Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPEMIMPINAN LINGKUNGAN ISLAM

(Disusun untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Lingkungan Hidup)

Dosen Pengampu : H. MUHAMMAD SIDIIQ,.M.Pd

Prodi:Manajemen Dakwah (C)

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2

1. Widia Agustina 1941030200


2. Dimas Hendra Eka P 1941030182
3. Selvi Triana 1941030156
4. Tobi Saputra 1941030162
5. Widya Oktavia Putri 1941030180

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNUIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

2021 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.wr.wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP ” tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad
SAW, keluarga , sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir zaman. Aminn .

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami harap
kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum.wr.wb.

Bandar Lampung, 09 November 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan masalah..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

A. Kepemimpinan Islam.........................................................................................3
B. Kepemimpinan Terhadap Lingkungan..............................................................4
C. Tanggung Jawab Manusia Terhadap Lingkungan.............................................7

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di satu pihak khalifah diartikan sebagai kepala negara dalam pemerintahan dan
kerajaan Islam di masa lalu, yang dalam konteks kerajaan pengertiannya sama dengan
sultan. Pertama yang diwujudkan dalam jabatan sultan atau kepala negara. Kedua,
fungsi manusia itu sendiri di muka bumi sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Manusia dalam menjalankan khalifah di muka bumi dituntut memiliki kecerdasan,
sehingga perlu adanya persiapan sejak dini.
Tugas kekhalifahan manusia di bumi sangat terkait dengan amanah. Dasar yang
dipakai manusia ketika bersedia menerima amanah adalah karena manusia diberi
kemampuan oleh Allah yang memungkinkan mengemban amanah. Kemampuan terkait
dengan kemampuan dalam mengeja nama-nama benda, dengan inderanya manusia
mengirimkan masukan informasi ke otaknya yang merupakan pusat pengolahan dan
pengetahuan, dan kemampuan membedakan, terutama membedakan antara yang baik
dan buruk.
Alam semesta ciptaan Allah dan lingkungan tempat kita hidup merupakan bagian tak
terpisahkan dari kehitupan umat manusia. Usaha pelestarian lingkungan harus dipahami
sebagai perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia bersama-sama. Setiap
usaha pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup secara baik dan benar adalah
ibadah kepada Allah yang dapat memperoleh karunia dan pahala. Sebaliknya, setiap
tindakan yang mengkibatkan kerusakan lingkungan hidup, pemborosan sumber daya
alam, dan menelantarkan alam ciptaan Allah adalah perbuatan yang dimurkai Allah,
karena tergolong sebagai perbuatan maksiat atau munkar yang diancam dengan siksa.
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses dimana anggota individu dalam
organisasi mampu menginterpretasikan setiap kegiatan, memilih tujuan dan strategi
perusahaan, dan memotivasi orang-orang untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan dapat
digunakan sebagai sebuah simbol identitas organisasi, mengingat kepemimpinan dapat
digunakan untuk mempengaruhi apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh karyawan
terhadap organisasi. Dechan and Altman mendefinisikan kepemimpinan lingkungan
sebagai sebuah proses dinamis dimana seorang individu mempengaruhi individu yang
lainnya untuk berkontribusi terhadap pencapaian manajemen dan perlindungan

1
lingkungan. Pemimpin perusahaan menciptakan sebuah pandangan yang
mempengaruhi nilai-nilai, komitmen, dan aspirasi anggota, sehingga mereka
berkeinginan untuk terlibat dalam isu-isu lingkungan yang harus diinterpretasikan.
Pemimpin memiliki kepentingan dalam mencapai tujuantujuan dari pengembangan
lingkungan, sebab mereka dapat menstimulasi visi lingkungan menjadi bagian dari
identitas organisasi dan mengarahkan tindakan-tindakan anggota organisasi. Manusia
merupakan makhluk Allah swt yang paling sempurna.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kepemimpinan islam ?
2. Bagaimana kepemimpinan terhadap lingkungan ?
3. Bagaimana tanggung jawab manisia terhadap lingkungan ?

C. Tujuan Masalah
1. Memahami kepemimpinan islam !
2. Memahami kepemimpinan terhadap lingkungan !
3. Mengetahui tanggung jawab manusia terhadap lingkungan !

