HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
A. Pengertian.........................................................................................................2
B. Fungsi Dan Hakikat..........................................................................................3
BAB III PENUTUP..........................................................................................8
A. Kesimpulan.......................................................................................................8
B. Saran.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita, bahkan kita hidup ini harus
memiliki sebuah cita-cita, dengan cita-cita kita hidup, dengan cita-cita pula kita berambisi.
Tetapi cita-cita tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpi belaka.
Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita
kita itu.
Matan “Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah” diputuskan oleh Tanwir
Muhammadiyah tahun 1969 di Ponorogo dalam rangka melaksanakan amanat Muktamar
Muhammadiyah ke 37 tahun 1968 di Yogyakarta. Kemudian oleh pimpinan pusat
Muhammadiyah Matan ini diubah dan disempurnakan, khususnya pada segi peristilahannya
berdasarkan amanat dan kuasa Tanwir Muhammadiyah tahun 1970.
Maka dari itu makalah kami kali ini akan mengangkat topik Matan Kehidupan
Cita-cita Hidup Muhammadiyah, agar kita bisa mengerti bagaimana cita-cita hidup
Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Pengertian MKCHM
MKCHM adalah sebuah teks dab putusan resmi persyarikatan yang disahkan oleh sidang
Tanwir. Berisi tentang matan atau teks keyakinan dan cita-cita persyarikatan.
2. Sejarah Perumusan MKCHM
MKCHM diputuskan oleh sidang Tanwir Muhammadiyah Tahun 1969 di Ponorogo.
Keputusan Tersebut dalam rangka melaksanakan amanat Muktamar Muhammadiyah ke-37
tahun 1968 di Yogyakarta. Kemudian Matan ini diubah dan disempurnakan oleh Pimpinan
Pusat Muhammadiyah. Khususnya dari segi peristilahan berdasarkan amanat dan kuasa
Tanwir Muhammadiyah tahun 1970.
Muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta bertema Tajdid Muhammadiyah. Agenda
Tajdid Muhammadiyah dalam muktamar tersebut adalah mengadakan pembaruan dalam
berbagai bidang antara lain:
a. Ideologi (keyakinan dan cita-cita hidup).
b. Khittah perjuangan.
c. Gerak dan amal usaha.
d. Organisasi.
e. Sasaran (tajdid).
Perlu diketahui bahwa muktamar ini adalah yang pertama kali digelar memasuki
zaman orde baru. Pada waktu itu tokoh-tokoh Muhammadiyah melakukan semacam
muhasabah, otokritik. Dalam muktamar itulah dirasakan perlu melakukan koreksi total. Salah
satu tekad itu adalah tajdid dalam bidang ideologi. Walhasil, terbentuk salah satu keputusan
muktamar yang dikenal dengan “Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah”.
Catatan: Rumusan matan di atas telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan
Pusat Muhammadiyah:
a. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta.
b. Disesuaikan dengan keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta.
B. Saran
Dalam makalah ini penulis memiliki harapan agar pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun. Karena penulis sadar dalam penulisan makalah ini terdapat begitu banyak
kekurangan.
Selain itu, penulis juga menyarankan setelah membaca makalah ini kita semua dapat
lebih memahami tentang aqidah Islam dan matan keyakinan dan cita-cita hidup
muhammadiyah.
DAFTAR PUSTAKA
www.muhammadiyah.or.id
http://guruilmu.wordpress.com/2011/08/15/matan-keyakinan-dan-cita-cita-hidup-
muhammadiyah/
Kamal Pasha, Musthafa, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, Pustaka Pelajar Offet,
Jogjakarta, 2000
Hambali, Hamdan, Ideologi dan Strategi Muhammadiyah, Suara Muhammadiyah, 2006
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita, bahkan kita hidup ini harus memiliki
sebuah cita-cita, dengan cita-cita kita hidup, dengan cita-cita pula kita berambisi. Tetapi cita-
cita tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpi belaka.
Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita
kita itu.
Maka dari itu makalah kami kali ini akan mengangkat topik Matan Kehidupan Cita-cita
Hidup Muhammadiyah, agar kita bisa mengerti bagaimana cita-cita hidup Muhammadiyah.
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah rumusan MKCH.
2. Mengetahui isi dari MKCH.
3. Mengerti isi dari hakikat Muhammadiyah.
4. Mengetahui hubungan antara Muhammadiyah dengan masyarakat.
5. Mengetahui hubungan antara Muhammadiyah dengan politik.
6. Mengerti hubungan Muhammadiyah dengan Ukhuwah Islamiyah.
7. Mampu memahami isi dari dasar program Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perumusan MKCH
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah
Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya
masyarakat utama, adil, makmur yang diridhoi Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan
misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada
Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi
penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi serta
ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi
Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-
bidang:
a. ‘Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala
kemusyrikan, bid’ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada
ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia
c. Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW,
tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d. Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan
pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan
dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia
Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan
Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi
AllahSWT:
“Baldatun Thayyibatub Wa Robbun Ghofur” (Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)
Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah:
a. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;
b. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.
Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari
dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan
perubahan tertentu.
Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang
sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan strukturil dan
perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu,
senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi-mungkar, serta
menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya
ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: “menegakkan
dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur
yang diridlai Allah SWT.
Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip
gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah.
Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan
gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan
kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam
lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: “menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang
diridlai Allah SWT.
Maka alam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip
gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah, Salah satunya adalah Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-
ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang seperti Aqidah, Akhlak, Ibadah dan Muamalah
Duniawiyah.
