Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN MASJID DI PESANTREN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas dalam Mata Kuliah

MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS PESANTREN/ASRAMA

Oleh Kelompok….

1. Jaka andika (1900031105)


2. Imam sapii (1900031040)
3. Dani alamsyah (1900031249)

Dosen Pendamping
Dr. Yusutria, S.Pd.I, M.A

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2022

A. Pendahuluan

Mendengar kata menejemen Masjid di Pesantren sudah menjadi hal yang


lumrah dalam konteks mana jeman, padadasarnya menejemen menejemen ini
bisa memudahkan dan memebantu persoalan di masjid dan pesantren, hal ini
dapat kita lihat dari struktur yang di ataur di berbagai templetan di masjid dan
pesantran dimana pola pengaturan yang dilakukan oleh pihak menjemen
sangat membatu dalam konteks struktur, aturan,penghitungan, dan
perancangan. Seperti halnya di masjid sendiri murupakan tempat peribadatan
Islam yang memiliki sistem Islami dalam bentuk memakmurkan masyarakat,
begitu pulan dengan pesantren yang memiliki makna yang bertujuan dalam
pengelolaan lembaga pendidikan pesantren yang melibatkan sumber daya
manusia dan menggerakkan mencapai tujuan pendidikan pesantren secara
efektif dan efisien.
Seiring dengan kemajuan zaman, begitu pula dengan kemajuan sistem
dimana setiap struktur dan aturan harus memiliki lakah yang baik dan aturan
yang bener ( manejemen ) dengan adanya menejeman kitab isa lbih mudah
dalam membagikan kegiatan baik itu dalam Pendidikan, organisasi, sosial,
data, dan masih banyak lagi lainya, untuk itu dlam menejemen masjid di
pesantren ini merupakan bentuk pengolaan atau sistem yang di buat oleh
sekelompok piminan yang Lembaga tersebut ( masjid dan pesantren )
tujuanya taklain untuk memakmurkan aktifitas majilis dan pendidikan seperti
dengan membagikan tugas dan wewenang dalam masjit dan pesantren di
antaranya seperti, membuat setruktur pembagian tugas di antaranya
membentuk ketua Yayasan, sekertaris, anministrasi, takmir masjid, Guru
TPA, dari sini dapat kita pahami fungsi dari menejem ddalam koteks dan
fungsinya (Yunus et al., 2019).
B. Difinisi Menejemen Pendidikan pesantren
Sebelum penulis membahas manajemen pendidikan pesantren
kiranya perlu mengetahui terlebih dahulu arti dari manajemen dan
pesantren itu sendiri. Manajemen dalam kamus besar bahasa Indonesia
memiliki arti proses pemakaian sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan.

James A.F Stoner mengemukakan bahwa manajemen adalah proses


perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sedangkan manajemen pendidikan adalah suatu sistem pengelolaan


dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,
peserta didik, masyarakat, kurikulum, dana keuangan, sarana dan
prasarana pendidikan, tata laksana dan lingkungan pendidikan.
Manajemen pendidikan Islam itu sendiri adalah suatu proses penataan
atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumber
daya manusia muslim dan menggerakkannya untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam secara efektif dan efisien, sesuatu tidak boleh dilakukan
secara asal-asalan Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam
(Yusutria, 2018).

Dari beberapa pengertian menejemen di atas dapat di simpulkan


bahwa menejemen adalah pengelolaan atau penataan misalnya
menejemen sarana prasarana maka akan terbentuknya struktur
pengelolaan atau penataan berkenaan dengan sarana prasarana yang ada
di sekolah mulai dari perencanaan, pengadaan, dan juga perawatan,
mendata dan ssebagainya. Begitu pula jika membahas menejemen masjid
maka akan membahas pengelolaan atau penataan berkenaan dengan
masjid seperti bagaimana cara memakmurkan masjid, mengadakan acara
kajian, tpa, mengelola keuangan masjid, menjaga sarana yang ada di
masjid, membeli dan mengganti barang yang rusak, sehingga tujuan dari
di bentuk nya menejemen masjid itu sendiri dapat berjalan dengan baik,
mencapai tujuan yang di inginkan.

Ada beberapa pengertian manajemen masjid yang dapat dikutip,


dalam buku Idarah Masjid terbitan KODI DKI Jakarta disebutkan:
“Idarah masjid ialah ilmu dan usaha yang meliputi segala tindakan dan
kegiatan muslim dalam menempatkan masjid sebagai tempat ibadah dan
pusat kebudayaan islam”. 33 Sementara itu Drs. Moh. E. Ayub dalam
bukunya Manajemen Masjid yang diterbitkan Gema Insani Press,
mendefinisikan idarah Masjid adalah usaha-usaha untuk merealisasikan
fungsi-fungsi Masjid sebagaimana mestinya”. 34 Dari pengertian diatas
dapat dirumuskan definisi lain, manajemen masjid adalah suatu proses
atau usaha mencapai kemakmuran Masjid yang ideal, dilakukan oleh
seorang pemimpin pengurus Masjid bersama staf dan jamaahnya melalui
berbagai aktifitas yang positif. Dengan demikian, ketua pengurus Masjid
harus melibatkan seluruh kekuatan Masjid untuk mewujudkan
kemakmuran Masjid (Nasution & Wijaya, 2020).