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Islam
Kepemimpinan atau khalifah memiliki makna ganda. Di satu pihak khalifah diartikan
sebagai kepala negara dalam pemerintahan dan kerajaan Islam di masa lalu, yang dalam
konteks kerajaan pengertiannya sama dengan sultan. Di lain pihak, khalifah memiliki
pengertian wakil Tuhan di muka bumi. Wakil Tuhan memiliki dua pengertian. Pertama
yang diwujudkan dalam jabatan sultan atau kepala negara. Kedua, fungsi manusia itu
sendiri di muka bumi sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia dalam
menjalankan khalifah di muka bumi dituntut memiliki kecerdasan, sehingga perlu adanya
persiapan sejak dini.
Manusia sebagai khalifah di muka bumi telah dijelaskan dalam QS al-Baqarah ayat
30, yang artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka Bumi”. Pada QS al-
An’am ayat 165 disebutkan bahwa: ”Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-
penguasa di bumi dan Dia pula yang meninggikan derajat sebagaimana kamu atas
sebagian yang lain, dan untuk mengujimu tentang apa yang diberikan kepadamu.
Khilafah dalam Ensiklopedia Islam adalah istilah yang muncul dalam sejarah
pemerintahan Islam sebagai institusi politik Islam, yang bersinonim dengan kata imamah
yang berarti kepemimpinan.
Menurut Mawardi dalam Rahardjo (2002) menyatakan bahwa khilafah berfungsi
mengganti peranan kenabian dalam memelihara agama dan mengatur dunia. Manusia
mengembanamanat kekhalifahan karena kualitas dan kemampuannya dalam berpikir,
menangkap, dan mempergunakan simbol-simbol komunikasi (Rahardjo, 2002). Khalifah
adalah sebuah fungsi yang diemban manusia berdasarkan amanat yang diterimanya dari
Allah. Amanat intinya adalah tugas untuk mengelola bumi secara bertanggungjawab,
dengan mempergunakan akal yang telah dianugerahkan Allah kepadanya.
Tugas kekhalifahan manusia di bumi sangat terkait dengan amanah. Amanah adalah
salah satu prinsip kepemimpinan. Nabi Muhammad memiliki empat ciri kepemimpinan:

3
shiddiq (jujur), fathanah (cerdas dan berpengetahuan), amanah (dapat dipercaya atau
diandalkan), dan tabligh (berkomunikasi atau komunikatif). Manusia ternyata diberi tugas
untuk mengelola sumber-sumber kehidupan di bumi, sebagai mana disebutkan dalam QS
Huud ayat 16, yang artinya: Dan Allah telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menugaskan kamu untuk memakmurkannya. Dasar yang dipakai manusia ketika bersedia
menerima amanah adalah karena manusia diberi kemampuan oleh Allah yang
memungkinkan mengemban amanah. Kemampuan terkait dengan kemampuan dalam
mengeja nama-nama benda, dengan inderanya manusia mengirimkan masukan informasi
ke otaknya yang merupakan pusat pengolahan dan pengetahuan, dan kemampuan
membedakan, terutama membedakan antara yang baik dan buruk.
Menurut Anton Athoillah dalam bukunya “Dasar-Dasar Manajemen” menyebutkan
pemimpin ideal adalah pemimpin yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Adil, yaitu yang meletakkan segala sesuatu secara proporsional, tertib, dan disiplin.
Pemimpin yang tidak berat sebelah, tidak pili-pilih bulu, dan bijaksana dalam
mengambil keputusan.
2. Amanah, artinya jujur, bertanggung jawab, dan mempertanggung jawabkan seluruh
titipan aspirasi masyarakat atau karywannya. Tidak melakukan pengkhianatan
kepada rakyatnya atau karyawannya.
3. Fathonah, memiliki kecerdasan.
4. Tabliq, artinya menyampaikan segala hal dengan benar, tidak ada yang ditutup-
tutupi, terbuka, dan menerima saran atau kritik dari bawahannya/karyawnnya.
5. Shiddiq, artinya benar, sebagai ciri dari perilaku pemimpin yang adil, apa yang
dikatakan sama dengan apa yang dilakuka.
6. Qona’ah, Artinya menerima apa adanya, tidak serakah, dan pandai berterima kasih
kepada Tuhan. Pemimpin yang qana’ah adalah pemimpin yang tidak akan
melakukan korupsi dan merugikan uang negara, mengambinghitamkan masyarakat
dan anak buahnya.
7. Siasah, adalah pemimpin yang pandai mengatur strategi guna memperoleh
kemaslahatan bagi masyarakat atau anak buahnya/karywannya.
8. Sabar, artinya pandai mengendalikan hawa nafsu dan menyalurkan seluruh tenaga
serta pikiran dengan kecerdasan emosional yang optimal.

4
B. Kepemimpinan Terhadap Lingkungan
Pengelolaan lingkungan merupakan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka
bumi, sebagaimana disebutkan dalam QS al-Baqarah ayat 30:
ٰۤ
َ Jَ‫كَ ۗ ق‬JJَ‫دِّسُ ل‬Jَ‫ ِدكَ َونُق‬J‫بِّ ُح بِ َح ْم‬J‫ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ نُ نُ َس‬
‫ال‬J ِ ْ‫َواِ ْذ قَا َل َربُّكَ لِ ْل َمل ِٕى َك ِة ِانِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َر‬
ُ ِ‫ض َخلِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا َويَ ْسف‬
َ‫اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬

Artinya : Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:


”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka
berkata: ”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: ”Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Ayat ini menjelaskan secara lebih terperinci tentang pengertian khalifah dengan
meninggikan derajat sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, maka yang
dituju adalah umat manusia umumnya. Mereka berlomba untuk bisa memperoleh
kekuasaan, sehingga yang satu mungkin lebih unggul dari yang lain. Kata khalifah dalam
konteks ini diterjemahkan sebagai penguasa atau mereka yang memiliki kekuasaan.
Dalam konteks pemeliharaan alam semesta merupakan upaya untuk menjaga limpahan
nikmat Allah secara berkesinambungan, sebaliknya membuat kerusakan di muka bumi,
akan mengakibatkan timbulnya bencana terhadap manusia. Hubungan manusia dengan
alam sekitarnya adalah hubungan yang berkait satu sama lain. Alam semesta ciptaan
Allah dan lingkungan tempat kita hidup merupakan bagian tak terpisahkan dari kehitupan
umat manusia.
Manusia sebagai ciptaan Allah yang terbaik diberi tugas untuk menjadi khalifah Allah
di muka bumi dengan tugas utamanya memakmurkan bumi, yang meliputi :
1. Al-Intifa’: mengambil manfaat dan mendayagunakan sebaik-baiknya.
2. Al-I’tibar: mengambil pelajaran. Memikirkan, mensyukuri, seraya menggali
rahasia-rahasia dibalik alam ciptaan Allah.
3. Al-Islah: memelihara dan menjaga kelestarian alam sesuai dengan maksud Sang
Pencipta, yakni untuk kemaslahatan dan kemakmuran manusia, serta tetap
menjaga harmonisasi kehidupan alam ciptaan Allah.
Usaha pelestarian lingkungan harus dipahami sebagai perintah agama yang wajib
dilaksanakan oleh manusia bersama-sama. Setiap usaha pengelolaan dan pelestarian
lingkungan hidup secara baik dan benar adalah ibadah kepada Allah yang dapat

5
memperoleh karunia dan pahala. Sebaliknya, setiap tindakan yang mengkibatkan
kerusakan lingkungan hidup, pemborosan sumber daya alam, dan menelantarkan alam
ciptaan Allah adalah perbuatan yang dimurkai Allah, karena tergolong sebagai perbuatan
maksiat atau munkar yang diancam dengan siksa. Seorang pemimpin harus mampu untuk
menginterpretasikan isu-isu bidang lingkungan dengan mengindentifikasi ancaman,
memformulasikan strategi, mengkomunikasikan dengan kelompok, dan memecahkan
konflik.
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses dimana anggota individu dalam
organisasi mampu menginterpretasikan setiap kegiatan, memilih tujuan dan strategi
perusahaan, dan memotivasi orang-orang untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan dapat
digunakan sebagai sebuah simbol identitas organisasi, mengingat kepemimpinan dapat
digunakan untuk mempengaruhi apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh karyawan
terhadap organisasi.
Dechan and Altman (1994) mendefinisikan kepemimpinan lingkungan sebagai sebuah
proses dinamis dimana seorang individu mempengaruhi individu yang lainnya untuk
berkontribusi terhadap pencapaian manajemen dan perlindungan lingkungan. Pemimpin
perusahaan menciptakan sebuah pandangan yang mempengaruhi nilai-nilai, komitmen,
dan aspirasi anggota, sehingga mereka berkeinginan untuk terlibat dalam isu-isu
lingkungan yang harus diinterpretasikan.
Pemimpin memiliki kepentingan dalam mencapai tujuantujuan dari pengembangan
lingkungan, sebab mereka dapat menstimulasi visi lingkungan menjadi bagian dari
identitas organisasi dan mengarahkan tindakan-tindakan anggota organisasi.
Kepemimpinan lingkungan dapat menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan
melalui dua cara:
1. Mengelola permintaan pasar melalui supplai produk atau jasa yang ramah
lingkungan yang lebih baik dari pesaingnya.
2. Menciptakan efisiensi biaya melalui konservasi enerji dan material, dan
pengurangan waste. Para pimpinan perusahaan harus dapat mendorong ke arah
perubahan demi memperbaiki kinerja lingkungan dan mendapatkan keunggulan
komersial maupun kompetitif melalui kepemimpinan lingkungan.
Kepemimpinan bidang lingkungan harus mampu:
1. menginspirasi sharing tentang visi lingkungan, memanfaatkan pendekatan yang
terbaik terhadap manajemen linngkungan