DAFTAR PUSTAKA
www.muhammadiyah.or.id
http://guruilmu.wordpress.com/2011/08/15/matan-keyakinan-dan-cita-cita-hidup-
muhammadiyah/
MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP
MUHAMMADIYAH
MAKALAH KEMUHAMMADIYAHAN
Dosen: Sudirman Tamin
Kelompok 5:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada Muktamar ke-37 muhammadiyah melahirkan kebijakan atau gerakan
’’Muhammadiyahkan kembali Muhammadiyah’’ melalui gerakan‘’Re-Tajdid’’ (memperbarui
kembali gerakan muhammadiyah melalui ”tajdid” di bidang idiologi (keyakinan dan cita-cita
hidup), garis pejuangan (khitah), amal usaha dan organisasi (Haedar Nashir, 1992 :30) dalam
sidang tanwir tahun 1968, telah di setujui pikian untuk pembinaan kembali (tajdid) ideologi/
keyakinan hidup dalam Muhammadiyah, selai itu dibentuk panitia dengan nama panitia tajdid
yang diberi tugas antara lain merumuskan idiologi /keyakinan hidup dan khitah perjuangan.
Berdasarkan mandat tanwir tersebut, dilakukan pembahasan tentang “tajdid”dibidang
keyakinan dan cita-cita hidup, khitah dan hal-hal mendasar lainya untuk dibahas dalam
Muktamar ke-37 tahun 1968 di yogyakarta.
B. Rumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
a. Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala
kemusyrikan, bid’ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada
ajaranajaran Al-Qur’an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
c. Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW,
tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d. Muammalah duniawi
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan
pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan
dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
3) Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat
karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan
bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur
dan diridhoi Allah SWT:
“BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR”
Menurut sidang tanwir ponogoro tahun 1969, selain melahirkan khitah ponogoro yang
membahas soal politik, juga berhasil merumuskan matan keyakinan dan cita-cita hidup
muhammadiyah (MKCHM) yang merupakan pandangan muhammadiyah yang berdasarkan
epistemologi islam atau paham keagamaan menurut muhammadiyah, perumusan MKCHM
sesungguhnya merupakan mandad dari hasil muktamar ke-37 tahun 1968 yang memberikan
rekomendasi agar muhammadiyah segera merumuskan konsep yang idiologis yang mampu
melahirkan matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiah dan khitah perjuangan.
Keputusan mukhtamar ke-37 yang menjadikan cikal bakal di rumuskannya matan keyakinan
dan cita-cita hidup muhammadiyah.
Mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam al-qur’an dan sunnah
Rasul
Mengetahui maksud yang tercantum dalam al-qur’an dan sunnah rasul
4) Muhammadiyah berpendirian bahwa pintu ijtihat senantiasa terbuka
5) Muhammadiyah berpendirian bahwa dalam beragama hendaklah berdasarkan pengertian
yang benar dengann ijtihad dan ittiba’
6) Muhammadiyah dalam menetapkan tuntunan yang berhubungan dengan masalah
agama baik bagi kehidupan perseorangan atau pun bagi kehidupan gerakan, adalah dengan
dasar-dasar seperti tersebut di atas, dilakukan dalam musyawarah oleh para ahlinya dengan
cara yang sudah lazim disebut “tarjih” ialah membanding-bandingkan pendapat dalam
musyawarah dan kemudian diambil mana keputusannya yang lebih kuat.
7) Dengan dasar dan cara memahami agama seperti tersebut di atas Muhammadiyah
berpendirian bahwa ajaran islam merupakan “kesatuan ajaran” yang tak mungkin di pisahkan
yang meliputi:
Aqidah
Akhlak
Ibadah
Mu’amalat
9. Fungsi, VISI dan MISI muhammadiyah
Fungsi:
Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang bersumberkan islam yang murni
seperti yang tersebut di atas, muhammaiah menyadari kewajibanya, berjuang dan mengajak
segenap golongan dan lapisan bangsa indonesia, untuk mengatur dan membangun tanah air
dan negara indonesia, sehingga terbentuknya masyakat dan negara adil dan makmur,
sejahtera bahagia, materil dan spiritual yang di ridhai ALLAH SWT.
Mengingat perkembangan sejarah dan kenyataan bangsa indonesia sampai dewasa ini,
semua yang ingin dilaksanakan dan dicapai oleh Muhammadiyah dari pada keyakinan dan
cita-cita hidupnya, bukanah hal yang baru dan hakekatnya adalah sesuatu yang wajar.
Sedangkan pola perjuangan Muhammadiyah dalam melaksanakan dan mencapai
keyakinan dan cita-cita hidupnya dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, sebagai
jalan satu-satunya, lebih lanjut mengenai soal ini dapat diketahui dan difahami dalam khittah
perjuangan muhammadiyah. Sedangkan visi dan misi muhammadiyah ialah;
VISI
“Terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya”
MISI
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan
kepada Rasul-Nya mulai dari nabi adam hingga nabi terakhir yaitu nabi Muhammad SAW,
sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin
kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.
Rumusan matan keyakinann dan cita-cita hidup muhammadiah terdiri dari 5 lima angka
5 (lima) angka tersebut dibagi menjadi 3(tiga) kelompok.
“agama (yakni agama islam yang di bawa oleh nabi muhammad saw) ialah apa yang
diturunkan allah didalam al-qur’an dan yang tersebut didalam sunnah shahih berupa perintah-
perintah dan larangan-larangan serta petunju-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan
di akhirat.”(PUTUSAN MAJLIS TARJIH)
VISI :
“terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya”
MISI:
DAFTAR PUSTAKA
Majelis dikti litbang, dan Lpi pp muhammadiyah. 2010. Satu abad muhammadiyah Jakarta:
Kompas media pustaka
Suara Muhammadiyah. 2010. MANHAJ GERAKAN MUHAMMADIYAH. Yogyakarta