Menejemen masjid di bentuk untuk memakmurkan masjid,


sehingga jika pengelolaan masjid baik maka akan Makmur, masjid nya
ramai karena di adakan kajian kajian sehingga orang berbondong
bondong untuk datang ke masjid tersebut, namun bisa kita lihat berapa
banyak masjid yang sepi, di sebabkan pengelolaan nya kurang baik,
masyarakat terlalu patuh terhadap pengurus masjid, tidak berani
mengganti kepengurusan masjid, padahal di bawah kepengurusan takmir
tersebut masjid tidak berjalan dengan baik. Masjid menjadi sepi, anak
anak TPA tidak terarah dengan baik, pemuda tidak ada yang mengurus
sehingga minim pengalaman, dan minim kontribusi, sehingga masyarakat
harus bisa mengganti kepengurusan dengan yang baru, sehingga masjid
tercapai tujuan nya yaitu memakmurkan masjid.
Pesantren didefinikasikan sebagai suatu tempat pendidikan dan
pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam. Istilah pesantren
bisa disebut dengan pondok saja atau kedua kata ini digabung menjadi
pondok pesantren. Sebenarnya penggunaan gabungan kedua istilah secara
integral yakni pondok dan pesantren menjadi pondok pesantren lebih
mengakomodasikan karakter keduanya. Pondok pesantren menurut
M.Arifin adalah sesuatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh
serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem asrama dimana santri-
santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau
madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leader-ship
seorang atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat
kharismatik serta independen dalam segala hal”. Lembaga Islam
mendefinisikan pesantren adalah “suatu tempat yang tersedia untuk para
santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama Islam sekaligus tempat
berkumpul dan tempat tinggalnya. Maka manajemen pendidikan
pesantren adalah suatu proses penataan dan pengelolaan lembaga
pendidikan pesantren yg melibatkan sumber daya manusia dan
menggerakkan mencapai tujuan pendidikan pesantren secara efektif dan
efisien (Perawironegoro, 2019).

Setelah memaparkan berbagai pengertian tentang Masjid di


pondok pesantren, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa pesantren dan
Masjid pada umumnya memiliki difinisi yang berbeda naumun kesamaan
dalam mejadikan tempat peribadahan yang mengajak umat dalam
mencapai kemakmuran masjid yang di lakukan oleh seorang pengurus
atau pemimpin Masjid bersam staf masyarakat melalui berbagai aktifitas
Agama yang positif , sedangkan dari papanran pembahasan diatas terkait
pesanteren sendiri melingkupi tempat pembinaan ilmu dakwah yang
dipimpin oleh Ustad atau Kiai yang mejadi Guru mereka dalam menimba
ilmu Agama, sekaligus tinggal dan dipodok pesanteren berbeda dengan di
Mesjid hanya meliputi kegiatan dalam memakmurkan masjid agar lebih
Makmur (Hidayat, 2020).

Hampir semua kegiatan pondok pesantren berada di masjid, mulai


dari melaksanakan sholat berjamaah lima waktu, halaqoh Al Qur'an,
kajian kajian dari para ustadz ustadz, muhadoroh atau latiahn cermah
yang di lakukan oleh para santri, pengumuman berkaitan dengan pondok,
pengumuman dari osis, penghukuman bagi yang melanggar tata tertib
pondok, menyambut tamu pondok pesantren, serta aktifitas lain nya.
sedangkan sekolah atau madrasah hanya di gunakan untuk sekolah, maka
masjid di pondok pesantren tempat yang paling sering di kunjungi santri
dalam sehari hari karena hampir semua aktifitas santri di laksanakan di
masjid pondok pesantren. Maka tak heran jika pondok pesantren biasanya
masjid nya sangat Makmur, bisa makur dari pengelolaan nya, Makmur
dari kebersihan nya, atau Makmur dari segi kajian nya untuk masyarakat.

Masjid di pondok pesatren biasanya besar besar dan lengkap, suatu


hal yang wajar jika melihat kegunaan masjid di pondok pesantren, karena
tidak mungkin melakukan hampir semua aktifitas di masjid namun masjid
nya tidak lengkap atau tidak layak, sehingga pondok pesantren pertama
kali di dirikan adalah masjid. Supaya kegiatan belajar dan mengajar tetap
dapat di laksanakan meskipun asrama belum jadi, masjid yang di bangun
untuk pondok pesantren terbilang besar, untuk menampung santri santri
dengan jumlah yang banyak. Dengan pemaparan di atas menunjuk kan
betapa penting nya masjid di pondok pesantren dan banyak sekali fungi
masjid di pondok pesantren yaitu hampir semua aktifitas santri di lakukan
di masjid.

