Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN KOLABORASI PADA KASUS

PATOLOGI DAN KOMPLIKASI PADA NY. S DENGAN


KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN

DISUSUN OLEH

FARIDA FITRIANI

NIM: PO7124223203

DOSEN MATA KULIAH: NESI NOVITA, S.SI.T, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN


KESEHATANPALEMBANG PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikanRahmat dan
Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Asuhan
Kebidanana Kolaborasi Pada Kasus Patologi Dan Komplikasi. Dengan Judul Asuhan Kebidanan
pada Ny. “S” Dengan Kehamilan Yang Tidak Diinginkan.
Penulis menyadari bahwa Askeb ini masih jauh dari sempurna , oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
Askeb ini dan dapat memberikan yang lebih luas dan dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata , penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha yang telah dilakukan
hambanya dalam menuntut ilmu. Aamiin.

Palembang, 30 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI. ....................................................................................... 3

A. Kehamilan yang tidak diinginkan. ............................................................ 3

B. Pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkan ............................................... 3

BAB III. ............................................................................................................ 8

TINJAUAN KASUS.................................................................................... 8

1. Identitas........................................................................ .........................8

2. Data subjektif............................................................................................ 9

3. Data objektif. .........................................................................................11

4. Analisa data........ ......................................................... .........................12

5. Penatalaksanaan. ......................................................... ..........................12

6. Evaluasi...................................................................... ...........................13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. ..14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Kehamilan tidak diinginkan (unwanted pregnancy) merupakan terminologi


yang biasa dipakai untuk memberi istilah adanya kehamilan yang tidak
dikehendaki oleh wanita yang bersangkutan. Kehamilan tidak diinginkan (KTD)
adalah suatu kehamilan yang terjadi dikarenakan suatu sebab sehingga
keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau calon orang tua bayi tersebut.
Unwanted pregnancy merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini
merupakan akibat dari suatu perilaku seksual/hubungan seksual baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja.
Kehamilan tidak diinginkan merupakan masalah kesehatan yang penting
baik pada negara yang berpenghasilan tinggi, negara berpenghasilan menengah
maupun negara berpenghasilan rendah karena memiliki dampak merugikan dari
segi ekonomi, sosial serta kesehatan ibu dan anak. Beberapa alasan yang
menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan antara lain perencanaan
kehamilan, minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual, tidak menggunakan
alat kontrasepsi, kegagalan kontrasepsi, kehamilan karena pemerkosaan, kondisi
kesehatan ibu, persoalan ekonomi, alasan karir serta kondisi janin yang cacat.
Kejadian kehamilan tidak diinginkan dapat meningkatkan resiko kesakitan pada
wanita dan efek yang merugikan, misalnya, wanita yang tidak menginginkan
kehamilan akan menunda untuk pergi ke pelayanan antenatal yang nantinya akan
mempengaruhi terhadap kesehatan bayinya. Selain itu kehamilan tidak diinginkan
akan mengakibatkan aborsi spontan, yang terjadi 4 juta jiwa setiap tahun, serta
aborsi yang direncanakan yang terjadi pada 42 juta jiwa setiap tahun serta
kehamilan yang tidak diinginkan terjadi 34 juta jiwa setiap tahun di seluruh dunia.
1
Tingginya angka kematian ibu yang disebabkan oleh kehamilan tidak diinginkan
yang berakhir dengan aborsi mencapai 13% saat ini.Masyarakat belum dapat
menerima anak yang orangtuanya belum jelas, sehingga dianggap anak haram atau
hasil perzinahan. Walaupun perkawinan dapat dilangsungkan tetapi kemungkinan
besar perkawinan tersebut tidak dapat bertahan lama karena dilakukan dalam
keadaan mental dan jiwa belum matang.
Pada tahun 2012 terdapat 85 juta kehamilan yang terjadi secara global dan sebesar
40% merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Dampak yang ditimbulkan dari
kehamilan tidak diinginkan ini sebesar 50% berakhir dengan aborsi, 12% berakhir
dengan keguguran dan 38% merupakan kehamilan tidak direncanakan.
Diperkirakan 50 juta aborsi yang dilakukan setiap tahun sebagai akibat dari
kehamilan tidak diinginkan , 95% diantaranya merupakan dari negara berkembang.
Pada umumnya di negara berkembang itu sekitar 20-60% merupakan wanita yang
telah menikah atau sekitar 120 juta wanita mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan.
Menurut penelitian Fitriana (2015) bahwa dukungan orang terdekat terhadap
kehamilan tidak diinginkan merupakan coping konstruktif dalam menghadapi
masalah. Penjelasan peran dan proses penyampaian dukungan sosial diharapkan
dapat mengurangi stressor yang dirasakan. Dengan begitu, wanita dengan KTD
dapat merasakan kesejahteraan subjektif dan terhindar dari depresi serta pilihan
berisiko seperti aborsi. Hasil dari penelitian tersebut dijelaskan bahwa dukungan
yang pertama diminta adalah dukungan instrumental dan informasional Dukungan
tersebut membuka pintu bagi dukungan emosional dari sumber yang beragam

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan

Unwanted Pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan

merupakan suatu kondisi di mana pasangan tidak menghendaki adanya proses

kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu

perilaku seksual/hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak

disengaja (Widyastuti, Rahmawati, & Purnamaningrum, 2010).

B. Pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkan

Menurut Widyastuti (2010), kehamilan tidak diinginkan dapat dicegah

denganbeberapa langkah, yaitu :

1) Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah

2) Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti seperti

berolahraga,seni dan keagamaan

3) Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti

meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno.

C. Faktor-Faktor Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan

Beberapa faktor menurut Widyastuti (2010) yang menyebabkan kehamilan tidak

diinginkan antara lain :

1) Penundaan dan peningkatan usia perkawinan, serta semakin dininya usia

menstruasi pertama (menarche).

2) Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilau seksual yang dapat


3
menyebabkan kehamilan.

3) Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan.

4) Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak).

5) Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekuensi lainnya

yang dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar)

6) Kehamilan karena incest.

D. Karakteristik Wanita dengan Kehamilan Tidak Diinginkan dalam Perilaku

Pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan teori yang dikemukakan Anderson (1995), perilaku ditentukan

oleh tiga faktor utama yaitu faktor predisposisi (Predisposing factors) yang berupa

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. Faktor

kedua yaitu faktor pemungkin (Enabling Resources) yang berupa lingkungan fisik,

tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan seperti puskesmas,

obat-obatan, alat kontrasepsi, dan sebagainya. Faktor ketiga yaitu faktor kebutuhan

(Need).

Kehamilan tidak direncanakan dapat disebabkan dari perilaku yang tidak

sehat atau kondisi sebelum dan saat hamil seperti korban pemerkosaan, kurangnya

pengetahuan ibu tentang kontrasepsi, banyak anak, usia relative muda, pasangan

tidak bertanggungjawab, hubungan pasangan belum mapan maupun ada kendalan

ekonomi (Saptarini & Suparmi, 2016).

Beberapa faktor yang berhubungan dengan Kehamilan yang Tidak

Diinginkan (KTD) adalah sebagai berikut (Anggraini dkk, 2018) :

1) Umur

Ibu hamil pertama pada umur < 20 tahun, rahim dan panggul belum tumbuh
4
mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan kesehatan janin

dalam kandungan. Selain itu mental ibu belum cukup dewasa. Bahaya yang

mungkin terjadi antara lain bayi lahir belum cukup umur dan perdarahan bisa terjadi

sebelum atau sesudah bayi lahir.

Ibu hamil berumur > 35 tahun, di mana pada usia tersebut terjadi perubahan

pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada

kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat

terjadi antara lain tekanan darah tinggi dan pre-eklampsi, ketuban pecah dini,

persalinan tidak lancer/macet, dan perdarahan setelah bayi lahir (Widatiningsih &

Dewi, 2017).

Umur ibu yang paling aman untuk hamil adalah 20-35 tahun karena pada

wanita mulai umur 20 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya sudah benar-benar

siap untuk menerima kehamilan, juga pada umur tersebut biasanya wanita sudah

merasa siap untuk menjadi ibu. Jadi, umur ibu waktu hamil antara 20-35 tahun

memiliki resiko kehamilan dan persalinan yang paling minim.

Ibu dengan usia produktif (20-35 tahun) memiliki motivasi lebih dalam

memeriksakan kehamilannya (Rachmawati dkk, 2017). Menurut penelitian

(Anggraini dkk, 2018) menunjukkan bahwa mayoritas kehamilan tidak diinginkan

terjadi pada usia 40-49tahun (36,9%).

2) Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang dialami ibu, baik persalinan yang

hidup maupun yang tidak, tetapi tidak termasuk aborsi. Kehamilan dan persalinan

pertama meningkatkan risiko kesehatan yang timbul karena ibu belum pernah

mengalami kehamilan sebelumnya, selain itu jalan lahir baru akan dilalui janin.
5
Semakin tinggi paritas maka semakin tinggi risiko terjadinya kehamilan tidak

diinginkan.

Ibu yang pernah melahirkan anak 4 kali atau lebih maka kemungkinan akan

banyak ditemui keadaan seperti kesehatan terganggu, anemia, kurang gizi,

kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim, tampak ibu dengan perut

menggantung (Rochjati, 2011). Menurut penelitian (Anggraini dkk, 2018)

menunjukkan bahwa kehamilan tidak diinginkan terbanyak terjadi pada paritas >4

(26,5%).

3) Jarak Kelahiran

Jarak antara dua kehamilan yang terlalu dekat dapat menimbulkan

komplikasi serius pada kehamilan maupun proses kelahiran. World Health

Organization (WHO) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) menyatakan bahwa jarak antar kehamilan sebaiknya 2 hingga 3 tahun.

Jika kurang dari dua tahun, maka bisa berdampak buruk bagi kesehatan ibu maupun

janin.

Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun,

kesehatan fisik dan rahim ibu masih membutuhkan istirahat sehingga dapat

menyebabkan terjadinya penyulit seperti keguguran, anemia, gangguan kekuatan

kontraksi, kelainan letak dan posisi janin. Ada kemungkinan ibu masih menyusui.

Selain itu anak masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya (Widatiningsih &

Dewi, 2017). Menurut penelitian (Anggraini dkk, 2018), kehamilan tidak

diinginkan distribusi terbesar terdapat pada jarak lahir 13-24 bulan (13,3%)

dibandingkan dengan jarak lahir 25-36 bulan (12,9%) dan jarak lahir 1-12 bulan

(12,2%).
6
4) Status pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS,2012), kawin atau menikah adalah

seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat

pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup

tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara dan

sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat

sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri.

Menurut penelitian (Anggraini dkk, 2018) menunjukkan bahwa sebagian

besar responden pada penelitian memiliki status pernikahan sudah menikah

(97,1%), hanya sebagian kecil responden yang belum menikah (2,9%). Penelitian

menunjukkan bahwa ibu yang sudah menikah secara signifikan akan lebih banyak

mengalami kehamilan tidak diinginkan (7,9%) dibandingkan ibu yang tidak

menikah (1,1%). Kemungkinan ibu yang menikah yang mengalami kehamilan yang

tidak diinginkan 4,5 kali dibandingkan ibu yang tidak menikah mengalami

kehamilan tidak diinginkan

7
BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOLABORASI PADA KASUS PATOLOGI DAN KOMPLIKASI


PADA NY. S DENGAN KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN

Hari / Tanggal : Sabtu / 30 Maret 2024


Tempat Pengkajian : Puskesmas Gandus
Waktu : 09.00 WIB

I. IDENTITAS

Istri
Nama : Ny S
Umur : 39 Tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kel Gandus

Suami
Nama : Tn F
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :Kel.Gandus

8
II. DATA SUBJEKTIF
A. Data Kebidanan
1. Keluhan utama :
Ibu mengatakan merasa cemas mengahadapi kehamilannya karena faktor
usia ibu dan ibu sudah memiliki 3 orang anak, ibu mengatakan tidak
menginginkan kehamilannya
2. Riwayat Psikososial
a. Kehamilan ini tidak direncanakan
b. Perasaan ibu tentang kehamilan ini : merasa cemas karena faktor
usia dan takut terjadi komplikasi dengan kehamilannya
c. Emosional ibu pada saat pengkajian : ibu terlihat gelisah dan tidak
tenang
d. Hubungan dengan suami harmonis dan suami mendukung
kehamilan ibu
e. Hubungan dengan keluarga baik dan keluarga mendukung
kehamilan ibu

3. Riwayat obsetri
a. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Jumlah :2 kali ganti pembalut/hari
Lamanya :7 hari
Warna : Merah kecoklatan
Dismenorea : Tidak
b. Riwayat kehamilan sekarang :
HPHT : 5-2-2024
TP : 12-11-2024
Keluhan : Mual di pagi hari

4. Status Pernikahan
Pernikahan ke : 1 (Sah)
Usia waktu pernikahan : 20 tahun
Lamanya : 17 tahun

9
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Usia Jenis
Tahun Tempat Keadaan
Hamil Ke kehamila Persalina Penolong JK/BB/PB Laktasi Penyulit
lahir Bersalin nifas
n n

Pr/3000g/ 49
1 2007 Aterm Normal PMB Bidan Baik Normal -
cm

Lk/2900g/ 48
cm
2 2010 Aterm Normal PMB Bidan Baik Normal -

Lk/3100g/48
cm
3 2015 Aterm Normal PMB Bidan Baik Normal -

4 INI

6. Riwayat Keluarga Berencana (KB)

Ibu mengatakan pernah menggunakan kontrasepsi suntik KB 3 bulanan kemudian berhenti


sejak 1 tahun yang lalu

7.Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit menular
(HIV/Sifilis/dan sebagainya) : Tidak ada Riwayat penyakit
keturunan
(Hipertensi/DM/ dan sebagainya) : Tidak ada

10
B. Data kebiasaan sehari-hari
1.Nutrisi
Pola Makan
Pagi : Nasi/ Lauk Pauk/ Sayur
Siang : Nasi/ Lauk Pauk/ Sayur/ Buah
Malam : Nasi/ Lauk Pauk/ Sayur/ Buah

Pola minum
Air Putih : ± 10 gelas per hari
Kopi /Teh :-

2.Pola Eliminasi BAK


Frekuensi : ± 5 kali per hari Warna : Kuning
Jernih
Keluhan : Tidak ada

BAB
Frekuensi : 1 kali per hari Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada

3.Pola aktivitas dan Istirahat


Tidur siang : ± 30 menit Tidur Malam : ± 7 jam
Aktivitas : Mengurus rumah tangga

4.Personal hygiene
Mandi : 2 kali per hari
Sikat gigi : 2 kali per hari
Ganti pakaian dalam : 2 kali per hari

III. DATA OBJEKTIF


A. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Tempratur : 36,5 OC
Nadi : 80 kali/ menit

11
Pernapasan : 24 kali/ menit
Tinggi Badan : 155 cm
BB Sebelum hamil : 56 kg
BB Sekarang : 56 kg
LILA : 26 cm

B. Pemeriksaan Fisik
1.Inspeksi
Kepala : Bersih
Rambut : Hitam, bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak odema
Mata : Konjungtiva, tidak anemis, sklera, tidak ikterik,
simetris kiri dan kanan
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
Mulut : Tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tirod dan limfe
Dada : Simetris
Payudara : Tidak ada benjolan yang bersifat patologis
Perut : Tidak ada benjolan yang bersifat patologis, tidak
ada luka bekas operasi
Genetalia : Bersih, tidak ada tanda tanda PMS

Ekstremitas atas dan bawah : Simetris, tidak ada oedema, kuku


bersih, tidak ada varises
Kulit : Tidak pucat, bersih, turgor kulit baik
Tulang Belakang : Tidak skoliosis, kifosis, lordosis
Anus : Tidak ada hemoroid

2. Palpasi
- Leopold I : TFU Belum teraba
- Leopold II : -
- Leopold III : -
- Leopold IV : -

3. Pemeriksaan penunjang
A. Pemeriksaan USG

B. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan PT : Positif
HB : 11,2%
Golongan darah : A+
Protein urine : Negatif
Reduksi : Negatif
Sifilis : Non reaktif
HIV : Non reaktif
HBsAg : Non reaktif

12
IV. ANALISA DATA
Diagnosa : G4P3A0 Hamil 8 minggu dengan kehamilan tidak di
inginkan

V. PENATALAKSANAAN
1.Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kesehatan
ibu dan janin dalam keadaan baik dan normal. (ibu mengerti
dengan penjelasan bidan)
2. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan meyakinkan
ibu bahwa kehamilannya akan berjalan baik-baik saja
3. Menganjurkan kepada ibu agar menjaga kehamilannya dan
menjelaskan dampak dan resiko jika ibu ingin melakukan
pengguguran kehamilan. (Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang perubahan fsiologis ibu
hamil, P4K, Nutrisi dengan gizi seimbang, personal hygiene dan
istirahat yang cukup. (ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
5. Menganjurkan ibu untuk meminta bantuan kepada suami dan
keluarga untuk membantu menangani kecemasan yang dialami
oleh ibu.
6. Mengenalkan pada ibu tentang tanda tanda bahaya dalam kehamilan
dan menganjurkan kepada ibu agar segera datang ke dokter atau bidan
bila mengalami tanda tanda bahaya tersebut
7. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya berKB dan menganjurkan ibu
agar segera berKB setelah bersalin
8. Mendiskusikan pada ibu tentang rencana persalinan
9. Melakukan terapi pemberian obat dan suplemen vitamin kepada ibu

10. Menganjurkan kepada ibu agar mengkonsumsi obat dan suplemen


sesuai dosis yang dianjurkan
11. Mengnjurkan pada ibu untuk ANC secara teratur
12. Melakukan pendokumentasian/pencatatan hasil asuhan kebidanan kedalam
Buku register ibu hamil d an buku KIA

VI. EVALUASI
1. Ibu memahami dan dapat menerima kondisi kehamilannya saat ini
2. Ibu dapat menerima kehamilan yang tidak diinginkannya sebagai
Suatu anugerah Tuhan yang harus dijaga
3. Ibu bersedia melakukan semua anjuran yang diberikan

13
DAFTAR PUSTAKA

Desta Ayu Cahya Rosyida (2021) Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita.
Edited by Desta Ayu Cahya Rosyida. PT. PUSTAKA BARU.
Guspaneza (2019) ‘Pengaruh Perilaku ibu selama kehamilan terhadap status
kehamilan yang tidak diinginkan di Indonesia’, MKMI.
Ismawati, U. (2017) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan Tidaks
Diinginkan Pada Remaja’, Journal of Health Studies.
Kharisma (2020) ‘Gambaran Karakteristik Wanita Dengan Kehamilan Tidak
Diinginkan Dalam Perilaku Pemeriksaan Kehamilan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bantul’, Jurnal Yogya, Volume 2 n.
Nawati (2018) ‘Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan Terhadap Perawatan
Kehamilan dan Bayi’, Kesehatan, 9 Nomer 1.

Nisa, R., Mawarni, A. and Winarni, S. (2021) ‘Hubungan Beberapa Faktor


dengan Kehamilan Tidak Diinginkan di Indonesia Tahun 2017 ( Analisis
Data Sekunder SDKI Tahun 2017 )’, Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat,
(1), pp. 1–10.
Tinarti (2020) ‘Kehamilan Tidak Diinginkan’, 7 Nomer

14
15
16
17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai