Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP


MUHAMMADIYAH

Disusun oleh :

Aditya fathoni akbar - 22.53.026049

Andi rudiansyah – 22.53.026052

Deprian januar – 22.53.026054

Erdi pratama putra – 22.53.026047

Fathur rafiandi Rahman – 22.53.0260

ILMU KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muhammadiyah dicetuskan oleh seorang ulama yang berpikiran luas dan cerdas K.H. Ahmad Dahlan dan
secara resmi didirikan pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 M di Jogyakarta. Kondisi
umat yang sangat memprihatinkan saat itu membuat K.H. Ahmad Dahlan terpanggil untuk membuat
sebuah gerakan dakwah yang menyeru kepada amar ma’ruf nahi munkar. K.H. Ahmad Dahlan berusaha
mengembalikan umat kepada ajaran Al-Quran dan Al-Hadits.

Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia memiliki posisi dan peranan yang
cukup strategis, baik sebelum Indonesia merdeka maupun setelah kemerdekaan hingga saat ini.
Muhammadiyah bukan saja dikenal sebagai gerakan dakwah semata, namun dikenal pula sebagai
gerakan Tajdid (pembaharu) dan garakan kebangsaan (nasional). Muhammadiyah dalam kancah
nasional memberikan kontribusi yang sangat signifikan terutama dalam bidang pendidikan. Lembaga
pendidikan Muhammadiyah banyak tersebar di seluruh nusantara.

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah diformulasikan sebagai butir-butir yang dipelajari
di segala aspek yang berkaitan dengan kegiatan kemuhammadiyahan, baik di sekolah-sekolah, di kantor-
kantor, serta dilapangan. Matan ini selayaknya ada di setiap tempat tersebut, karena setiap butirnya
mesti ditanamkan di setiap hati para partisipan Muhammadiyah pada khusunya bahkan setiap muslim
pada umumnya. Namun lebih dari kata-kata diatas setiap butir matan keyakinan dan cita-cita hidup
Muhammadiyah memang berisi segala pedoman-pedoman yang telah disadur dari ajaran Islam itu
sendiri, sehingga dari isinya diharapkan sejalan dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam yang dibawa
oleh Rasulullah pada masanya.

Maka Muhammadiyah telah berpedoman pada Imam segala muslim yaitu “Al-Qur’an” dalam menyusun
setiap butir matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah dengan penelaahan dan persetujuan
dari segala pihak dalam lingkup Muhammadiyah diharapkan matan ini menjadi visi dan misi yang
dipegang teguh para masyarakat Muhammadiyah.

Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah merupakan keputusan tanwir pada tahun 1969 di
Ponorogo dan Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah:

1. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;

2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta.


B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pengertian MKCHM?

2. Bagaimana Sejarah Perumusan MKCHM?

3. Apa Isi MKCHM?

4. Bagaimana Hakikat MKCHM?

5. Apa Fungsi MKCHM?

6. Bagaimana Sistematika dan Pedoman untuk Memahami Rumusan MKCHM?

7. Bagaimana Memahami MKCHM?

C. Tujuan Masalah

1. Memahami Pengertian MKCHM

2. Memahami Sejarah Perumusan MKCHM

3. Memahami Isi Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah

4. Memahami Hakikat MKCHM

5. Memahami Fungsi MKCHM

6. Memahami Sistematika dan Pedoman untuk Memahami Rumusan MKCHM

7. Memahami Memahami MKCHM


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian MKCHM

MKCHM adalah sebuah teks putusan resmi persyarikatan yang disahkan oleh sidang Tanwir. Berisi
tentang matan atau teks keyakinan dan cita-cita persyarikatan.

MKCH-M adalah sistem paham (ideologi) Muhammadiyah

dalam memperjuangkan melaksanakan gerakan untuk mencapai tujuan. Atau dengan kata lain MKCH-M
merupakan substansi ideologis yang bersifat atau mengandung paham agama (Islam) yang fundamental
sekaligus pernyataan misi Muhammadiyah.

B. Sejarah Perumusan MKCHM

· Disahkan : Pada Muktamar ke-37 tahun 1968 di

Yogyakarta

· Kedudukan : Sebagai hasil tajdid di bidang Ideologi

· Disempurnakan : Sidang Tanwir tahun 1969 di Ponorogo

· Pada periode : K.H. Faqih Usman dan K.H. A.R.

Fakhrudin

Muhammadiyah sebagai perserikatan memiliki 4 teks cita-cita yang merupakan sebuah impian yang
diiringi dengan sebuah keyakinan. Matan Muhammadiyah tersebut yaitu:

1. Mewujudkan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Artinya: Para sekutu Muhammadiyah


harus bersih dari penyakit TBC/ Bid’ah, khurofat, Tahayul dll.

2. Menjadikan Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Artinya: Islam adalah agama untuk semua
yang ada di dunia ini, di pelajari oleh siapa saja, dan diamalkan untuk siapa saja adalah menjadi cita-cita
Muhammadiyah.
3. Dalam amalan Muhammadiyah berdasarkan Al-Qur’an, Hadits.

4. Melaksanakan ajaran-ajaran Islam meliputi segala bidang, baik Akhlak, Aqidah, Ibadah dan
Muamalah.

C. Isi Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah

Arti matan adalah sesuatu yang menjulang dan tinggi di atas tanah. Secara istilah, matan adalah suatu
kalimat tempat berakhirnya sanad. Sanad secara bahasa artinya sesuatu yang dijadikan sandaran. Secara
istilah, sanad adalah mata rantai persambungan periwayat yang bersambung bagi matan hadist.

Jadi, Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita, bahkan kita hidup ini harus memiliki sebuah cita-
cita, dengan cita-cita kita hidup, dengan cita-cita pula kita berambisi. Tetapi cita-cita tanpa sebuah
keyakinan adalah sebuah mimpi belaka. Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita
semangat dalam mengejar cita-cita kita itu. Maka isi dari matan keyakinan dan cita-cita hidup
muhammadiyah, yakni sebagai berikut:

1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan
bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama,
adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah di muka bumi.

2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya,
sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad
SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin
kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.

3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:

a. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;

b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi
Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:

a. 'Aqidah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala
kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.

b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-
ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.

c. Ibadah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa
tambahan dan perubahan dari manusia.

d. Muamalah Duniawiyah

Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan


pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang
ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah
berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik
Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-
sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT:

"BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR"

(Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)

Catatan:

Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah:

1. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;

2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.

D. Hakikat MKCHM

MKCHM berhubungan erat dengan pandangan ideologis. Rumusan ideologi tersebut merupakan hasil
Tanwir Ponorogo tahun 1968 sebagai kelanjutan dan amanat muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta.
Pengertian ideologi di sini adalah “Keyakinan Hidup” (H.M. Djindar Tamimy, 1968: 6).

Oleh karena itu, ideologi Muhammadiyah dapat disimpulkan sebagai “seperangkat pemikiran dan sistem
perjuangan untuk mewujudkan cita-cita”, atau “sistem paham dan perjuangan untuk mewujudkan cita-
cita”, yaitu “paham Islam dan sistem gerakan Muhammadiyah”. Namun demikian, MKCHM sebagai
materi ideologi didukung pula dengan putusan-putusan organisasi lainnya yang menjadi pedoman resmi
dalam Muhammadiyah. Aspek ideologi tersebut contohnya dapat ditemukan dalam substansi
Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian, Khittah, Pedoman Hidup Islami Warga
Muhammadiyah dan Persyarikatan Pikiran Muhammadiyah Jelang Satu Abad.

E. Fungsi MKCHM

MKCHM berfungsi sebagai petunjuk arah menuju cita-cita yang diperjuangkan. Fungsi MKCM dari sudut
isinya adalah penegasan tentang kedudukan manusia di hadapan Allah dan diantara manusia sendiri,
yaitu:

1. Manusia berfungsi sebagai hamba.

2. Manusia berfungsi sebagai khalifah di muka bumi.

3. MKCHM berfungsi sebagai penunjuk arah yang tepat menuju cita-cita yang diperjuangkan.

4. MKCHM berkedudukan sebagai penegas sikap Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dan
Gerakan Tajdid, sesuai dengan paham Muhammadiyah tentang agama Islam.

F. Sistematika dan Pedoman untuk Memahami Rumusan MKCHM

Rumusan “Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” terdiri dari lima (5) angka yaitu:

1. Ayat 1: Muhammadiyah adalah adalah gerakan berasas Islam, bercita-cita dan bekerja untuk
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia
sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.

2. Ayat 2: Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada
para rasul-Nya, sejak Nabi Adam a.s. sampai dengan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai hidayah dan
rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan
spiritual, duniawi dan ukhrawi.

3. Ayat 3: Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a) al-Quran; b) al-Hadits, dengan


menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

4. Ayat 4: Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-
bidang:

a) aqidah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan;

b) akhlaq, yaitu ajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap mental;


c) ibadah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tatacara hubungan manusia dengan
Tuhan;

d) mu’amalah duniawiyah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan pengolahan dunia dan pembinaan
masyarakat.

5. Ayat 5: Muhammadiyah mengajak segala lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunisa
Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara
Republik Indonesia yang berfalsafah Pancasila untuk berusaha bersama-sama menjadikan negara
Republik Indonesia tercinta ini menjadi “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” (negara yang adil
makmur dan diridhai Allah SWT).

5 (Lima) angka tersebut dapat dibagi menjadi tiga kelompok:

1. Kelompok kesatu:

Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, ialah angka 1 dan 2 yang berbunyi:

“Muhammadiyah adalah Gerakan berasas Islam, bercita-cita dan bekerja untuk mewujudkan masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah
Allah dimuka bumi.”

Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-
Nya. Sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad saw,
sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan
hidup material dan spiritual, dunia dan ukhrawi.

2. Kelompok kedua:

Mengandung persoalan mengenai faham agama menurut Muhammadiyah, ialah angka 3 dan 4 yang
berbunyi:

a. Muhammdiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:

1. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.

2. Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi
Muhammad saw. Dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

b. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang: a)


Aqidah, b) Akhlak, c) Ibadah, d) Mu'amalat Duniawiyat.
c. Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala
kemusyrikan, bid'ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.

d. Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-
ajaran al-Qur'an dan sunah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.

e. Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah saw. tanpa
tambahan dan perubahan manusia.

f. Muhammdiyah bekerja untuk terlaksanya mu'amalat duniawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan
masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini
sebagai ibadah kepada Allah swt.

3. Kelompok ketiga:

Mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik
Indonesia, ialah angka 5 yang berbunyi:

“Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah
berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik
Indonesia yang berfalsafah Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu Negara yang
adil, makmur dan di ridloi Allah swt (BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR).”

G. Memahami MKCHM

Uraian singkat mengenai Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.

1. Pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, yang terkandung dalam angka 1 dan 2 dari Matan
“Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah”, ialah:

a. Aqidah: Muhammadiyah adalah ber’aqidah Islam.

b. Cita-cita/Tujuan: Bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur
yang diridhai Allah SWT.

c. Ajaran yang digunakan untuk melaksanakan aqidah dalam mencapai cita-cita /tujuan tersebut:
Agama Islam adalah agama Allah sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada ummat manusia sepanjang
masa dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan sprituil, duniawi dan ukhrawi.
Nilai-nilai ideologis tersebut haruslah ditanamkan dan disosialisasikan, yang intinya diinternalisasikan
sehingga menjadi darah-daging setiap orang Muhammadiuyah dalam berpikir dan bertindak. Setelah
nilai-nilai ideal itu terinternalisasi maka secara kolektif kemudian membentuk kesadaran untuk
bertindak bersama yang menunjukan watak, ciri, dan sosok orang Muhammadiyah sebagaimana yang
semestinya. Inilah yang disebut dengan internalisasi nilai-nilai Ke-Muhammadiyahan

2. Fungsi aqidah dalam persoalan Keyakinan dan Cita-cita hidup adalah sebagai sumber yang
menentukan bentuk keyakinan dan cita-cita hidup itu sendiri. Aqidah Islam dirumuskan sebagai
konsekuensi logis dari gerakannya. Formulasi aqidah yang dirumuskan dengan merujuk langsung kepada
suber utama ajaran Islam itu disebut ‘aqidah shahihah, yang menolak segala bentuk campur tangan
pemikiran teologis.

Berdasarkan Islam, artinya ialah Islam sebagai sumber ajaran yang menentukan keyakinan dan
cita-cita hidupnya. Ajaran Islam, yang inti ajarannya berupa kepercayaan tauhid membentuk keyakinan
dan cita-cita hidup.

Bahwa hidup manusia di dunia ini semata-mata hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT,
demi untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Hidup beribadah menurut ajaran Islam, ialah hidup
bertaqarrub kepada Allah SWT, dengan menu-naikan amanah-Nya serta mematuhi ketentuan-ketentuan
yang menjadi peraturan-Nya guna mendapatkan keridhaan-Nya.

Amanah Allah yang menentukan fungsi dan misi manusia dalam hidupnya di dunia, ialah manusia
sebagai hamba Allah dan khalifah (pengganti)Nya yang bertugas mengatur dan membangun dunia serta
menciptakan dan memelihara keamanan dan ketertibannya untuk memakmurkannya.

3. Fungsi cita-cita/tujuan dalam persoalan Keyakinan dan cita-cita hidup ialah sebagai
kelanjutan/konsekuensi dari Aqidah. Hidup yang beraqidah Islam, tidak bisa lain kecuali menimbulkan
kesadaran pendirian, bahwa cita-cita/tujuan yang akan dicapai dalam hidupnya di dunia, ialah
terwujudnya tata-kehidupan masyarakat yang baik, guna mewujudkan kemak-muran dunia dalam
rangka ibadahnya kepada Allah SWT.

Dalam hubungan ini, Muhammadiyah telah menegaskan cita-cita/tujuan perjuangannya dengan:


“…sehingga terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur, yang diridhai Allah SWT”. (AD PS.3)
Bagaimana bentuk/wujud masyarakat uatama yang adil dan makmur, yang diridhai Allah SWT yang
dimaksud itu, harus dirumuskan dalam satu konsepsi yang jelas dan menyeluruh.

4. Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang beraqidah Islam dan dikuatkan oleh hasil
penyelidikan secara ilmiah, historis dan sosiologis, Muhammadiyah berkeyakinan, bahwa ajaran yang
dapat untuk melaksanakan hidup yang sesuai dengan “Aqidahnya” dalam mencapai “cita-cita/tujuan”
hidup dan perjuangannya sebagaimana dimaksud, hanyalah ajaran Islam.
Untuk itu sangat diperlukan adanya rumusan secara kongkrit, sistematis dan menyeluruh tentang
konsepsi ajaran Islam yang meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia/masyarakat, sebagai isi
dari pada masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

5. Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah yang persoalan-persoalan pokoknya telah diuraikan
dengan singkat di atas, adalah dibentuk/ditentukan oleh pengertian dan fahamnya mengenai agama
Islam.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yang memiliki ciri khas
tersendiri. Berbagai macam aliran dan pemahaman tentang Islam banyak ditemui dalam masyarakat
muslim di Indonesia. Berbagai persyarikatan dan gerakan dakwah ikut pula mewarnai keberagaman
kehidupan beragama. Ada beberapa organisasi massa Islam (ormas Islam) yang cukup dikenal di
Indonesia, antara lain Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Mathlaul Anwar, dan Persatuan Islam (Persis).

Berdasarkan pengetahuan dan wawasan keislaman yang dimiliki, K.H. Ahmad Dahlan memandang
bahwa ajaran Islam sangat mendorong umatnya untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Usaha
untuk mewujudkan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan yang hakiki di dunia dan akhirat tidak
dapat dilakukan secara perorangan melainkan harus dilakukan bersama dalam bentuk “jamaah”.

Al Quran menjelaskan hal tersebut dalam Surat Ali Imran ayat 104 yang artinya “Adakanlah diantara
kamu segolongan umat yang menyeru manusia kepada Islam, memerintahkan kebaikan, dan mencegah
kemunkaran, karena mereka itulah orang-orang yang berbahagia”.

Dalam kaitannya sebagai gerakan dakwah, Muhammadiyah memandang bahwa Islam adalah agama
dakwah yang mewajibkan umatnya untuk selalu mendakwahkan ajaran Islam. Sekecil apapun dan
sepahit apapun setiap muslim wajib menyampaikan kebenaran seperti hadits Rasulullah yang artinya “
Sampaikanlah ajaran dariku (Muhammad) walaupun satu ayat”.

Landasan ideal Muhammadiyah meliputi Al-Quran dan As-Sunnah, paham agama (Muqaddimah
Anggaran Dasar dan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah), Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga, Kepribadian, Khittah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan pemikiran
formal lainnya. Sedangkan tujuan gerakan Muhammadiyah ialah mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.

Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah adalah suatu sistem paham Organisasi
Muhammadiyah dalam memperjuangkan gerakan untuk mencapai tujuan atau dengan kata lain
substansi ideologis yang mengandung paham agama yang fundamental.

Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah merupakan keputusan tanwir pada tahun 1969 di
Ponorogo dan Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah:

1. Atas kuasa Tanwir Tahun 1970 di Yogyakarta;

2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta.

Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah terbagi menjadi 3 bagian:

1. Pokok persoalan ideologis sesuai yang termaktub pada poin 1 dan 2 MKCH

2. Persoalan mengenai faham agama sesuai yang termaktub dalam poin 3 dan 4

3. Persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam masyarakat NKRI termaktub pada poin 5.

B. Saran

Untuk keseluruhan isinya dipastikan sesuai dengan Aqidah Islam dan tidak ada hal yang menyimpang
karena memang isi-isinya mengambil dari apa yang diajarkan Rasulullah, Namun yang jadi pertanyaan
adalah bagaimana cara mengamalkan terhadap kehidupan masyarakat ?

Adalah hal mudah saat harus membuat suatu sistem, tapi bagaimana agar masyarakat mau untuk
menjalankan sistem yang telah disetujui rasanya mesti jadi pemikiran kita bersama-sama setelah
membuat suatu system yang akan mudah dipahami.

Yang terjadi sampai saat ini ialah tidak sedikit pengikut Muhammadiyah yang hafal isi-isi matan tersebut,
dan tidak banyak butir-butirnya yang dapat dilakukan dalam kehidupan bermasyarakatnya,apalagi
disetiap masyarakat memiliki pemikiran yang berbeda.

Diperlukan suatu sistem yang memang tetap mengacu pada Matan diatas, namun dengan penjelasan
yang lebih spesifik dan bisa diterapkan dalam hidup masyarakat sehingga tidak terjadi silang pendapat
dalam menjelaskan isi-isi Matan yang telah disetujui diatas.

Anda mungkin juga menyukai