MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas dalam Mata Kuliah
Oleh Kelompok….
Dosen Pendamping
Dr. Yusutria, S.Pd.I, M.A
A. Pendahuluan
Fungsi menejemen
Remaja sebagai penerus generasi yang akan datang saat ini banyak
mengahabiskan waktu yang sia sia, mereka lebih memilih menghabiskan
waktu di warung kopi, bermain game, balapan liar, narkoba dan pergaulan
bebas, perbuatan perbuatan tersebut akan mengacu pada runtuhnya spiritual di
masa yang akan datang. Dampak nya kurang sopan terhadap kedua orang tua,
sering nya kita jumpai banyak nya kasus pembunuhan dan sebagainya, salah
satu akibatnya yaitu kurang nya spiritual yang ada dalam diri remaja (Khairuni
& Widyanto, 2018).
Di antara dampak kurang nya peran masjid terhadap remaja yaitu remaja
tidak tahu jika yang di lakukan itu membahayakan dirinya dan juga
membahayakan orang lain. Misalnya remaja saat ini sudah sangat tidak asing
dengan rokok, banyak di jumpai SMP dan SMA sudah banyak yang merokok,
bahkan anak usia SD juga banyak yang merokok secara terang terangan,
padahal rokok sangat berbahaya bagi anak anak, orang hamil, namun karena
jauh nya mereka dari masjid membuat mereka tidak faham akan bahaya
tersebut. Begitu juga dengan minuman keras dan sebagainya.
Dampak yang paling nyata yaitu masjid menjadi sepi, padahal remaja
adalah generasi penerus orang orang yang berada di masjid skarang ini, jika
tidak ada Tindakan maka akan kesusahan untuk menjadi imam menggantikan
imam imam yang ada sekarang ini. Penurunan bacaan juga bisa terjadi
kedepan nya, bacaan imam kurang baik, ilmu agama semakin berkurang,
masjid semakin tidak tertata. Maka untuk menyelesaikan masalah di atas harus
ada sebuah Tindakan, sebuah menejemen masjid sebagai sarana pendidkan
(Yasin, 2019).
Masjid sebagai sarana Pendidikan sudah di lakukan sejak jaman
rosulullah, yang mana jaman rosululullah beliau tidak hanya menjadikan
masjid sebagai tempat beribadah saja namun menjadikan masjid menjadi
beberapa fungsi diantaranya beliau menjadikan masjid sebagai pusat
penyampaian risalah, temapat belajar mengajar agama, diskusi keagamaan,
musyawarah, I'tikaf kaum muslimin, tempat pembinaan kader kader, tempat
konsultas, tempat pengumpulan dana serta masalah masalah yang ada di
masyarakat pada saat itu, sehingga masjid tidak hanya menjadi tempat untuk
melaksanakan sholat saja, namun bisa di fungsikan di berbagai hal seperti
yang telah di sebutkan di atas (Tamrin, 2018).
Sebagi umat nabi Muhammad harus nya mencontoh apa yang telah di
ajarkan nabi, semua yang di ajarkan dan di contohkan nabi adalah baik,
menjadikan masjid sebagai jantung kaum uslimin, semua bisa di lakukan di
masjid, melakukan sebagaimana yang di ajarkan nabi Muhammad akan
mengembalikan kejayaan masjid sebagaimana keadaan masjid di jaman nabi
Muhammad itu sendiri, pada zaman nabi Muhammad semua orang
berbondong bondong untuk pergi kemasjid karena nabi menjadikan masjid
tidak hanya tempat sholat saja namun juga menjadikan masjid sebagai tempat
banyak aktivitas seperti kajian, musyawarah, dan sebagainya.
A. Pengelolaan masjid
Membahas masalah pengelolaan masjid pada dasarnya jika membahas
pengelolaan masjid dapat di bagi menjadi dua bagian, pertama
pengelolaan fisik masjid. Kedua pengelolaan fungsi masjid. Jika
berbicara pengelolaan pembinaan fisik masjid maka yang di bahas yaitu
masalah kebersihan, kepengurusan, infaq, dan yang berkenaan dengan
fisik masjid lain nya, namun jika berkenaan dengan pengelolaan fungsi
masjid maka yang di bahas yaitu berkenaan dengan pusat dakwah,
peribadahan, pengadaan kajian dan sebagainya (Susanto, 2016).
1. Pengelolaan sarana prasarana masjid
Pengelolaan sarana masjid sendiri di Kelola oleh osis bagian
ibadah, hal ini bertujuan untuk merawat masjid, menjaga sarana
dari keruskan, mengganti sarana prasarana masjid yang rusak,
kemudian mengecek serta melaporkan dan mendata sarana
prasarana.
2. Mengelola kotak infaq
Kotak infaq di buka seminggu sekali yang di lakukan oleh osis
bagian ibadah, setelah menghitung uang, kemudian mencatat
pemasukan uang yang ada di kotak infaq. Untuk uang kotak infak
di gunakan untuk mengganti sarana prsarana yang rusak, seperti
lampu, kran air, sapu, pel, dan lain nya yang berkenaan dengan
masjid.
3. Kebersihan masjid.
Kebersihan masjid di pondok pesantren hamalatul Qur'an sudah
ada jadwal piket nya setiap hari, yang di lakukan oleh santri,
penanggung jawab kebersihan sendiri di pegang oleh osis bagian
kebersihan bekerjasama dengan bagian ibadah. Piket di lakukan
setiap hari, sehari dua kali pagi hari dan sore hari, namun banyak
santri yang menyapu masjid tanpa harus di suruh.
4. Adzan dan iqomah
Adzan di lakukan untuk subuh duhur dan ashar yang melakukan
adzan dan iqomah bebas, semua santri boleh adzan. Sedangkan
untuk magrib dan isya jadwal nya anak anak smp.
B. Bidang agama.
1. Menjadikan masjid sebagai tempat halaqoh Al Qur'an
Sebagian pondok pesantren tahfidz menjadikan masjid sebagai
tempat untuk mengajarkan Al Qur'an, biasanya kegiatan ini di
lakukan pondok pesantren yang berbasis tahfidzul Qur'an, semua
kegiatan tahfidz di bentuk halaqoh setiap halaqoh terdiri dari 10
santri dan satu ustadz pengampu tahfidz, halaqoh berada di tiang
tiang masjid atau berada di pojok pojok masjid dan dinding masjid
(Samaeng, 2015).
2. Kajian
Masjid pondok pesantren selain di jadikan tempat untuk rutinitas
belajar Al Qur'an juga di jadikan tempat untuk menyelenggarakan
kajian tematik, kegiatan kajian ini di ikuti semua santri pondok
pesantren, masjid di jadikan tempat kajian karena tempat nya yang
luas, serta di lengkapi dengan fasilitas dan keadaan yang
mendukung seperti mic, kipas angin, serta meja kecil untuk belajar.
Alasan lain kajian di selenggarakan setelah duhur sehingga siswa
berkumpul semua karena habis melaksanakan sholat berjamaah.
3. Muhadhoroh
Muhadhoroh kegiatan santri untuk Latihan ceramah, pidato dan
sejenis nya. muhadroh terbagi menjadi beberapa kelompok setiap
kelompok di sebar ada yang di masjid, serambi masjid, kelas, serta
tempat tempat yang lain nya. sebulan sekali akan di adakan
muhadoroh akbar, setiap kelompok mengirimkan satu perwakilan,
dan bertepatan di masjid pondok pesantren.
4. Sholat jamaah
Seluruh santri, asatidzah, guru, dan pegawai melaksanakan sholat
jamaah di masjid pondok, masjid pondok juga menerima
masyarakat yang ingin melaksanakan sholat di masjid pondok
pesantren. Dengan membolehkan masyarakat melakukan sholat di
masjid pondok pesantren akan membuka hubungan baik kepada
masyarakat, sekaligus akan menunjukkan kepada masyarakat
kelebihan kelebihan pondok pesantren sehingga masyarakat akan
terbuka hatinya untuk mendaftarkan putra putrinya di pondok
pesantren.
5. Sholat Jum'at
Selain sholat jamaah masjid pesantren juga di jadikan tempat
sholat jum'at, tidak hanya khusus pesantren saja namuan
masyarakat sekitar juga di perbolehkan untuk melaksanakan sholat
juma'at di masjid pondok. Pada sholat jum'at selain warga ada juga
wali santri yang melaksanakan sholat di masjid. Hari jum;at waktu
penjengukkan santri santri sehingga banyak wali santri yang
menjenguk dan sholat jum'at di lingkungan masjid.
