Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LAPORAN HASIL SURVEI MASJID

KELOMPOK 3 :
Andina Agustiani 60100122010
A.Muh.Syahwal Pratama 60100122014
Andi Nabighah Misykhatul Qhalbi 60100122022

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang implikasi nilai nilai ibadah dalam
kehidupan sehari hari
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca

Senin, 25 September 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..iii
BAB I…………………………………………………………………………………..1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………...2
C. TUJUAN…………………………………………………………………………2
BAB II…………………………………………………………………………………..3
A. DESKRIPSI……………………………………………………………………3
B. HISTORI……………………………………………………………………….4
C. PENDEKATAN………………………………………………………………..5
D. TIPOLOGI……………………………………………………………………..5
BAB III………………………………………………………………………………….7
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………7
B. DOKUMENTASI……………………………………………………………….7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masjid merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Dari sanalah
seharusnya kaum muslimin merancang masa depannya, baik dari segi di
(agama), ekonomi, politik, sosial dan seluruh sendi kehidupan, sebagaimana
para pendahulunya memfungsikan masjid secara maksimal. Perkembangan
masjid pada masa sekarang ini yang begitu pesat itu dapat dilihat di kota-kota
sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah kita jumpai di mana saja, baik
di terminal, tempat rekreasi, dan di lembaga-lembaga pendidikan. Keadaan
yang demikian di satu sisi tentu membuat hati begitu senang dan bahagia
karena orang-orang mulai sadar akan pentingnya shalat. Mereka membuat
masjid di berbagai tempat dengan harapan agar mempermudah proses ibadah
yang akan mereka kerjakan. Hal itu boleh-boleh saja dilakukan mengingat
sekarang ini banyak orang yang memiliki mobilitas tinggi, hingga mereka
dituntut untuk berpacu dengan waktu. Kehadiran masjid-masjid di sekitar
mereka sedikit banyak akan membantu karena tidak perlu waktu lama untuk
mendatangi masjid dan shalat berjamaah di dalamnya.
Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan
sepinya masjid bergantung mereka. Apabila mereka rajin beribadah ke masjid,
maka makmurlah tempat ibadah itu. Tetapi apabila mereka enggan atau malas
ke masjid maka sepi pulalah masjid tersebut. Memang logis apabila keadaan
umat Islam diukur dengan keadaan masjid yang ada di daerahnya. Masjid yang
makmur menunjukkan kemajuan umat di sekitarnya, sedangkan masjid yang
sepi menunjukkan kualitas iman dan rasa tanggung jawab umat di sekitarnya
sudah menipis. Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, masjid perlu
mengaktualisasikan perannya dalam mengkoordinir mereka, baik untuk shalat
jamaah, maupun aktivitas lainnya, dalam rangka menyatukan potensi dan
kepemimpinan umat.
Mewujudkan masjid yang makmur dan mengoptimalkan fungsinya
pastinya menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam. Karena, masjid adalah
tempat yang suci bagi kaum muslimin, sehingga dituntut untuk mengelola dan
melestarikannya. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam rangka mengelola dan
melestarikan masjid. Hal yang paling sederhana, namun memiliki nilai yang
sangat besar adalah menunaikan shalat berjamaah di masjid secara rutin. Tidak
hanya pahala yang didapat, tetapi juga keterikatan secara emosional terhadap
masjid menjadikan jamaah semakin mencintainya. Rasa cinta itulah yang
kemudian akan menjadikan semangat jamaah semakin mantap sehingga
muncul keinginan untuk menghidupkan dan memajukan masjid dari ranah
ibadah hingga pembinaan umat sebagai upaya pendidikan Islam nonformal.

iv
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tampak dan deskripsi masjid yang disurvei?
2. Bagaimana histori pembangunan masjid yang disurvei?
3. Apa pendekatan masjid yang disurvei?
4. Apa tipologi masjid yang disurvei?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tampak dan deskripsi masjid!
2. Untuk mengetahui histori pembangunan masjid!
3. Untuk mengetahui pendekatan masjid!
4. Untuk mengetahui tipologi masjid!

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Masjid
1. Masjid Baburrahmah

( Tampak depan) (Tampak belakang) (Tampak samping)

(Eksterior) (Interior)

Masjid Baburrahmah berlokasi di Jalan Karunrung Raya 2 No.16,


Karunrung, Rappocini, Karunrung, Rappocini, Kota Makassar. Dilengkapi dengan
toilet dan tempat wudhu, beserta ruang shalat yang bersih dan nyaman dengan
interior dan iwan yang megah

2. Masjid Lantja Abduh Massi

(Tampak depan) (Tampak samping) (Eksterior)

vi
(Interior)

Masjid kecil yang bentuknya lebih mirip ruko namun memiliki interior yang
sangat bagus, sepintas orang akan bingung dengan bentuk masjid ini mengingat
ukurannya yang sempit namun memanjang kebelakang, masjid terletak di lantai 2
sedang lantai satu digunakan untuk toilet dan tempat wudhu. Suasana Masjid Adem
dan bersih, dengan Tempat Wudhu dan Toilet di Lantai 1. Tempat sholat di Lantai 2
dengan interior full marmer sehingga memberikan rasa sejuk pada jamaah yang
sholat. Masjid nya bersih dan nyaman.