Fungsi menejemen

Menejemen merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk


mewujudkan tujuan dan melaksanakan aktifitas organisasi. Untuk itu,
menejemen hrus terikat dengan lingkungan sosial dengan berpegang teguh
pada nilai-nilai syariat pada setiap kondisi dan tempat, baik itu dalam
pesantren maupun masjid dalam memajukan kemakmuran sarana Masjid
dan Pesantren.

a. Fungsi menejemen Masjid


1. Perencanaan Dalam manajemen Masjid, perencanaan adalah
perumusan tentang apa yang akan dicapai dan tindakan apa
yang akan dilakukan dalam menacapai tujuan pemakmuran
Masjid, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.
Dalam upaya memakmurkan Masjid, perencanaan memiliki
arti yang sangat penting. Dengan demikian, tanpa perencanaan
yang baik, tidak hanya membuat kepengurusan dan aktivitas
menjadi kacau dan tidak punya arah yang jelas, tapi kemajuan
atau kemunduran juga tidak bisa di ukur. Perencanaan yang
matang akan membuat aktivitas bisa berjalan dengan baik dan
jelas kemana arah dan target yang akan dicapai dengan
melibatkan jamaah yang lebih banyak.
Pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa bahwa salah satu
fungsi menejemen masjid yaitu untuk mengadakan
perencanaan, perencanaan untuk memakmurkan masjid, upaya
dalam memakmurkan masjid. Perencanaan sangat perlu di
lakukan dalam memakmurkan masjid, tanpa adanya
perencanaan, masjid tidak akan berkembang, seharusnya
pengelola masjid memiliki rencana bagaimana masjid kedepan
nya, bagaimana masjid supaya Makmur dan jamaah datang
tidak hanya melaksanakan sholat semata, jika jamaah yang
datang hanya melaksanakan sholat saja maka akan timbul sifat
bosen, sehingga masjid akan sepi dari jamaah, jika takmir
merencanakan adanya kajian, menu buka puasa sehingga
menarik jamaah untuk hadir di masjid.
2.  Pengorganisasian Pengorganisasian Masjid adalah penyatuan,
pengelompokan dan pengaturan pengurus Masjid untuk
digerakkan dalam satu kesatuan kerja sebagaimana yang telah
direncanakan. Dalam pengorganisasian Masjid, hal yang perlu
dilakukan adalah membagi atau mengelompokkan aktivitas
pemakmuran Masjid dalam satu kesatuan, merumuskan dan
menentukan tugas serta memberikan wewenang dan tanggung
jawab yang penuh dari pimpinan pengurus kepada staf-staf dan
pelaksananya (Yakin, 2014).
Pendapat di atas menjelaskan di antara fungsi menejemen
masjid yaitu membentuk suatu organisasi, organisai yang
berpungsi untuk menjalankan aktivitas masjid, sehingga masjid
mempunyai ke struktur organisasian yang jelas, serta
mengetahui bagian bagian dari masing masing anggota dari
organisasi tersebut. Di antara tujuan organisasi tersebut yaitu
membentuk pemuda masjid, membentuk tpa, mengurus kajian,
dan menyambut tamu tamu masjid seperti jika ada yang ingin
berdonasi dan sebagainya.
b. Fungsi menejemen pesantren
1. Pengelolaan yang langsung ditangani oleh kyai sebagai
pemilik, model ini merupakan model pengelolaan yang sangat
sederhana dan pada umumnya ditemukan prakteknya di
pesantren- pesantren di pulau jawa. Dalam model ini kyai
bertindak sebagi penyandang dana dan sekaligus ketua
pimpinan pesantren. Dapat di jelaskan bahwa pondok
pesantren dalam kepengurusan ada dua macam. Pertama kyai
sebagai pemilik pondok pesantren dan juga sebagai
penyandang dana, sehingga pondok tersebut murni di miliki
seseorang atau Sebagian orang saja. Kedua pondok pesantren
milik ummat, kepengurusan hanya orang yang di tunjuk saja,
namun tidak memiliki pondok tersebut.
2. Pengelolaan yang di tangani oleh sebuah organisasi (yayasan)
yang menempatkan kyai sebagai tokoh kharismatik, yang dapat
diharapkan menarik minat untuk belajar di tempat tersebut.
Dalam model ini, pihak yayasan sebagai penyandang dana dan
sekaligus penyandang keuangan, sedang pengelolaan
pengajaran diserahkan pada bidang-bidang khusus yang di
bentuk oleh yayasan.

Pesantren yang didirikan oleh seorang atau keluarga, namun pengelolanya


diserahkan pada kyai, baik itu pengelolaan pengajaran maupun pengelolaan
masalah- masalah yang lain.

C. Manajemen masjid sebagai sarana pendidikan.


Dalam pengertian sehari-hari, masjid merupakan bangunan tempat shalat
kaum muslimin, yang mengandung makna tunduk dan patuh. Hakekat masjid
adalah tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung makna tunduk
dan patuh kepada Allah semata. Memahami masjid secara universal, berarti
juga memahaminya sebagai instrumen sosial masyarakat, yang tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Melalui pemahaman ini, muncul
keyakinan bahwa masjid menjadi pusat dan sumber peradaban masyarakat
Islam. Melalui masjid kita dapat membangun sebuah sistem masyarakat ideal,
yang dicita-citakan oleh Islam. Melalui masjid kaderisasi generasi muda dapat
dilakukan lewat proses Pendidikan untuk pencapaian kemajuan Melalui
masjid pula kita dapat mempertahankan nilai-nilai yang menjadi kebudayaan
masyarakat Islam. Dan lebih penting lagi melalui masjid kita dapat
membangun masyarakat yang sejahterah sehingga mampu memberdayakan,
mencerahkan, dan membebaskan mereka dari berbagai macam
keterbelakangan. (SURYANI, 2017)

Masjid merupakan tempat yang paling sering di kunjungi untuk


melakukan segala peribadatan bagi umat islam, namun akhir akhir ini banyak
masjid yang Nampak sepi dan hanya di dominasi oleh orang orang yang sudah
lanjut usia, sedangkan anak anak, pemuda, serta orang oraang dewasa sudah
sangat jarang terlihat di masjid masjid sekitar. Melihat fenomena ini maka
generasi penerus orang orang yang cinta terhadaap masjid akan menghilang
dengan seiring nya zaman.

