Anda di halaman 1dari 12

Mencegah Praktek Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme dalam Bisnismu


Posted on Agustus 22, 2019 by Christian Crisnain Bisnis, Tips & Trick

Kalian pasti sering mendengar kata-kata korupsi kolusi dan nepotisme dengan singkatan KKN.
Kejadian-kejadain seperti juga pasti sering kalian lihat di berita sehari-hari. Biasanya yang
melakukan kejahatan ini adalah seorang pejabat, pegawai sipil negara, atau lembaga kenegaraan
lainnya. Tapi jangan salah, praktek kejahatan ini bisa dilakukan di sebuah perusahaan juga lho.

Kenapa KKN bisa dibilang sebagai kejahatan? Karena praktek ini dapat merugikan banyak orang
dan mempunyai dampak yang besar bagi negara maupun perusahaan. Bahkan orang yang
melakukan KKN bisa dipenjara seumur hidup.

Lalu apa aja sih penjelasan dari korupsi, kolusi, dan juga nepotisme? Nah, untuk mengetahui
lebih lanjut definisi dari KKN ini kamu bisa lanjutkan membaca artikel ini. Jadi scroll ke bawah
ya!
Korupsi
Kita mulai dari korupsi, jadi dalam definisinya korupsi adalah suatu tindakan penyalahgunaan
jabatan atau wewenang yang dilakukan oleh seorang demi mendapatkan keuntungan pribadi. Jadi
korupsi ini adalah perilaku yang tidak mempunyai kejujuran, bisa dibilang perilaku yang tidak
pantas untuk dilakukan. Ketika kamu melakukan tindakan ini maka kamu akan kehilangan
kepercayaan dari orang sekitar kamu.

Korupsi sendiri diambil dari Bahasa Latin, yaitu corruptio yang artinya sesuatu yang rusak,
busuk, menggoyahkan, memutar balik, menyogok. Jadi orang yang melakukan ini telah
menyalahgunakan jabatannya untuk hal-hal yang dapat merugikan. Mereka yang melakukan
korupsi juga bisa dibilang sebagai koruptor.

Namun, bagaimana jika kita mendapatkan teman kita yang terlibat dalam tindakan korupsi? Jika
ia bekerja di perusahaan swasta kamu dapat melaporkan ke atasanmu agar ia segera
diberhentikan, tapi jika ia seorang pejabat atau pegawai negeri sipil kamu dapat melaporkannya
secara hukum. Hukum-hukum yang dapat menjerat koruptor adalah sebagai berikut:
https://aclc.kpk.go.id/materi/berpikir-kritis-terhadap-korupsi/infografis/dasar-hukum-
pemberantasan-korupsi

Faktor Korupsi
Nah, sekarang apa sih yang membuat kita atau orang lain itu terjerumus dalam korupsi. Jadi ada
dua faktor nih kenapa bisa terjerumus dalam korupsi. Kedua faktor ini juga dipecah lagi sebagai
berikut:

Faktor Internal

Faktor internal penyebab korupsi berasal dari dalam diri sendiri, yaitu sifat dan karakter
seseorang yang mempengaruhi segala tindakannya. Beberapa yang termasuk di dalam faktor
internal ini diantaranya:

 Sifat tamak, sifat dalam diri manusia yang menginginkan sesuatu melebihi
kebutuhannya dan selalu merasa kurang.
 Gaya hidup konsumtif, perilaku manusia yang selalu ingin memenuhi kebutuhan yang
tidak terlalu penting sehingga tidak bisa menyeimbangkan pendapatan dengan
pengeluarannya, misalnya hedonisme. Apa itu hedonisme? Jadi, hedonisme adalah
pandangan hidup atau ideologi yang diwujudkan dalam bentuk gaya hidup dimana
kenikmatan atau kebahagiaan pribadi menjadi tujuan utama dalam menjalani hidup
seseorang.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal penyebab korupsi berasal dari lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi
pemikiran dan tindakan seseorang sehingga melakukan korupsi. Beberapa yang termasuk dalam
faktor eksternal tersebut diantaranya:

Faktor Ekonomi

Adanya kebutuhan akan ekonomi yang lebih baik seringkali mempengaruhi seseorang dalam
bertindak. Misalnya gaji yang tidak sesuai dengan beban kerja, mendorong seseorang melakukan
korupsi.

Faktor Politik

Dunia politik sangat erat hubungannya dengan persaingan dalam mendapatkan kekuasaan.
Berbagai upaya dilakukan untuk menduduki suatu posisi sehingga timbul niat untuk melakukan
tindakan koruptif.

Faktor Organisasi
Dalam organisasi yang terdiri dari pengurus dan anggota, tindakan korupsi dapat terjadi karena
perilaku tidak jujur, tidak disiplin, tidak ada kesadaran diri, aturan yang tidak jelas, struktur
organisasi tidak jelas, dan pemimpin yang tidak tegas.

Faktor Hukum

Seringkali tindakan hukum terlihat tumpul ke atas tajam ke bawah. Artinya, para pejabat dan
orang dekatnya cenderung diperlakukan istimewa di mata hukum, sedangkan masyarakat kecil
diperlakukan tegas. Hal ini terjadi karena adanya praktik suap dan korupsi di lembaga hukum.

Jenis Korupsi
Kamu juga harus mengetahui jenis-jenis dari korupsi apa aja! Pasti secara tidak langsung kamu
mungkin pernah menemukan fenomena ini disekitarmu. Mengacu pada pengertian korupsi,
adapun beberapa jenis dan bentuk korupsi adalah sebagai berikut:

Penyuapan

Penyuapan adalah suatu tindakan memberikan uang/ imbalan kepada pihak lain yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Bentuk penyuapan tersebut misalnya, memberikan atau menjanjikan sesuatu (uang atau lainnya)
kepada hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara.

Atau bisa juga kamu memberi suapan kepada rekan bisnis kamu agar perusahaan kamu yang
mendapatkan proyek itu.

Penggelapan

Penggelapan adalah suatu tindakan kecurangan dalam bentuk penggelapan sumber daya orang
lain atau organisasi untuk kepentingan pribadi. Bentuk penggelapan tersebut misalnya, membuat
faktur tagihan fiktif, menggunakan kas kecil untuk kepentingan pribadi, penggelembungan biaya
perjalanan dinas. Biasanya hal ini dilakukan saat kamu membuat sebuah proposal, kamu
meminta biaya lebih dari biaya aslinya.

Kecurangan

Kecurangan adalah suatu tindakan kejahatan ekonomi yang disengaja di mana seseorang
melakukan penipuan, kecurangan, dan kebohongan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Bentuk fraud tersebut misalnya, penggelapan uang kas dengan cara mengundur-undur waktu
pencatatan penerimaan kas, memanipulasi atau mendistorsi informasi/ fakta untuk kepentingan
tertentu. Biasanya hal ini dilakukan oleh seorang akuntan, jadi pastikan akuntan kamu memiliki
kode etik akuntan agar tidak terjadi kecurangan.
Pemerasan

Pemerasan adalah suatu tindakan koruptif dimana seseorang atau kelompok melakukan ancaman
secara lalim kepada pihak lain untuk memperoleh uang, barang dan jasa, atau perilaku yang
diinginkan dari pihak yang diancam. Bentuk pemerasan tersebut misalnya, ancaman perusakan
properti bila tidak memberikan uang keamanan, pemerasan dengan cara ancaman merusak
reputasi seseorang.

Favoritisme

Favoritisme atau tindakan pilih kasih adalah suatu mekanisme koruptif di mana seseorang atau
kelompok menyalahgunakan kekuasaannya yang berimplikasi pada tindakan privatisasi sumber
daya.

Demikianlah penjelasan ringkas mengenai pengertian korupsi, faktor penyebab, serta beberapa
jenis dan bentuk korupsi yang sering terjadi. Nah sekarang kita lanjut ke praktek kejahatan
selanjutnya, yaitu kolusi.

Kolusi
Umumnya, definisi dari kolusi adalah suatu bentuk tindakan persekongkolan atau permufakatan
secara rahasia yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, di mana tujuannya adalah untuk
melakukan perbuatan tidak baik demi mendapatkan keuntungan. Dilihat dari definisinya,
perilaku ini hampir sama dengan korupsi ya yang dimana bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan pribadi.

