Anda di halaman 1dari 23

Palliative By : Kelompok III

Nurul Baithy
Pratiwi Hardiyanthi Putri
Nurul Thalia Salsabila
Rezky Amaliah Ramli
Wirdanti
Yayu Safitri
Bagaimana cara melakukan manajemen perawatan Paliatif?

1.Seorang wanita berusia 33 tahun dirawat di rumah sakit karena batuk


yang berkepanjangan lebih dari satu bulan dan penurunan berat badan 10
kg dalam sebulan. Pemeriksaan X-ray dan hasil tes dahak menunjukkan
bahwa ada tuberkulosis di paru-parunya. Pemeriksaan fisik menunjukkan
RR 34x / menit, ronchi (+) di kedua paru-paru, berat badan 34 kg dan
tinggi 155 cm. Klien mengeluh dispnea dan bertambah buruk ketika dia
mencoba berjalan. Dia merasa putus asa karena dia tidak bisa menjaga
keluarganya seperti biasa, perawat menyarankannya untuk melakukan
dzikir.
Clarifying
Unfamiliar
Termps
“Dispepsia”
Mengacu pada suatu kondisi dimana terdapat keluhan pada
perut bagian atas seperti kembung, cepat kenyang (sebah),
mual, atau bersendawa. Gejalanya seringkali dipicu oleh
makan. Dispepsia adalah penyakiy fungsional, seperti halnya
sindrom iritasi usus (IBS). Penyakit fungsional adalah
penyakit dimana tidak ada kelainan anatomis yang dapat
dilihat, misalnya dengan pemeriksanaan sinar x atau
histologis di bawah mikroskop. Gangguan ini diyakini karena
adanya perubahan fungsi, terutama pada otot-otot dan saraf di
saluran pencernaan.
"Tuberkulosis"
Penyakit akibat infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis
(TBC)

“Ronchi”
Suara tambahan disamping suara nafas, yaitu bunyi
gelembung-gelembung udara yang melewati cairan (gurgling
atau bubling) terutama pada fase inspirasi. Ronchi basah
disebabkan oleh adanya eksudat atau cairan dalam bronkiolus
atau alveoli dan bisa juga pada bronkus dan trakea.
“Pemeriksanaa X-Ray”
Salah satu tekhnik pencitraan medis yang menggunakan
radisasi elektromagnetik untuk mengambil gambar atau foto
bagian dalam tubuh. Prosedur ini merupakan bagian dari
pemeriksaan penunjung untuk keperluan penegakan diagnosa
yang lebih akurat.
Problem
Definition
1. Bagaimana cara pencegahan penyakit pada klien TB?

2. Mengapa nafsu makan turun dan BB turun pada klien


TB?

3. Apa saja akibatnya bila penderita TB minum obat tidak


teratur?

4. Bagaimana penularan pada klien TB?

5. Bagaimana pengobatan pada klien dengan penyakit TB?


Bainstorming
Bagaimana cara pencegahan pada klien TB?

1. Hindari kontak langsung. Menghindari kontak langsung dengan penderita TBC adalah
salah satu hal terpenting dalam pencegahan TBC.

2. Konsumsi makanan bergizi.

3. Menerapkan kebiasaan sehat.

4. Rajin berolahraga

5. Memiliki ventilasi yang memadai.

6. Minum obat secara teratur.

7. Vaksin BCG
Mengapa Nafsu makan turun dan BB turun pada klien TB?

Kebanyakan penderita TBC, mengalami penurunan berat badan karena


beberapa factor. Antara lain karena kehilangan nafsu makan, mual, dan
sakit perut. Kondisi tubuh yang tidak mendapatkan asupan gizi
memadai tersebut rentan menurunkan kemampuan tubuh untuk
melawan penyakit.
Apa saja akibatnya bila penderita TB minum obat tidak
teratur?
Akibat tidak disiplin dan sering lupa minum obat secara teratur, kondisi
ini meningkatkan risiko penularan penyakit TBC ke orang lain yang
sehat. Bahayanya, orang lain tidak hanya terinfeksi bakteri TBC biasa.
Bakteri yang resistan obat juga bisa berpindah dan menginfeksi tubuh
orang lain.
Bagaimana Penularan Penderita TB?

Penularan TBC umumnya terjadi melalui udara. Ketika penderita TBC


aktif memercikkan lender atau dahak saat batuk atau bersin, bakteri TB
akan ikut keluar melalui endir tersebut dan terbawa ke udara.
Selanjutnya, bakteri TB akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara
yang dihirupnya.
Bagaimana Penularan Penderita TB?

Penularan TBC umumnya terjadi melalui udara. Ketika penderita TBC


aktif memercikkan lender atau dahak saat batuk atau bersin, bakteri TB
akan ikut keluar melalui endir tersebut dan terbawa ke udara.
Selanjutnya, bakteri TB akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara
yang dihirupnya.
Bagaimana pengobatan pada klien dengan penyakit TB?

Penyakit ini dapat disembuhkan dan jarang berakibat fatal jika


penderita mengikuti saran dari dokter. Prinsip utama pengobatan TBC
(tuberculosis) adalah patuh untuk minum obat selama jangka waktu
yang dianjurkan oleh dokter (minimal 6 bulan).

Apabila berhenti meminum obat sebelum waktu yang dianjurkan.


Penyakit TBC yang anda derita berpotensi menjadi kebal terhadap obat-
obat yang biasa diberikan. Jika hal ini terjadi, TBC menjadi lebih
berbahaya dan sulit diobati.
Obat yang diminum merupakan kombinasi dari
isoniazid, rifampicin, pyrazinamide dan
ethambutol. Sama seperti semua obat, obat TBC
juga memiliki efek samping antara lain:
• Warna urine menjadi kemerahan.
• Menurunnya efektivitas pil KB. KB suntik,
atau susuk.
• Gangguan penglihatan.
• Gangguan saraf.
• Gangguan fungsi hati.
Karena efek samping yang mungkin terjadi,
kombinasi obat dan dosisnya bisa berbeda pada
beberpa kasus spesial. Untuk penderita yang
sudah kebal dengan kombinasi obat tersebut, akan
menajalani pengobatan dengan kombinasi obat
yang lebih banyak dan lebih lama. Lama
pengobatan dapat mecapai 18-24 bulan.
Analyzing The
Problem
Udara Tercemar Microbacterium
Tuberculosis

Dihirup Indovidu Rentan

Masuk Paru-Paru

Menempel Alveoli

Penumpukan

Tuberkulosis Meluas Produksi Sekret Berlebih

Penyebaran Hematogen Limpogen Sekret sukar dikeluarkan

Pemecahan KH, Lemak, Protein Batuk berlebih

Anoreksia, Mual, Muntah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efek


Selera Makan Mengungkapk
Defisit Nutrisi Menurun an
Keputusasaan
Keputusasaan
Formulating
Learning Issue
1. Keputusasaan Berhubungan dengan Penurunan
kondisi fisiologis.
Yang ditandai dengan selera makan menurun.

2. Defisit Nutrisi Berhungan dengan Kurangnya


Asupan makanan.
Yang ditandai dengan Nafsu makan menurun.

3. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif


Berhubungan Dengan Hipersekresi Jalan Napas.
Yang ditandai dengan Sputum berlebih/Obstruksi
di jalan napas.
Self Study
Petugas Kesehatan merupakan seseorang yang berperan aktif dalam meningkatkan derajat
Kesehatan diantaranya kasus tuberculosis paru. Petugas Kesehatan bukan hanya sebagai rujukan
Kesehatan tetapi selain farmakologi untuk menangani masalah yang menyangkut penyakit
tuberculosis paru. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan pengetahun dalam penguatan kapasitas
petugas Kesehatan untuk mengaplikasikan terapi komplementer dalam mengatasi mual dan
muntah pada pasien tuberculosis paru
Thank You

Anda mungkin juga menyukai