DISUSUN OLEH :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makakah sebagai tugas dari mata kuliah bimbingan dan
konseling
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. LatarBelakang .................................................................................................….
B. RumusanMasalah ............................................................................................….
C. Tujuan .............................................................................................................….
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
A. Bidang bimbingan dan konseling..........................................................................
B. Kaitan antara bidang bimbingan konseling dengan bidang yang lain
pendidikan sekolah ...............................................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
a. Aplikasi instrumenstasi
b. Himpunan data
c. Kunjungan rumah
d. Konferensi kasus
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Memang benar bahwa alat dan kelengkapan yang paling handal dimiliki konselor
untuk menjalankan tugas-tugas pelayanan ialah mulut dan berbagai keterampilan
berkomunikasi, baik verbal maupun non verbal ( Prayitno dan Erman Amti,
2004:315 ). Namun, mengingat apa yang menjadi isi komunikasi itu menjangkau
wawasan yang sedemikian luas dan multidimensional serta harus sesuai dengan data
dan kenyataan yang berkenaan dengan objek-objek yang dibicarakan, maka konselor
perlu diperlengkapi dengan berbagai data, keterangandan informasi, terutama tentang
klien dan lingkungannya.
Hasil pengumpulan data itu dipakai dalam kegiatan layanan bimbing dan konseling
sebagaimana yang telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya. Fungsi utama
bimbingan dan konseling yang di embankan oleh kegiatan penunjang aplikasi
instrumentasi ialah fungsi pemahaman.
1. Kebisaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YangMaha
Esa.
2. Pemakai instrument (dalam hal ini konselor) bertanggung jawab atas pemilihan
instrument yang akan dipakai (misalnya tes), monitoring pengaminidtrasiannya
dan skoring, penginterprestasian skor dan penggunaan sebagai sumber
informasi bagi pengambilan keputusan tertentu.
4. Test atau instrument apapun hanya merupakan salah satu sumber dalam rangka
memahami individu secara lebih luas dan mendalam.
Pemahaman tentang diri klien, tentang lingkungan yang lebih luas dapat dicapai
dengan berbagai cara. Wawancara dan dialog yang mendalam biasanya merupakan
cara yang efektif untuk mengembangkan pemahaman tentang diri klien dan
masalahnya itu. Dalam kaitan itu konselor perlu memiliki wawasan dan keterampilan
yang memadai dalam penggunaan berbagai instrument tersebut.
Secara umum kegunaan berbagai tes itu ialah membantu konselor dalam :
2. Himpunan Data
Materi umum himpunan data diantaranya sebagai berikut:
1. Identitas siswa (klien) dan keluarga.
2. Hasil aplikasi instrumentasi.
3. Hasil belajar, karya tulis, dan rekaman kemampuan siswa.
4. Catatan anekdot.
5. Informasi pendidikan dan jabatan.
6. Laporan dan catatan khusus.
Hasil aplikasi instrumentasi pada umunya menjadi yang dianggap penting dalam
himounan data. Himpunan data juga dapat meliputi hasil wawancara, konferensi
kasus, kunjungan rumah, analisis hasil belajar, pengamatan dan hasilupaya
pengumpulan bahan lainnya yang dianggap relevan dengan pelayanan bantuan
terhadap siswa. Keseluruhan data yang dikumpulkan itu dapat dikelompokkan
menjadi :
2. Data kelompok, adalah menyangkut aspek tertentu dari sekelompok siswa,
seperti gambaran menyeluruh hasil beljar siswa stu kelas, hasil sosiometri,
laporan penyelenggaraan dan hasil diskusi atau belajar kelompok, penyelenggaraan
dan isi bimbingan, dan konseling kelompok.