Remaja sebagai penerus generasi yang akan datang saat ini banyak
mengahabiskan waktu yang sia sia, mereka lebih memilih menghabiskan
waktu di warung kopi, bermain game, balapan liar, narkoba dan pergaulan
bebas, perbuatan perbuatan tersebut akan mengacu pada runtuhnya spiritual di
masa yang akan datang. Dampak nya kurang sopan terhadap kedua orang tua,
sering nya kita jumpai banyak nya kasus pembunuhan dan sebagainya, salah
satu akibatnya yaitu kurang nya spiritual yang ada dalam diri remaja (Khairuni
& Widyanto, 2018).

Di antara dampak kurang nya peran masjid terhadap remaja yaitu remaja
tidak tahu jika yang di lakukan itu membahayakan dirinya dan juga
membahayakan orang lain. Misalnya remaja saat ini sudah sangat tidak asing
dengan rokok, banyak di jumpai SMP dan SMA sudah banyak yang merokok,
bahkan anak usia SD juga banyak yang merokok secara terang terangan,
padahal rokok sangat berbahaya bagi anak anak, orang hamil, namun karena
jauh nya mereka dari masjid membuat mereka tidak faham akan bahaya
tersebut. Begitu juga dengan minuman keras dan sebagainya.

Dampak yang paling nyata yaitu masjid menjadi sepi, padahal remaja
adalah generasi penerus orang orang yang berada di masjid skarang ini, jika
tidak ada Tindakan maka akan kesusahan untuk menjadi imam menggantikan
imam imam yang ada sekarang ini. Penurunan bacaan juga bisa terjadi
kedepan nya, bacaan imam kurang baik, ilmu agama semakin berkurang,
masjid semakin tidak tertata. Maka untuk menyelesaikan masalah di atas harus
ada sebuah Tindakan, sebuah menejemen masjid sebagai sarana pendidkan
(Yasin, 2019).
Masjid sebagai sarana Pendidikan sudah di lakukan sejak jaman
rosulullah, yang mana jaman rosululullah beliau tidak hanya menjadikan
masjid sebagai tempat beribadah saja namun menjadikan masjid menjadi
beberapa fungsi diantaranya beliau menjadikan masjid sebagai pusat
penyampaian risalah, temapat belajar mengajar agama, diskusi keagamaan,
musyawarah, I'tikaf kaum muslimin, tempat pembinaan kader kader, tempat
konsultas, tempat pengumpulan dana serta masalah masalah yang ada di
masyarakat pada saat itu, sehingga masjid tidak hanya menjadi tempat untuk
melaksanakan sholat saja, namun bisa di fungsikan di berbagai hal seperti
yang telah di sebutkan di atas (Tamrin, 2018).

Sebagi umat nabi Muhammad harus nya mencontoh apa yang telah di
ajarkan nabi, semua yang di ajarkan dan di contohkan nabi adalah baik,
menjadikan masjid sebagai jantung kaum uslimin, semua bisa di lakukan di
masjid, melakukan sebagaimana yang di ajarkan nabi Muhammad akan
mengembalikan kejayaan masjid sebagaimana keadaan masjid di jaman nabi
Muhammad itu sendiri, pada zaman nabi Muhammad semua orang
berbondong bondong untuk pergi kemasjid karena nabi menjadikan masjid
tidak hanya tempat sholat saja namun juga menjadikan masjid sebagai tempat
banyak aktivitas seperti kajian, musyawarah, dan sebagainya.

Beberapa cara menjadikan masjid sebagai sarana Pendidikan, pusat


Pendidikan, berperan besar di tengah masyarakat, berkontribusi lebih, tidak
hanya berpungsi untuk melaksanakan sholat saja, sehingga masjid menjadi
ramai oleh berbagai kalangan, mulai dari anak anak, remaja, dewasa dan orang
tua.

a. Mengadakan kajian rutin


Mengadakan kajian dengan mengundang ustadz ustadz yang
mumpuni di bidang ilmu agama. Dengan cara mengajak masyarakat
sekitar dengan membuat undangan yang di selenggarakan oleh takmir
masjid, tema yang diangkat tidak terlalu berat, di mulai dengan tata
cara sholat yang baik dan benar, tema tema yang sederhana namun di
butuh kan oleh masyarakat, karena banyak masyarakat biasanya tidak
datang ke masjid karena tidak hafal bacaan sholat sehingga membuat
masyarakat memilih untuk tidak datang ke masjid, dan memilih untuk
sholat di rumah masing masing.
Kajian di lakukan secara rutin di mulai seminggu tiga kali, ustadz
yang di undang berbeda beda, setiap ustadz mengajarkan materi yang
berbeda namun pokus pada tema masing masing. Sehingga jamaah
tidak jenuh dan bosan, tentunya berbeda pemateri akan berbeda pula
cara yang di sampaikan, dengan demikian membuat jamaah tidak
bosan karena pemateri yang berbeda beda.
b. Mengadakan kerja bakti Bersama masyarakat
Mengajak masyarakat ikut adil dalam bersih bersih masjid akan
menimbulkan kedekatan antara pengurus masjid dengan masyarakat.
Kerja bakti di lakukan seminggu sekali atau seminggu dua kali, bisa di
tentukan harinya, bisa hari jum'at karena bertepan dengan hari
dilaksanakan nya sholat jum'an.
c. Mengadakan taman Pendidikan Al Qur'an
Anak anak adalah aset di masa yang akan datang, anak anak di
siapkan dengan sebaik baik nya. dekatkan anak anak dengan Al
Qur'an, kontribusi masjid sebagai sarana Pendidikan yaitu dengan
mengadakan kegiatan (TPA). Bukan hanya sekedar mengadakan
(TPA) saja namun takmir juga harus menyiapkan tenaga pendidik,
fasilitas seperti meja, iqro, Al Qur'an, spidol, papan tulis, serta
kebutuhan yang lain nya. TPA harus membedakan mana yang sudah
Al Qur'an dan mana yang masih iqro, dengan mebedakan keduanya
maka takmir masjid harus mengadakan pengajar khusus yang sudah Al
Qur'an. Jika di gabung Al Qur'an dengan yang masih Iqro mka tidak
akan akan meningkatkan kemampuan yang sudah Al Qur'an.
d. Membentuk remaja masjid
Remaja masjid bertujuan untuk memakmurkan masjid, proker
proker yang di adakan oleh remaja masjid hendak nya di arahkan, serta
di dukung dengan baik, agenda kurban, zakat, panitia romadhon
hendak nya mengajak pemuda mesji, untuk di jadikan bahan Latihan
bagi mereka, sehingga kdepan nya mereka memiliki pengalaman
sebagai generasi penerus masyarakat (M. Ayub, 2021). Di antara
pungsi remaja masjid yaitu remaja masjid dapat membantu takmir
dalam mengadakan kajian, membagikan snack dan muniman waktu
kajian. Menjadi panitia idul Qurban, sehingga takmir masjid akan
sangat terbantu dengan adanya remaja masjid, sehingga takmir bisa
berpokus di kerjaan yang lain nya.
e. Mengadakan rapat evaluasi

Sebaiknya setiap selesai mengadakan agenda di adakan evaluasi


oleh panitia penyelenggara, evaluasi kegiatan, kekurangan, perbaikan,
serta menerima masukan masukan dari panitia demi ke baikan kedepan
nya. evaluasi selain menerima masukan tujuan evaluasi di antaranya
yaitu membahas acara atau agenda kedepan nya dengan tujuan
memakmurkan masjid.

f. Mengadakan buka Bersama puasa sunnah


Panitia masjid mengadakan agenda bika Bersama, terkhusus puasa
puasa sunnah seperti puasa senin kamis, puasara arofah, dan puasa
sunnah lain nya. salah satu Langkah memakmurkan masjid Allah,
dengan adanya buka Bersama masjid akan menajdi ramai dan orang
berpuasa akan terbantu, sehingga tidak perlu ke warung cukup sholat
jamaah di masjid.
g. Tempat pernikahan
Salah satu cara memakmurkan masjid yaitu dengan mengadakan
pernikahan di dalam masjid. Masyarakat sekitar yang ingin
melangsungkan ijab qobul di dalam masjid di perbolehkan meski
bukan suatu kewajiban untuk menyelenggarakan pernikahan di masjid,
namun di perbolehkan. Adanya pernikahan di masjid akan
menimbulkan hubungan baik antara masyarakat islam dengan masjid.
Sangat banyak di jumpai orang orang yang memilih masjid sebagai
tempat berlangsung nya pernikahan. Manfaat yang bisa di ambil dari di
adakan nya peenikahan di masjid yaitu masyarakat yang hadir akan
tahu bahwa ada masjid di tempat tersebut, masjidnakan Makmur
dengan banyak nya tamu yang hadir, terjalin hubungan antara takmir
atau pengurus masjid dengan masyarakat luas.
h. Masjid mencerdaskan kaum muslimin
Masjid dapat di jadikan sarana untuk mencerdaskan kaum muslimin,
tisak hanya satu kalangan saja namun masjid bisa di jadikan wadah
mencerdaskan kaum muslimin dari semua kalangan, anak anak bisa di
cerdeskan dengan di bentuk nya TPA, remaja bisa di adakan kajian
khusus membahas anak anak se usia mereka, dengan kajian tersebut
remaja akan menjadi terarah dan tahu mana yang harus di lakukan dan
mana yang di larang, kemudia orang tua dapat di adakan kajian kajian
yang membahas rumah tangga begitu juga dengan orang yang sudah
lanjut usia bisa di membahas dengan sesuai tema yang berkaitan
dengan bekal akhirat. Sehingga masjid berpungsi tidak hanya tempat
beribadah sholat saja namun banyaknmanfaat yang lain di hasilkan di
masjid (M. E. Ayub, 1996).
i. Masjid tempat di adakan nya galang dana dan membagikan nya.
Galang dana selain di lakukan oleh badan atau Yayasan tertentu,
sebenar nya di antara pungsi masjid yaitu menggalang dana untuk
membantu masyarakat yang terkena musibah, seperti bantuan anak
yatim, korban bencana alam, kebakaran, atau masyarakat yang kurang
mampu. Dengan di adakan nya galang dana maka peran masjid di
kalangan masyarakat akan lebih terasa, masyarakat akan mengenang
masjid tersebut dan tertarik dengan masjid. Masyarakat akan merasa
terbantu dengan masjid, adanya galang dana membuat masjid
meningkat sosialisasi terhadap masyarakat, peran masjid di masyarakat
akan bertambah, sehingga masjid akan lebih Makmur (M. E. Ayub,
1996).
D. Menejemen masjid di pondok pesantren

