Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TAKMIR MASJID AL-MUTA’ALIMIN

Disusun oleh:

Agung Dwiki Darmawan (3333180048)

Kelompok : Salman Al-Farisi

Dosen Pengampu : Abdurrohim., S, Ag., M. Ag

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON-BANTEN
April 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disahkan dan disetujui pada :

Hari/tanggal :

Jam :

Mengetahui

Ketua LSO Mentoring

Muhamad Hafidz Firdaus Pratama

NPM. 3331160069
ABSTRAK

Masjid adalah identitas umat Islam, karena Masjid dijadikan sebagai


tempat beribadah bagi orang Islam. Dengan berjalannya waktu Masjid mengalami
perkembangan baik secara pembangunan maupun secara fungsi Masjid. Jika
melihat zaman sekarang Masjid dibangun dengan sangat mewah dan megah.
Dengan adanya fenomena yang seperti ini menandakan umat Islam mengalami
kemajuan namun di sisi lain Masjid mengalami pergeseran fungsi yang jauh dari
sebuah nilai kemakmuran.

Kemakmuran sebuah Masjid bergantung pada seorang takmir Masjid atau


orang yang ingin berjuang di jalan Allah SWT. Peranan yang dilakukan oleh
takmir dijadikan sebagai sebuah stimulus untuk para jamaah agar giat dalam
melakukan shalat berjamaah dan mengikuti kegiatan yang ada di Masjid. Tujuan
dari takmir masjid ini adalah untuk memakmurkan masjid dalam membersihkan
dan merapihkan masjid. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode dokumentasi. Hasil dari takmir masjid ini dapat diketahui bukan hanya
marbot masjid saja yang berperan aktif dalam membersihkan atau membereskan
masjid melaiknkan kita sebagai mahasiswa harus berperan aktif juga dalam
menjaga masjid.

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Tugas Laporan Takmir Masjid Fakultas Teknik.
Laporan Takmir Masjid ini disusun sebagai penunaian kewajiban saya selaku
mahasiswa di Fakultas Teknik yang mengambil mata kuliah Pendidikan Agama
yang diajarkan oleh Pak Abdurrohim selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Agama.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada
saya dalam menyusun laporan ini, serta kepada teman-teman yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna
bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Cilegon, 01 April 2019

Penyusun

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan .......................................................................... 7
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 8
1.3 Mekanisme Laporan .............................................................. 8
BAB II TEORI
2.1 Pengertian Takmirah Masjid ................................................. 9
2.2 Takmir yang saya lakukan .................................................... 9
2.3 Hukum memakmurkan masjid .............................................. 10
2.4 Pentingnya memakmurkan masjid ......................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................ 12
3.2 Saran untuk masjid Al Mutallimin ......................................... 12
LAMPIRAN ................................................................................................... 13

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Masjid merupakan tempat beribadah umat muslim, tak hanya itu untuk
masjid juga berperan sebagai salah satu tempat dakwah umat Islam. Masjid
berperan sebagai pusat kegiatan masyarakat dan komunitas muslim
diantaranya kegiatan pembinaan, pendidikan, pembelajaran, pemberdayaan
umat, dan kegiatan perayaan hari besar.
Masjid adalah tempat ibadah multi fungsi. Masjid bukanlah tempat ibadah
yang dikhususkan untuk shalat dan i`tikaf semata. Semua kegiatan positif dan
bermanfaat bagi umat dapat dilakukan di masjid. Baik itu masalah agama atau
masalah dunia yang tidak ada larangan syari`at untuk dilakukan di masjid
seperti musyawarah.
Masjid Al Mutallimin merupakan tempat ibadah yang berada di Fakultas
Teknik UNTIRTA. Dengan bangunan yang cukup dan tidak dibilang luas atau
sempit hanya saja masjid ini sangat bersih dan rapih. Dengan diadakan Takmir
Masjid membuat suasana didalam masjid itu menjadi nyaman untuk dipakai
beribadah.
Masjid Al Mutallimin sering juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan
seperti LSO Mentoring, tahsin, mabit, atau yang lainnya. Apabila Masjid
dikelola secara baik dan benar maka akan muncul daya tarik bagi umat Islam
untuk berkunjung, sekalipun pada awalnya hanya untuk melaksanakan shalat.
Kunjungan umat Islam ke masjid tentu akan membawa dampak positif bagi
perkembangan peran masjid dari sekedar tempat beribadah menjadi tempat
pengembangan dakwah, berkomunikasi, bersilaturrahim, membina ukhuwah
islamiyah pada umat, dan aktifitas lainnya.
Untuk itu kita sebagai mahasiswa yang harus menjadi pengelola masjid
dengan pandai menciptakan kegiatan yang menarik dan terkait langsung
dengan kebutuhan hidup jama’ah yang ada di sekitarnya.