3. Data umum, adalah tidak secara langsung menyangkut diri siswa baik
secara pribadi (perorangan)ataupun kelompok. Data ini berasal dari luardiri siswa,
seperti informasi pendidikan dan jabatan serta informasilingkungan fisik sosial dan
budaya. Data ini biasanya dihimpun dalam bentuk tersendiri, contohnya bentuk bu
ku, kumpulan tentang informasi pendidikan, informasi jabatan, informasi sisial bud
aya ( Prayitno, 1997:99-100).
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka penyelenggaraan himpuna
n data dan pemanfaatannya secara optimal:
1. Materi himpunan data yang baik (akurat dan lengkap) sangat berguna
untuk memberikan gambaran yang tepat untuk individu.
2. Data tentang individu selalu bertambah, berubah, berkembang, dan
dinamis. Oleh karena itu data tentang siswa perlu di perbarui.
3. Data yang terkumpul disusun dalam format - format yang teratur rapi
menurut system tertentu.
4. Data dalam himpunan data itu pada dasarnya bersifat rahasia.
5. meningkat bahwa data yang dikumpulkan cukup banyak, harus pula ditambah dan
dikurangi sesuai dengan perkembangan, lagi pula pengeluaran data dan
pemasukannya kembali memakan waktu yang cukup banyak, konselor sering
terjebak oleh pekerjaan rutin penyelenggaraan himpunan data itu.
Berbagai hal yang termuat didalam himpunan data meliputi pokok-pokok
data/keterangan tentang berbagai hal sebagaimana yang menjadi isi dari
aplikasi instrumentasi tersebut diatas.Selain itu, himpunan data juga memuat
karya tulis atau rekaman kemampuan siswa, catatan anekdot, laporan khusus,dan infor
masi pendidikan dan jabatan.
3. Kunjungan Rumah
Permasalahan siswa sering kali memerlukan pemahaman yang lebih jauh tentang
suasana rumah atau keluarga siswa. Untuk itu perlu dilakukan kunjungan rumah.
Kunjungan rumah tidak perlu dilakukan untuk seluruh siswa; hanya untuk siswa yang
permasalahannya menyangkut dengan kadar yang cukup kuat peranan ruah atau orang
tua sajalah yang memerlukan kunjungan rumah. Lebih jauh, data atau keterangan
tentang rumah orang tua boleh jadi juga tidak perlu diperoleh melalui kunjungan
rumah olehkonselor. Cara yang lebih praktis untuk memperoleh data yang dikehendak
itu, selain melalui wawancara secara langsung dengan siswa yang bersangkutan, ialah
melalui wawancara dengan orang tua yang dipanggil datang kesekolah. Kegiatan
kunjungan rumah, dan juga pemanggilan orang tua ke sekolah,setidak-tidaknya
memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
1) Memperoleh data tambahan tentang permasalahan klien (siswa)
khususnyayang bersangkut-paut dengan keadaan rumah, atau orang tua.
4. Konferensi Kasus
Kasifikasi masalah konferensi kasus, masalah yang akan menjadi titik pusat
pembahasan dalam konferensi kasus adalah kasus yang telah dipersiapkan dan
diajukan oleh peserta konferensi kasus. Klasifikasi masalah siswa yang dapat diajukan
dalam pembahasan konferensi kasus salah satu atau beberapa masalah yang dihadapi
siswa di bawah ini:
1. Masalah belajar, yang antara lain berkenan dengan:
f. Kenakalan remaja
g. Gangguan psikis
Materi pokok yang dibicarakan dalam konferensi kasus ialah segenap hal yang
menyangkut permasalahan (kasus) yang dialami oleh siswa yang bersangkutan.
Permasalahan itu didalami dan dianalisis berbagai seginya, baik perincian
masalahnya, sebab-sebab, dan sangkut paut antara berbagai hal yangada didalamnya,
maupun berbagai kemungkinan pemecahannya serta fakto- faktor penunjangnya.
Dikehendaki melalui, koferensi kasus itu akan dapat terbina kerjasama yang harmonis
diantara para peserta pertemuan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh siswa.
5. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami
peserta didik (klien/konseling) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu
pihak kepihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan mantap
antara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah
tersebut (terutama kerja sama dari ahli lain tempat kasus itu di alih tangankan).
Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran/praktik,
wali kelas, dan/atau sekolah lainya, atau orang tua mengalih tangankan siswa yang
bermasalah kepada guru pembimbing. Sebaliknya bila guru pembimbing menemukan
siswa bermasalah dalam bidag pemahaman/penguasaan materi pelajaran/latihan
secara khusus dapat menglihtangankan siswa tersebut kepada guru mata
pelajaran/praktikuntuk dapat mendapat pengajaran atau latihan perbaikan dan
program pengayaan. Guru pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalihtangankan
permasalahan siswa kepada ahli-ahli yang relevan, seperti dokter, psikiater,ahli
agama, dan lain- lain.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik, tepat,
dan tuntas atas masalah yang dialami siswa dengan jalan memindahkan penanganan
kaasus dari satu pihak kepada pihak yang lebihahli. Atau dengan kata lain tujuan dari
alih tangan kasus ialah layanan alih tangan bertujuan untuk membantu melimpahkan
siswa yang menghadapi masalah tertentu kepada petugas didalam sekolah sendiri atau
lembaga pelayanan alih tangan kasus (rujukan) di luar sekolah disebabkan
karena keterbatasan kemampuan dan wewenang yang dimilikinya maupun
karena keterbatasan sumber manusiawi dan alat.
3. Lembaga kepolisian.
Untuk melakukan pelayanan alih tangan kasus (rujukan), berikut ini adalahsyarat-
syarat pelayanan alih tangan kasus antara lain, yaitu:
1. Alih tangan kasus harus disertai dengan data yang lengkap berkaitan dengan
masalah yang hadapi siswa (konseling) bersangkutan.
4. Pelayanan alih tangan kasus (rujukan) itu harus tetap menjadi tanggung jawab
sekolah.
5. Pihak yang dialihtangan atau dirujuk harus diminta untuk menyampaikan laporan
terinci mengenai hasil upaya alih tangan atau rujukan itu kepada sekolah.
Kriteria penilaian keberhasilan pelayanan alih tangan kasus antara lain sebagai berikut
:
1. Jika pelimpahan kasus kepada guru di dalam sekolah sendiri atau kepada lembaga
pelayanan alih tangan kasus atau rujukkan telah disertai dengan data/informasi
kasus yang diperlukan.
2. Jika alih tangan kasus dapat diakhiri dengan pemecahan masalah kasus dan
diberikan rekomondasi entah masalah kasus pada sumber alih tangan kasus.
Kegiatan alih tangan kasus meliputi dua jalur, yaitu jalur kepada konselor dan
jalur dari konselor. Jalur kepada konselor, dalam arti konselor menerima kiriman
klien dari pihak -pihak lain, seperti: orang tua, kepala sekolah, guru, pihak lain
(dokter, psikiater, dan psikolog). Sedang jalur dari konselor, dalam arti konselor
mengirimkan klien yang belum tuntas ditangani kepada ahli - ahli lain seperti:
konselor yang lebih senior, konselor yang memmbidangi ahli lain (guru bidang studi,
psikologi, psikiater dandokter). Konselor menerima klien dari pihak lain daengan
harapan klien itudapat ditangani sesuai dengan permasalahan yang ia hadapi. Disisi
lainkonselor mengalih tangani klien kepada pihak lain apabila masalahan yang
dihadapi klien memang diluar wewenang konselor untuk menanganinya atau setelah
konselor berusaha sekuat tenaga memberikan bantuan, namun permasalahan klien
tersebut belom berhasil ditangani secara tuntas.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran
Dari materi diatas, sebagai calon guru pastinya harus mempersiapkan
bagaimana BK yang akan dilakukan untuk menghadiapi setiap siswa yang beragam
yang nantinya mungkin akan membutuhkan layanan pendukung BK.
DAFTAR PUSTAKA