Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VIII PADA PEMBELAJARAN

MATEMATIKA BERBASIS DARING DI SMP NEGERI 2 SIBORONGBORONG


TAHUN AJARAN 2021/2022
1) 2) 3)
Sartika Manalu, S.Pd., Dr. Meslin Silalahi, M.Pd. Yusniar N. Tambunan, S.Pd., MM.
1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli
Utara (UNITA)
Email : sartikamanalu2710@gmail.com
2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli
Utara (UNITA)
Email : meslin766@gmail.com
3
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli
Utara (UNITA)
Email :

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika, hasil
dan apa saja kesulitan siswa VIII SMP Negeri 2 Siborongborong tahun pelajaran 2021/2022 pada
pelaksanaan pembelajaran berbasis daring. Jenis penelitian ini penelitian deskriptif kuantitatif
dipadukan sudut pandang kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket
yang disebarkan kepada siswa kelas VIII, tes dan wawancara dengan guru matematika kelas VIII.
Hasil penelitian ini: 1) pelaksanaan pembelajaran matematika berbasis daring terdiri dari
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pendahuluan berisi pemberian motivasi dan penyiapan
mental serta psikis siswa. Kegiatan inti yaitu penyampaian materi dengan mengirim video
pembelajaran, sesi pertanyaan siswa dan diskusi. Pembelajaran diakhiri dengan kuis melalui
Google Form lalu penutup; dan 2) kesulitan siswa kelas VIII dalam pembelajaran matematika
berbasis daring diantaranya kesulitan teknis (69,66%); kesulitan proses pembelajaran matematika
(68,13%). Siswa tidak mengalami kesulitan eksternal berupa dukungan keluarga dan sekolah
(61,56%). 3) Hasil belajar siswa nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 100 serta 40,74% siswa
berhasil selama pembelajaran matematika berbasis daring. Dengan demikian disimpulkan bahwa
kelas tersebut dinyatakan belum berhasil.

Kata Kunci: kesulitan siswa, pembelajaran matematika daring

ABSTRACT
The purpose of this study is to find out how the implementation of mathematical learning, results and
what are the difficulties of students VIII SIBORONGBORONG State Junior Year 2021/2022 in the
implementation of online-based learning. This type of research is quantitative descriptive research
combined with a qualitative point of view. The data collection technique in this study is a
questionnaire distributed to class VIII students, tests and interviews with class VIII math teachers.
The results of this study: 1) the implementation of online-based mathematics learning consists of
introductions, core activities, and closing. The introduction contains the provision of motivation and
mental and psychological preparation of students. The core activity is the delivery of material by
sending learning videos, student question sessions and discussions. Learning ends with a quiz through
Google Form and then closes; and 2) the difficulties of class VIII students in online-based math
learning include technical difficulties (69.66%); difficulty in the mathematical learning process
(68.13%). Students had no external difficulties in the form of family and school support (61.56%). 3)
Student learning outcomes score the lowest 35 and highs of 100 and 40.74% of students succeed
during online-based math learning. Thus it was concluded that the class was declared unsuccessful.

