRODI : PAI
MATA KULIAH : BK
DOSEN : IMAS SUMARNI,M.Mpd.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling” dengan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan
Konseling, IMAS SUMARNI,M.Mpd.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang


penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Bimbingan dan Konseling, atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang
telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis mengharapkan melalui membaca makalah ini dapat
manfaat bagi kita. Dalam hal ini dapat menambah wawasan kita
mengenai kegiatan pendukung bimbingan dan konseling dalam
Pendidikan sekolah khususnya bagi penulis. Memang makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik
saran demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Surade, 03 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... iii
B. Rumusan
Masalah .................................................................................... iii
C. Tujuan ..................................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kegiatan Pendukung BK........................................... 1
B. Langkah-Langkah Kegiatan Pendukung BK................................ 1
1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan Dan Konseling…………..……. 1
2. Himpunan Data......................................................................... 4
3. Kunjungan Rumah..................................................................... 6
4. Konferensi Kasus........................................................................ 8
5. Alih Tangan Kasus..................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 13
B. Saran ........................................................................................ 13
DAFTAR ISI ................................................................................... 14
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kegiatan pendukung pada umumnya ditujukan secara
langsung untuk memecahkan masalah klien melainkan untuk
memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta
kemudahan-kemudahan atau komitmen yangakan membantu
kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap
klien. Kegiatan pendukung ini umumnya dilaksanakan tanpa
kontak langsung dengan sasaran.
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling meliputi
kegiatan aplikasi instrumen bimbingan konseling, himpunan data,
kunjungan rumah, konferensi kasus, tampilan kepustakaan, dan
alih tangan kasus. Semua jenis kegiatan pendukung dilaksanakan
secara langsung, dikaitkan pada keempat bidang bimbingan, serta
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan klien.
Hasil kegiatan pendukung dipakai untuk memperkuat satu atau
beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kegiatan pendukung BK?
2. Langkah -langkah kegiatan pendukung BK?
a. Aplikasi instrumenstasi
b. Himpunan data
c. Kunjungan rumah
d. Konferensi kasus
e. Alih tangan kasus
C. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian kegiatan pendukung BK.
2. untuk mengetahui apa itu aplikasi instrumentasi.
3. untuk mengetahui apa itu himpunan data.
4. untuk mengetahui apa itu kunjungan rumah.
5. untuk mengetahui apa itu konferensi kasus.
6. untuk mengetahui apa itu alih tangan kasus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kegiatan Pendukung BK


Kegiatan pendukung pada umumnya tidak ditujukan secara
langsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien
melainkan untuk memungkinkan di perolehnya data dan
keterangan lain serta kemudahan-kemudahan atau komitmen yang
akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan
terhadap klien. Kegiatan pendukung ini umumnya
dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan sasaran layanan
( Hallen, 2000:89 ).
Memang benar bahwa alat dan kelengkapan yang paling
handal dimiliki konselor untuk menjalankan tugas-tugas
pelayanan ialah mulut dan berbagai keterampilan berkomunikasi,
baik verbal maupun non verbal ( Prayitno dan Erman Amti,
2004:315 ). Namun, mengingat apa yang menjadi isi komunikasi
itu menjangkau wawasan yang sedemikian luas dan
multidimensional serta harus sesuai dengan data dan kenyataan
yang berkenaan dengan objek-objek yang dibicarakan, maka
konselor perlu diperlengkapi dengan berbagai data, keterangandan
informasi, terutama tentang klien dan lingkungannya.
Kegiatan pendukung dan bimbingan konseling meliputi
kegiatan pokok aplikasi instrumentasi dan bimbingan konseling,
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih
tangan kasus. Semua jenis kegiatan pendukung dilaksanakan
secara langsung, dikaitkan pada keempat bidang bimbingan,
serta disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan klien. Hasil
kegiatan pendukung dipakai untuk memperkuat satu atau
beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997).
B. Langkah - langkan kegiatan pendukung BK
1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan koseling, yaitu kegiatan
pendukung bimbingan dan koseling untuk mengumpulkan data
dan keterangan tentang peserta didik (klien/konseling), keterangan
tentang lingkungan peserta didik(konseling) dan lingkungan yang
lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai
instrument, baik tes maupun non tes.
Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui
pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu.
Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk
memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan
konseling.
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling bertujuan
untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta
didik/konseli ( baik individual maupun kelompok ), keterangan
tentang lingkungan peserta didik,dan lingkungan yang lebih luas.
Pengumpulan data dan keterangan ini dapat dilakukan dengan
berbagai instrument, baik tes maupun non tes.
Hasil pengumpulan data itu dipakai dalam kegiatan layanan
bimbing dan konseling sebagaimana yang telah disebutkan dalam
pembahasan sebelumnya. Fungsi utama bimbingan dan konseling
yang di embankan oleh kegiatan penunjang aplikasi instrumentasi
ialah fungsi pemahaman.
Materi umum aplikasi instrumentasi yaitu berupa data dan
keterangan yang dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi pada
umumnya, meliputi:
1. Kebisaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
YangMaha Esa.
2. Kemampuan dan kondisi mental dan fisik klien.
3. Kemampuan dan pengenalan lingkungan dan hubungan social.
4. Sikap, kebiasaan, keterampilan dan kemampuan belajar.
5. Informasi karir dan pendidikan.
6. Kondisi keluarga dan lingkungan (Prayitno, 1997:95).

