BUDAYA ISLAM
PERTEMUAN KE 14
2. Historis, Sosiologis dan Teologis tentang Konsep Masjid dan Fungsi Masjid Kampus dalam
Membangun Budaya Islam ?
Jawaban :
KONSEP MASJID:
1. Masjid pada zaman nabi Muhammad .
a) Ketika Rasulullah Saw berhijrah ke Madinah, beliau merasakan pentingnya membangun
rumah ibadah yang dapat digunakan umat Islam bersama-sama. Oleh sebab itu, ditemani para
sahabat, Rasulullah membangun masjid pertama dalam sejarah Islam yang kemudian dikenal
dengan nama masjid Quba’. Sebagaimana digambarkan oleh para sejarawan, Masjid Quba’
memiliki arsitektur yang sangat sederhana. Dindingnya terbuat dari tanah liat, tiang dan atap
dari pohon dan pelepah kurma serta hanya berlantaikan tanah. Ketika kaum Muhajirin berniat
memugar. masjid tersebut Rasulullah menolaknya. Walaupun secara lahiriah masjid Quba’
sangat sederhana namun Allah menyebut masjid ini sebagai masjid yang dibangun atas dasar
ketakwaan sejak awal berdirinya. Sementara orang-orang yang berada di dalamnya adalah
orang-orang yang selalu membersihkan diri mereka (QS. Attaubah [9]: 108). Masjid Quba
yaitu masjid yang didirikan pertama kali oleh nabi,Masjid ini didirikan pada tahun 1 Hijriyah
atau sekitar 622 M. Ketika itu, Rasul Saw diperintahkan oleh Allah Swt untuk segera
berhijrah dan menghindari kekejaman kafir Quraisy. Dalam upaya hijrah itu, lokasi pertama
yang disinggahi Rasulullah Saw adalah gua Tsur. Di dalam gua ini, Rasulullah Saw
bersembunyi bersama Abu Bakar dari kejaran kaum kafir Quraisy. Setelah kondisinya dirasa
aman, Nabi Saw kemudian melanjutkan perjalanan menuju Madinah. rasul memilih jalan
yang berbeda dari jalan umum. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pertemuan secara
langsung dengan orang-orang kafir Quraisy. Dan sebelum tiba di Madinah, Rasul sempat
singgah di beberapa tempat dan salah satunya adalah didesa Quba. Beliau tinggal di daerah
ini selama beberapa hari, sambil menunggu kedatangan Ali bin Abi Thalib RA dari Makkah,
bersama rombongan. Ketika itu, saat akan berhijrah, Ali diperintahkan Rasulullah Saw untuk
menggantikannya tidur di tempat tidur Rasul. Ini dimaksudkan untuk mengelabui perhatian
kaum kafir Quraisy yang ingin membunuh Nabi Saw. Desa Quba adalah satu daerah yang
terletak di wilayah Madinah. Jaraknya sekitar dua mil atau kurang lebih lima kilometer dari
pusat kota Madinah. Hanafi al-Malawi dalam bukunya Tempat Bersejarah yang dikunjungi
Rasulullah SAW, menjelaskan, Nabi Saw tinggal di Desa Quba selama empat hari. Seperti
disebutkan dalam Sahih Bukhari, Nabi Saw terbiasa mengunjungi Masjid Quba dengan
berjalan kaki atau jika tidak seminggu sekali. Abdullah bin Umar biasa mengikuti sunnah ini.
Dalam riwayat lain disebutkan, masjid Quba ini adalah salah satu masjid yang paling
disucikan (dimuliakan) oleh Allah setelah Masjid al-Haram (Makkah), Masjid Nabawi
(Madinah), dan Masjid al-Aqsha (Palestina). Selama berada di Quba, jelas Al-Mahlawi, Rasul
Saw tinggal di rumah Kultsum bin al-Hadam bin Amr al-Qais, seorang lelaki tua yang masuk
Islam sebelum Rasul hijrah ke Yatsrib (sekarang Madinah). Para sejarawan menyebutkan,
tanah yang menjadi lahan pembangunan Masjid ini mulanya adalah lapangan milik Kultsum
bin Hadam, yang biasa digunakan untuk menjemur kurma. Kaum kafir quraisy hampir setiap
saat selalu memantau dan mengawasi aktifitas Nabi Saw. Dan ketika kesempatan berhijrah
datang, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mendirikan masjid sebagai
pusat perjuangan dan dakwah Islam. Ini pulalah yang dilakukan Rasulullah Saw begitu tiba di
Madinah dengan mendirikan Masjid Nabawi, setelah sebelumnya membangun Masjid Quba.
b) MASJID DHIRAR, Setelah masjid Quba’ berdiri dan menjadi pusat kegiatan umat Islam
mulailah orang-orang munafik merasa tidak tenang atas persaudaraan yang erat di kalangan
umat Islam. Mereka lantas membangun masjid Dhirar yang bagus di Madinah untuk
memecah belah persaudaraan dan melemahkan persatuan umat Islam. Allah melukiskan
motivasi dibalik didirikannya masjid Dhirar tersebut dalam firmanNya: “Dan (di antara
orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan
kemudharatan (pada orang Mukmin) dan karena kekafiran-(nya), dan untuk memecah belah
antara orang-orang Mukmin, serta menunggu/mengamat-amati kedatangan orang-orang yang
memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu.” (QS. AtTaubah [9]: 107). Mengetahui siasat
buruk orang-orang munafik, Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk meruntuhkan
masjid tersebut. Kemudian Lokasi bangunan masjid Dhirar dijadikan tempat pembuangan
sampah dan bangkai binatang. Demikian akhir dari masjid yang didirikan atas dasar
kemunafikan dan niat yang tidak baik, niat untuk memecah belah umat Islam, melakukan
propaganda-propaganda yang memicu permusuhan di antara sesama muslim.