Anda di halaman 1dari 2

PERAN DAN FUNGSI MASJID KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN

BUDAYA ISLAM

Dalam perjalanan ke Yatsrib (Madinah), Rasulullah beristirahat selama empat hari di Quba’ dan
membuat masjid yang dinamakan Masjid Quba’. Rasulullah bersabda bahwa barang siapa yang
bersuci di rumahnya. Kemudian datang ke Masjid Quba’, lalu melaksanakan salat di dalamnya,
untuknya seperti pahala umrah. Lalu, saat Rasulullah tiba di Madinah, hal pertama yang beliau
lakukan ialah membangun sebuah masjid pula yang sekarang dikenal sebagai Masjid Nabawi.
Rasulullah pun bersabda bahwa sesungguhnya salat di dalamnya lebih baik daripada seribu salat
di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram. Rasulullah melaksanakan dakwah Islam dalam dua
periode. Periode pertama ialah periode Mekkah yang berlangsung selama 13 tahun yang identik
dengan penanaman akidah. Periode kedua ialah periode Madinah yang berlangsung selama 10
tahun yang identik dengan periode pembentukan Islam atau membangun kebudayaan Islam
meliputi pemerintahan, hukum, pendidikan, kesejahteraan, ekonomi, dan sebagainya.
Perkembangan masjid di Indonesia tergantung lamban karena persentasi pembangunan hanya
sekitar 64%, namun ketersersediaan masjid telah berpengaruh terhadap konsep dan fungsi masjid
karena tumbuh di merbagai masyarakat dengan corak yang bervariasi.

Sumber historis dan sosiologis mengenai konsep dan fungsi masjid adalah pada zaman Nabi
Muhammad SAW, ada tiga tipe masjid. Pertama ialah Masjid Quba’ yang merupakan masjid
yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad SAW dan masjid yang didirikan atas dasar
takwa. Kedua ialah Masjid Dhirar yang merupakan masjid yang didirikan oleh orang-orang
munafik dengan tujuan merusak keimanan dan menghancurkan kaum Muslimin. Salat di masjid
ini terlarang seperti yang difirmankan oleh Allah SWT dalam QS At-Taubat ayat 108, oleh
karena itu, masjid ini dibakar. Namun, pada zaman ini, tidak boleh melabeli masjid sebagai
masjid Dhirar karena yang mengetahui hal tersebut hanyalah Allah SWT. Ketiga ialah musala
yang merupakan tempat untuk salat hari raya berupa Idul fitri dan idul adha, salat istiska atau
salat untuk meminta hujan, dan tempat menyembelih hewan kurban. Selain itu, pada zaman
Rasulullah SAW terdapat kuttab atau sekolah dasar yang berasaskan social service, massal, dan
merakyat. Masjid sebagai pusat kegiatan muslim dapat digunakan sebagai pusat peribadatan dan
pusat pembinaan umat, seperti pendidikan anak dan remaja, majelis taklim, dan lain lain.
Fungsi dan peran masjid di kampus ada banyak, yakni membuat suasana kampus menjadi tempat
yang religius, pembinaan salat wajib lima waktu dengan kegiatan berupa membagi-bagikan buku
pedoman salat, mengadakan pengajian singkat mengenai salah, menerbitkan jurnal atau buletin
mengenai ajaran Islam, dan menempelkan papan petunjuk waktu salat. Lalu ada pembinaan salat
jum’at dengan materi khutbah yang sistematis sehingga jamaah dapat belajar hal yang
bermanfaat, pembinaan kegiatan bulan ramadan seperti salat tarawih, kuliah tarawih yang
dilaksanakan sebelum salat tarawih, kultum atau kuliah tujuh menit sesudah salat subuh, dan
iktikaf dengan tadarus Al-quran juga mempelajari intisari Al-quran. Lalu program tutorial atau
mentoring keislaman, unit kegiatan dakwah mahasiswa, subunit pengkajian Islam, lembaga
pengkajian ibadah wanita Islam, kegiatan hari raya Islam, dan program studi agama dan bahasa
Arab.

Masjid di sekitar rumah saya masih aktif beraktivitas walaupun di keadaan pandemi ini. Salat
berjama’ah lima waktu masih tetap dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku,
khutbah juga tetap dilaksanakan dengan toa agar tidak hanya jama’ah yang mengikuti salat
berjama’ah dapat mendengarkan ceramah, tetapi juga masyarakat sekitar yang sedang berada di
dalam rumah juga dapat mendengarkan ceramah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai