Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aprilia Dwi Angggraeni

NIM : 152010713008

Fakultas : Vokasi

Prodi : Perpajakan

Kelas : D-2.10

Mata Kuliah : Agama Islam

Bab 9 : Bagaimana Islam Menghadapi Tantangan Modernisasi

1. Review perkuliahan pada hari Kamis, 19 Nopember 2020


a. Pandangan Islam Tentang Iptek, Ekonomi, Politik, Sosial-Budaya dan Pendidikan
 Pandangan Islam terhadap IPTEK
Ilmu atau alima-ya’lamu-‘ilman artinya “mengetahui, pengetahuan”. Kata ini
digunakan untuk mengetahui objek pengetahuan dan proses untuk
mendapatkannya sehingga diperoleh suatu kejelasan. Pengetahuan (knowledge)
diperoleh manusia dengan cara memberdayakan pancaindra terhadap segala objek.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan
pancaindra dan hati (al-qalb). Adapun ilmu dalam arti sains adalah suatu sistem
pengetahuan menyangkut suatu bidang pengalaman tertentu dan disusun
sedemikian rupa dengan metodologi tertentu (ilmiah) sehingga menjadi satu
kesatuan (sistem).
Teknologi adalah hasil penerapan paraktis dri ilmu pengetahuan. Atau Metode
Ilmiah untuk mencapai tujuan praktis.
Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan iptek untuk menjadi
sarana ibadah. Juga sebagai pengabdian muslim kepada Allah menyebarkan
rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin).
 Pandangan Islam terhadap Seni
Seni merupakan ekspresi kesucian hati. Hidup dengan seni menjadikan hidup
menjadi indah, damai, dan nyaman. Seni itu indah dan keindahan adalah sifat
Tuhan. Cinta kepada keindahan berarti cinta kepada Tuhan. Dengan cinta kepada
Tuhan itu manusia wujudkan keindahan dalam kehidupan. Seni dapat dijadikan
sebagai sarana penyebaran agama dan kebaikan bagi seluruh manusia.
 Pandangan Islam terhadap Ekonomi
Prinsip ekonomi konvensional berbeda dengan prinsip ekonomi Islam. Dalam
Islam, ekonomi ialah berkorban secara tidak kikir dan tidak boros dalam rangka
mendapatkan keutungan yang layak. Tolak ukur islami atau tidaknya sebuah
sistem ekonomi adalah adakah riba dan gharar (spekulasi) di dalam prosesnya.
o Syafi’i Antonio menjelaskan jenis-jenis riba, yaitu:
1) Riba Qardh
2) Riba Jāhiliyah
3) Riba Fadhl
4) Riba Nasī`ah
 Pandangan Islam terhadap Pendidikan
Tujuan pendidikan dalam Islam adalah merealisasikan ubudiah kepada Allah
baik secara individu maupun masyarakat dan mengimplementasikan khilafah
dalam kehidupan untuk kemajuan umat manusia.
Menurut An-Nahlawi, Islam mengemukakan tiga metode yaitu:
1) Paedagogis Psikologis
2) Saling menasehati antar-individu dan masyarakat
3) Menggunakan jalur kekuasaan
Tujuan pendidikan dikatakan berhasil manakala proses pendidikan dilakukan
dengan cara yang benar secara Qur’ani dan menyentuh ketiga ranah yang ada
dalam diri manusia yaitu akal, hati, dan jasmani.
 Pandangan Islam terhadap Poilitik
Politik dalam Islam disebut siyasah, merupakan bagian tak terpisahkan dari
fikih Islam. Salah satu objek kajian fikih Islam adalah siyasah atau disebut fikih
politik.
Fikih politik secara global membahas masalah-masalah
1) Siyāsah Dusturiyah (Hukum Tata Negara)
2) Siyāsah Dauliyyah (Hukum politik yang mengatur hubungan
internasional)
3) Siyāsah Māliyah (Hukum politik yang mengatur keuangan negara)
b. Konsep dalam Seni-Budaya
Seni merupakan ekspresi kesucian hati. Hati yang bening melahirkan karya seni
yang beradab. Hidup dengan seni menjadikan hidup menjadi damai, indah dan
nyaman. Seni itu indah dan keindahan adalah sifat Tuhan.
Pada masa dahulu Seni dan Budaya bagi Bangsa Indonesia tidak hanya
merefleksikan pemahaman para seniman terhadap ajaran Islam, namun juga
dimaksudkan sebagai media untuk menciptakan kerukunan, kegotongroyongan dan
kontrol sosial. Dan bahkan menjadi penggugah semangat mengusir penjajah .
Dalam dunia modern, seni dapat menjadi pisau bermata dua bila di satu sisi dapat
menjadi pencerah jiwa manusia dalam kehidupan dan di satu sisi lagi dapat
mengancam nilai-nilai hakiki kemanusiaan.
c. Sumber Historis, Sosiologis, dan Filosofis Tentang Konsep Islam Mengenai Iptek,
Politik Sosial-Budaya dan Pendidikan
Akar-akar kemajuan yang dicapai umat Islam memang telah diletakkan dasar-
dasarnya oleh Rasulullah. Beliau mengajarkan pada para sahabat bahwa ilmu itu
wajib. Kewajiban yang tidak perlu membedakan antara laki-laki dan perempuan.
Secara teologis, Allah telah menetapkan bahwa yang akan mendapat kemajuan pada
masa depan adalah bangsa yang menguasai ilmu pengetahuan yang dilandasi dengan
iman.
Kemajuan dalam pendidikan dan penguasaan iptek berimplikasi terhadap
kemajuan politik, ekonomi, dan budaya. Akibatnya, dunia Islam menjadi sangat kuat
secara politik dan ekonomi yang didasari pada penguasaan terhadap kemajuan iptek
secara sempurna.
d. Membangun Argumen tentang Kompatibel Islam dan Tantangan Modernisasi
Modernisasi merupakan proses terjadinya pemoderenan untuk kemajuan dalam
segala bidang kehidupan melalui akselerasi pendidikan dan aktualisasi teknologi.
Modernisasi telah mengubah wajah dunia dari kusam menjadi bersinar, dari yang
lamban menjadi serba cepat dari tradisional menjadi rasional dari yang primordial
menjadi nalar.
 Karakter Ajaran Islam
1) Rasional
Dalam ajaran Islam, nalar mendapat tempat tertinggi sehingga salah satu
cara untuk mengetahui sahih atau tidaknya hadist dari sisi matan dan sanad
adalah sesuatu yang sesuai akal. Hadist yang sahih pasti rasional. Banyak
ayat-ayat Al-Quran yang menyuruh kepada kita untuk menggunakan akal
dalam beragama.
2) Sesuai dengan Fitrah Manusia
Orang beragama Islam berarti ia hidup sesuai fitrah. Orang yang
menjalani hidup tidak sesuai dengan fitrah, maka ia hidup dalam ketakutan,
kegalauan, ketidakpastian, dan kebimbangan. Makrifatullah dan Tauhidullah
adalah fitrah manusia karena sesudah bermakhrifat dan bertauhid kepada
Allah.
3) Tidak mengandung Kesulitan
Tidak ada aspek ajaran islam yang dalam pelaksanaannya di luar
kemampuan manusia. Allah sendiri menyatakan “Allah menghendaki
kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan dalam beragama”. (Q.S Al-
Baqarah/2:185).
4) Tidak Mengandung Banyak Taklif
Ajaran Islam tidak mengandung banyak Taklif (Beban). Kerangka dasar
ajaran Islam terdiri 3 pilar (Akidah, Syariat, dan Hakikat atau Akhlak).
Landasan dari 3 pilar yaitu iman, islam, ihsan. Ketiga pilar dalam
aktualisasinya tidak bisa dipisahkan, tetapi harus terintegrasi
5) Bertahap
Ajaran Islam diturunkan Allah kepada Rasulullah secara bertahap.Contoh
pada masyarakat, pengharaman minuman keras di Arab, dahulunya minum
keras menjadi gaya hidup dan budaya mereka. Secara bertahap, Islam
menghentikan kebiasaan buruk itu, lalu masyarakat Arab secara bertahap
memulai kesadaran secara penuh.
e. Esensi dan Urgensi Kontekstualisasi Pemahaman Islam dalam Menghadapi Tantangan
Modernisasi
Islam sebagai agama rasional adalah agama masa depan, yaitu agama yang
membawa perubahan untuk kemajuan seiring dengan kemajuan kehidupan modern.
Sebaliknya, Islam yang dipahami secara tekstual dan dogmatis akan sulit eksis dan
sulit beradaptasi dengan lingkungan kemajuan yang semakin cepat perubahannya.
Islam kontekstual akan menjadi solusi dan pemandu dalam memecahkan berbagai
problem kehidupan umat manusia. Islam yang dipahami secara tekstual akan menjadi
penghambat kemajuan, padahal Islam merupakan ajaran yang berkarakter rasional,
fleksibel, adaptable, dan berwawasan ke masa depan.

Anda mungkin juga menyukai