Anda di halaman 1dari 13

1/20/2016

KETENTUAN UMUM DAN


TATACARA PERPAJAKAN
Wan Juli

Pemeriksaan dan Pengujian


Kepatuhan
• UU KUP – Pasal 29 - 31
• PP Nomor 74 Tahun 2011
2011– Pasal 10 – 13
• PMK No.17/PMK.03/2013
• PER No.PER-9/PJ/2010 sebagaimana telah
diubah dengan PER Nomor PER-23/PJ/2013
• PMK No.145/PMK.03/2012
• PER No.PER-26/PJ/2012 sebagaimna telah
diubah dengan PER No.PER-29/PJ/2014
• SE No.SE-28/PJ/2013

1
1/20/2016

Penelitian dan Pemeriksaan


y Penelitian,
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai
g p ppengisian
kelengkapan g SPT dan lampiran-lampirannya
p p y termasuk
penilaian tentang kebenaran penulisan dan penghitungannya.
y Pemeriksaan,
adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar Pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang undangan perpajakan

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

Penelitian
y Penelitian dilakukan oleh Petugas Penerima SPT dan Account
representative (AR) untuk memeriksa kelengkapan SPT yang
disampaikan secara langsung oleh WP.WP SPT yang disampaikan
dan telah dilakukan penelitian akan diterima jika SPT tersebut
telah sesuai dan lengkap sesuai dengan peraturan yang berlaku,
jika tidak maka SPT akan dikembalikan kepada WP.
y Jika berdasarkan hasil penelitian, terdapat kekurangan
pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah
hitung, DJP dapat menerbitkan surat tagihan pajak.

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

2
1/20/2016

Pemeriksaan
y KPP berwenang melakukan pemeriksaan untuk: menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
WP dan untuk tujuan lain.
y Pemeriksaan juga dapat dilakukan untuk tujuan lain, diantaranya:
◦ Pemberian NPWP secara jabatan
j
◦ Penghapusan NPWP
◦ Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak
◦ WP mengajukan keberatan
◦ Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Kena Pajak
◦ Pencocokan data dan/atau alat keterangan
◦ Penentuan WP berlokasi didaerah terpencil
◦ Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN
◦ Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
◦ Penentuan saat mulai berproduksi sehubungan dengan fasilitas perpajakan
◦ Pemenuhan permintaan informasi dari negara mitra perjanjian penghidaran pajak berganda

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

Jenis Pemeriksaan
y Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan atau
Pemeriksaan Kantor
◦ Pemeriksaan Kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan di Kantor DJP
◦ Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan di tempat
tinggal atau tempat kedudukan WP, tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas WP, dan/atau tempat lain yang dianggap perlu oleh
Pemeriksa Pajak

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

3
1/20/2016

Ruang Lingkup Pemeriksaan


y Ruang lingkup pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dapat meliputi satu, beberapa,
atau seluruh jenis pajak,
pajak baik untuk satu atau beberapa masa
pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak dalam tahun-tahun
lalu maupun tahun berjalan.
y Sedangkan ruang lingkup Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam
rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan dapat meliputi penentuan, pencocokan, atau
pengumpulan materi yang berkaitan dengan tujuan Pemeriksaan.

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

Jangka Waktu Pemeriksaan


y Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dilakukan dalam jangka waktu
Pemeriksaan yang meliputi:
◦ jangka waktu pengujian; dan
◦ jangka waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan
pelaporan.
Pengujian Jangka Waktu Perpanjangan
Lapangan 6 Bulan sejak SP2 Paling lama 2 bulan
Lapangan khusus “transaksi TP” 6 Bulan sejak SP2 6 Bulan dan dapat dilakukan paling
banyak 3 kali
Pemeriksaan Kantor 4 Bulan sejak SP2 Paling lama 2 bulan
Pembahasan Akhir Pemeriksaan 2 Bulan sejak SPHP -

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

4
1/20/2016

PENGERTIAN, TUJUAN, dan RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN

PENGERTIAN PEMERIKSAAN Pasal 1 angka 25 UU KUP

adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,


dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan
suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

Meliputi standar umum, standar pelaksanaan Pemeriksaan, dan standar pelaporan


hasil Pemeriksaan. (PMK-17/PMK.03/2013 jo PMK-184/PMK.03/2015)

TUJUAN PEMERIKSAAN
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan
d perpajakan.
j k

RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN


PMK-17/PMK.03/2013 jo PMK-184/PMK.03/2015
Ruang Lingkup pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak, baik untuk
satu atau beberapa Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam
tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan.

KEWENANGAN dan TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK


KEWENANGAN (Pasal 29 ayat 1 UU KUP)
Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK (Pasal 31 UU KUP)


1Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
2Tata cara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
y mengatur
di antaranya g tentangg pemeriksaan
p ulang,
g, jangka
j g
waktu pemeriksaan, kewajiban menyampaikan surat
pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak, dan
hak Wajib Pajak untuk hadir dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan dalam batas waktu yang ditentukan.

(PMK-17/PMK.03/2013 jo PMK-184/PMK.03/2015)

5
1/20/2016

Kriteria dilakukan pemeriksaan untuk menguji


kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan WP
HARUS DILAKUKAN DAPAT DILAKUKAN

dalam hal WP dalam hal WP


mengajukan a. menyampaikan SPT yang menyatakan lebih bayar,
permohonan termasuk yyangg telah diberikan pengembalian
p g
pengembalian
b li pendahuluan kelebihan pajak;
kelebihan pembayaran b. menyampaikan SPT yang menyatakan rugi;
pajak sebagaimana c. tidak menyampaikan atau menyampaikan SPT
dimaksud dalam Pasal
17B UU KUP tetapi melampaui jangka waktu yang telah
ditetapkan dalam Surat Teguran;
d. melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran,
Surat Ketetapan Pajak harus likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan
diterbitkan paling lama 12 Indonesia untuk selama-lamanya; atau
(dua belas) bulan sejak surat e
e. menyampaikan SPT yang memenuhi kriteria seleksi
permohonan diterima secara berdasarkan hasil analisis risiko (risk based
lengkap, kecuali sedang selection) mengindikasikan adanya kewajiban
dilakukan pemeriksaan bukti perpajakan WP yang tidak dipenuhi sesuai
permulaan tindak pidana di ketentuan.
bidang perpajakan. f. Melakukan perubahan tahun buku, metode
pembukuan atau karena revaluasi AT
(PMK-17/PMK.03/2013 jo PMK-184/PMK.03/2015)

PMK-17/PMK.03/2013 jo PMK-
184/PMK.03/2015
JENIS PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN KANTOR PEMERIKSAAN LAPANGAN

Pemeriksaan yang dilakukan di Pemeriksaan yang dilakukan di tempat


kantor Direktorat Jenderal Pajak kedudukan, tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas, tempat tinggal WP, atau
tempat lain yang ditentukan oleh Dirjen
Pajak
Dilakukan dalam jangka waktu
pengujian paling lama 4 (empat)
bulan dan dapat diperpanjang Dilakukan dalam jangka waktu pengujian
selama 2 (dua) bulan sejak SP2 paling lama 6 (enam) bulan dan jangka
disampaikan ; jangka waktu waktu pembahasan paling lama 2
pembahasan: 2 bulan sejak SPHP (dua) bulan sejak SPHP disampaikan
sejak SPHP disampaikan
Pemeriksaan atas keterangan lain: 1 bulan,
pembahasan:
bh 10 hharii >> aplikasi
lik i SKPKBT

Apabila ditemukan transfer pricing Pemeriksaan terkait transfer pricing, WP satu grup,
/transaksi khusus lainnya yang WP Kontraktor Minyak Gas Bumi dapat
berindikasi ada rekayasa, pemeriksaan diperpanjang selama 6 bulan dan dapat dilakukan
diubah menjadi Pemeriksaan Lapangan paling banyak 3x
Dalam hal pemeriksaan terhadap permohonan lebih bayar (Pasal 17B) maka harus
memperhatikan jangka waktu penerbitan skp

6
1/20/2016

PMK-17/PMK.03/2013 jo PMK-
184/PMK.03/2015
KEWENANGAN PEMERIKSAAN
Dalam PEMERIKSAAN LAPANGAN untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:

a. Melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen yang


menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain yang
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,
pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;
b. Mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara elektronik;
c. Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang bergerak
dan/atau tidak bergerak yang diduga atau patut diduga digunakan
untuk menyimpan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan, dokumen lain, uang, dan/atau barang
yang dapat
d memberi
b i petunjuk
j k tentang penghasilan
h il yang diperoleh,
di l h
kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang
terutang pajak;

PMK-17/PMK.03/2013 jo PMK-
184/PMK.03/2015
KEWENANGAN PEMERIKSAAN
Dalam PEMERIKSAAN LAPANGAN untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:

d. Meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran


Pemeriksaan, antara lain berupa:
1) menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya Wajib Pajak apabila
dalam mengakses data yang dikelola secara elektronik memerlukan
peralatan dan/atau keahlian khusus;
2) Memberi kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk membuka barang
bergerak dan/atau tidak bergerak; dan/atau
3) Menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya Pemeriksaan
Lapangan dalam hal jumlah buku, catatan, dan dokumen sangat banyak
sehingga sulit untuk dibawa ke kantor Direktorat Jenderal Pajak;
e. Melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak
dan/atau tidak bergerak;
f. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak; dan
g. Meminta keterangan dan/atau buku yang diperlukan dari pihak ketiga yang
mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa melalui kepala unit
pelaksana Pemeriksaan.

7
1/20/2016

PMK-17/PMK.03/2013 jo PMK-
184/PMK.03/2015
KEWENANGAN PEMERIKSAAN
Dalam PEMERIKSAAN KANTOR untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:

a. Memanggil WP untuk datang ke kantor Direktorat Jenderal Pajak dengan


menggunakan surat panggilan;
b. Melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar
pembukuan
b k atau
t pencatatan,
t t termasuk
t k data
d t yang dikelola
dik l l secara elektronik,
l kt ik
yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,
pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;
c. Meminta kepada WP untuk memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan;
d. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak;
e. Meminjam kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik melalui
WP; dan
f
f. M
Meminta
i keterangan
k dan/atau
d / bukti
b k i yang diperlukan
di l k dari
d i pihak
ih k ketiga
k i yang
mempunyai hubungan dengan WP yang diperiksa melalui kepala unit
pelaksana Pemeriksaan.

KEWAJIBAN WAJIB PAJAK YANG DIPERIKSA


Pasal 29 UU KUP Wajib Pajak yang diperiksa wajib:
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang
menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan
yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang
terutang pajak;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang
dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan;
dan/atau
c. memberikan keterangan lain yang diperlukan.

Buku, catatan, dan dokumen, serta data, informasi, dan keterangan lain tersebut
wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak permintaan
disampaikan.
Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta
keterangan yang diminta,
diminta WP terikat oleh suatu kewajiban untuk
merahasiakannya, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh
permintaan untuk keperluan pemeriksaan.
Dalam hal WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas tidak memenuhi ketentuan tersebut sehingga tidak dapat dihitung
besarnya penghasilan kena pajak, penghasilan kena pajak tersebut dapat dihitung
secara jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

8
1/20/2016

Pemeriksaan untuk tujuan lain


PMK-17/PMK.03/2013 jo PMK-
184/PMK.03/2015

Ruang lingkup Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan dapat meliputi penentuan, pencocokan,
atau pengumpulan materi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan.
Dil k k dengan
Dilakukan d kriteria
k it i antara
t lain:
l i
a. pemberian NPWP secara jabatan;
b. Penghapusan NPWP;
c. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan PKP;
d. WP mengajukan keberatan;
e. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto;
f. Pencocokan data dan/atau alat keterangan;
g. Penentuan WP berlokasi di daerah terpencil;
h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN;
i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
j. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu
kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan; dan/
atau
k. Memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda.

Pokok Pajak
SKPKB >
Kredit Pajak
K
Pokok Pajak
E
SKPLB < T
Kredit Pajak E
Produk
T
pemeriksaan Pokok Pajak A
P
untuk tujuan
menguji
SKPN = A
Kredit Pajak N
kepatuhan
Ada data baru &
SKPKBT utang pajak

STP Sanksi adm.

BUKTI PERMULAAN

9
1/20/2016

Penyelesaian dan Pemberitahuan Hasil


y
Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus diberitahukan
kepada WP melalui penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (“SPHP”) yang dilampiri
dengan daftar temuan hasil Pemeriksaan
y WP wajib
j memberikan tanggapan
gg p tertulis atas SPHP dan daftar temuan hasil Pemeriksaan dalam
bentuk:
◦ Lembar pernyataan persetujuan hasil pemeriksaan dalam hal WP menyetujui seluruh hasil Pemeriksaan; atau
◦ Surat sanggahan, dalam hal WP tidak menyetujui sebagian atau seluruh hasil Pemeriksaan.
y Tanggapan tertulis harus disampaikan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal
diterimanya SPHP oleh WP. WP dapat melakukan perpanjangan jangka waktu penyampaian tanggapan
tertulis untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak jangka waktu penyampaian
tanggapan
gg p SPHP berakhir.