7
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Takmir Masjid ?
2. Apa saja macam-macam cara memakmurkan Takmir Masjid ?
3. Apa hukum memakmurkan masjid bagi seorang umat muslim ?
4. Apa pentingnya memakmurkan masjid ?

1.3 Mekanisme Laporan


Laporan Takmir Masjid ini terdiri atas 3 bab, antara lain :
1.Bab I Pendahuluan
Menjelaskan mengenai pendahuluan, rumusan masalah, dan mekanisme
laporan.
2.Bab II Teori
Menjelaskan tentang pengertian takmirah masjid, macam – macam cara
memakmurkan masjid, hukum memakmurkan masjid, serta pentingnya
memakmurkan masjid.
3.Bab III Penutup
Menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran – saran untuk masjid Al –
Mutallimin.

8
BAB II
TEORI

4.1 Pengertian Takmirah Masjid

Takmir adalah sebuah homonim karena artinya memiliki ejaan dan


pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Takmir memiliki arti dalam
kelas nomina atau kata benda sehingga takmir dapat menyatakan nama
dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan. Takmir termasuk dalam ragam bahasa cakapan.
Takmir Masjid adalah sekumpulan orang yang mempunyai kewajiban
memakmurkan masjid. Takmir masjid sebenarnya telah bermakna
kepengurusan masjid, namun tidak salah bila kita menyebut “Pengurus
Takmir Masjid”. Firman Allah : “Sesungguhnya orang-orang yang
memakmurkan masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat dan tidak takut
kecuali hanya kepada Allah. Karena itu semoga mereka termasuk orang-
orang yang mendapat hidayah“. (QS. At-Taubah : 18).

4.2 Takmir Masjid Yang Saya Lakukan

1. Membersihkan sarang laba-laba dan sawang


Saya membersihkan sarang laba-laba dan sawang pada teras masjid
bagian atap yang kotor, oleh karena itu saya bersihkan sarang laba-laba
dan sawang tersebut. Hal ini saya lakukan pada tanggal 21 Maret 2019
2. Menyapu bagian teras masjid
Saya menyapu bagian teras masjid karena dirasa kotor, hal ini saya
lakukan agar memberikan kenyamanan kepada jamaah masjid al-
muta’alimin. Hal ini saya lakukan pada tanggal 22 maret 2019

9
3. Membersihkan dinding pada tempat wudhu pria
Saya membersihkan dinding pada tempat wudhu pria menggunakan
sikat pembersih. Hal ini saya lakukan karena dinding pada bagian
tempat wudhu pria kotor. Dengan membersihkannya insyaallah akan
memberikan kenyamanan kepada jamaah
4. Mengepel lantai tempat wudhu pria
Saya mengepel lantai tempat wudhu pria karena dirasa kotor dan licin.
Hal ini saya lakukan untuk mencegah terjadi hal yang tidak diinginkan
oleh jamaah karena lantai yang licin dan dirasa dapat memberikan
kenyamanan kepada jamaah masjid al-muta’alimin