Secara umum kegunaan berbagai tes itu ialah membantu konselor


dalam :
a. Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan
berbagai masalah pada individu yang di tes, seperti masalah
penyesuaian dengan lingkungan, masalah prestasi atau hasil
belajar, masalah penempatan atau penyaluran.
b. Memahami sebab - sebab terjadinya masalah diri individu.
c. Mengenali individu (misalnya di sekolah) yang memiliki
kemampuan yang sangat tinggi atau sangat rendah yang
memerlukan bantuan khusus.
d. Memperoleh gambaran tentang kecakapan kemampuan dan
keterampilan seorang individu dalam bidang tertentu.
2. Himpunan Data
Penyelenggaraan himpunan data yaitu, kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta
didik (klien/ konseling). Himpunan fata perlu diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan
sifatnya tertutup.
Penyelenggaraan himpunan data bermaksud menghimpun
seluruh data dan keterangan yang yang relevan dengan keperluan
pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Data yang
terhimpun merupakan hasil dari upaya aplikasi instrumentasi, dan
apa yang menjadi hasil himpunan data dimanfaatkan sebesar –
besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan.
Materi umum himpunan data diantaranya sebagai berikut:
1. Identitas siswa (klien) dan keluarga.
2. Hasil aplikasi instrumentasi.
3. Hasil belajar, karya tulis, dan rekaman kemampuan siswa.
4. Catatan anekdot.
5. Informasi pendidikan dan jabatan.
6. Laporan dan catatan khusus.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh penyelenggaraan
himpunan data ialah fungsi pemahaman.
Hasil aplikasi instrumentasi pada umunya menjadi yang
dianggap penting dalam himounan data. Himpunan data juga
dapat meliputi hasil wawancara, konferensi kasus, kunjungan
rumah, analisis hasil belajar, pengamatan dan hasilupaya
pengumpulan bahan lainnya yang dianggap relevan dengan
pelayanan bantuan terhadap siswa. Keseluruhan data yang
dikumpulkan itu dapat dikelompokkan menjadi :
1. Data pribadi, adalah menyangkut diri masing – masing siswa
perorangan. Himpunan data pribadi dilakukan terpisah untuk
setiap siswa karena himpunan data pribadi bersifat berkelanjutan,
maka harus ada kerjasama antar guru kelas. Himpunan data
pribadi siswa memang perlu lengkap dan menyeluruh, tetapi harus
tetap sederhana, ringkas, dan bersifat sepenuhnya. Himpunan data
pribadisering juga disebut Cumulative Record.
2. Data kelompok, adalah menyangkut aspek tertentu dari sekelomp
ok siswa,
seperti gambaran menyeluruh hasil beljar siswa stu kelas, hasil so
siometri,
laporan penyelenggaraan dan hasil diskusi atau belajar kelompok,
penyelenggaraan dan isi bimbingan, dan konseling kelompok.
3. Data umum, adalah tidak secara langsung menyangkut diri siswa
baik
secara pribadi (perorangan)ataupun kelompok. Data ini berasal dar
i luardiri siswa, seperti informasi pendidikan dan jabatan serta info
rmasilingkungan fisik sosial dan budaya. Data ini biasanya dihimp
un dalam bentuk tersendiri, contohnya bentuk buku, kumpulan te
ntang informasi pendidikan, informasi jabatan, informasi sisial bud
aya ( Prayitno, 1997:99-100).
3. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik
(klien/konseling) melalui kunjungan kerumahnya. Kegiatan ini
memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tuadan anggota
keluarga lainnya.
Permasalahan siswa sering kali memerlukan pemahaman
yang lebih jauh tentang suasana rumah atau keluarga
siswa. Untuk itu perlu dilakukan kunjungan rumah. Kunjungan
rumah tidak perlu dilakukan untuk seluruh siswa; hanya untuk
siswa yang permasalahannya menyangkut dengan kadar yang
cukup kuat peranan ruah atau orang tua sajalah yang
memerlukan kunjungan rumah. Lebih jauh, data atau keterangan
tentang rumah orang tua boleh jadi juga tidak perlu diperoleh
melalui kunjungan rumah olehkonselor. Cara yang lebih praktis
untuk memperoleh data yang dikehendak itu, selain melalui
wawancara secara langsung dengan siswa yang
bersangkutan, ialah melalui wawancara dengan orang tua yang
dipanggil datang kesekolah. Kegiatan kunjungan rumah, dan juga
pemanggilan orang tua ke sekolah,setidak-tidaknya memiliki tiga
tujuan utama, yaitu:
1) Memperoleh data tambahan tentang permasalahan klien (siswa)
khususnyayang bersangkut-paut dengan keadaan rumah, atau
orang tua.
2) Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya.
3) Membangun komitmen terhadap orang tua terhadap penangan
masalah anaknya.Materi umum kunjungan rumah, akan diperoleh
berbagai data dan keterangan tentang berbagai hal yang besar,
kemungkinan ada sangkut pautnya dengan permasalahan siswa
atau klien.
Data atau keterangan ini meliputi:
1. Kondisi rumah tangga dan orang tua.
2. Fasilitas belajar yang ada dirumah.
3. Hubungan antara keluarga.
4. Sikap atau kebiasaan siswa dirumah.
5. Berbagai pendapat orang tua dan anggota keluarga inti
lainnya terhadapsiswa atau klien.
6. Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam
perkembangandan pengentasan masalah siswa atau klien
(Prayitno, 1997:103)
Pelaksanaan kunjungan rumah memerlukan perencanaan
dan persiapan yang matang dari guru pembimbing dan
memerlukan kerja sama yang baik dari pihak orang tua serta atas
persetujuan kepala sekolah. Fungsi utama yang ditopang oleh
kegiatan kunjungan rumah ialah fungsi pemahaman (Dewa Ketut
Sukardi, 2002:237).