6
2. menciptakan kerjasama dengan stakeholders untuk memecahkan masalah-masalah
lingkungan dan untuk mewujudkan tujuan perusahaan
3. tanggungjawab terhadap pendidikan lingkungan sehingga karyawan memiliki
inisiatif dalam pengelolaan lingkungan.

C. Tanggung Jawab Manusia Terhadap Lingkungan


Agama, terutama Islam, sebenarnya mempunyai pandangan (konsep) yang sangat
jelas tentang konservasi dan penyelamatan lingkungan. Islam merupakan agama yang
memandang lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari keimanan seseorang terhadap
Tuhan. Dengan kata lain, perilaku manusia terhadap alam lingkungannya merupakan
manifestasi dari keimanan seseorang.
Dalam Islam, memelihara lingkungan sama wajibnya dengan mendirikan sholat,
membayar zakat, berpuasa di bulan Romadhan dan berhaji. Konsep Islam tentang
lingkungan ini ternyata sebagian telah diadopsi dan menjadi prinsip etika lingkungan
yang dikembangkan oleh para ilmuwan lingkungan. Prinsip prinsip pengelolaan dan etika
lingkungan yang terdapat dalam ajaran Islam ternyata telah banyak pula yang dituangkan
dalam beberapa pasal dalam Kesepakatan dan Konvensi dunia yang berkaitan dengan
pengelolaan lingkungan.
Manusia merupakan makhluk Allah swt yang paling sempurna. Manusia diciptakan
oleh Allah dalam bentuk yang sebaik-baiknya, manusia 101 diberi kelebihan yang tidak
diberikan oleh makhluk-makhluk yang lain. Allah menciptakan manusia dalam wujud
yang sebaik-baiknya, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Tin ayat 4, yang artinya:
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Manusia dibekali akal yang dapat digunakan untuk berfikir, mampu membedakan yang
baik dan buruk, mampu mengembangkan pikirannya untuk menciptakan temuantemuan
baru. Dengan wujud yang sempurna, manusia diharuskan dapat mensyukuri nikmat yang
telah diberikan oleh Allah melalui bentuk tanggung jawab.
Salah satu tanggung jawab yang dibebankan kepada manusia adalah tanggung jawab
terhadap lingkungan. Sebagai makhluk yang paling sempurna di muka bumi, manusia
telah diberikan amanah luhur yang tidak mampu dipikul oleh makhluk-makhluk yang
lain, disamping itu manusia dibekali Allah dengan akal, perasaan dan nafsu, sedangkan
makhluk lain hanya dibekali sebagian dari unsur-unsur tersebut.