4.3 Hukum Memakmurkan Masjid

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

ۖ َ‫ش إِ ََّّل اللَّـه‬


َ ‫الزكَاةَ َولَ ْم يَ ْخ‬
َّ ‫ص ََلة َ َوآت َى‬ َ َ‫اجدَ اللَّـ ِه َم ْن آ َمنَ بِاللَّـ ِه َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر َوأَق‬
َّ ‫ام ال‬ ِ ‫س‬َ ‫إِنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم‬

﴾١٨﴿ َ‫س ٰى أُولَ ٰـئِكَ أَن يَ ُكونُوا ِمنَ ْال ُم ْهتَدِين‬


َ َ‫فَع‬
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,
maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah[9]: 18)

4.4 Pentingnya memakmurkan masjid

Di era modern sekarang ini kita harus mampu memerankan dan


memakmurkan masjid. Memakmurkan masjid mempunyai dua pengertian.
Hissi dan maknawi. Hissi berarti membangun masjid secara fisik,
membersihkanya, melengkapi sarana wudlu dan yang lainya. Sedangkan
memakmurkan masjid secara maknawi adalah meramaikan masjid dengan
shalat berjama`ah, membaca al-quran, i`tikaf, dan ibadah lainya. Dan yang
tidak kalah penting adalah menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan dan
pengembangan masyarakat. Dan disamping itu kita harus bisa
memposisikan masjid sebagai wadah pemersatu kaum muslimin. Di mana

10
lagi ada tempat yang bisa mensejajarkan bawahan dengan atasan,
pemulung dan direktur perusahaan, si kaya dan si miskin, selain di Masjid.
Orang yang lebih dulu datang ke Masjid, dapat menempati shaf paling
depan, tanpa memandang status orang tersebut.
Pentingnya memakmurkan masjid untuk kalangan mahasiswa yakni
untuk memberi contoh terhadap mahasiswa lain, agar semua bisa
melakukan hal yang sama. Dengan adanya takmir masjid ini, kita juga
yang merasakan dan juga menikmati bersihnya masjid yang ada dikampus.
Takmir masjid ini bukan hanya membersihkan atau merapihkan masjid
saja melainkan mengajak teman melaksanakan solat berjamaah.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masjid Muta’alimin merupakan masjid yang harus dimakmurkan
terutama oleh mahasiswa, agar mahasiswa mampu menerapkan sifat
kepedulian, keagamaannya yaitu salah satunya dengan melakukan takmir
masjid. Sebagaimana masjid merupakan tempat ibadah, rumah Allah yang
harus dijaga, agar ketika beribadah terasa nyaman. begitu pula dengan
acara – acara kerohanian lainnya. Sebagai mahasiswa harus mampu
menerapkan ilmu yang sudah didapatnya ketika telah mengambil mata
kuliah Pendidikan Agama Islam.

3.2 Saran untuk masjid Al Mutallimin


Sebaiknya untuk masjid lebih banyak menyiapkan kain untuk
dijadikan keset, agar mahasiswa yang lalu lalang tidak asal menginjak
dengan keadaan kaki yang masih basah. Untuk toilet disiapkan sabun atau
pengharum dan juga dalam masjid diberi poster yang sifatnya mengajak
agar mahasiswa mau menjaga kebersihan dan kerapihan masjid.

