Anda di halaman 1dari 9

TAREKAT NI’MATULLAHI DAN TAREKAT SANUSIYAH

Oleh :

Ahmad Subhan Pratama (1930202300)

Dosen Pembimbing :

Firdaus. K, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa‟atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Akhlak
tasawuf dengan judul “Tarekat Ni’matullahi dan Tarekat Sanusiyah”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palembang, 6 Januari 2020

Ahmad Subhan Pratama

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …..………………………………………. i


DAFTAR ISI ......………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN .………………………………….....…….

A Latar Belakang......................................................................... 1
B Rumusan Masalah.................................................................... 1
C Tujuan………………….......................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................

A Sejarah Tarekat Ni‟matullahi …...…………..…...................... 2


B Ajaran Tarekat Ni‟matullahi...…...…....................................... 3
C Sejarah Tarekat Sanusiyah………...…..................................... 3
D Ajaran Tarekat Sanusiyah………….....………………............ 4

BAB III PENUTUP …………………………………………………....

A Kesimpulan………………………………………………….. 5
B Saran………………………………………………………… 5

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………… 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah dijelaskan secara rinci mengenai tasawuf, mulanya para sufi merasa
takut pada Allah dalam tasawufnya , yakni takut akan murka Allah yang akan
ditujukan kepada hamba-hamba yang melalaikan-Nya. Namun dikemudian hari,
cinta Allah yang menjadi tema sentral dalam tasawuf para sufi. Perkembangan
berikutnya, seperti: ittihad dan hulul hanya dimungkinkan bila sufi itu
menyadari bahwa cinta Allah itu sangat besar dalam kehidupan spiritual mereka.
Berbicara lanjut tentang tasawuf seperti tak ada ujungnya, hingga ditemukan
suatu organisasi yang melingkupinya, yakni tarekat. Dari generasi ke generasi,
tarekat kian tumbuh dan berkembang, dengan filsafat yang terus diasah demi
mempertahankan benteng keagamaan dengan spiritualitas yang tinggi. Untuk
menjalin kesolidaritasan antar umat, maka haruslah disertai dengan dakwah yang
halus dan toleran serta progresif, demi tercapainya kedamaian di muka bumi.
Bagaimanakah tarekat dapat tumbuh dan berkembang di dunia dan di Indonesia?
Tentu saja penulis akan memaparkannya dalam makalah yang berjudul Tokoh-
Tokoh Tarekat yang ada di Dunia Islam dan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya Tarekat Ni‟matullahi dan Tarekat Sanusiyah ?
2. Bagaimana isi ajaran dari Tarekat Ni‟ matullahi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana lahirnya Tarekat Ni‟matullahi dan Tarekat
Sanusiyah.
2. Untuk mengetahui bagaimana ajaran yang terkandung di dalam Tarekat
Ni‟matullahi dan Tarekat Sanusiyah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Tarekat Ni’matullahi


Tarekat ini pertama kali berdiri menamakan akarnya di suatu wilayah di
sebelah tenggara Persia, dimana tarekat ini terus berjaya hingga pada zaman
berkuasanya Syekh Abbas. Kemudian diperkenalkan kembali ke Persia dengan
kekuatan yang cukup besar pada permulaan abad ke-13 H, tarekat ini menjadi
tarekat sufi terbesar di negeri itu dan masih bertahan hingga sekarang. Menurut
Javad Nurbakhsy dalam Sri Mulyati, tarekat Nimatullahi adalah salah satu tarekat
sufi yang mempunyai banyak pengikut di Amerika Serikat, Eropa, khususnya di
Persia.
Tarekat ini didirikan oleh Syah Ni‟mat Allah Wali, kepemimpinan beliau
sangat menonjol diantara orang-orang besar pada zamannya dalam bidang
keagamaan dan sangat luar biasa di kalangan ahli perjuangan spiritual pada
zamannya. Beliau selain membimbing banyak murid juga menghabiskan waktu
luangnya dengan bertani, dan menganjurkan pula pada para pengikutnya, karena
itu dijadikan sebagai bentuk kezuhudan yang palng bagus untuk mensucikan hati
dan membersihkan diri adalah berkhidmat kepada masyarakat dan berbuat baik
kepada sesama manusia. Dengan berkah Ilahi, tradisi berbuat baik terhadap
sesama manusia akan berkhidmat kepada masyarakat dengan melahirkan keadaan
kelapangan yang mengalahkan kesempitan dalam hati kaum sufi Ni‟matullahi.
Kaum sufi Ni‟matullahi tidak menjalankan khalwat dan „uzlah sebagai cara hidup,
berbagai inovasi lain dari Syah Ni‟mat Allah adalah larangan mengenakkan
pakaian khusus atau muncul di depan umum dengan menggunakan jubah khusus
sufi. Dia berpandangan bahwa urusan-urusan batin dan spiritual harus terbebas
dari pamer.

2
B. Ajaran Tarekat Ni’matullahi
Tarekat Ni‟matullahi ini menekankan persaudaraan dan kesetiaan seluruh
umat manusia, penghormatan tanpa prasangka pada semua agama di dunia ini,
juga pengabdian dan cinta kepada sesama manusia tanpa memedulikan perbedaan
keyakinan, budaya, dan kenagsaan.
Sebelum pencari jalan (sufi) memasuki apa yang diistilahkan sebagai
„lingkaran kemiskinan spritual‟, dia dituntut untuk menyatakan lima komitmen
kepada Syaikh. Dia harus (1) mengikuti dan mentaati syari‟ah, dengan ujian, jika
belum memeluk Islam sebelumnya dengan mengucapkan syahadat dan
menambahnya dengan kesaksian lain bahwa “Ali adalah wali Allah”; (2)
menyatakan komitmen untuk berbuat baik kepada semua makhluk Allah; (3)
bersumpah kepada diri sendiri untuk menjaga rahasia Tarikat; (4) setuju melayani
dan mematuhi syaikh tanpa mempertanyakannya dan (5) menyatakan dalam hati
untuk berkorban dan menyiapkan makan khusus dari daging biri-biri untuk
dibagi-bagikan kepada saudara sesamanya. Selanjutnya, Tarikat Ni‟matullahiyah
secara khas mengidentifikasikan lima prinsip yang harus dilaksanakan oleh setiap
pengikutnya. Prinsip-prinsip itu terdiri dari (1) zikr, (2) fikr, (3) muraqabah, (4)
muhasabah, dan (5) wirid.

C. Sejarah Tarekat Sanusiyah


Tarekat Sanusiyah adalah satu-satunya tarekat yang selalu dihubungakan
dengan sejarah berdirinya negara Libya modern, karena sepak terjang para
pejuang yang berakar dari perkumpulan reliji, bahkan cucu dari pendiri tarekat
Sanusiyah, Sayyid Muhammad Idris, diutus menjadi raja pertama dan terakhir dari
Monarki Libya. Ketika Raja Idris jatuh dari tampuk kekuasaan segera diikuti
dengan keruntuhan tarekat yang dipimpinnya, yaitu Sanusiyah. Pemerintahan
militer dibawah kekuasaan kepemimpinan Kolonel Muammar Qoddafi secara
sistematis berusaha mengeliminasi pengaruh tarekat di kalangan penduduk Libya.
Banyak situs-situs tarekat Sanusiyah yang dibumihanguskan, namun sejarah tetap
mencatat bahwa tarekat ini telah menorehkan tinta emas bagi identitas, harga diri,
dankemerdekaan bangsa Libya.

3
Tarekat Sanusiyah didirikan oleh Sayyid Muhammad bin „Ali al-Sanusi, yang
biasa diapnggil Sanusi Agung. Secara genealogis, al-Sanusi adalah keturunan
Nabi Muhammad melalui Hasan, anak Fatimah dan Ali bin Abi Thalib.
Ajaran tarekat Sanusiyah yaitu menghidupkan kembali akidah dan praktik
Islam yang murni sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi, karena Tarekat
Sanusiyah adalah gerakan-gerakan revivalis (kebagkitan kembali) Islam yang
murni dan sederhana, kemudian membangun kesatuan dan kekuatan Islam dengan
cara menyatukan tarekat-tarekat menjadi satu tarekat yang universal yang
berdasarkan pada ajaran-ajaran Al-Quran, dan mengajarkan Islam kepada para
penduduk yang relatif terbelakang di wilayah-wilayah pinggiran dunia Arab.
Secara organisatoris, pengikut tarekat Sanusiyah terdiri dari tiga kategori,
yaitu sebagai berikut:
1. Muntasibun, yaitu para pengikut yang tidak memilki hak-hak khusus, tidak
dibaiat, dan dapat menjadi pengikut tarekat lain disamping tarekat
Sanusiyah.
2. Ikhwan, yaitu para murid yang mendapat baiat dan memiliki tugas-tugas
khusus di zawiyah (padepokan sufi).
3. Syaikh, yaitu orang yang dipercaya menjadi administratur
(kepala) zawiyah.

D. Ajaran Tarekat Sanusiyah


Selain berdakwah kepada masyarakat Islam tarekat Sanusiyah juga aktif
berdakwah kepada beberapa suku Afrika yang masih menyembah berhala. Perlu
diketahui, tarekat Sanusiyah diikat oleh satu ajaran yang ketat mengenai
ketauhidan. Adapun ajaran tersebut ialah: a) penyembahan hanya dilakukan
terhadap Allah swt, sedangkan penyembahan terhadap wali atau ziarah ke kuburan
haram; b) dilarang minum kopi dan merokok; c) harus memutuskan segala bentuk
hubungan dengan Yahudi dan Kristen; d) menyerahkan sebagian penghasilannya
untuk dana sosial; e) berusaha menggalang segenap daya untuk mengembangkan
Islam; f) menolak pengaruh Barat.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tarekat Ni‟matullahi pertama kali berdiri menamakan akarnya di suatu
wilayah di sebelah tenggara Persia, dimana tarekat ini terus berjaya hingga pada
zaman berkuasanya Syekh Abbas. Kemudian diperkenalkan kembali ke Persia
dengan kekuatan yang cukup besar pada permulaan abad ke-13 H, tarekat ini
menjadi tarekat sufi terbesar di negeri itu dan masih bertahan hingga sekarang.
Menurut Javad Nurbakhsy dalam Sri Mulyati, tarekat Nimatullahi adalah salah
satu tarekat sufi yang mempunyai banyak pengikut di Amerika Serikat, Eropa,
khususnya di Persia.
Ajaran tarekat Sanusiyah yaitu menghidupkan kembali akidah dan praktik
Islam yang murni sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi, karena Tarekat
Sanusiyah adalah gerakan-gerakan revivalis (kebagkitan kembali) Islam yang
murni dan sederhana, kemudian membangun kesatuan dan kekuatan Islam dengan
cara menyatukan tarekat-tarekat menjadi satu tarekat yang universal yang
berdasarkan pada ajaran-ajaran Al-Quran, dan mengajarkan Islam kepada para
penduduk yang relatif terbelakang di wilayah-wilayah pinggiran dunia Arab.

B. Saran
Hendaknya para pendidik harus memahami dengan betul tentang tarekat –
tarekat yang ada agar ketika mengajar tidak ada kesalahan dalam penjelasan serta
kekeliruan pada anak didik.

5
DAFTAR PUSTAKA

A. Ziadeh, Nicola. Tariqat Sanusiyyah Penggerak embaharuan Islam. (Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada), 2001, cet. ke-1.

Mulyati, Sri. 2005. Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di


Indonesia. (Jakarta:Kencana)

Anda mungkin juga menyukai