Banyak yang memaknai masjid hanya sebatas tempat untuk melaksanakan


sholat saja sehingga memunculkan banyak masalah yang berakibat kepada
masjid tersebut, mulai dari masjid yang tidak terawat, sepi orang yang
melaksanakan sholat berjamaah dan sebagaianya, hal itu di sebabkan belum
semua masjid dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Bahkan
kebanyakan masjid hanya menjalankan salah satu fungsinya saja, yaitu
sebagai tempat peribadatan. Itu saja belum maksimal. Sekian banyak masjid
yang dapat disaksikan saat ini dalam kondisi rusak, kumuh, sepi dari
pengunjung dan merana, yang mengindikasikan tidak adanya pengelolaan
yang benar dan baik. Sementara masjid yang terlihat mentereng dan cukup
ramai dikunjungi orang pada jam-jam shalat, namun di situ belum terlihat
adanya kegiatan lain. Ada juga yang di samping untuk shalat juga untuk
kegiatan pengajian atau madrasah diniyah, namun berhenti sampai di situ. Jadi
amat jarang masjid dengan kegiatan yang lengkap, baik untuk pendidikan
keimanan maupun implementasinya dalam berbagai kegiatan. lalu bagaimana
menejemen masjid di pondok pesantren (Darodjat & Wahyudiana, 2014).

Dalam melaksanakan penelitian ini saya melakukan observasi di pondok


pesantren Hamalatul Qur'an Yogyakarta, kegiatan observasi tersebut untuk
mendapatkan data bagaimana menejemen masjid di pondok pesantren
Hamalatul Qur'an Menejemen masjid di pondok pesantren terbagi menjadi
beberapa bidang seperti pengelolaan bidang agama dan bidang
kemasyarakatan.

