Anda di halaman 1dari 5

Nama : Kartika Dewi Febrianti

NIM : 19024
Tingkat : 2.A

Kesimpulan Materi Kemuhammadiyahan


Dosen Mata Kuliah Kemuhammadiyahan;
Warmin

1. Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


Muqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah dibuat oleh Alm. Ki Bagus Hadikusumo
bersama dengan temannya pada tahun 1945 dan disahkan pada sidang Tanwir pada tahun 1951.
Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya faktor baik internal maupun eksternal, seperti terdesaknya
Muhammadiyah oleh perkembangan zaman dan pengaruh dar luar yang tidak sesuai.
Dengan muqoddimah ini diharapkan agar Muhammadiyah dapat dijaga, dipelihara, dan
ditajdidkan agar dapat diketahui apakah Muhammadiyah itu. Ideologi Muhammadiyah
memberikan gambaran terhadap pandangan Muhammadiyah mengenai; 1) kehidupan manusia di
muka bumi, 2) cita-cita yang ingin diwujudkan, dan 3) cara-cara yang digunakan untuk
mewujudkan hal tersebut.
Poin-poin yang terkandung dalam muqoddimah anggaran dasar Muhammadiyah sendiri
ialah sebagai berikut:
a) Hidup manusia harus berdasarkan tauhid (meng-Esakan) Allah. Ber-Tuhan, beribadah,
dan tunduk serta taat hanya kepada Allah.
b) Hidup manusia itu bermasyarakat
c) Hanya hukum Allah SWT yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi utama
dan mengatur ketertiban hidup bersama dalam menuju hidup bahagia yang hakiki di dunia
dan akhirat.
d) Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadat kepada Allah SWT
dan berbuat ihsan kepada sesama manusia.
e) Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil dengan mengikuti jejak
(ittiba’) perjuangan para nabi, terutama Nabi Muhammad SAW.
f) Perjuangan mewujudkan pikiran-pikiran tersebut hanya dapat dilaksanakan dengan
berorganisasi.
g) Pokok-pokok pikiran yang diterangkan di muka bertujuan untuk terwujudnya masyarakat
adil makmur yang diridhai Allah SWT yaitu masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2. Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah muncul saat Muhammadiyah dipimpin oleh Kolonel H.M.
Yunus Anis periode 1959-1962. Bermula saat K.H Faqih Usman memberikan pelatihan dan
menjelaskan tentang “apakah Muhammadiyah itu?” di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah
Yogyakarta yang diadakan oleh PP Muhammadiyah.
Hal ini kemudian dirumuskan bersama setiap PWM, yaitu; H.M Saleh Ibrahim (Jawa
Timur), R, Darsono (Jawa Tengah), Adang Afandi (Jawa Barat), lalu disempurnakan oleh
anggota tim dan dibawa ke sidang Tanwir menjelang muktamar ke-35 di Jakarta (Muktamar
setengah Abad). Setelah disempurnakan oleh peserta Tanwir, maka Kepribadian Muhammadiyah
disahkan oleh K.H . Faqih Usman pada Muktamar ke-35 tahun 1962.
Kepribadian Muhammadiyah sendiri adalah rumusan yang menggambarkan hakekat
Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan
Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya.
Sedangkan fungsi dari kepribadian Muhammadiyah sendiri ialah sebagai landasan,
pedoman, dan pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.
Matan atau isi dari kepribadian Muhammadiyah yaitu:
1. Apa itu Muhammadiyah?
Muhammadiyah adalah suatu persyerikatan yang merupakan gerakan Islam. Maksud
gerakannya adalah dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar yang digunjukkan pada dua
bidang: yaitu perseorangan dan masyarakat. 
2. Dasar dan Amal Usaha Muhammadiyah
Muhammadiyah mendasarkan gerak dan amal usahanya pada prinsip-prinsip yang tersimpul
dalam MAD, yaitu:
a. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kepada Allah;
b. Hidup manusia bermasyarakat;
c. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-
satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat;
a) Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada manusia;
b) Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan nabi Muhammad saw;
c) Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.
1) Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah
Penilik dasar prinsip-prinsip tersebut di atas, maka apa pun yang diusahakan
dan bagaimana pun cara dan perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan
tunggalnya harus berpedoman dan berpegang teguh pada ajaran Allah dan Rasul-Nya,
bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara
serta jalan yang diridhai Allah.
2) Sifat-Sifat Muhammadiyah
a. Beramal dan berjuanga untuk perdamaian dan kesejahteraan.
b. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
c. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.
d. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
e. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan
falsafah negara yang sah.
f. Amar maruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan
yang baik.
g. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan
pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.
h. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan
dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
i. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam
memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat yang adil
dan makmur yang diridhai Allah.
j. Bersifat adail serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.
3. Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM)
MKCHM diputuskan dalam sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 1969 di Ponorogo.
Kemudian oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah matan ini diubah dan disempurnakan,
khususnya pada segi peristilahannya, berdasarkan amanah dan kuasa Tanwir pada tahun 1970.
Matan keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah ialah sebagai berikut:
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar,
beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk
malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan
kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai
kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual,
duniawi dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan
oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa
ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-
bidang:
a) 'Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari
gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi
menurut ajaran Islam.
b) Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada
nilai-nilai ciptaan manusia
c) Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah
SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d) Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah (pengolahan
dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi
semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat
karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan
bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil
dan makmur dan diridhoi Allah SWT:
"BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR"
Isi kandungan MKCHM sendiri ialah:
1. Kelompok kesatu; mengandung pokok-pokok pikiran yang bersifat ideologi, yaitu nomor
1 dan 2.
2. Kelompok kedua; mengandung persoalan paham agama, yaitu 3 dan 4.
3. Kelompok ketiga; mengandung persoalan fungsi dan misi Muhammadiyah dalam
masyarakat Negara Republik Indonesia, yaitu nomor 5.
Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan
Pusat Muhammadiyah:
1) Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;
2) Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.
Cita-cita Muhammadiyah adalah terwujudnya masyarakat utama, adil, dan
makmur yang diridhai oleh Allah SWT.
Pemikiran dan gerakan MUH dalam 4 bidang ialah;
1) Akidah, Muhammadiyah adalah Islam
2) Ibadah
3) Akhlak
4) Mu’amalah
4. Khittah Perjuangan Muhammadiyah
“Khittah” diambil dari bahasa Arab artinya “garis” sehingga jika dikatakan “Khittah
Muhammadiyah “ atau “Khittah Perjuangan Muhammadiyah” artinya “Garis Perjuangan
Muhammadiyah” . Dan secara etimologi berarti suatu “ rumusan, teori, metode, sistem, strategi,
dan taktik perjuangan Muhammadiyah”. Sedangkan secara terminologis yaitu “suatu pikiran
untuk melaksanakan perjuangan ideologi/keyakinan hidup” (PP Muhammadiyah 1968 : 8)
Konsep Khitah dalam Muhammadiyah sudah dikenal sejak Muktamar di Palembang tahun
1956, yang menghasilkan Khitah 1956-1959.
 Khitah Makasar (Ujung Padang) tahun 1971.
 Khitah Surabaya tahun 1978.
 Khitah Denpasar tahun 2002 yang disebut dengan “Khitah Berbangsa dan Bernegara”
Khittah Muhammadiyah bersifat dinamis. Sehingga dapat berubah seiring berjalannya
waktu. Oleh karena itu perubahannya harus disahkan oleh Muktamar.
Khittah Perjuangan Muhammadiyah hasil keputusan Muktamar ke-40 di Surabaya tahun
1978
1) Hakikat Muhammadiyah
2) Muhammadiyah dan Masyarakat.
3) Muhammadiyah dan Politik.
4) Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah.
5) Dasar Program Muhammadiyah.
Dalam pergerakannya, Muhammadiyah memiliki beberapa dasar program, yaitu seperti; 1)
Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai perserikatan, 2) Meningkatkan pengertian dan
kematangan anggota Muhammadiyah, 3) Menetapkan Muhammadiyah sebagai gerakan amar
ma’ruf nahi munkar ke seluruh lapisan masyarakat.
5. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah
Pedoman hidup Islami warga Muhammadiyah adalah seperangkat nila-nilai dan norma
Islami yang bersumber pada Qur’an dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku warga
muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari menuju terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.
Pedoman hidup ini merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam; lingkup pribadi,
masyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa
dan bernegara, dll.
Pedoman hidup ini dilandasi oleh beberapa hal, yaitu Qur’an dan sunnah Rasul, MKCHM,
muqoddimah Muhammadiyah, AD/ART Muhammadiyah, Khittah perjuangan Muhammadiyah,
Keputusan tajrih Muhammadiyah.
Hal yang melatarbelakangi pedoman hidup tersebut ialah kepentingan yang dijadikan acuan
oleh warga Muhammadiyah. Juga adanya perubahan sosial politik dalam kehidupan nasional,
perubahan pragmatis, materialis, dan hedonitis.
Kriteria dan juga sifat pedoman hidup Islami warga Muhammadiyah sendiri adalah;
1) Mengandung nilai dan norma,
2) persifat pengayaan,
3) Aktual,
4) Memberikan arah,
5) Ideal; menjadi panduan umum,
6) Rabbani; mengandung ajaran yang bersifat akhlak,
7) Taisir; panduan yang mudah dipahami.
6. Latar Belakang Lahirnya Muhammadiyah: Faktor Internal dan Eksternal
Muhammadiyah didirikan oleh Kyai H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H
atau bertepatan dengan tanggal 18 November 1912. Beliau lahir tahun 1868 dengan nama asli
Muhammad darwisy.
Embrio Muhammadiyah merupakan sebuah gagasan dari hasil interaksi Ahmad Dahlan
dengan kawan-kawannya di Budi Oetomo. Gagasan itu juga datang dari salah seorang siswa
Kyai Dahlan yang sering datang ke rumah.
Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM, awal nama “Muhammadiyah”
mulanya diusulkan oleh Muhammad Sangidy, kerabat sekaligus sahabat Kyai Dahlan.
Arti nama itu sendiri berasal dari Arab. Yaitu “Muhammad” yang merupakan nabi terakhir,
dan “ya nisbiyah” yang artinya menjeniskan. Jadi Muhammadiyah berarti umat nabi Muhammad
SAW. Secara istilah, Muhammadiyah bermaksud untuk dapat mencontoh dan meneladani jejak
perjuangan nabi Muhammad SAW.
Faktor yang mempengaruhi:
1) Faktor Subyektif
Hasil pembedahan Alquran oleh KH. Ahmad Dahlan.
2) Faktor Eksternal
Pengaruh gerakan reformasi dan purifikasi oleh Jamaluddin Al Afghani dan Muh. Abd.
Wahab.
3) Faktor Internal
Rusak dan hinanya umat Islam dalam bidang sosial, baik dalam politik, ekonomi, budaya,
serta keagamaannya.
Organisasi ini diajukan pengesahannya pada 20 Desember 1912 dengan mengirim
Statuten Muhammadiyah (AD Muhammadiyah petama), yang disahkan pada 22 Agustus 1914
oleh Gubernur Jendral Belanda.

Anda mungkin juga menyukai