C. kegiatan kemasyarakatan
1. kajian khusus masyarakat
pondok pesantren sebulan sekali mengadakan kajian khusus untuk
masyarakat. Sehari sebelum kajian di laksakan surat undangna
kajian sudah di sebarkan di masyarakat sekitar, kajian ini di
lakukan di masjid, tema yang di angkat bermacam macam, mulai
dari tafsir, fiqih dan sebagainya. Peran pondok pesantren di
masyarakat sangat di sorot sehingga pondok pesantren harus
memberikan manfaat di tengah tengah masyarakat sekitar, salah
satunya dengan mengadakan kajian rutin.
2. Menyambut tamu
Pondok pesantren biasanya kedatangan tamu, Sebagian tamu ada
yang di sambut di masjid, ada juga di sambut di kantor sekolahan,
tergantung dari tamu yang di terima. Biasanya untuk tamu seperti
ustadz, atau syaik dari arab, dari Yayasan di saambut di masjid
sedangkan tamu dari kemenag dan berhubungan dengan sekolahan
di sambut di kantor sekolah. Pondok pesantren pasti banyak tamu
dari luar, dari kemenag, dari wali santri begitu juga dari luar kota
seperti masyaikh dan lain nya. maka tamu tersebut di bedakan
menjadi du acara menyambutnya, jika tamu tersebut datang untuk
membahas sekolahan maka akan di sambut di kantor sekolahan,
namun jika tamu yang datang untuk pesantren maka akan di
sambut di masjid.
D. Kegiatan yang di Kelola oleh osis
1. Rapat
Salah satu tempat yang di jadikan tempat rapat oleh osis yaitu
masjid, rapat yang di bahas osis bermacam macam, mulai dari
agenda osis kedepan nya, pengadaan lomba atau rapat tentang
bagian bagian mereka. Osis sendiri terdiri dari berbagai macam
bagian. Seperti, bagian olahraga, konsumsi, Kesehatan, ibadah, dan
humas. Selain untuk rapat osis masjid juga di gunakan untuk rapat
para ustadz untuk membahas permasalahan permasalah yang ada di
pondok pesantren, membahas perkembangan pondok kedepan nya.
2. Latihan sholat
Masjid di pondok pesantren bisa di bilang di jadikan salah satu
tempat inti di sebuah pesantren. Seperti Latihan sholat, adzan,
wudhu dan sebagainya. Latihan di atas di pimpin oleh osis
biasanya siswa baru di latih bacaan serta praktek oleh osis.
Pelatihan sholat di lakukan untuk menyeragam bacaan, Gerakan
sesuai dengan yang di terapkan dan di tetapkan di pondok
pesantren tersebut.
3. Tempat berkumpul.
Di pondok pesantren sering sekali terjadi kumpul dadakan. Contoh
nya jika ada masyarakat sekitar yang meninggal dunia, seluruh
santri di kumpulkan di masjid sebelum melakukan takziyah ke
rumah orang yang meninggal. Santri di kumpulkan di masjid
pondok untuk di bacakan pelanggaran bagi yang melanggar bagian
bagian osis, mulai dari tidak sholat jamaah, melanggar Bahasa, dan
sebagainya. Penghukuman di lakukan di masjid, dan di depan
santri santri, hukuman fisik ditiadakan karena berbahaya hukuman
yang di adakan yaitu menulis Al Qur'an.
E. Kesimpulan
Manajemen masjid meliputi pengelolaan dan pembinaan yang di lakukan
terhadap masjid melalui beberapa tahapan. Meliputi, perencanaan,
pengelolaan, pengadaan, penjagaan serta pendataan terhadap barang barang
masjid. Adanya manajemen masjid mampu menjaga masjid sehingga masjid
secara Makmur secara fisik dan Makmur secara fungsi masjid.
Dalam proses mengembangkan masjid di perlukan suatu menejemen yang
baik, dengan menejemen yang baik masjid akan terwat dengan baik, tertata
rapi, berfungsi sebagaimana fungsi nya, masjid tidak hanya di pakai untuk
sholat atau ibadah saja namun di gunakan sebagaimana yang telah di ajarkan
baginda nabi Muhammad SAW.
Dengan demikian masjid akan menjadi ramai, anak anak senang kemasjid,
anak remaja, dewasa memiliki peran masing masing. Sehingga masjid akan
Makmur tanpak hidup, karena tidak di isi oleh orang yang sudah tua saja,
namuan semua masyarakat islam merasakan keberadaan masjid.
Banyak cara untuk memakmurkan masjid diantaranya, mengadakan kajian
rutin, tpa, membentuk organisasi, menajdikan masjid tempat musyawarah,
menjadikan masjid sebagai tempat agenda masyarakat seperti pernikahan,
orang mualaf (masuk islam) serta evaluasi berkaitan dengan masjid.
Selain menejemen masjid di masyarakat umum, ternyata menejemen
masjid di pondok pesantren juga sangat penting baik bagi pesantren maupun
masyarakat luas. Pondok pesantren di kenal di masyarakat luas tempat orang
orang menuntut ilmu agama, sehingga agama sangat erat kaitan nya dengan
masjid, begitu juga masjid sangat erat dengan umat islam atau masyarakat
luas, sehingga harus saling melenglapi satu sama lain.
F. Daftar Pustaka
Ayub, M. (2021). PERAN MASJID SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN
NONFORMAL UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK REMAJA
KELURAHAN LABUHAN DELI KECAMATAN MEDAN MARELAN.
Taushiah: Jurnal Hukum, Pendidikan Dan Kemasyarakatan, 11(2), 26–37.
Ayub, M. E. (1996). Manajemen Masjid. Gema Insani.
Darodjat, & Wahyudiana. (2014). Memfungsikan Masjid Sebagai Pusat
Pendidikan Untuk Membentuk Peradaban Islam. Islamadina, 13(2), 1–13.
Hidayat, M. R. T. (2020). Optimalisasi Fungsi Manajemen Dalam Meningkatkan
Peran Dan Fungsi Masjid. Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah, 5(3), 285–
304.
Khairuni, N., & Widyanto, A. (2018). Mengatasi Krisis Spiritual Remaja di Banda
Aceh Melalui Revitalisasi dan Optimalisasi Fungsi Masjid Sebagai Sarana
Pendidikan Islam. DAYAH: Journal of Islamic Education, 1(1), 74–84.
Nasution, N. H., & Wijaya, W. (2020). Manajemen masjid pada masa pandemi
covid 19. Yonetim: Jurnal Manajemen Dakwah, 3(01), 84–104.
Perawironegoro, D. (2019). Manajemen asrama di pesantren. Tadbir: Jurnal Studi
Manajemen Pendidikan, 3(2), 129–144.
Samaeng, miss hasanah. (2015). MASJID NURUL MUTTAQIN DAN PONDOK
PESANTREN AS-SAQOFAH AL-AMMAH DI KAMPUNG TABING ,
PATANI SELATAN THAILAND ( Kajian Perbandingan ) SKRIPSI.
Susanto, D. (2016). Penguatan Manajemen Masjid Darussalam di Wilayah Rw IV
Kelurahan Banjardowo Kecamatan Genuk Kota Semarang. Dimas: Jurnal
Pemikiran Agama Untuk Pemberdayaan, 15(1), 175–206.
Tamrin, M. I. (2018). Pendidikan non formal berbasis masjid sebagai bentuk
tanggung jawab umat dalam perspektif pendidikan seumur hidup. Menara
Ilmu, 12(1).
Yakin, N. (2014). Studi Kasus Pola Manajemen Pondok Pesantren Al-Raisiyah di
Kota Mataram. Ulumuna, 18(1), 199–220.
Yasin, M. (2019). Efektivitas Pengelolaan Masjid Sebagai Sarana Pendidikan di
Masjid Al-Musannif Deli Serdang. Hijri, 8(2), 54–67.
Yunus, Y., Mukhtar, J., & Nugroho, I. (2019). Manajemen Pengembangan
Pondok Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren As’ adiyah Belawa
Baru, Masamba, Sulawesi Selatan). Al-Tanzim: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 3(1), 82–101.
Yusutria, Y. (2018). Analisis Mutu Lembaga Pendidikan Berdasarkan Fungsi
Manajemen di Pondok Pesantren Thawalib Padang Sumatera Barat. Ta’dib:
Jurnal Pendidikan Islam, 7(2), 530–538.