A. Pengelolaan masjid
Membahas masalah pengelolaan masjid pada dasarnya jika membahas
pengelolaan masjid dapat di bagi menjadi dua bagian, pertama
pengelolaan fisik masjid. Kedua pengelolaan fungsi masjid. Jika
berbicara pengelolaan pembinaan fisik masjid maka yang di bahas yaitu
masalah kebersihan, kepengurusan, infaq, dan yang berkenaan dengan
fisik masjid lain nya, namun jika berkenaan dengan pengelolaan fungsi
masjid maka yang di bahas yaitu berkenaan dengan pusat dakwah,
peribadahan, pengadaan kajian dan sebagainya (Susanto, 2016).
1. Pengelolaan sarana prasarana masjid
Pengelolaan sarana masjid sendiri di Kelola oleh osis bagian
ibadah, hal ini bertujuan untuk merawat masjid, menjaga sarana
dari keruskan, mengganti sarana prasarana masjid yang rusak,
kemudian mengecek serta melaporkan dan mendata sarana
prasarana.
2. Mengelola kotak infaq
Kotak infaq di buka seminggu sekali yang di lakukan oleh osis
bagian ibadah, setelah menghitung uang, kemudian mencatat
pemasukan uang yang ada di kotak infaq. Untuk uang kotak infak
di gunakan untuk mengganti sarana prsarana yang rusak, seperti
lampu, kran air, sapu, pel, dan lain nya yang berkenaan dengan
masjid.
3. Kebersihan masjid.
Kebersihan masjid di pondok pesantren hamalatul Qur'an sudah
ada jadwal piket nya setiap hari, yang di lakukan oleh santri,
penanggung jawab kebersihan sendiri di pegang oleh osis bagian
kebersihan bekerjasama dengan bagian ibadah. Piket di lakukan
setiap hari, sehari dua kali pagi hari dan sore hari, namun banyak
santri yang menyapu masjid tanpa harus di suruh.
4. Adzan dan iqomah
Adzan di lakukan untuk subuh duhur dan ashar yang melakukan
adzan dan iqomah bebas, semua santri boleh adzan. Sedangkan
untuk magrib dan isya jadwal nya anak anak smp.
B. Bidang agama.
1. Menjadikan masjid sebagai tempat halaqoh Al Qur'an
Sebagian pondok pesantren tahfidz menjadikan masjid sebagai
tempat untuk mengajarkan Al Qur'an, biasanya kegiatan ini di
lakukan pondok pesantren yang berbasis tahfidzul Qur'an, semua
kegiatan tahfidz di bentuk halaqoh setiap halaqoh terdiri dari 10
santri dan satu ustadz pengampu tahfidz, halaqoh berada di tiang
tiang masjid atau berada di pojok pojok masjid dan dinding masjid
(Samaeng, 2015).
2. Kajian
Masjid pondok pesantren selain di jadikan tempat untuk rutinitas
belajar Al Qur'an juga di jadikan tempat untuk menyelenggarakan
kajian tematik, kegiatan kajian ini di ikuti semua santri pondok
pesantren, masjid di jadikan tempat kajian karena tempat nya yang
luas, serta di lengkapi dengan fasilitas dan keadaan yang
mendukung seperti mic, kipas angin, serta meja kecil untuk belajar.
Alasan lain kajian di selenggarakan setelah duhur sehingga siswa
berkumpul semua karena habis melaksanakan sholat berjamaah.
3. Muhadhoroh
Muhadhoroh kegiatan santri untuk Latihan ceramah, pidato dan
sejenis nya. muhadroh terbagi menjadi beberapa kelompok setiap
kelompok di sebar ada yang di masjid, serambi masjid, kelas, serta
tempat tempat yang lain nya. sebulan sekali akan di adakan
muhadoroh akbar, setiap kelompok mengirimkan satu perwakilan,
dan bertepatan di masjid pondok pesantren.
4. Sholat jamaah
Seluruh santri, asatidzah, guru, dan pegawai melaksanakan sholat
jamaah di masjid pondok, masjid pondok juga menerima
masyarakat yang ingin melaksanakan sholat di masjid pondok
pesantren. Dengan membolehkan masyarakat melakukan sholat di
masjid pondok pesantren akan membuka hubungan baik kepada
masyarakat, sekaligus akan menunjukkan kepada masyarakat
kelebihan kelebihan pondok pesantren sehingga masyarakat akan
terbuka hatinya untuk mendaftarkan putra putrinya di pondok
pesantren.
5. Sholat Jum'at
Selain sholat jamaah masjid pesantren juga di jadikan tempat
sholat jum'at, tidak hanya khusus pesantren saja namuan
masyarakat sekitar juga di perbolehkan untuk melaksanakan sholat
juma'at di masjid pondok. Pada sholat jum'at selain warga ada juga
wali santri yang melaksanakan sholat di masjid. Hari jum;at waktu
penjengukkan santri santri sehingga banyak wali santri yang
menjenguk dan sholat jum'at di lingkungan masjid.
C. kegiatan kemasyarakatan
1. kajian khusus masyarakat
pondok pesantren sebulan sekali mengadakan kajian khusus untuk
masyarakat. Sehari sebelum kajian di laksakan surat undangna
kajian sudah di sebarkan di masyarakat sekitar, kajian ini di
lakukan di masjid, tema yang di angkat bermacam macam, mulai
dari tafsir, fiqih dan sebagainya. Peran pondok pesantren di
masyarakat sangat di sorot sehingga pondok pesantren harus
memberikan manfaat di tengah tengah masyarakat sekitar, salah
satunya dengan mengadakan kajian rutin.
2. Menyambut tamu
Pondok pesantren biasanya kedatangan tamu, Sebagian tamu ada
yang di sambut di masjid, ada juga di sambut di kantor sekolahan,
tergantung dari tamu yang di terima. Biasanya untuk tamu seperti
ustadz, atau syaik dari arab, dari Yayasan di saambut di masjid
sedangkan tamu dari kemenag dan berhubungan dengan sekolahan
di sambut di kantor sekolah. Pondok pesantren pasti banyak tamu
dari luar, dari kemenag, dari wali santri begitu juga dari luar kota
seperti masyaikh dan lain nya. maka tamu tersebut di bedakan
menjadi du acara menyambutnya, jika tamu tersebut datang untuk
membahas sekolahan maka akan di sambut di kantor sekolahan,
namun jika tamu yang datang untuk pesantren maka akan di
sambut di masjid.
D. Kegiatan yang di Kelola oleh osis
1. Rapat
Salah satu tempat yang di jadikan tempat rapat oleh osis yaitu
masjid, rapat yang di bahas osis bermacam macam, mulai dari
agenda osis kedepan nya, pengadaan lomba atau rapat tentang
bagian bagian mereka. Osis sendiri terdiri dari berbagai macam
bagian. Seperti, bagian olahraga, konsumsi, Kesehatan, ibadah, dan
humas. Selain untuk rapat osis masjid juga di gunakan untuk rapat
para ustadz untuk membahas permasalahan permasalah yang ada di
pondok pesantren, membahas perkembangan pondok kedepan nya.
2. Latihan sholat
Masjid di pondok pesantren bisa di bilang di jadikan salah satu
tempat inti di sebuah pesantren. Seperti Latihan sholat, adzan,
wudhu dan sebagainya. Latihan di atas di pimpin oleh osis
biasanya siswa baru di latih bacaan serta praktek oleh osis.
Pelatihan sholat di lakukan untuk menyeragam bacaan, Gerakan
sesuai dengan yang di terapkan dan di tetapkan di pondok
pesantren tersebut.
3. Tempat berkumpul.
Di pondok pesantren sering sekali terjadi kumpul dadakan. Contoh
nya jika ada masyarakat sekitar yang meninggal dunia, seluruh
santri di kumpulkan di masjid sebelum melakukan takziyah ke
rumah orang yang meninggal. Santri di kumpulkan di masjid
pondok untuk di bacakan pelanggaran bagi yang melanggar bagian
bagian osis, mulai dari tidak sholat jamaah, melanggar Bahasa, dan
sebagainya. Penghukuman di lakukan di masjid, dan di depan
santri santri, hukuman fisik ditiadakan karena berbahaya hukuman
yang di adakan yaitu menulis Al Qur'an.

