Oleh :
Dosen Pembimbing :
Firdaus. K, M.A
PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa‟atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Akhlak
tasawuf dengan judul “Tarekat Ni’matullahi dan Tarekat Sanusiyah”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
i
DAFTAR ISI
Halaman
A Latar Belakang......................................................................... 1
B Rumusan Masalah.................................................................... 1
C Tujuan………………….......................................................... 1
A Kesimpulan………………………………………………….. 5
B Saran………………………………………………………… 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah dijelaskan secara rinci mengenai tasawuf, mulanya para sufi merasa
takut pada Allah dalam tasawufnya , yakni takut akan murka Allah yang akan
ditujukan kepada hamba-hamba yang melalaikan-Nya. Namun dikemudian hari,
cinta Allah yang menjadi tema sentral dalam tasawuf para sufi. Perkembangan
berikutnya, seperti: ittihad dan hulul hanya dimungkinkan bila sufi itu
menyadari bahwa cinta Allah itu sangat besar dalam kehidupan spiritual mereka.
Berbicara lanjut tentang tasawuf seperti tak ada ujungnya, hingga ditemukan
suatu organisasi yang melingkupinya, yakni tarekat. Dari generasi ke generasi,
tarekat kian tumbuh dan berkembang, dengan filsafat yang terus diasah demi
mempertahankan benteng keagamaan dengan spiritualitas yang tinggi. Untuk
menjalin kesolidaritasan antar umat, maka haruslah disertai dengan dakwah yang
halus dan toleran serta progresif, demi tercapainya kedamaian di muka bumi.
Bagaimanakah tarekat dapat tumbuh dan berkembang di dunia dan di Indonesia?
Tentu saja penulis akan memaparkannya dalam makalah yang berjudul Tokoh-
Tokoh Tarekat yang ada di Dunia Islam dan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya Tarekat Ni‟matullahi dan Tarekat Sanusiyah ?
2. Bagaimana isi ajaran dari Tarekat Ni‟ matullahi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana lahirnya Tarekat Ni‟matullahi dan Tarekat
Sanusiyah.
2. Untuk mengetahui bagaimana ajaran yang terkandung di dalam Tarekat
Ni‟matullahi dan Tarekat Sanusiyah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Ajaran Tarekat Ni’matullahi
Tarekat Ni‟matullahi ini menekankan persaudaraan dan kesetiaan seluruh
umat manusia, penghormatan tanpa prasangka pada semua agama di dunia ini,
juga pengabdian dan cinta kepada sesama manusia tanpa memedulikan perbedaan
keyakinan, budaya, dan kenagsaan.
Sebelum pencari jalan (sufi) memasuki apa yang diistilahkan sebagai
„lingkaran kemiskinan spritual‟, dia dituntut untuk menyatakan lima komitmen
kepada Syaikh. Dia harus (1) mengikuti dan mentaati syari‟ah, dengan ujian, jika
belum memeluk Islam sebelumnya dengan mengucapkan syahadat dan
menambahnya dengan kesaksian lain bahwa “Ali adalah wali Allah”; (2)
menyatakan komitmen untuk berbuat baik kepada semua makhluk Allah; (3)
bersumpah kepada diri sendiri untuk menjaga rahasia Tarikat; (4) setuju melayani
dan mematuhi syaikh tanpa mempertanyakannya dan (5) menyatakan dalam hati
untuk berkorban dan menyiapkan makan khusus dari daging biri-biri untuk
dibagi-bagikan kepada saudara sesamanya. Selanjutnya, Tarikat Ni‟matullahiyah
secara khas mengidentifikasikan lima prinsip yang harus dilaksanakan oleh setiap
pengikutnya. Prinsip-prinsip itu terdiri dari (1) zikr, (2) fikr, (3) muraqabah, (4)
muhasabah, dan (5) wirid.
3
Tarekat Sanusiyah didirikan oleh Sayyid Muhammad bin „Ali al-Sanusi, yang
biasa diapnggil Sanusi Agung. Secara genealogis, al-Sanusi adalah keturunan
Nabi Muhammad melalui Hasan, anak Fatimah dan Ali bin Abi Thalib.
Ajaran tarekat Sanusiyah yaitu menghidupkan kembali akidah dan praktik
Islam yang murni sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi, karena Tarekat
Sanusiyah adalah gerakan-gerakan revivalis (kebagkitan kembali) Islam yang
murni dan sederhana, kemudian membangun kesatuan dan kekuatan Islam dengan
cara menyatukan tarekat-tarekat menjadi satu tarekat yang universal yang
berdasarkan pada ajaran-ajaran Al-Quran, dan mengajarkan Islam kepada para
penduduk yang relatif terbelakang di wilayah-wilayah pinggiran dunia Arab.
Secara organisatoris, pengikut tarekat Sanusiyah terdiri dari tiga kategori,
yaitu sebagai berikut:
1. Muntasibun, yaitu para pengikut yang tidak memilki hak-hak khusus, tidak
dibaiat, dan dapat menjadi pengikut tarekat lain disamping tarekat
Sanusiyah.
2. Ikhwan, yaitu para murid yang mendapat baiat dan memiliki tugas-tugas
khusus di zawiyah (padepokan sufi).
3. Syaikh, yaitu orang yang dipercaya menjadi administratur
(kepala) zawiyah.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tarekat Ni‟matullahi pertama kali berdiri menamakan akarnya di suatu
wilayah di sebelah tenggara Persia, dimana tarekat ini terus berjaya hingga pada
zaman berkuasanya Syekh Abbas. Kemudian diperkenalkan kembali ke Persia
dengan kekuatan yang cukup besar pada permulaan abad ke-13 H, tarekat ini
menjadi tarekat sufi terbesar di negeri itu dan masih bertahan hingga sekarang.
Menurut Javad Nurbakhsy dalam Sri Mulyati, tarekat Nimatullahi adalah salah
satu tarekat sufi yang mempunyai banyak pengikut di Amerika Serikat, Eropa,
khususnya di Persia.
Ajaran tarekat Sanusiyah yaitu menghidupkan kembali akidah dan praktik
Islam yang murni sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi, karena Tarekat
Sanusiyah adalah gerakan-gerakan revivalis (kebagkitan kembali) Islam yang
murni dan sederhana, kemudian membangun kesatuan dan kekuatan Islam dengan
cara menyatukan tarekat-tarekat menjadi satu tarekat yang universal yang
berdasarkan pada ajaran-ajaran Al-Quran, dan mengajarkan Islam kepada para
penduduk yang relatif terbelakang di wilayah-wilayah pinggiran dunia Arab.
B. Saran
Hendaknya para pendidik harus memahami dengan betul tentang tarekat –
tarekat yang ada agar ketika mengajar tidak ada kesalahan dalam penjelasan serta
kekeliruan pada anak didik.
5
DAFTAR PUSTAKA