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

Skema Pemeriksan Pajak


Proses Pemeriksaan -
Surat Perintah Pemeriksaan
Surat Permintaan Dokumen Permintaan Keterangan &
(SP2)
Penjelasan

Surat Pemberitahuan Hasil


Tanggapan SPHP Hasil Pemeriksaan (LHP)
Pemeriksaan (SPHP)

Risalah Pembahasan, dan


Surat Undangan
Berita Acara Pembahasan Surat Ketetapan Pajak
Pembahasan Akhir
Akhir

10
1/20/2016

1 SANKSI ADMINISTRASI BERKAITAN DENGAN PEMERIKSAAN

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, atas jumlah


kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKB ditambah dengan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama 24
(dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan
diterbitkannya SKPKB. (Pasal 13 ayat 2 UU KUP)

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN


dan PPnBM ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau
tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen) atas jumlah kekurangan
pembayaran pajak dalam SKPKB ditambah sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 100%. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak


dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang, atas
jumlah pajak dalam SKPKB ditambah dengan sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar: a. 50% (dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu
Tahun Pajak; b. 100% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau
kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi
tidak atau kurang disetor; atau c. 100% dari PPN Barang dan Jasa dan PPnBM
yang tidak atau kurang dibayar. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

2 SANKSI WP MENOLAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN

sehingga tidak dapat diketahui besarnya sengaja


pajak yang terutang
Menimbulkan kerugian pada
Atas pajak yang kurang bayar, dikenakan
pendapatan negara

SANKSI ADMINISTRASI SANKSI PIDANA


Pasal 39 UU KUP
berupa kenaikan sebesar :
a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dipidana dengan pidana penjara paling singkat
6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun
dibayar dlm satu Tahun Pajak; b.
dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah
100 % dari PPh yg tidak/kurang pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
dipotong, tidak/kurang dipungut, dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak
tidak/kurang
/ g disetorkan,, dan terutang yang tidak atau kurang dibayar.
dipotong/ dipungut tetapi
tidak/kurang disetorkan; c. 100 % Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2
dari PPN dan PPnBM yang tidak atau (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang
melakukan lagi tindak pidana di bidang
kurang dibayar. {Pasal 13 (3)}
perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,
terhitung sejak selesainya menjalani pidana
Penghitungan penghasilan kena penjara yang dijatuhkan.
pajak dilakukan secara jabatan.

11
1/20/2016

3 Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika


dilakukan pemeriksaan
WP TIDAK MEMPERLIHATKAN/MEMINJAMKAN BUKU

sengaja
sehingga tidak dapat diketahui
besarnya pajak yang terutang Menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara
Penghitungan penghasilan kena pajak
dilakukan secara jabatan. SANKSI PIDANA

Atas pajak yang kurang bayar Pasal 39 UU KUP


dipidana dengan pidana penjara paling singkat
SANKSI ADMINISTRASI 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun
dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah
berupa kenaikan sebesar : pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar d paling
dan li banyak
b k 4 (empat)
( t) kkalili jjumlah
l h pajak
j k
dlm satu Tahun Pajak; b. 100 % dari PPh terutang yang tidak atau kurang dibayar.
yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2
dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang
dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang melakukan lagi tindak pidana di bidang
disetorkan; c. 100 % dari PPN dan perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,
PPnBM yang tidak atau kurang dibayar. terhitung sejak selesainya menjalani pidana
{Pasal 13 (3) UU KUP} penjara yang dijatuhkan.

4 Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika


dilakukan pemeriksaan
memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu
sengaja
sehingga tidak dapat diketahui
besarnya pajak yang terutang Menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara
Penghitungan penghasilan kena pajak
dilakukan secara jabatan. SANKSI PIDANA

Atas pajak yang kurang bayar Pasal 39 UU KUP


dipidana dengan pidana penjara paling singkat
SANKSI ADMINISTRASI 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun
dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah
berupa kenaikan sebesar : pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar d paling
dan li banyak
b k 4 (empat)
( t) kkalili jjumlah
l h pajak
j k
dlm satu Tahun Pajak; b. 100 % dari PPh terutang yang tidak atau kurang dibayar.
yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2
dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang
dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang melakukan lagi tindak pidana di bidang
disetorkan; c. 100 % dari PPN dan perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,
PPnBM yang tidak atau kurang dibayar. terhitung sejak selesainya menjalani pidana
{Pasal 13 (3) UU KUP} penjara yang dijatuhkan.

12
1/20/2016

5 Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika


dilakukan pemeriksaan

WP tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang


dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang
Penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan
Atas pajak yang kurang bayar

SANKSI ADMINISTRASI
berupa kenaikan sebesar :
a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak;
b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut,
tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang
disetorkan;
c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar.
{Pasal 13 ayat 3 UU KUP}

Dapat juga meminta bantuan polisi setelah dilakukan penyegelan.

6 Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika


dilakukan pemeriksaan

WP tidak memberikan keterangan yang diperlukan

sehingga tidak dapat diketahui


besarnya pajak yang terutang

Penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan

Atas pajak yang kurang bayar

SANKSI ADMINISTRASI

berupa
p kenaikan sebesar :
a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak;
b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang
dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut
tetapi tidak/kurang disetorkan;
c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar.

13

Anda mungkin juga menyukai