E. Kesimpulan
Manajemen masjid meliputi pengelolaan dan pembinaan yang di lakukan
terhadap masjid melalui beberapa tahapan. Meliputi, perencanaan,
pengelolaan, pengadaan, penjagaan serta pendataan terhadap barang barang
masjid. Adanya manajemen masjid mampu menjaga masjid sehingga masjid
secara Makmur secara fisik dan Makmur secara fungsi masjid.
Dalam proses mengembangkan masjid di perlukan suatu menejemen yang
baik, dengan menejemen yang baik masjid akan terwat dengan baik, tertata
rapi, berfungsi sebagaimana fungsi nya, masjid tidak hanya di pakai untuk
sholat atau ibadah saja namun di gunakan sebagaimana yang telah di ajarkan
baginda nabi Muhammad SAW.
Dengan demikian masjid akan menjadi ramai, anak anak senang kemasjid,
anak remaja, dewasa memiliki peran masing masing. Sehingga masjid akan
Makmur tanpak hidup, karena tidak di isi oleh orang yang sudah tua saja,
namuan semua masyarakat islam merasakan keberadaan masjid.
Banyak cara untuk memakmurkan masjid diantaranya, mengadakan kajian
rutin, tpa, membentuk organisasi, menajdikan masjid tempat musyawarah,
menjadikan masjid sebagai tempat agenda masyarakat seperti pernikahan,
orang mualaf (masuk islam) serta evaluasi berkaitan dengan masjid.
Selain menejemen masjid di masyarakat umum, ternyata menejemen
masjid di pondok pesantren juga sangat penting baik bagi pesantren maupun
masyarakat luas. Pondok pesantren di kenal di masyarakat luas tempat orang
orang menuntut ilmu agama, sehingga agama sangat erat kaitan nya dengan
masjid, begitu juga masjid sangat erat dengan umat islam atau masyarakat
luas, sehingga harus saling melenglapi satu sama lain.
F. Daftar Pustaka
Ayub, M. (2021). PERAN MASJID SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN
NONFORMAL UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK REMAJA
KELURAHAN LABUHAN DELI KECAMATAN MEDAN MARELAN.
Taushiah: Jurnal Hukum, Pendidikan Dan Kemasyarakatan, 11(2), 26–37.
Ayub, M. E. (1996). Manajemen Masjid. Gema Insani.
Darodjat, & Wahyudiana. (2014). Memfungsikan Masjid Sebagai Pusat
Pendidikan Untuk Membentuk Peradaban Islam. Islamadina, 13(2), 1–13.
Hidayat, M. R. T. (2020). Optimalisasi Fungsi Manajemen Dalam Meningkatkan
Peran Dan Fungsi Masjid. Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah, 5(3), 285–
304.
Khairuni, N., & Widyanto, A. (2018). Mengatasi Krisis Spiritual Remaja di Banda
Aceh Melalui Revitalisasi dan Optimalisasi Fungsi Masjid Sebagai Sarana
Pendidikan Islam. DAYAH: Journal of Islamic Education, 1(1), 74–84.
Nasution, N. H., & Wijaya, W. (2020). Manajemen masjid pada masa pandemi
covid 19. Yonetim: Jurnal Manajemen Dakwah, 3(01), 84–104.
Perawironegoro, D. (2019). Manajemen asrama di pesantren. Tadbir: Jurnal Studi
Manajemen Pendidikan, 3(2), 129–144.
Samaeng, miss hasanah. (2015). MASJID NURUL MUTTAQIN DAN PONDOK
PESANTREN AS-SAQOFAH AL-AMMAH DI KAMPUNG TABING ,
PATANI SELATAN THAILAND ( Kajian Perbandingan ) SKRIPSI.
Susanto, D. (2016). Penguatan Manajemen Masjid Darussalam di Wilayah Rw IV
Kelurahan Banjardowo Kecamatan Genuk Kota Semarang. Dimas: Jurnal
Pemikiran Agama Untuk Pemberdayaan, 15(1), 175–206.
Tamrin, M. I. (2018). Pendidikan non formal berbasis masjid sebagai bentuk
tanggung jawab umat dalam perspektif pendidikan seumur hidup. Menara
Ilmu, 12(1).
Yakin, N. (2014). Studi Kasus Pola Manajemen Pondok Pesantren Al-Raisiyah di
Kota Mataram. Ulumuna, 18(1), 199–220.
Yasin, M. (2019). Efektivitas Pengelolaan Masjid Sebagai Sarana Pendidikan di
Masjid Al-Musannif Deli Serdang. Hijri, 8(2), 54–67.
Yunus, Y., Mukhtar, J., & Nugroho, I. (2019). Manajemen Pengembangan
Pondok Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren As’ adiyah Belawa
Baru, Masamba, Sulawesi Selatan). Al-Tanzim: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 3(1), 82–101.
Yusutria, Y. (2018). Analisis Mutu Lembaga Pendidikan Berdasarkan Fungsi
Manajemen di Pondok Pesantren Thawalib Padang Sumatera Barat. Ta’dib:
Jurnal Pendidikan Islam, 7(2), 530–538.

Anda mungkin juga menyukai