7
“Dia menjadikan kamu dari bumi dan menyerahkan kepadamu untuk
memakmurkannya” (Q.S. Hud: 61). “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari kenikmatan duniawi dan
berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang berbuat kerusakan” (Q.S. Al-Qashash: 77). Bagi umat islam, usaha
pelestarian lingkungan bukan hanya semata-mata karena tuntutan ekonomis atau politis
atau karena desakan program pembangunan nasional. Usaha pelestarian lingkungan harus
dipahami sebagai perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia bersama-sama.
Setiap usaha pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup secara baik dan benar adalah
ibadah kepada Allah SWT yang dapat memperoleh karunia pahala. Sebaliknya, setiap
tindakan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup, pemborosan sumber daya
alam, dan menelantarkan alam ciptaan Allah adalah perbuatan yang dimurkai-Nya.
Karena itu tergolong sebagai perbuatan maksiat atau munkar yang diancam dengan siksa.
Dalam QS al-Ahzab ayat 72 disebutkan bahwa: Sesunggunnya telah kami tunjukkan
amanah kepada langit dan bumi serta gunung-gunung, lalu semuanya enggan memikul
amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, lalu amanah itu dipikul manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan jahil. Dari ayat ini dapat diketahui bahwa
sebenarnya Allah telah meyakini bahwa manusia dapat melaksanakan amanah yang
diembannya secara baik. Amanah kepada manusia merupakan bentuk tanggung jawab
manusia sebagai khalifah di muka bumi. Kaitannya dengan lingkungan hidup, manusia
akan berinteraksi dengan manusia lain, dengan alam. Manusia wajib bersyukur kepada
Allah atas nikmat dan karuniaNya, dan memanfaatkan nikmat dan karunia itu untuk
kemaslahatan sesuai dengan tujuan penciptaan dan tuntutanNya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Khilafah dalam Ensiklopedia Islam adalah istilah yang muncul dalam sejarah
pemerintahan Islam sebagai institusi politik Islam, yang bersinonim dengan kata
imamah yang berarti kepemimpinan. Manusia mengembanamanat kekhalifahan karena
kualitas dan kemampuannya dalam berpikir, menangkap, dan mempergunakan simbol-
simbol komunikasi . Khalifah adalah sebuah fungsi yang diemban manusia berdasarkan
amanat yang diterimanya dari Allah. Amanat intinya adalah tugas untuk mengelola
bumi secara bertanggungjawab, dengan mempergunakan akal yang telah dianugerahkan
Allah kepadanya.
Tugas kekhalifahan manusia di bumi sangat terkait dengan amanah. Dasar yang
dipakai manusia ketika bersedia menerima amanah adalah karena manusia diberi
kemampuan oleh Allah yang memungkinkan mengemban amanah. Kemampuan terkait
dengan kemampuan dalam mengeja nama-nama benda, dengan inderanya manusia
mengirimkan masukan informasi ke otaknya yang merupakan pusat pengolahan dan
pengetahuan, dan kemampuan membedakan, terutama membedakan antara yang baik
dan buruk.
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses dimana anggota individu dalam
organisasi mampu menginterpretasikan setiap kegiatan, memilih tujuan dan strategi
perusahaan, dan memotivasi orang-orang untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan dapat
digunakan sebagai sebuah simbol identitas organisasi, mengingat kepemimpinan dapat
digunakan untuk mempengaruhi apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh karyawan
terhadap organisasi. Dechan and Altman mendefinisikan kepemimpinan lingkungan
sebagai sebuah proses dinamis dimana seorang individu mempengaruhi individu yang
lainnya untuk berkontribusi terhadap pencapaian manajemen dan perlindungan
lingkungan.

9
Pemimpin perusahaan menciptakan sebuah pandangan yang mempengaruhi nilai-
nilai, komitmen, dan aspirasi anggota, sehingga mereka berkeinginan untuk terlibat
dalam isu-isu lingkungan yang harus diinterpretasikan.
Pemimpin memiliki kepentingan dalam mencapai tujuantujuan dari pengembangan
lingkungan, sebab mereka dapat menstimulasi visi lingkungan menjadi bagian dari
identitas organisasi dan mengarahkan tindakan-tindakan anggota organisasi. Manusia
merupakan makhluk Allah swt yang paling sempurna. Manusia diciptakan oleh Allah
dalam bentuk yang sebaik-baiknya, manusia 101 diberi kelebihan yang tidak diberikan
oleh makhluk-makhluk yang lain. Manusia dibekali akal yang dapat digunakan untuk
berfikir, mampu membedakan yang baik dan buruk, mampu mengembangkan
pikirannya untuk menciptakan temuantemuan baru.
Dengan wujud yang sempurna, manusia diharuskan dapat mensyukuri nikmat yang
telah diberikan oleh Allah melalui bentuk tanggung jawab. Salah satu tanggung jawab
yang dibebankan kepada manusia adalah tanggung jawab terhadap lingkungan. Sebagai
makhluk yang paling sempurna di muka bumi, manusia telah diberikan amanah luhur
yang tidak mampu dipikul oleh makhluk-makhluk yang lain, disamping itu manusia
dibekali Allah dengan akal, perasaan dan nafsu, sedangkan makhluk lain hanya dibekali
sebagian dari unsur-unsur tersebut. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan jahil.

10
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, DR Budi. “MANAJEMEN LINGKUNGAN (Konsep dan Aplikasi dalam


Perspektif Islami).” 97-100. EF Press Digimedia, 2011.

https://www.merdeka.com/quran/al-baqarah/ayat-30.

Anton Athoillah, Op., Cit., hlm 210-211.

Ibid, hlm 210-211.

11

Anda mungkin juga menyukai