4. Konferensi Kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh
peserta didik (klien) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri
oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan,
keterangan kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan tersebut. Pertemuan dalam rangka konferensi kasus
bersifat terbatas dan tertutup. Dalam konferensi kasus secara
spesifik dibahas permasalahan yang dialami oleh siswa tertentu
dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait
(seperti guru pembimbing/konselor, wali kelas, guru mata
pelajaran/praktik, kepala sekolah,orang tua, dan tenaga ahli
lainya) yang diharapkan dapat memberikan data dan keterangan
lebih lanjut serta kemudahan-kemudahan bagi teretasnya
permasalahan tersebut.
Pembahasan masalah dalam konferensi kasus juga
menyangkut upaya pengentasan masalah dan peranan masing-
masing pihak dalam upaya yang dimaksud itu. Dengan demikian,
fungsi utama yang diemban oleh konferensi kasus ialah fungsi
pemahaman dan pengentasan.
Tujuan konferensi kasus diantaranya sebagai berikut: Secara
umum tujuan dari konferensi kasus ialah mencari interpretasi
yangtepat dan tindakan-tindakan yang konkret yang dapat diambil.
Atau dengan kata lain konferensi kasus bertujuan untuk mendapat
gambaran yang lebihtepat mengenai diri kasus dengan maksud
untuk memberikan pertolongan kepada kasus tersebut dalam
memecahkan masalahnya.
a. Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan
menyeluruh tentang permasalahan klien. Gambaran yang diperoleh
lengkap dan saling sangkut paut data atau keterangan yang satu
dengan yang lainya.
b. Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dan yang bersangkutan, sehingga
penanganan masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.
c. Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud
sehingga upaya menanganan itu lebih efektif dan efisien.
Peserta konferensi kasus, konferensi kasus dipimpin oleh ahli
bimbingan yang secara langsung mengenai kasus tersebut. Peserta
lain yang ikut terlibat didalamnya adalah personel yang ada
sangkut pautnya dengan permasalahan yang di hadapi seperti
kepala sekolah, guru-guru bidang studi, wali kelas, petugas
kesehatan (tim medis) dan lain-lainnya.
Kasifikasi masalah konferensi kasus, masalah yang akan
menjadi titik pusat pembahasan dalam konferensi kasus adalah
kasus yang telah dipersiapkan dan diajukan oleh peserta
konferensi kasus. Klasifikasi masalah siswa yang dapat diajukan
dalam pembahasan konferensi kasus salah satu atau beberapa
masalah yang dihadapi siswa di bawah ini:
1. Masalah belajar, yang antara lain berkenan dengan:
a. Kebiasaan belajar yang kurang efektif
b. Kemampuan belajar yang kurang memadai
c. Kesiapsiagaan belajar yang kurang memadai
d. Kondisi lingkungan belajar yang kurang menguntungkan
2. Masalah social pribadi diantaranya:
a. Kekurangharmonisan hubungan antar teman
b. Kekurangserasian hubungan dengan orang tua
c. Kekurangserasian hubungan dengan guru
d. Gambaran diri yang kurang tepat
e. Kebiasaan hidup yang kurang tepat
f. Kenakalan remaja
g. Gangguan psikis
3. Masalah kelanjutan studi dan pemilihan pekerjaan
a. Pemilihan jurusan yang tepat
b. Pengenalan bakat tertentu yang kurang tepat
c. Pengenalan jenis pekerjaan yang kurang memadai
d. Pengenalan sekolah sambungan dan perguruan tinggi yang
kurang memadai
e. Penyaluran bakat dan minat yang kurang memadai
Materi pokok yang dibicarakan dalam konferensi kasus ialah
segenap hal yang menyangkut permasalahan (kasus) yang dialami
oleh siswa yang bersangkutan. Permasalahan itu didalami dan
dianalisis berbagai seginya, baik perincian masalahnya, sebab-
sebab, dan sangkut paut antara berbagai hal yangada didalamnya,
maupun berbagai kemungkinan pemecahannya serta fakto- faktor
penunjangnya. Dikehendaki melalui, koferensi kasus itu akan
dapat terbina kerjasama yang harmonis diantara para peserta
pertemuan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh siswa.