3. Masjid II UIN Samata

(Tampak depan) (Tampak belakang) (Tampak samping) (Interior)

Mirip dengan konstruksi mesjid jaman sekarang dengan mengikuti bentuk


mesjid mesjid yang memang di indonesia sering di pakai dengan menggunakan
bentuk bagian atap yaitu kubah dengan menaranya di bagian atasnya juga
berbentuk kubah tetapi juga mengikuti aspek budaya bangunan bangunan yang ada
di uin alauddin makassar seperti gedung fakultas memiliki kuba dan juga memiliki
warna yang sama itu saya katakan mengikuti aspek budaya di uin
alauddin makassar.

B. Histori Pembangunan Masjid


1. Masjid Baburrahmah

vii
Dikarenakan daerah Karunrung raya kurangngya bangunan peribadahan
(masjid), maka dibangunlah masjid ini dengan harapan berharap semoga
kehadiran mesjid ini bisa semakin membuat jamaah sekitar swadaya bisa
beribadah lebih khusuk lagi, serta semakin menambah kualitas keimanan
warga Makassar.

2. Masjid Lantja Abduh Massi


Mesjid ini dibangun H. Syarif Tola, terletak berjejeran dengan ruko
tepatnya di samping Rumah Sakit Paru- Paru, Jl. AP Pettarni. Penamaan
Haji Lantja Abduh Massi diambil dari nama mertua H. Syarif Tola. Meski
mesjidnya tidaklah terlalu besar, namun terkesan begitu luas dan megah
dengan corak arsitektur serta bahan marmer yang menyelubungi sisi
dalam mesjid.

3. Masjid II UIN Samata


Masjid di UIN Alauddin Kampus 2 akan mencerminkan nilai-nilai
universitas dan komunitas Islam yang mereka layani, serta berbagai
pertimbangan praktis, budaya, dan lingkungan. Hal ini dapat menciptakan
masjid yang unik dan berfungsi sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan mereka.

C. Pendekatan Masjid
1. Masjid Baburrahmah
Menggunakan pendekatan metafora yang merupakan sebuah pendekatan
dalam arsitektur yang memiliki konsep sebagai idenya dan hasilnya
adalah berupa makna yang terungkap secara konkrit maupun abstrak dari
perancang kepada pengguna atau pelaku bangunan sehingga bermakna
konotatif di samping sebagai fungsi utamanya sebagai bangunan.

2. Masjid Lantja Abduh Massi


Sama seperti masjid sebelumnya, masjid lantja Abduh massih ini juga
menggunakan pendekatan metafora. Arsitektur Metafora adalah
penggabungan makna puitis metafora dalam bahasa perancangan
arsitektur yang akhirnya melahirkan bentuk-bentuk rancangan bangunan
yang memiliki makna metafora. Banyak karya arsitektur yang terinspirasi
dari sesuatu hal baik benda ataupun non benda yang selanjutnya menjadi
karya metafora.

3. Masjid II UIN Samata


Masjid yang berada dikawasan kampus UIN inipun juga menggunakan
pendekatan metafora. Metafora adalah suatu gaya yang berkembang
pada zaman postmodern. Banyak yang mengatakan bahwa Arsitektur
metafora adalah sebuah bahasa untuk mengatakan sesuatu melalui
ungkapan bentuk-bentuk visual yang dihasilkannya

D. Tipologi Masjid

viii
1. Masjid Baburrahmah
Merupakan tipologi jenis Madinah, seperti Masjid Nabawi sebagai sumber
utamanya
2. Masjid Lantja Abduh Massi
Merupakan tipologi jenis Persia, karena bentuk masjid dengan pola
memanjang mengikuti poros arah kiblat
3. Masjid II UIN Samata
Merupakan tipologi jenis Arab, dengan pola persegi memanjang tegak
lurus kiblat.

ix
BAB III
KESIMPULAN

Dari ketiga masjid berbeda yang sudah disurvei, maisng masing masjid
memliki perbedaan baik itu bentuk, histori, maupun tipologinya. Namun Seperti yang
sudah dijelaskan di atas bahwa optimalisasi fungsi masjid selain sebagai tempat
ibadah juga sebagai tempat pembinaan umat dengan segala aspeknya akan
mewujudkan masyarakat yang selalu mendekatkan diri kepada Allah dan hubungan
yang baik sesama manusia. Dari situ akan terbentuk masyarakat muslim yang
bertaqwa kepada Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai