Anda di halaman 1dari 4

PKM 31-45

Nomor 31-35
1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, beraqidah Islam dan
bersumber pada Al Quran dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama,
adil, makmur yang diridloi Allah, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah di muka bumi.

2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada rasul-Nya,
sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW,
sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan
hidup materil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.

3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a) Al Quran, kitab Allah yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW; b) Sunnah Rasul, penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al Quran
yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW, dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran
Islam.

4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang yaitu:
a) Aqidah; b) Akhlak; c) Ibadah; d) Muamalah Duniawiyah.

5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah
berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik
Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan UUD 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan
suatu Negara yang adil dan makmur dan diridloi Allah, “Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur”
(Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo).

Nomor 36-40
Dalam memahami Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah maka perlu dibaca pedoman
sebagai berikut

1. Pokok persoalan bidang ideologi

Pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis mengandung penjelasan sebagai berikut :

a. Aqidah : Muhammadiyah adalah gerakan beraqidah Islam

b. Cita-cita/tujuan Muhammadiyah : bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.

c. Ajaran yang di pergunakan untuk melaksanakan asas dalam mencapai cita-cita dan tujuan tersebut :
Islam adalah agama Alloh SWT sebagai hidayah dan rahmat kepada umat manusia sepanjang masa serta
menjamin kesejahteraan hidup matiriil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
2. Fungsi dan kedudukan aqidah adalah sebagai sumber yang menentukan bentuk dan corak dari
keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah. Artinya bentuk dan corak keyakinan cita-cita hidup
Muhammadiyah ditentukan, diwarnai dan disinari oleh aqidah Islam.

3. Cita-cita adalah kelanjutan dan konsekuensi logis adanya aqidah. Berislam akan menimbulkan
kesadaran dan pendirian bahwa cita-cita yang akan dicapai dalam hidup di dunia ini adalah terwujudnya
kebahagiaan serta kemakmuran dalam rangka ibadah kepada Alloh SWT.

4. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa ajaran agama yang mampu membawa hidup pada cita-cita
sebagaimana dimaksut dalam poin 3 hanyalah Islam.

5. Paham agama Islam bagi Muhammadiyah merupakan persoalan mendasar bagi adanya keyakinan dan
cita-cita hidup Muhammadiyah.

6. Tentang faham agama penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Agama Islam adalah agama yang diturunkan kepada para Rosulnya sejak Nabi Adam AS hingga Nabi
Muhammad SAW yang diutus membawa syariat agama yang sempurna untuk seluruh umat manusia
sepanjang masa. Untuk itu agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berlaku sampai akhir
zaman.

b. Dasar agama Islam :

1). Al Qur’an : kita Alloh yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

2). Sunnah Rosul : penjelasan dan pelaksanaan ajaran Al Qur’an yang diberikan Nabi Muhammad SAW
dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

3). Al Qur’an dan As Sunnah sebagai penjelasannya merupakan ajaran yang benar keseluruhannya.
Sementara itu akal pikiran atau ra’yu berfungsi sebagai alat untuk :

a). Mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam Al Qur’an dan Sunnah

b). Mengetahui maksut-maksut yang tercakup dalam pengertian Al Qur’an dan sunnah.

c). Mencari jalan bagaiman melaksanakan ajaran Al Qur’an dan Sunnah sebagai upaya untuk mengatur
dunia dan memakmurkannya. Untuk itu akal pikiran yang dinamis dan progresif mempunyai peranan
penting serta luas.

4). Dengan pendirian seperti tersebut di atas, Muhammadiyah berkeyakinan bahwa pintu ijtihad tetap
terbuka sepanjang zaman. Adapun yang dimaksut dengan ijtihad adalah mengerahkan segala
kemampuan untuk mendapatkan kepastian hukum syara’ (hukum agama) atas satu perkara yang terjadi
dan diperlukan hukumnya untuk diamalkan sedangkan perkara itu bukanlah perkara ibadah mahdoh
dan tidak ditemukan dalilnya yang jelas dalam Al Qur’an maupun hadist shahih.
5). Dalam upaya mencari dalil-dalil yang terkuat sebagai hujjah, dasar dalam menentukan hukum syar’i,
Muhammadiyah menggunakan metode tarjih yaitu membandingkan berbagai pendapat kemudian
mengambil pendapat terkuat yang didukung dengan bukti-bukti serta alasan.

6). Muhammadiyah berpendirian bahwa ajaran Islam merupakan satu kesatuan aqidah, akhlaq, ibadah
dan mu’amalah duniawiyah yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Semuanya mencerminkan
kepercayaan tauhid dalam kehidupan manusia yang semata-mata dimaksudkan sebagai bentuk ibadah
kepada Alloh SWT.

Nomor 41-42
. LANDASAN DAN SUMBER (PHIWM)

Landasan dan sumber Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ialah Al-Quran dan Sunnah Nabi
yang merupakan pengembangan dan pengayaan dari pemikiran-pemikiran formal (baku) dalam
Muhammadiyah seperti Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran
Dasar Muhammadiyah, Matan keperawatan Muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah, serta
hasil-hasil Keputusan Majelis Tarjih.

Nomor 43-44
Sejarah Perumusan MKCHM

• Fungsi : penegasan tentang kedudukan manusia di hadapan Allah dan Khalifah di muka bumi , sebagai
petunjuk arah yang tepat menuju terwujudnya cita-cita yang diperjuangkan , penegas sikap
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan Tajdid

• Konsep MKCHM yang diputuskan dalam Sidang Tanwir 1969 di Ponorogo ini merupakan amanah
Muktamar Muhammadiyah ke-37 tahun 1868 di Yogyakarta. Tema muktamar pada saat itu adalah
"Tajdid Muhammadiyah" (Pembaharuan Muhammadiyah) .

Nomor 45
Latar Belakang PHIWM

1. Kepentingan akan adanya pedoman yang bisa menjadi acuan mah bagi segenap anggota
Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari keyakinan hidup Islami dalam Muhammadiyah
yang menjadi amanat Tanwir di Jakarta pada tahun 1992, yang lebih merupakan konsep filosofis.

2. Perubahan-perubahan sosial-politik dalam kehidupan nasional di era reformasi yang menumbuhkan


dinamika tinggi dalam kehidupan umat dan bangsa serta mempengaruhi kehidupan Muhammadiyah
yang memerlukan pedoman bagi warga dan pimpinan persyarikatan bagaimana menjalani kehidupan di
tengah gelombang perubahan itu.
3. Perubahan-perubahan alam pikiran yang cenderung pragmatis (berorientasi pada nilai-guna semata),
materialistis (berorientasi pada kepentingan materi semata), dan hedonistis (berorientasi pada
pemenuhan kesenangan duniawi) yang menumbuhkan budaya inderawi (kebudayaan duniawi yang
sekuler) dalam kehidupan modern abad ke-20 yang disertai dengan gaya hidup modern memasuki era
baru pada abad ke-21.

4. Penetrasi budaya (masuknya budaya asing secara meluas) dan multikulturalisme (kebudayaan
masyarakat dunia yang majemuk dan serba melintasi) yang dibawa oleh globalisasi (proses hubungan-
hubungan sosial, ekonomi, politik, budaya yang membentuk tatanan sosial yang mendunia) yang
semakin nyata dalam kehidupan bangsa.

5. Perubahan orientasi nilai dan sikap dalam ber-Muhammadiyah karena berbagai faktor (internal dan
eksternal) yang memerlukan standar nilai dan norma yang jelas dari Muhammadiyah sendiri.

Anda mungkin juga menyukai