Keywords: student difficulties, online math learning


1. PENDAHULUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Belajar merupakan perubahan tingkah laku mengetahui:
atau penampilan dengan serangkaian 1. Pelaksanaan pembelajaran matematika
kegiatan misalnya membaca, mengamati, berbasis daring pada siswa kelas VIII di
mendengarkan, meniru, dan lain SMP Negeri 2 Siborongborong Tahun
sebagainya. Selain itu, akan lebih baik jika Ajaran 2021/2022.
seseorang belajar dengan cara mengalami 2. Kesulitan yang dialami siswa kelas VIII
atau melakukannya, jadi tidak bersifat pada pembelajaran matematika berbasis
verbalistik (Sardiman, 2009: 22). Salah satu daring di SMP Negeri 2 Siborongborong
tempat belajar adalah sekolah. Tahun Ajaran 2021/2022.
Sejak adanya pandemi Covid-19, Indonesia 3. Hasil belajar siswa kelas VIII pada
harus membatasi aktivitas yang melibatkan pembelajaran matematika berbasis daring di
banyak orang guna memutus penyebaran virus SMP Negeri 2 Siborongborong Tahun
Covid-19. Sektor pendidikan salah satu yang Ajaran 2021/2022.
terkena imbasnya. Kegiatan belajar mengajar Berdasarkan uraian diatas peneliti
di kelas terpaksa dialihkan ke sistem belajar merasa tertarik untuk meneliti dengan judul
daring (dalam jaringan). Pembelajaran daring “Analisis Kesulitan Siswa Kelas VIII
di tengah pandemi Covid-19 memaksa guru Pada Pembelajaran Matematika
untuk belajar memanfaatkan teknologi Berbasis Daring SMP Negeri 2
sebagai sarana penunjang pembelajaran. Di Siborongborong Tahun Pelajaran
era digital seperti sekarang, belajar secara 2021/2022”.
daring bukan hal yang baru sehingga meski
pembelajaran tidak dilakukan tatap muka, 2. TINJAUAN PUSTAKA
KBM dapat tetap berjalan. 2.1. Pengertian Pembelajaran Matematika
Karenanya dengan adanya era teknologi yang Pembelajaran dipandang secara nasional
semakin berkembang maka progam sebagai suatu proses interaksi yang melibatkan
pembelajaran diarahkan untuk bisa komponen-komponen utama, yaitu peserta
memanfaatkan teknologi dengan lebih baik didik, pendidik, dan sumber belajar yang
(Adila, 2020: 402). Selama pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan belajar.
daring, guru harus berpikir bagaimana cara Pembelajaran merupakan suatu sistem yang
menyampaikan materi pelajaran secara efektif membantu individu belajar dan berinteraksi
meski tanpa bertatap muka langsung. Ini tentu dengan sumber belajar dan lingkungan.
menjadi suatu pekerjaan tersendiri, terlebih (Ertikanto, 2016: 1). Menurut undang-undang
untuk pelajaran matematika yang identik Republik Indonesia No. 20 tentang Sistem
dengan rumus dan menghitung. Pendidikan Nasional bahwa pembelajaran
Kesulitan siswa belajar daring dilihat dari 3 adalah proses interaksi peserta didik dengan
indikator, yaitu teknis, proses pelaksanaan pendidik dan sumber belajar yang berlangsung
pembelajaran serta lingkungan tempat tinggal dalam suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
siswa. Kesulitan teknis seperti sering memiliki beberapa tujuan pada tiga aspek,
terkendala sinyal, kehabisan kuota, yaitu ranah kognitif untuk melatih kemampuan
keterbatasan media. Kesulitan proses intelektual siswa; ranah afektif yang sangat
pelaksanaan pembelajaran seperti kurang terkait dengan sikap, emosi, penghargaan dan
bersemangat saat pembelajaran, pejelasan penghayatan atau apresiasi terhadap nilai,
guru dalam pembelajaran daring sulit norma, dan sesuatu yang sedang dipelajari;
