Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH UNSAFE ABORTION

Disusun oleh :
1. Anisa Nur Hamidah (B2020002)
2. Ika Findi Julianti (B2020006)
3. Inggrit Supra Dita (B2020008)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA III

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat.Tidak
lupa Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Komunitas Kebidanan dengan judul “Unsafe Abortion”.Penulis tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak semoga makalah kami dapat
dipahami oleh pembaca, sekian dan terimakasih.

Kebumen ,23 februari 2022


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB 1...........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2    Rumusan Masalah...........................................................................................................................5
1.2    Tujuan.............................................................................................................................................5
1.3    Manfaat..........................................................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................7
2.1    Pengertian.......................................................................................................................................7
2.2    Penyebab........................................................................................................................................8
2.3    Metode...........................................................................................................................................8
2.4    Ciri – Ciri..........................................................................................................................................9
2.5    Dampak...........................................................................................................................................9
2.7    Hukum...........................................................................................................................................10
2.8    Peran Bidan...................................................................................................................................10
2.9    Kriteria Aborsi yang Aman............................................................................................................10
BAB IV........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
3.1    Kesimpulan...................................................................................................................................11
3.2    Saran.............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran
kehamilan yang tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap
keselamatan jiwa perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai
peralatan yang tidak memenuhi persyaratan minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.
Tindakan unsafe abortion seperti ini diperkirakan banyak dilakukan keluarga miskin
yang tidak ingin menambah anak. Tanpa mereka sadari, unsafe abortion dapat
menimbulkan gangguan pada kesehatan reproduksi bahkan mengakibatkan kematian bagi
kaum ibu. WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kejadian
aborsi yang tidak aman (unsafe abortion) (WHO, 2010). Sekitar 13% dari jumlah total
kematian ibu di seluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi aborsi yang tidak aman. 95%
(19 dari setiap 20 tindak aborsi tidak aman) di antaranya terjadi di negara-negara
berkembang. Tindakan unsafe abortion yang sering dilakukan wanita seperti melakukan
kekerasan fisik seperti berlari, naik sepeda atau naik kuda. Jika tindakan pertama tidak
berhasil, maka wanita tersebut melakukan tindakan kedua dengan cara mengonsumsi
obat-obatan yang dapat menggugurkan kandungan. Misalnya, wanita tersebut sengaja
mengonsumsi obat-obatan yang dilarang untuk wanita hamil. Bisa juga dengan cara
mengonsumsi obat tradisional seperti nenas muda. Akibat dari tindakan yang tidak aman
tersebut akan memberikan resiko infeksi, perdarahan, sisa hasil konsepsi yang tertinggal
di dalam rahim dan perforasi yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian apabila
tidak mendapatkan pertolongan yang segera, sehingga kejadian tersebut harus dicegah
dengan memberikan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
1.2    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, adalah sebagai berikut:
1.      Apa definisi unsafe abortion?
2.      Apa penyebab unsafe abortion?
3.      Apa saja metode yang dilakukan untuk unsafe abortion?
4.      Apa saja ciri-ciri unsafe abortion?
5.       Bagaimana dampak unsafe abortion?
6.      Apa komplikasi dari unsafe abortio?
7.      Bagaimana hukum unsafe abortion?
8.      Bagaimana peran bidan dalam menangani unsafe abortion?
9.      Bagaimana kriteria yang baik untuk unsafe abortion?

1.2    Tujuan
1.      Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang bercak unsafe abortion dan
penatalaksanaan dari unsafe abortion.
2.      Tujuan khusus
a.       Menjelaskan definisi unsafe abortion.
b.      Menjelaskan penyebab unsafe abortion.
c.       Menyebutkan metode yang dilakukan untuk unsafe abortion
d.      Menyebutkan ciri-ciri unsafe abortion.
e.       Menjelaskan dampak unsafe abortion.
f.        Menjelaskan komplikasi unsafe abortion
g.      Menjelaskan hukum unsafe abortion
h.      Menjelaskan peran bidan dalam menangani unsafe abortion
i.        Menjelaskan kriteria yang baik untuk unsafe abortion.
1.3    Manfaat
1.      Bagi masyarakat
Agar masyarakat mengetahui tentang penyebab dan dampak dari unsafe abortion.
2.      Bagi peneliti
Mengetahui dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang unsafe abortion.
3.      Bagi institusi
Memberikan penambahan informasi tentang unsafe abortion khususnya bagi institusi
kesehatan agar dapat mengetahui tentang unsafe abortion dan cara mencegahnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Pengertian
Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran
kehamilan yang tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap
keselamatan jiwa perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai peralatan
yang tidak memenuhi persyaratan minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.
Aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan yang dilakukan
oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai,
sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. (Bidan Menyongsong Masa
Depan, PP IBI).
Unsafe abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan
tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman
sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.  (Behrman Kliegman, 2000:167).
Dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan
darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat
dilakukan tindakan medis tertentu. Sedangkan pada ayat 2 tidak disebutkan bentuk dari
tindakan medis tertentu itu, hanya disebutkan syarat untuk melakukan tindakan medis
tertentu.
Berdasarkan UU Kesehatan RI No. 36 Thn 2009, Pasal 75 bahwa setiap orang
dilarang melakukan aborsi dapat dikecualikan berdasarkan indikasi kedaruratan media
yang dideteksi sejak usia dini kehamilan dan aturan ini diperkuat dengan Pasal 77 yang
berisi pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 75 mengenai tindakan aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan
tidak bertanggung jawab sera bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dengan demikian pengertian aborsi yang didefinisikan sebagai tindakan tertentu
untuk menyelamatkan ibu dan atau bayinya (pasal 15 UU Kesehatan) adalah pengertian
yang sangat rancu dan membingungkan masyarakat dan kalangan medis.
2.2    Penyebab
Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan
yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti :
1.      Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
2.      Alasan psikososial, dimana ibu tidak sendiri tidak punya anak lagi.
3.      Kehamilan di luar nikah.
4.      Masalah ekonomi, menambah anak akan menambah beban ekonomi.
5.      Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan.
6.      Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan.
7.      Kegagalan pemakaian alat kontrasepsi.
                                                                          
2.3    Metode
Metode aborsi yang tidak aman yang umumnya digunakan di berbagai negara
bervariasi, dari metode teknik medis lanjut yang digunakan oleh dokter sampai teknik
tradisional berbahaya yang digunakan oleh dukun, teman, atau tetangga yang menolong
atau oleh wanita hamil itu sendiri.
Untuk para pelaku abortus yang tidak profesional, upaya yang dilakukan antara lain
adalah memasukkan cairan ke dalam uterus. Cairan yang digunakan bervariasi, mulai dari
air sabun sampai disinfektan rumah tangga yang dimasukkan melalui semprotan ataupun
alat suntik. Di beberapa negara juga menggunakan pasta yang bersifat abortif yang
mengandung zat iritatif. Sediaan jamu dan obat-obatan per oral juga sering digunakan.
Berbagai jamu dan obat yang diduga bersifat abortif dapat ditemukan di pasaran bebas di
negara-negara berkembang. Di Bangladesh, obat-obat tersebut kemungkinan mengandung
air raksa.
Metode lain yang relatif lebih berbahaya adalah memasukkan alat atau benda asing
ke dalam rongga rahim. Di India digunakan pucuk wortel yang telah dikeringkan; di
Philipin alat tesebut adalah pisang atau daun tumbuh-tumbuhan lokal kalachulchi. Di
Ghana, digunakan ranting pohon comelina yang jika dimasukkan ke dalam rahim akan
menyerap air dan mengembang membuka leher rahim serta menyebabkan abortus. Jenis
lain adalah tanaman Jatropha yang mengandung bahan kimia korosif yang dapat
menyebabkan abortus.
Di Amerika latin, upaya abortus dilakukan dengan memasukkan ujung kateter yang
lentur ke dalam rongga rahim. Ujung yang lain diikatkan di pangkal paha. Wanita tersebut
kemudian disuruh berjalan sehingga ujung kateter yang berada di dalam rongga rahim
bergoyang-goyang menggangu isi rahim dan merangsang abortus. Ada pula yang
menggunakan cairan kina yang toksik pada bayi dan si ibu. Ada juga para wanita yang
melakukan sendiri dengan memasukkan plastik berongga ke dalam rongga rahim,
kemudian memasukkan alat atau kawat melalui plastik tersebut untuk mengorek rongga
rahim.
2.4    Ciri – Ciri
1.      Dilakukan oleh tenaga medis atau non medis
2.      Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana
3.      Kurangnya fasilitas dan sarana
4.      Status illegal

2.5    Dampak
1.      Dampak sosial
Biaya lebih banyak, dilakukan secara sembunyi - sembunyi.
2.      Dampak kesehatan
Bahaya bagi ibu bisa terjadi perdarahan dan infeksi.
3.      Dampak psikologis
Trauma

2.6    Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat tindakan-tindakan yang tidak aman terhadap
kehamilan yang tidak diinginkan misalnya dengan melakukan abortus provokatus oleh
dukun, dengan meminum jamu-jamuan, ramuan.
Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran kehamilan
yang tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap keselamatan
jiwa perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai pengetahuan
dan ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak memenuhi
persyaratan minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.
Akibat dari tindakan yang tidak aman tersebut akan memberikan resiko infeksi,
perdarahan, sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam rahim dan perforasi yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan pertolongan yang segera.
Tingginya AKI mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk  dan
secara tidak langsung mencerminkan kegagalan pemerintah dan masyarakat untuk
mengurangi risiko kematian ibu.  Peningkatan kualitas perempuan merupakan salah satu
syarat pembangunan sumber daya manusia.
Strategi untuk menurunkan risiko kematian karena aborsi tidak aman adalah dengan
menurunkan ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak aman.  Ini dapat dimungkinkan bila
pemerintah mampu menyediakan fasilitas keluarga berencana yang berkualitas dilengkapi
dengan konseling.
Konseling keluarga berencana dimaksudkan untuk membimbing klien melalui
komunikasi dan pemberian informasi yang obyektif untuk membuat keputusan tentang
penggunaan salah satu metode kontrasepsi yang memadukan aspek kesehatan dan
keinginan klien, tanpa menghakimi.  Bagi remaja yang belum menikah, perlu dibekali
dengan pendidikan seks sedini mungkin sejak mereka mulai bertanya mengenai seks. 
Namun, perlu disadari bahwa risiko terjadinya kehamilan selalu ada, sekalipun pasangan
menggunakan kontrasepsi. Bila akses terhadap pelayanan aborsi yang aman tetap tidak
tersedia, maka akan selalu ada ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak aman.

2.7    Hukum
Menurut KUHP orang yang dapat dihukum adalah orang yang menggugurkan
kandungan seorang wanita, juga wanita yang digugurkan kandungannya. Sedangkan dalam
praktek yang tidak dihukum adalah dokter yang melakukan aborsi dengan indikasi medis,
yaitu dengan tujuan untuk menyelamatkan jiwa atau menjaga kesehatan wanita yang
bersangkutan.
Persoalannya, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) kita yang merupakan
peninggalan masa kolonialisasi Belanda melarang keras dilakukannya aborsi dengan alasan
apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283, 299 serta pasal 346 – 349. Bahkan pasal 299
intinya mengancam hukuman pidana penjara maksimal empat tahun kepada siapa saja yang
memberi harapan kepada seorang perempuan bahwa kandungannya dapat digugurkan.

2.8    Peran Bidan
1.      Sex education
2.      Bekerja sama dengan tokoh agama dalam pendidikan keagamaan
3.      Peningkatan sumber daya manusia
4.      Penyuluhan tentang abortus dan bahayanya.

2.9    Kriteria Aborsi yang Aman


1.      Dilakukan oleh pekerja kesehatan yang benar-benar terlatih dan berpengalaman melakukan
aborsi
2.      Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak.
3.      Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam vagina atau rahim harus steril
atau tidak tercemar kuman dan bakteri.
4.      Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien terakhir kali mendapat haid.
BAB IV

PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan yang dilakukan
oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai,
sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. Aborsi tidak aman tidak
selalu sama dengan aborsi ilegal. Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak
tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai.
Masalahnya tiap perempuan mempunyai alasan tersendiri untuk melakukan aborsi
dan hukum pun terlihat tidak akomodatif terhadap alasan-alasan tersebut, misalnya dalam
masalah kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk kekerasan lain termasuk kegagalan
KB. Larangan aborsi berakibat pada banyaknya terjadi aborsi tidak aman (unsafe abortion).

3.2    Saran
1.      Untuk menurunkan angka kejadian unsafe abortion diperlukan peran bidan di komunitas
dengan memberikan health education mengenai bahaya aborsi
2.      Bidan di komunitas bisa bekerjasama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk
menekan adanya unsafe abortion
3.      Bidan harus bisa menjunjung tinggi kode etik kebidanan dengan tidak melakukan aborsi atas
indikasi nonmedis.
DAFTAR PUSTAKA

Behrman. Kliegman. Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). EGC.
Jakarta.  

Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa
Siaga. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2007) Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat
Promosi Kesehatan

Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

http://m.okezone.com/read/2008/05/18/1/110398/rremaja-aborsi-tewas-usai-disuntik-bidan.html

Anda mungkin juga menyukai