Anda di halaman 1dari 19

Intellegency

Emotional

KELOMPOK 4
Agus Andriansah
Angelia Derajannaj
Yuni Khairunnisa
Naura Zurria
Dosen Pengampu : Ir. Siti Chodijah,M.T.
Apakah Kecerdasan itu?
• Wecshler (1939): Kumpulan kapasitas seseorang untuk bereaksi searah
dgn tujuan, berpikir rasional dan mengelola lingkungan secara efektif
• Stockton (1921): Kemampuan untuk mempengaruhi proses memilih yg
berprinsip pada kesamaan
• Spearman (1921): aktivitas itelektual tergantung pd General and Specific
Factor (GS Factors)
• Cattel and Horn (1968): hierarchical model of intelligence, faktor G sbg
pusat kecerdasan manusia
• Guilford (1967): structure of intellect model (SOI Model), kecerdasan
memiliki 3 dimensi: Operations (apa yg dilakukan); Contents (informasi yg
ditampilkan); Product (bentuk pemrosesan informasi).
• Kamus Psikologi (2002): kecerdasan mencakup tiga fakor:
1. Kemampuan menggunakan konsep abstrak;
2. Kemampuan menghadapi situasi baru;
3. Kemampuan memahami.
RangkumAN TEORI

Kecerdasan adl potensi dasar seseorang utk berpikir, menganalisis dan mengelola
tingkah lakunya di dalam lingkungan
Ciri Kecerdasan: dapat menilai, memahami secara menyeluruh, memberi alasan
dengan baik.
Faktor yg mempengaruhi kecerdasan:
a. Pembawaan (kapasitas/batas kesanggupan)
b. Kematangan (terkait kesiapan dan umur)
c. Pembentukan (pengaruh luar)
d. Minat dan Kebebasan (dlm memecahkan masalah)
• Seseorang dgn IQ tinggi tapi EQ rendah, cenderung
mengalami kegagalan yg lebih besar dibanding seseorang dgn
IQ rata-rata tapi EQ tinggi (Goleman, 1996)
• Dalam dunia kerja : peran EQ 85% dan IQ 15%
• Perlu mengembangkan keterampilan dan pengetahuan (IQ)
juga harus menampilkan EQ sebak-baiknya. SQ juga perlu
dilatih untuk membangkitkan ketulusan hati terhadap profesi.
Lebih baik lg disertai AQ untuk pandai menjadikan tantangan
menjadi peluang.
INTELLEGENCE QUOTIENT
Intellegence Quotient
• Kapasitas umum seseorang untuk mengerjakan sesuatu
• Berhubungan dgn penalaran / berfikir
• Keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara
logis, terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif
(Pali, 1993)
• Pengukuran IQ (Bined, 1964)
Very Superior : > 130
Superior : 120 – 129
Bright Normal : 110 – 119
Average : 90 – 109
Dull Normal : 80 – 89
Borderline : 70 – 79
Mental Defective : < 69
PENGUKURAN IQ
Pengukuran inteligensi pada dasarnya dilakukan
dengan cara membandingkan individu yang dites
dengan norma tertentu. Umumnya, norma yang
dipakai adalah inteligensi kelompok sebaya.
Kelompok ini ditentukan berdasarkan umur individu
lain yang jumlahnya besar sekali yang sebaya
dengannya. Menurut Binet seperti dikutip oleh
Sunaryo (2004), cara untuk mengetahui intelligence
quotient (IQ) seseorang adalah dengan
membandingkan antara umur kecerdasan (mental
age/MA) dan umur kalender (chronological age/CA)
yang dirumuskan sebagai berikut.
Pengukuran IQ
IQ = MA x 100 / CA

Keterangan :
MA (mental age) diperoleh dari hasil tes inteligensi; CA (chronological age)
diperoleh dari tanggal kelahiran individu yang diukur.

• Contoh perhitungan tingkat inteligensi

Alya berumur 8 tahun (umur kalender/CA). Setelah dites inteligensi, ternyata


ia dapat mengerjakan soal-soal untuk anak yang berumur 11 tahun. Jadi, IQ
Alya adalah 11/8 X 100 = 137,5
Angka akhir tersebut
disesuaikan dengan
kategori IQ anak atas
pedoman Simon,yaitu :
• Normal = 90 – 110
• Cerdas = 120
• Superior = 130
• Gefsted/genius > 140
• Debil = 60 – 79
• Embisil = 40 – 55
• Idiot = 30 / 25
Dimensi Kecerdasan Intelektual
Menurut Robbins (2001), kecerdasan intelektual dibagi menjadi tujuh dimensi:
• Kecerdasan angka
Kemampuan untuk menghitung dengan cepat dan tepat
• Pemahaman verbal
Merupakan kemampuan memahami apa yang dibaca dan didengar.
• Kecepatan persepsi
Merupakan kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat.
• Penalaran induktif
Merupakan kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian
memecahkan masalah itu.
• Penalaran deduktif
Merupakan kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen.
• Visualisasi spasial
Merupakan kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan tampak seandainya
posisinya dalam ruang dirubah.
• Daya ingat
Kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu.
MENYIKAPI HASIL TEST IQ

• Bahwa tes atau pengukuran


inteligensi tidak luput dari
kemungkinan kesalahan. Di sinilah
pentingnya pengujian realibilitas
dan validitas bagi tes yang akan
digunakan untuk kepentingan
umum. Walaupun semua tes
inteligensi yang digunakan secara
profesional di berbagai bidang
jasa psikologi dan pendidikan
telah menjalani pengujian
realibilitas dan validitas
termaksud, namun hasil tes
inteligensi tetap harus ditafsirkan
dan digunakan dengan hati-hati.
• IQ yang diperoleh seseorang dari
tes inteligensi pada suatu waktu
tidaklah menjadi label yang selalu
melekat bagi dirinya. Kondisi fisik
dan psikologis individu sewaktu
dikenai tes akan banyak
berpengaruh pada hasil tesnya.
• Prestasi yang tinggi tidak hanya
tergantung pada IQ yang tinggi,
tetapi masih tergantung juga pada
faktor-faktor lain semisal motivasi
belajar dan faktor peluang.
• Hasil tes inteligensi yang tinggi
sebenarnya tidak menjanjikan
apa-apa selama tidak ditopang
oleh faktor-faktor lain yang
kondusif. Sebaliknya, hasil
pengukuran inteligensi yang tidak
begitu tinggipun tidak dapat
dianggap sebagai vonis yang
mematikan harapan dan usaha
untuk berprestasi.
 IQ baik dan terstandar = memiliki
kemantapan pemahaman ttg potensi
diri & pengembangannya utk
kegiatan2 kreatif dan produktif di
kehidupan sehari-hari maupun sbg
pelaku profesi
 Namun, selanjutnya disadari bahwa
kecerdasan manusia memiliki banyak
rumpun:
1. Intellegence Quotient
2. Emotional Quotient
3. Spiritual Quotient
4. Adversity Quotient
5. Creativity Quotient
 Situasi kerja kondusif dapat dicipta
melalui pemberian motivasi dan
peluang kerja yg berfokus pada
kelebihan yang dimiliki masing-
masing individu
Emotional QUOTIENT
Emotional Quotient
• Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi
diri, mengelola emosi dgn baik, dan berhubungan dgn orang lain (Goldman)
• Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (Salovely)
• Kemampuan mengindra, memahami, dan menerapkan kekuatan effectively, ketajaman
emosi sbg sumber energi, informasi, dan pengaruh (Sawaf)
• Bertanggungjawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan adaptasi sosial
(Seagel)

 EQ Tinggi adalah berempati, mengungkapkan dan


memahami perasaan, mengendalikan amarah,
kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri,
disukai, mampu memecahkan masalah antar
pribadi, ketekunan, kesetiakawanan,
keramahan, dan sikap normal.
Perilaku cerdas emosi :
 Menghargai emosi negatif org lain
 Sabar menghadapi emosi negatof org lain
 Sadar dan menghargai emosi diri
 Mengendalikan emosi negatif untuk membina hubungan
 Peka terhadap emosi orang lain
 Tidak bingung menghadapi emosi orang lain
 Tidak menganggap lucu emosi org lain
 Tidak memaksa apa yg harus dirasakan
 Tidak harus membereskan emosi orang lain
 Saat emosional adalah saat mendekatkan
Meningkatkan EQ

Meningkatkan EQ
1. Paham peran emosi dan memungkinkan anda merasakan perbedaan besar dlm bgm
mengendalikan emosi
2. Mengekspresikan kenyataan bahwa tdk seorangpun memiliki perasaan yg sama ttg
persoalan yg serupa
3. Mengekang emosi adh tindakan tidak sehat dan mengarahkan ke cara-cara negatif
4. Mempertajam intuisi pemecahan masalah ketika menghadapi masalah yg tdk dpt kita kontrol
5. Mengetahui keterbatasan diri dan tahu kpn mengubah strategi
6. Memungkinkan orang lain utk jadi diri sendiri, tanpa memaksakan harapan kita pada mereka
7. Menghargai diri sendiri dan menghargai potensi untuk pertumbuhan diri
8. Memahami pentingnya kasih sayang, perhatian, dan berbagi bersama
Kecerdasan Intelegensia
Intelegensi adalah potensi yang dimiliki seseorang untuk beradaptasi
dengan lingkungannya. Adapun quotient adalah satuan ukuran yang
digunakan untuk intelegensi. Jadi, kalau panjang diukur dengan meter,
berat diukur dengan gram, maka kecerdasan diukur dengan quotient.
Adapun ciri-ciri perilaku yang secara tidak langsung telah disepakati sebagai tanda
telah dimilikinya intelegensi yang tinggi, antara lain:
a. Adanya kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan problem mental
dengan cepat.
b. Kemampuan mengingat.
c. Kreativitas yang tinggi.
d. Imajinasi yang berkembang
Kecerdasan Intelegensia
Intelegensi atau kecerdasan terdiri dari tiga komponen, yakni:
a. Kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan.
b. Kemampuan untuk mengubah arah tindakan apabila tindakan tersebut
telah dilaksanakan.
c. Kemampuan untuk mengubah diri sendiri atau melakukan autocritisism

Anda mungkin juga menyukai