12
LAMPIRAN

13
Kultum

Berubah Menjadi Baik dan Lebih Baik

Tidak ada yang abadi dalam kehidupan selain perubahan. Orang yang tak
berubah dari buruk menjadi baik atau dari baik menjadi lebih baik diibaratkan
seperti orang yang jatuh ke lubang yang sama dua kali. Orang beriman tidak akan
seperti itu. Rasulullah mengatakan dalam hadisnya, "Orang beriman tidak akan
jatuh ke lubang yang sama dua kali." (HR al-Bukhari dan Muslim).
Orang beriman tak akan melakukan kesalahan yang sama seperti
sebelumnya. Ia justru akan belajar darinya, menyesalinya, lalu memperbaiki diri
dengan sungguhsungguh, berubah menjadi baik. Bila kesalahan itu berkaitan
dengan Allah, ia akan segera bertobat.
Tobat artinya kembali, yakni kembali kepada Allah setelah berbuat salah,
dosa, atau maksiat, lalu bertekad tidak mengulanginya lagi. Ibnu Athaillah as-
Sakandari dalam kitabnya, al-Hikam, mengatakan, "Jika engkau merasa berat
untuk taat dan beribadah serta tak menemukan kenikmatan dalam hati, sementara
engkau merasa ringan bermaksiat dan menemukan kenikmatan di dalamnya,
ketahuilah bahwa engkau belum jujur dalam tobatmu."
Bila kesalahan itu berkaitan dengan sesama manusia, misalnya berbuat
jahat, menyakiti, atau mengambil hak-haknya secara tidak sah, ia segera
menyesali perbuatannya, lalu meminta maaf dan mengembalikan apa yang dia
ambil itu kepada yang berhak.
Dalam hadis dikatakan, di akhirat kelak ada orang yang tertahan masuk
surga karena pernah mengambil hak sesamanya secara zalim atau semena-mena
ketika di dunia. Ia baru diperkenankan masuk surga setelah semua urusannya
dengan orang yang ia zalimi, jahati, atau ambil haknya tersebut selesai (HR al-
Bukhari).
Allah mengaruniakan akal, pikiran, dan hati nurani kepada manusia di
samping kemampuan dan kekuatan fisik. Semua ini dimaksudkan agar ia bisa
belajar dari banyak hal di sekitarnya, termasuk dari kesalahannya, kemudian
meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya agar menjadi lebih baik dari waktu
ke waktu. Manusia jangan menyerah atau putus asa dengan keadaan yang ia
anggap sulit dan berat.

14
Dalam Alquran disebutkan, di akhirat nanti malaikat bertanya kepada
orang-orang yang tak mau mengubah kondisinya di dunia dengan berbagai alasan,
padahal ada banyak kesempatan dan kemampuan untuk berubah.
Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat
dalam keadaan menganiaya diri sendiri, kepada mereka malaikat bertanya, 'Dalam
keadaan bagaimana kamu ini?' Mereka menjawab, 'Kami adalah orang-orang yang
tertindas di negeri kami.' Para malaikat berkata, 'Bukankah bumi Allah itu luas,
mengapa kamu tidak berhijrah di situ?'" (QS an-Nisa' [4]: 97)
Orang yang berhijrah, kata Nabi, adalah orang yang meninggalkan apa
yang dilarang oleh Allah (HR al- Bukhari dan Muslim). Allah melarang kita untuk
berbuat maksiat kepada- Nya serta berbuat jahat atau buruk terhadap sesama kita,
apa pun bentuknya. Ketika kita meninggalkan itu semua, berarti kita sejatinya
tengah berhijrah, sedang berubah dari hal buruk kepada hal baik, atau dari hal baik
kepada hal yang lebih baik lagi. Kehidupan di dunia adalah kesempatan yang
perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berubah.
Seiring bergulirnya waktu, kita juga seyogianya terus berubah menuju hal-
hal yang baik, positif, dan bermanfaat, baik bagi diri kita maupun orang lain. Nabi
mengatakan, "Sebagian tanda keislaman seseorang adalah ia meninggalkan
sesuatu yang tak bermanfaat baginya." (HR at-Tirmidzi)
Allah sangat mencintai orang beriman yang selalu berusaha untuk berubah
menjadi lebih baik sematamata karena memang ia menyukai kebaikan itu
sehingga terus-menerus meningkatkannya tanpa pernah merasa lemah. Nabi
menegaskan, "Seorang mukmin yang kuat dalam segala kebaikan lebih utama dan
lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah dalam segala kebaikan." (HR
Muslim). Wallahu a'lam. n

15

Anda mungkin juga menyukai