Kolusi juga merupakan tindak laku kerjasama yang bisa dibilang ilegal, karena memiliki tujuan
untuk menipu seseorang. Pada umumnya tindakan kolusi disertai dengan penyalahgunaan
wewenang oleh pejabat pemerintah atau pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kolusi adalah sikap dan tindakan tidak jujur
dan melanggar hukum dengan membuat kesepakatan rahasia disertai dengan pemberian uang
atau fasilitas tertentu sebagai pelicin untuk kepentingan seseorang atau kelompok.

Ciri-ciri Kolusi

Sikap dan perbuatan kolusi dapat dikenali dengan memperhatikan beberapa karakteristiknya.
Mengacu pada pengertian kolusi, adapun ciri-ciri kolusi adalah sebagai berikut:
 Adanya kerja sama rahasia atau pemufakatan ilegal antara dua orang atau lebih yang
tujuannya melawan hukum yang berlaku.
 Pemufakatan atau kerja sama ilegal dilakukan oleh penyelenggara negara atau pihak-
pihak yang memiliki posisi penting.
 Terjadi pemberian uang pelicin atau fasilitas (gratifikasi) tertentu kepada pejabat
pemerintah agar kepentingan pihak-pihak tertentu tercapai.

Penyebab Kolusi
Perilaku ini bisa terjadi dalam lapisan masyarakat manapun. Mulai dari masyarakat umum
maupun masyarakat pemerintahan, namun apa saja sih penyebab dari kolusi? Nah, berikut akan
kami jelaskan penyebab dari kolusi.

Kolusi dalam Pemerintahan

Disebabkan oleh adanya monopoli kekuasaan dengan wewenang pejabat yang absolut tanpa
mekanisme pertanggungjawaban, pejabat pemerintah yang memiliki budaya korupsi, sistem
kontrol yang tidak berfungsi, hubungan pemimpin dan bawahan tidak berdasarkan asas
persamaan.

Kolusi dalam Pendidikan

Disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya, sistem pendidikan yang kurang baik, tradisi memberi
uang kepada tenaga pendidik, kurikulum tidak kontekstual, pemberian gaji/ apresiasi kepada
tenaga pendidik masih rendah.

Kolusi di Masyarakat

Sebagian besar disebabkan oleh berbagai hal seperti, masalah ekonomi, latar belakang
pendidikan seseorang, budaya atau kultur kerja dan lingkungan tempat tinggal seseorang.

Dampak Kolusi
Kolusi yang terjadi secara terus menerus akan menimbulkan dampak buruk bagi banyak pihak.
Adapun beberapa dampak perilaku kolusi adalah sebagai berikut:

 Terjadi kesenjangan sosial di masyarakat dan ketidakadilan di berbagai bidang


kehidupan.
 Proses pertumbuhan ekonomi dan investasi menjadi terhambat sehingga pengentasan
kemiskinan menjadi terhambat.
 Terjadi pemborosan terhadap sumber daya, baik itu sumber daya manusia maupun
sumber daya ekonomi.
 Proses demokrasi menjadi terganggu karena adanya pelanggaran hak-hak warga negara.
 Timbulnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat negara.
 Terjadi ketidakselarasan antara fungsi, tujuan, dan mekanisme proses (sesuai prosedur
dan hukum) dengan praktiknya.

Nah, begitulah kira-kira kolusi terjadi, sama-sama jahat bukan? Sekarang terakhir adalah
nepotisme. Salah satu singkatan dari KKN ini juga sama bahayanya lho. Kenapa sih bahaya?
Mari kita bahas lebih lanjut serba-serbi dari nepotisme.

Nepotisme

Nah, terakhir adalah nepotisme. Pengertian nepotisme secara umum adalah suatu tindakan
seseorang yang memanfaatkan jabatan atau posisi untuk mengutamakan kepentingan keluarga
atau kerabat di atas kepentingan umum dengan memilih orang bukan atas dasar kemampuannya
tetapi atas dasar hubungan keluarga atau kedekatan.

Biasanya hal ini dilakukan di sebuah perusahaan atau kelembagaan negara dengan mengangkat
kerabatnya ke jabatan yang lebih tinggi. Mungkin mereka mempunyai hubungan darah atau
pernah satu almamater. Atau bisa juga untuk membalas budi kejadian masalalu.
Secara etimologis, istilah nepotisme berasal dari bahasa Latin, yaitu nepos yang artinya
keponakan atau cucu. Sehingga kata nepotisme dapat didefinisikan sebagai tindakan pemilihan
orang bukan berdasarkan kemampuannya, tetapi atas dasar hubungan kekeluargaan atau
kedekatan semata.

Ciri-Ciri Nepotisme
Praktik nepotisme dapat dikenali dengan memperhatikan beberapa ciri-cirinya. Sesuai dengan
arti nepotisme, adapun ciri-ciri nepotisme adalah sebagai berikut:

 Pelaksanaan suatu jabatan/ posisi biasanya dilakukan secara otoriter.


 Penempatan atau pemberian posisi tertentu tidak berdasarkan kemampuan/ keahlian,
tetapi karena ada hubungan keluarga atau kedekatan.
 Kurang atau tidak ada kejujuran seseorang dalam menjalankan amanat yang diberikan
kepadanya. Misalnya menutup kesempatan bagi seseorang yang memiliki hak dan
kemampuan.
 Adanya kesenjangan dan ketidakadilan dalam pelaksanaan pekerjaan maupun pemberian
fasilitas. Misalnya, orang-orang tertentu memiliki gaji lebih tinggi meskipun
pekerjaannya lebih mudah dan sedikit.

Jenis-jenis Nepotisme
Nah, berikut jenit-jenis nepotisme yang biasanya dipraktekan dalam sebuah perusahaan atau
institusi negara:

Ikatan Keluarga

Nepotisme ikatan kekeluargaan merupakan bentuk nepotisme yang paling sederhana dan mudah
dikenali. Misalnya, posisi tertentu di jajaran pegawai negeri banyak yang berasal dari keluarga
yang sama. Hal ini bisa diketahui dari kemiripan wajah dan nama belakang yang sama.

College Tribalism

College Tribalism merupakan bentuk nepotisme berdasarkan asal perguruan tinggi atau jurusan
yang sama. Misalnya, suatu perusahaan yang pimpinannya berasal dari Universitas tertentu
merekrut tenaga kerja untuk posisi penting hanya dari Universitas yang sama.

Organizational Tribalism

Organizational Tribalism adalah bentuk nepotisme berdasarkan organisasi tertentu, seperti


organisasi profesi, partai politik, dan lainnya. Misalnya, penempatan orang-orang dari partai
yang sama untuk mengisi posisi penting di pemerintahan.

Institutional Tribalism
Nepotisme terakhir adalah organizational tribalism, yang artinya adalah bentuk nepotisme
dimana para pelaku berasal dari instansi yang sama di luar instansinya saat ini. Misalnya,
seorang pemimpin perusahaan pindah kerja yang kemudian membawa pegawai lainnya secara
bergerombol ke tempat kerja yang baru.

Nah sekarang kamu sudah tahu kan pengertian dari korupsi, kolusi, dan nepotime atau yang
biasanya disingkat sebagai KKN. Sebaiknya jika kamu sebagai pekerja, kamu harus menghindari
perilaku ini.

Kamu bekerja sesuai dengan kebutuhan kamu, jangan berlebihan. Jika kamu merasakan
kekurangan dalam gaji, maka kamu bisa melakukan negosiasi dengan atasan kamu untuk
menaiki gaji kamu sesuai dengan nilai kemampuan yang kamu punya.

Jika kamu sebagai pebisnis, kamu harus memperhatikan juga kebutuhan-kebutuhan dari
karyawan kamu agar mereka tidak melakukan KKN ini. Mungkin kamu bisa memakai aplikasi
dari Jojonomic yaitu JojoExpense. Disitu kamu dapat mengelola keuangan kamu secara
transparan saat kapanpun dan dimanapun.

Anda mungkin juga menyukai