dipahami, kurang memahami langkah-langkah dan ranah psikomotor yang memiliki kaitan
kegiatan pembelajaran, merasa terbebani erat dengan kemampuan melakukan kegiatan-
dengan tugas yang diberikan guru selama kegiatan yang bersifat fisik dalam berbagai
pembelajaran daring. Kesulitan lingkungan mata pelajaran.
tempat tinggal siswa yaitu kendala materi 2.2. Pembelajaran Matematika Berbasis
(uang) untuk membeli kuota, kurangnya Daring
perhatian atau dukungan dari orangtua, orang Perkembangan Teknologi dan Informatika
disekitar tidak ada yang bisa membantu (TIK) untuk dunia pendidikan memiliki
mengerjakan tugas, guru tidak memberikan banyak potensi yang bisa dimanfaatkan untuk
dukungan dan semangat dalam pembelajaran meningkatkan kualitas pendidikan seperti
daring. akses pendidikan, meningkatkan efisiensi,
serta kualitas pembelajaran.Selain itu, dengan
kreatifitas para guru, TIK juga berpotensi kuesioner secara cepat dan luas melalui link
untuk digunakan dalam mengajarkan berbagai yang dibagikan kepada subjek penelitian,
materi pelajaran yang abstrak, dinamis, sulit, dan peneliti dapat langsung mengetahui
serta skill melalui animasi dan simulasi hasil skor. Angket dibuat berdasarkan 3
(Suartama, 2014: 2).. indikator diantaranya, kesulitan teknis,
2.3. Kesulitan siswa dalam pembelajaran kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaaran
matematika berbasis daring serta kesulitan yang berasal dari lingkungan
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang tempat tinggal siswa.
menyebabkan siswa tidak dapat belajar 3.3. Subjek dan Objek Penelitian
sebagaimana mestinya (Dalyono, 1997: 229). Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa
Adanya kesulitan belajar akan menimbulkan kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Siborongborong
suatu keadaan di mana siswa tidak dapat tahun pelajaran 2020/2021 serta satu guru
belajar sebagaimana mestinya sehingga matematika. Objek penelitian pelaksanaan
memiliki prestasi belajar yang rendah. Siswa pembelajaran, tentang berbagai kendala dan
yang mengalami masalah belajar biasanya kesulitan yang dialami siswa selama
ditandai dengan gejala yaitu, prestasi yang pembelajaran matematika berbasis daring serta
rendah atau di bawah rata-rata yang dicapai hasil yang diperoleh siswa di tengah pandemi
kelompok kelas, hasil yang dicapai tidak Covid-19.
seimbang dengan usahayang dilakukan, serta 3.4. Instrumen Penelitian
lambat dalam melakukan tugas belajar Instrumen penelitian pada penelitian ini terdiri
(Entang, 1983: 13) dari instrumen lembar observasi, wawancara,
2.4. Hasil Belajar angket dan tes esay. Selama pembelajaran
Menurut Mulyasa (2008) “Hasil belajar ialah diobsevasi dengan seksama. Seluruh siswa
prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang kelas VIII-1 di SMP N. 2 Siborongborong
menjadi indikator kompetensi dan derajat sebagai sumber data utama yaitu dengan
perubahan prilaku yang bersangkutan.” menyebarkan angket kepada siswa untuk
Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu mengetahui kesulitan apa saja yang siswa
dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai alami saat pembelajaran matematika berbasis
sebagai wujud hasil belajar siswa yang daring serta wawancara dengan guru
mengacu pada pengalaman langsung. matematika kelas VIII-1. Untuk melihat hasil
belajar siswa dijalankan tes esay.

3. METODE PENELITIAN 3.5. Uji Instrumen Penelitian


3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian 3.5.1. Uji Validitas Angket
Penelitian ini di SMP Negeri 2 Menurut Sugiyono (2017: 125) validitas
Siborongborong. Penelitian dilakukan menunjukkan derajat ketepatan antara data
setelah pembelajaran matematika berbasis yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan
daring selesai dilaksanakan. Pihak sekolah data yang dikumpulkan peneliti. Valid berarti
SMP N 2 Siborongborong bersedia menjadi instrumen tersebut dapat digunakan untuk
tempat penelitian dan melaksanakan mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji
pembelajaran berbasis daring. validitas yang digunakan untuk menguji
instrumen penelitian berupa angket adalah
3.2. Jenis Penelitian dengan membandingkan besar dari rhitung dan
Jenis penelitian ini adalah penelitian rtabel. Instrumen dikatakan valid apabila rhitung >
deskriptif kuantitatif dipadukan sudut rtabel, atau untuk mencari r dapat dicari
pandang kualitatif. Penelitian ini bertujuan menggunakan rumus di bawah ini :
untuk melihat pelaksanaan pembelajaran n ( ∑ XY )−( ∑ X ) (∑ Y )
dan mendeskripsikan kesulitan apa saja Keterangan: r =
√¿ ¿ ¿
yang dialami siswa serta hasil yang r = koefisien korelasi pearson product
diperoleh siswa dari pembelajaran moment
matematika berbasis daring. N = jumlah responden
Data diperoleh dari pengamatan, angket ∑x = jumlah skor item instrumen
Google Form yang disebar kepada seluruh ∑y = jumlah total skor jawaban
siswa kelas VIII sebagai responden dan tes ∑x2 = jumlah kuadrat skor item
essay. Aplikasi Google Form dipilih karena ∑y2 = jumlah kuadrat toral skor jawaban
lebih mudah dan praktis untuk menyebarkan
3.5.2. Uji Reliabilitas Angket Keterangan :
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai r11= realibilitas yang dicari
Cronbach Alpha > 0,60, tingkat signifikasi n = banyaknya item soal
yang digunakan adalah 5%. Hasil ∑σ 2t = jumlah varians skor tiap-tiap item
penghitungan koefisien realibilitas kemudian 2
di interpretasikan berdasarkan pedoman dari
σ t = varians total
Arikunto (2010:75), yaitu. Dengan
2
Tabel 3.1 Metode Pengumpula Indeks σ ²=∑ x −¿ ¿ ¿
Reabilitas dan Indeks Keterangan :
Korelasi x = skor setiap siswa
Interval Koefisien Tingkat N = banyaknya butir soal
Hubungan σ ² = varians setiap item
0,800-1,000 Sangat tinggi Dan
2
0,600-0,799 Tinggi σt ²=∑ xi −¿¿ ¿
0,400-0,599 Cukup tinggi Dimana:
0,200-0,3990, Rendah xi = skor setiap siswa
000-0,199 Sangat rendah N = banyaknya butir soal
σt ² = varians total
3.5.3.Validitas Tes Untuk menafsir harga reliabilitas dari soal
Validitas instrument merupakan tingkat maka harga tersebut dikonsultasikan ke tabel
ketepatan instrument dalam mengukur aspek harga kritik product moment dengan taraf
yang diukur. Untuk menentukan validitas nyata α = 0,05. Kriteria yang digunakan
suatu tes, peneliti menggunakan rumus apabila koefisien korelasi hitung lebih dari
korelasi product moment, sebagai berikut: rtabel maka tes dinyatakan reliabilitas atau jika
N ∑ XY −( ∑ X )(∑ Y ) rhitung > rtabel maka tes tersebut reliabilitas.
r xy =
√ {N ∑ X 2−¿ ¿ ¿ 3.5.5. Tingkat kesukaran atau indeks
(Arikunto, 2012:87) kesukaran
Keterangan : Data yang menunjukkan sukar atau mudahnya
rxy = validitas soal suatu butir tes disebut indeks kesukaran.
𝛴X = skor yang diperoleh siswa tiap Untuk menentukan tingkat kesukaran soal
nomor soal digunakan rumus : P =
𝛴Y = skor total B
N = jumlah peserta didik
Untuk menafsirkan keberartian harga validitas JS
tiap item maka harga r xy tersebut Keterangan :
dikonfirmasikan ke dalam tabel harga kritik P = Indeks kesukaran tingkat kesukaran
product moment untuk N siswa dengan taraf B = Banyaknya siswa yang menjawab soal
nyata α = 0,05 Js = jumlah siswa
Kriteria yang digunakan apabila koefisien Dengan criteria, jika ;
korelasi sama dengan atau lebih dari rtabel maka 0,00 ≤ P ≤ 0,30 maka soal dikategorikan sukar
butir instrument dinyatakan valid atau jika 0,30 ≤P≤ 0,70 maka soal dikategorikan sedang
rhitung ≥ r tabel maka item tes dikatakan valid. 0,70 ≤P≤ 1,00 maka soal dikategorikan mudah

3.5.4. Analisis Realibilitas tes 3.5.6. Daya pembeda soal


Seperangkat tes dikatakan reliable apabila tes Analisis daya pembeda bertujuan untuk
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. mengetahui kesanggupan soal dalam
Artinya apabila tes tersebut dikenakan pada membedakan siswa yang tergolong mampu
sejumlah subjek yang sama pada waktu yang (tinggi pemahamannya) dengan siswa yang
berbeda, maka hasilnya akan tetap sama atau tergolong kurang (kurang pemahaman).
relatif sama . Artinya bila soal tersebut diberika kepada anak
Untuk mencari realibilitas soal bentuk uraian yang mampu, hasilnya menunjukkan
digunakan rumus alpha. Adapun rumus Alpha pemahaman yang tinggi, dan bila diberikan
(Arikunto, 2012:239) adalah sebagai berikut: kepada siswa yang kurang hasilnya rendah.
2 Daya pembeda dicari dengan
k ∑ σi menggunakan rumus :
r11 = n [ ¿[1- 2 ]
k−1 σt
∑ KA−∑ KB o hitung
D=
St x N 1 0,483 0,381 r hitung > rtabel Valid
Keterangan: 2 0,474 0,381 r hitung > rtabel Valid
D = Daya pembeda 3 0,458 0,381 r hitung > rtabel Valid
∑KA = Jumlah skor test kelompok atas 4 0,669 0,381 r hitung > rtabel Valid
∑KB = Jumlah skor kelompok bawah 5 0,762 0,381 r hitung > rtabel Valid
N = Jumlah kelompok atas dan bawah 6 0,823 0,381 r hitung > rtabel Valid
St = Skor tertinggi 7 0,731 0,381 r hitung > rtabel Valid
Dengan kriteria, jika ; 8 0,391 0,381 r hitung > rtabel Valid
0,00 ≤ D ≤ 0,20 maka daya pembeda 9 0,674 0,381 r hitung > rtabel Valid
dikategorikan buruk 10 0,651 0,381 r hitung > rtabel Valid
0,21 ≤ D ≤ 0,40 maka daya pembeda 11 0,625 0,381 r hitung > rtabel Valid
dikategorikan cukup 12 0,597 0,381 r hitung > rtabel Valid
0,41 ≤ D ≤ 0,70 maka daya pembeda 13 0,560 0,381 r hitung > rtabel Valid
dikategorikan baik 14 0,402 0,381 r hitung > rtabel Valid
0,71 ≤ D ≤ 1,00 maka daya pembeda 15 0,589 0,381 r hitung > rtabel Valid
dikategorikan baik sekali 16 0,443 0,381 r hitung > rtabel Valid
17 0,548 0,381 r hitung > rtabel Valid
3.5.7. Hasil Belajar Siswa
18 0,386 0,381 r hitung > rtabel Valid
Nilai diperoleh dengan menggunakan
19 0,386 0,381 r hitung > rtabel Valid
x
rumus KBS = x 100
y Berdasarkan tabel validitas 4.2, dapat
Seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar disimpulkan bahwa 19 item angket adalah
jika telah mencapai KBS>70%. valid. Artinya angket tersebut layak
Untuk menentukan baik tidaknya hasil digunakan sebagai alat ukur dalan
belajar kelas yang diperoleh, maka penelitian karena telah memiliki derajat
digunakan rumus sebagai berikut : ketetapan dalam mengukur variabel
K=
∑ SB X 100%
penelitian.
∑ SS 4.1.2. Uji reliabilitas Angket
4. HASIL PENELITIAN Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian
4.1. Uji Coba Instrumen (angket) yang dihitung menggunakan
4.1.1. Uji validitas Angket software IBM SPSS Statistics versi 26.
Hasil uji validitas yang dihitung
menggunakan software IBM SPSS
Statistics versi 26 for windows.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Angket
Nilai Signifikansi 5% (rtabel = 0,381 )

XI X2 X3 X4 X5
0,483 0,474 0,458 0,699 0,762
X6 X7 X8 X9 X10
0,823 0,731 0,391 0,674 0,651
X11 X12 X13 X14 X15
0,625 0,597 0,560 0,402 0,589
X16 X17 X18 X19
0,443 0,548 0,386 0,386
r hitung > rtabel (valid)
r hitung < rtabel (tidak valid)

Hasil interpretasi validitas angket dapat


dilihat pada tabel 4.2 di bawah:
Tabel 4.2 Interpretasi Hasil Uji Validitas
Angket
N r rtabel Interpretasi Kriteria
No B Js Tingkat Keterangan
4.1.5. Tingkat Kesukaran
Kesukaran Tabel 4.6 Tingkat Kesukaran Tes
1 79 27 2,925 Mudah
2 51 27 1,888 Mudah
3 46 27 1,703 Mudah
4 20 27 0,740 Mudah
5 20 27 0,740 Mudah

4.1.6 Daya Pembeda Tes


Cronbach`s N of items Tabel 4.7 Daya Pembeda Tes
alpha No Ba Bb DP Keterangan
0,882 19 1 53 26 1,367 Baik Sekali
2 43 8 2,2 Baik Sekali
3 37 9 1,716 Baik Sekali
4 16 4 0,733 Baik Sekali
5 16 4 0,733 Baik Sekali
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Angket
4.2. Kesulitan siswa dalam pembelajaran
matematika berbasis daring.
Tabel 4.7 Kesulitan siswa kelas VIII-1
dalam pembelajaran
matematika berbasis daring.
Berdasarkan tabel interpretasi pada 1) Kesulitan teknis
tabel 4.3, disimpulkan bahwa instrumen
penelitian reliabel karena nilai Cronbach
Alpha > 0,6 dengan tingkat reliabilitas
berada pada kategori ‘kuat’.

4.1.3. Validitas tes


Tabel 4.4 Validasi tes
N rhitung rtabel Keterangan
o
1 0,607 0,381 Valid
2 0,843 0,381 Valid
3 0,653 0,381 Valid
4 0,503 0,381 Valid
5 0,570 0,381 Valid

4.1.4. Reliabilitas Tes


Sebelum menghitung reliabilitas tes soal
terlebih dahulu dihitung varians tiap soal
dan varians totalnya.
Tabel 4.5 Reliabilitas Tes
Soal Varians
Rumus 2
σ ²=Σx ²−( Σx ) /n
1 1,401
2 1,728
3 1,912
4 0,932
5 1,080
𝛴𝛔²b= 7,058
𝛴𝛔²t = 14,518
R11 0,642
No Pernyataan Skor Total skorIndeks Rata-
Total Y rata
x 100
Kesulitan sinyal dan kuota

1 Saya sering
terkendala
sinyal saat 79 79 73,14
pemb. Mat. x %
108
berbasis 100%
daring
2 Saya sering 72,
kehabisan 21
kuota selama 77 71,29 %
pemb. Mat. x %
108
berbasis 100%
daring
Ketidakmampuan siswa dalam
pembelajaran matematika berbasis daring
3 Saya kurang
maksimal
dalam pemb.
Mat.berbasis 73 67,59
daring karena x %
108
saya tidak 100%
mahir dalam
menggunakan
aplikasi
pembelajaran
daring 67,
4 Menurut saya 12
aplikasi yang 72 %
digunakan x 66,66
108
untuk 100% %
pembelajaran
daring tidak
cocok untuk
pelajaran
matematika
Rata-rata total 69,66
%
2) Kesulitan proses pelaksanaan 7 menurut 09
pembelajaran saya pemb. %
Pernyataan Skor Total skorIndeks Rata- Mat. 72 72 66,6
Total (%) rata berbasis x 6%
Y 108
x 100 daring 100%
sulit dan
Motivasi dan minat siswa membosan
kan
6 Saya tidak Penjelasan guru
bersemanga 8 penjelasan
t saat pemb. 73 73 69,5 guru dalam
Mat. x 2%
108 pemb. Mat. 68 68 62,9
berbasis 100% berbasis x 6%
daring 68, 108
daring bagi 100%
saya tidak 66, memberi 67 67 62,0
menarik 2% kami x 3%
108
9 penejelasan 75 75 69,4 dukungan 100%
guru dalam x 4% dan 60,64
108
pemb. Mat. 100% semangat %
berbasis dalam
daring sulit pemb. Mat.
dipahami daring
Partisipasi siswa Guru 64 64 59,2
matematika x 5%
1 pemb. Mat. 108
0 berbasis kami tidak 100%
daring 76 76 70,3 memberi
membuat x 7% kami
108
saya tidak 100% dukungan
mandiri dan
dalam semangat
mengerjaka dalam
n tugas pemb. Mat.
1 pemb. Mat. 69, daring
1 berbasis 13 Rata-rata Total 61,56
daring 73 73 67,5 % %
membuat x 9%
108
saya tidak 100%
aktif Selama
proses pemb 4.3. HASIL BELAJAR
Hasil pengamatan pada siswa kelas
3) Kesulitan eksternal (lingkungan, orang VIII-1 terhadap kemampuan mengerjakan
tua, dan sekolah) soal atau tes pada saat pembelajaran
Pernyataan Skor Total skorIndeks Rata- matematika berbasis daring, diperoleh nilai
Total Y (%) rata terendah 35 dan nilai tertinggi 100. Seorang
x 100 siswa dikatakan telah tuntas belajar jika
Dukungan dari lingkungan dan orangtua telah mencapai KBS>70%. Nilai diperoleh
Orangtua x
dengan menggunakan rumus : KBS =
tidak y
mendukung 64 64 59,2 x 100
dan tidak x 5% Untuk menentukan baik tidaknya
108
memberi hasil belajar kelas yang diperoleh, maka
100%
semangat 62,49 digunakan rumus sebagai berikut :
selama %
K=
∑ SB X 100%
pembelajara
n daring
∑ SS
11
Saya malas Persentase Keberhasilan Belajar : K = x
mengikuti 27
pemb. Mat. 71 71 65,7 100 = 40,74%
daring x 4% Dari nilai yang di peroleh siswa
108
karena maka diambil kesimpulan bahwa kelas
100%
orang VIII-1 memperoleh persentase keberhasilan
sekitar tidak belajar selama pembelajaran matematika
ada yang berbasis daring 40,74% dan kelas tersebut
bisa dinyatakan belum berhasil memperoleh
membantu nilai atau hasil belajar yang bagus.
mengerjaka
n tugas 5. Kesimpulan
Dukungan dari sekolah Berdasarkan pembahasan yang
Wali kelas dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat
tidak ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dilakukan dengan bantuan
aplikasi Whatsaap dan Google Form. REFERENSI
Pelaksanaan pembelajaran matematika Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur
berbasis daring terdiri dari tahap Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Jakarta: Rineka Cipta.
Pada pendahuluan pembelajaran, guru
Bilfaqih, Yusuf dan M.Nur
terlebih dahulu mengundang siswa untuk
masuk grup kelas pada aplikasi
Qomarudin.2015.EsensiPengembangan
whatsaap. Pemberian motivasi dari guru PembelajaranDaring.Yogyakarta: CV
untuk memberikan semangat siswa. Budi Utama.
Selanjutnya, pada kegiatan inti guru Budiargo, Dian. 2015. Berkomunikasi
mengirimkan video pembelajaran untuk ala Net Generation. Jakarta: PT Elex
dipelajari siswa secara mandiri. Siswa Media Komputindo Kompas Gramedia.
diperbolehkan membaca buku teks lain Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan
untuk memperkuat pemahaman dan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika.
dilanjutkan sesi diskusi atau tanya jawab Jakarta: Depdiknas.
antara siswa dan guru. Kemudian, Depdiknas. 2016. Permendikbud Nomor
kegiatan pembelajaran matematika
22 Tahun 2016 Tentang Standar
daring ditutup dengan kuis berupa soal
essai yang siswa kerjakan melalui
ProsesSekolah Dasar dan
Google Form. Menengah. Jakarta: Depdiknas.
2. Kesulitan yang dialami siswa saat Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
pembelajaran antara lain kesulitan teknis Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
dan kesulitan dalam proses Ertikanto, Candra. 2016. Teori Belajar
pembelajaran. Kesulitan yang paling dan Pembelajaran. Yogyakarta: Media
sering dialami siswa adalah kesulitan Akademi.
teknis. Pada kesulitan teknis, siswa Indrajit, Richardus Eko. 2016. E-
sering mengalami susah sinyal dan Learningdan Sistem Informasi
kehabisan kuota sehingga pembelajaran Pendidikan; Modul Pembelajaran
menjadi tidak maksimal. Selain itu,
Berbasis Standar Kompetensi Dan
siswa juga tidak mahir menggunakan
internet, serta menganggap aplikasi yang
Kualifikasi Kerja Edisi 2. Yogyakarta:
digunakan sebagai media pembelajaran Preinexus.
daring tidak cocok untuk pembelajaran Maskun, dan Valensey Rachmedita. Teori
matematika. Pada kesulitan proses Belajar dan Pembelajaran.
pembelajaran, siswa mengalami Yogyakarta:Graha Ilmu.
beberapa kesulitan diantaranya Miles, B. Matthew dan Huberman A.
penjelasan guru yang sulit dipahami, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif:
kurang bersemangat dan bosan ketika Buku Sumber Tentang Metode-
pembelajaran dimulai, tidak memahami metode Baru. Jakarta: UI Press.
langkah-langkah pembelajaran daring, Mochali, Imam. 2016. Metode Penelitian
serta tugas yang sulit dikerjakan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka An Nur
sehingga siswa merasa terbebani. SITQ An Nur.
3. Hasil mengerjakan soal atau tes pada
Mohammad,Yazdi. 2012. E-learning
saat pembelajaran matematika berbasis
daring, diperoleh nilai terendah 35 dan
sebagai Media Pembelajaran Interaktif
nilai tertinggi 100. Seorang siswa Berbasis Teknologi Informasi.
dikatakan telah tuntas belajar jika telah Jurnal Ilmiah Foristek. 2(1): 143-152.
mencapai KBS > 70%. Dari nilai yang Putra, Chandra Anugrah. 2017. Aktivasi
di peroleh siswa maka diperoleh potensi Kecerdasan Logika-
persentase keberhasilan belajar selama Matematik.Yogyakarta: Media
pembelajaran matematika berbasis Akademi.
daring 40,74%. Persentase ini Ruseffendi, E.T. 1988. Pengajaran
menunjukkan bahwa kelas tersebut Matematika Moderen untuk orang
dinyatakan belum berhasil memperoleh tua, murid, Guru dan SPG.
nilai yang bagus.
Bandung: Tarsito
Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Setiawan, Agus. 2018. Metodologi Desain.
Yogyakarta: Arttex.
Slamet, Yulius. 2019. Pendekatan
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Sudaryono dkk.2013. Pengembangan
Instrumen Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Sinar Baru Algensido Offset.
Sugiyono.2012. Metode Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Uno, Hamzah. B. 2014. Model
Pembelajaran, MenciptakakanProses
Belajar Mengajar yang
Aktif dan Kreatif.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Utami, Yuliza Putri dkk. 2020. Study at
Home: Analisis Kesulitan Belajar .

Anda mungkin juga menyukai