5. Alih Tangan Kasus


Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan
tuntas atas masalah yang dialami peserta didik (klien/konseling)
dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepihak
lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan
mantap antara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan
atas penanganan masalah tersebut (terutama kerja sama dari ahli
lain tempat kasus itu di alih tangankan).
Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru
mata pelajaran/praktik, wali kelas, dan/atau sekolah lainya, atau
orang tua mengalih tangankan siswa yang bermasalah kepada guru
pembimbing. Sebaliknya bila guru pembimbing menemukan siswa
bermasalah dalam bidag pemahaman/penguasaan materi
pelajaran/latihan secara khusus dapat menglihtangankan siswa
tersebut kepada guru mata pelajaran/praktikuntuk dapat
mendapat pengajaran atau latihan perbaikan dan program
pengayaan. Guru pembimbing atau guru kelas juga dapat
mengalihtangankan permasalahan siswa kepada ahli-ahli yang
relevan, seperti dokter, psikiater,ahli agama, dan lain- lain.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan
penanganan yang lebih baik, tepat, dan tuntas atas masalah yang
dialami siswa dengan jalan memindahkan penanganan kaasus dari
satu pihak kepada pihak yang lebihahli. Atau dengan kata lain
tujuan dari alih tangan kasus ialah layanan alih tangan bertujuan
untuk membantu melimpahkan siswa yang menghadapi masalah
tertentu kepada petugas didalam sekolah sendiri atau lembaga
pelayanan alih tangan kasus (rujukan) di luar sekolah disebabkan
karena keterbatasan kemampuan dan wewenang yang dimilikinya
maupun karena keterbatasan sumber manusiawi dan alat.
Materi pokok kasus yang dialih tangankan pada dasarnya
sama dengan keseluruhan kasus yang dialami oleh siswa yang
bersangkutan. Secara khusus,materi yang dialih tangankan ialah
bagian dari permasalahan yang belum tuntas ditangani oleh guru
pembimbing (konselor). Materi khusus itu perlu dialihtangankan
karena guru pembimbing (konselor) tidak secara khusus
membidangi materi itu atau dengan kata lain, materi tersebut
diluar bidang keahlian ataupun wewenang guru pembimbing
(konselor).
Lembaga - lembaga alih tangan kasus (rujukan), antara lain yaitu:
1. Rumah sakit, puskesmas, atau dokter praktek umum.
2. Lembaga pelayanan psikologis.
3. Lembaga kepolisian.
4. Lembaga-lembaga penyelenggara tes.
5. Lembaga penempatan tenaga.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ada enam:
(1). Aplikasi intrumentasi, gunanya untuk pengumpulan data dan
keterangan pesesrta didik, keterangan tentang lingkungan pesesrta
didik (konseli), dan lingkungan yang lebih luas baik tes maupun
nontes. (2). Himpunan data, gunannya untuk menghimpun seluruh
data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan siswa dalam berbagai aspek (3). Kunjungan
rumah, gunanya untuk memperolah pemahaman dan pengentasan
dengan kunjungan ruamh akan diperoleh berbagaidata dan
keterangan berbagai hal yang bersangkutan dengan siswa.
(4). Konferensi kasus, gunanya mencari interpretasi yang tepat dan
tindakan-tindakankonkret yang dapat di ambil. (5). Alih tangan
kasus, bertujuan untuk mendapatkan penangganan yang lebih
tepat dan tuntas dengan jalan memindahkan penangganankasus
dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli.
B. Saran
Dari materi diatas, sebagai calon guru pastinya harus
mempersiapkan bagaimana BK yang akan dilakukan untuk
menghadiapi setiap siswa yang beragam yang nantinya mungkin
akan membutuhkan layanan pendukung BK.
DAFTAR ISI

Amti, Erman dan Marjohan. 1992. Bimbingan Konseling. Jakarta : Depdikbud.


Darmiyanti. 2005. Diktat Bimbingan dan Konseling Sekolah. Banjarmasin :
Depdiknas.
Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling.
Padang. FIP UNP.
Prayitno, Amti Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. PT
Rineka Cipta.
Tohirin. 2007. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta : Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai