Anda di halaman 1dari 15

“Pelayanan Home

Care
Pada Lansia”
OLEH :
KELOMPOK 3
 Yatri
 Firanti
 Radyah .H Mukmin
 Anggun Alviviani
Kunjungan rumah dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara
derajat kesehatan masyarakat serta meminimalkan resiko penyakit infeksi
masyarakat, serta mencegah dari kekambuhan penyakit (Stanhope &
Lancaster, 1996).

Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan juga semakin


meningkat dan berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah
sakit/klinik menjadi kebutuhan perawatan di rumah, khususnya bagi
klien/keluarga dengan lanjut usia.

Disamping itu, perawatan berbagai penyakit akibat proses penuaan


memungkinkan seseorang dapat menikmati usia lanjut sehingga usia
harapan hidup manusia juga meningkat.

Meningkatnya jumlah lanjut usia di satu sisi dapat dipandang sebagai asset
nasional, namun di sisi lain dapat dipandang sebagai problematika sosial yang
memerlukan perhatian khusus.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan berbagai upaya


untuk meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia. Salah satu diantaranya
adalah Program Home Care (Pendampingan dan Perawatan Lanjut Usia di
Rumah/ Lingkungan Keluarga).
Definisi

Bentuk pelayanan Perawatan Lanjut Usia di


rumah (Home Care) sangat tepat untuk diterapkan
dengan mengutamakan peran masyarakat berbasis
keluarga. Pelayanan lanjut usia di rumah (Home care)
sangat membantu lanjut usia yang mempunyai
hambatan fisik, mental dan sosial, termasuk
memberikan dukungan dan pelayanan untuk hidup
mandiri, sehingga mengurangi beban baik dari
anggota keluarga, teman, kerabat maupun tetangga
yang membantu memenuhi kebutuhan lanjut usia.
Maksud Dan Tujuan Home Care Pada Lansia
Maksud dari Home care adalah untuk mengembangkan pelayanan sosial
terhadap lansia yang berorientasi pada kebutuhan lansia itu sendiri sehingga
mereka dapat menikmati hari tuanya dengan bahagia.
Tujuan yang diharapkan dari Pendampingan dan Perawatan lanjut usia di
rumah (Stanhope & Lancaster, 1996) adalah:
© Meningkatnya kemampuan lanjut usia untuk menyesuaikan diri terhadap
proses perubahan dirinya secara fisik, mental dan sosial.
© Terpenuhinya kebutuhan dan hak lanjut usia agar mampu berperan dan
berfungsi di masyarakat secara wajar.
© Meningkatnya kemampuan  keluarga dan masyarakat dalam
pendampingan dan perawatan lanjut usia di rumah.
© Terciptanya rasa aman, nyaman dan tentram bagi lanjut usia baik di
rumah    maupun di lingkungan sekitarnya.
Manfaat home care untuk lansia berikut adalah :
1. Rasa nyaman yang lebih saat di rumah
Home care memungkinkan lansia untuk tidur di tempat tidur
sendiri, menggunakan kamar sendiri, serta mengerjakan rutinitas
harian di rumah.
2. Membantu lansia untuk melakukan rutinitas harian secara mandiri
Perasaan tidak berdaya dan tidak mempu melakukan
kegiatan sehari-hari sendiri seringkali membuat para
lansia merasa stress yang nantinya dapat memperburuk kondisi
kesehatan. Karenaynya penting bagi para lansia untuk merasa
mampu menjalani rurutinitas harian sendiri
3. Akses langsung terhadap perawatan medis Profesional
4. Interaksi Sosial
5. Pelayanan yang personal
6. Meringankan beban anggota keluarga
Sasaran
Adapun sasaran dari home care bagi lansia ini (Nugroho, 2008)
antara lain :
1. Lanjut usia 60 tahun ke atas
2. Lanjut usia yang tinggal sendiri dan lanjut usia yang tinggal
bersama keluarga baik keluarganya sendiri maupun keluarga
pengganti.
3. Lanjut usia yang mengalami hambatan, seperti lanjut usia
yang sakit, lanjut usia penyandang cacat, lanjut usia uzur dan
lain-lain.
4. Lanjut usia yang terlantar atau miskin.
Komponen Perawatan Kesehatan Lansia Di Rumah
Adapun komponen perawatan kesehatan lansia di rumah
(Zang & Bailey, 2004) antara lain :

Komponen pokok :
a.    Klien
b.    Pengasuh
c.    Pengelola di rumah
d.   Koordinator kasus
e.    Pramusila

Komponen penunjang :
a.    Tim perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas)
b.    Dokter keluarga
c.    Tim rawat rumah (RR)
Kontrak Dalam Perawatan Kesehatan Rumah
Kontrak atau perjanjian antara yayasan/pemberi jasa layanan/Agency dengan
klien dan keluarga merupakan aspek penting dalam pelaksanaan perawatan
kesehatan di rumah. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan kontak (Zang &
Bailey, 2004) yaitu :
1. Persetujuan atau kesepakatan antara yayasan/Agency dengan klien dan keluarga
tentang pelaksanaan dan perencanaan perawatan di rumah dan catatan medis.
2. Kontrak berhubungan langsung dengan proses keperawatan dan dapat
diselesaikan sesuai dengan tahapan proses keperawatan, yaitu, Pengkajian,
Perumusan masalah/Diagnosa keperawatan, Perencanaan, Pelaksanaan dan
Evaluasi keperawatan di rumah ada kesesuaian kesepakatan antara
Yayasan/Pemberi layanan/Agency dan klien/keluarga maka kontrak tersebut
dapat dilanjutkan pada kunjungan berikutnya akan tetapi bila tidak
memungkinkan/tidak ada kesesuaian maka kontrak dapat ditinjau kembali.
3. Pembuatan kontrak dapat dilakukan secara nonformal (Lisan) ataupun tulisan
(Formal) tergantung dari persetujuan dan kesepakatan bersama kedua belah
pihak antara yayasan/pemberi jasa layanan/Agency dengan klien/keluarga.
Standar Praktek Keperawatan Kesehatan
Rumah
Adapun standar dari praktek keperawatan kesehatan
rumah antara lain :
1. Standar I (Organisasi Pelayanan Kesehatan
Rumah)
2.   Standar II (Teori)
3.   Standar III (Pengumpulan Data)
4.   Standar IV (Diagnosa)
5.   Standar V (Perencanaan)
6.  Standar VI (Intervensi)
7.   Standar VII (Evaluasi)
PROGRAM/KEGIATAN
Bentuk pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di rumah
klien yang merupakan pelayanan professional, menggunakan
metode sistematik dalam manajemen kasus.
Adapun program/kegiatan home care (perawatan kesehatan
rumah) pada lansia yang dapat dilaksanakan, antara lain yaitu

1. Manajemen kasus home terbagi atas :


1. Melakukan seleksi kasus
Melakukan spesifikasi pasien lansia dengan perawatan khusus (usia
lanjut pasca rawat inap dan risiko tinggi) seperti cidera, diabetes
mellitus, gagal jantung, asma berat, stroke, amputasi, luka kronis,
nutrisi melalui infus, dll.
© Melakukan pengkajian kebutuhan pasien
Perawat melakukan pengkajian pada kebutuhan pasien sepert
kondisi fisik, kondisi psikologis, status sosial ekonomi, pola
perilaku pasien, sumber-sumber yang tersedia di keluarga pasien.
© Membuat perencanaan pelayanan
© Melakukan koordinasi pelayanan
© Melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan
Untuk dapat menilai hasil pemantauan dan penilaian tersebut diatas,
diperlukan indikator sebagai berikut :
No Indikator Target nasional
(dalam kurun waktu 1 tahun)

1 Prosentase pra usia lanjut yang dilayani (Proporsi pra usia lanjut yang …………………%
mendapat pelayanan dari yang membutuhkan pelayanan)

2 Prosentase usia lanjut yang dilayani (Proporsi usia lanjut yang …………………%
mendapat pelayanan dari yang membutuhkan pelayanan)

3 Prosentase Pramusila yang telah mendapat pelatihan …………………%

4 Prosentase Pramusila yang aktif melakukan pelayanan …………………%

5 Prosentase pengasuh yang terlibat dalam perawatan kesehatan di …………………%


rumah

6 Jadwal kegiatan tim Ada/Tidak


7 Notulen rapat tim minimal sekali dalam seminggu Ada/Tidak
8 Prosentase peningkatan kemandirian klien yang dirawat dinilai ………………….%
berdasarkan indeks ADL (Kazt, 1960)

9 Frekuensi kunjungan Pramusila sesuai kontrak kerja Ada/tidak


Cara merawat pasien stroke pada pendekatan home
Posisi di tempat tidur dan terapi fisik
a. Membalik pasien
b. Duduk di tempat tidur
c. Perawatan mata dan mulut
d. Perawatankulit
e. Mencegah nyeri bahu
f. Turun dari tempat tidur dan bergerak
g. Menelan dan makan
h. Latihan bibir dan lidah
i. Pengendalian buang air besar dan kecil
j. Mencegah jatuh
Peran keluarga dalam merawat

Selama perawatan peran keluarga sangat penting untuk


1. Meningkatkan kemampuan pasien untuk mandiri
2. Meningkatkan rasa percaya diri
3. Meminimalkan kecacatan seringan mungkin
4. Mencegah Terjadinya serangan ulang stroke

Prinsip merawat pasien stroke di rumah

1. Mencegah terjadinya luka di kulit akibat tekanan


2. Mencegah terjadinya nyeri bahu
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM

Program pembinaan kesehatan lansia ini bertujuan meningkatkan derajat kesehatan


dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai eksistensinya dalam masyarakat (Depkes RI,
2003).
Dalam hal ini pemerintah mengupayakan beberapa cara untuk meningkatkan
kesejahteraan lansia dimana salah satunya adalah dengan pembentukan home care
(perawatan kesehatan rumah). Program/kegiatan perawatan kesehatan lansia di rumah
sudah dilandasi oleh dasar hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Walaupun
telah cukup banyak produk hukum yang telah diterbitkan, namun belum ada peraturan
pelaksanaannya. Begitu pula belum disusunnya peraturan daerah, petunjuk pelaksanaan,
dan petunjuk teknisnya sehingga penerapan di lapangan sering menimbulkan
permasalahan.
Menurut pendapat Maryam, dkk, 2008, dimana menyatakan ada beberapa undang-
undang yang perlu disusun demi mengoptimalkan dalam memberikan pelayanan bagi
lanjut usia, diantaranya adalah UU tentang pelayanan lansia berkelanjutan (Continuum of
Care), UU tentang tunjangan perawatan lansia (Medicare), UU tentang penghuni panti
(Charter of Resident’s Right), UU tentang pelayanan lansia di masyarakat (Community
Option Program).
Sekian
Dan
“Terima kasih”

Anda mungkin juga menyukai