Anda di halaman 1dari 6

C. Faktor penyebab korupsi.

FAKTOR INTERNAL

Aspek individu Sifat tamak/rakus manusia

Moral yang kurang kuat

Gaya hidup yang konsumtif

Aspek Sosial

Perilaku korupsi dapat terjadi karena dorongan perilaku keluarga.

Keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi orang

Untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik

Lingkungan dalam hal ini memberikan dorongan dan bukan memberikan

Hukuman pada orang Ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.

FAKTOR EKSTERNAL

Aspek pemahaman masyarakat terhadap korupsi

Adanya aspek pemahaman masyarakat yang kurang terhadap korupsi, bisa menjadi penyebab
terjadinya korupsi. Hal ini dasari karena masyarakat tidak sadar kalau terlibat dalam korupsi,
atau menjadi korban utama dalam tindak pidana korupsi. Masyarakat juga kurang paham, jika
korupsi dapat dicegah dan diberantas.

Aspek ekonomi

Penyebab terjadinya korupsi paling sering karena adanya aspek ekonomi. Karena banyaknya
kebutuhan untuk hidup dan merasa memiliki pendapatan yang kurang, sehingga ada sebagian
orang yang nekat melakukan korupsi. Aspek ekonomi bisa menjadi dasar manusia merasa
terdesak untuk mengambil jalan pintas, demi mencukupi kebutuhan dan keinginannya.

Aspek politis

Aspek politis dapat menyebabkan terjadinya korupsi. Tindakan ini dilakukan karena memiliki
jabatan atau kekuasaan yang tinggi di pemerintahan. Demi mempertahankan jabatan dan
memenangkan urusan politik, maka banyak orang melakukan tindakan korupsi.

Aspek organisasi

Penyebab terjadinya korupsi yang terakhir, yaitu karena adanya aspek organisasi. Biasanya
hal ini akan didukung karena organisasi tersebut tidak memiliki aturan yang kuat. Organisasi
juga tidak memiliki pemimpin yang dapat diteladani. Parahnya, organisasi tidak memiliki
lembaga pengawasan dan sistem pengendalian manajemen yang lemah.

KONSEP KORUPSI.

KONSEP DAN ARTI KORUPSI

korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara dan
perekonomian negara.

korupsi dapat diartikan sebagai perbuatan menyangkut sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan
keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan
kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik, serta
penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.

PERILAKU KORUPTIF DALAM MASYARAKAT

Memberi uang damai saat di tilang polisi.

Memberi uang saat di tilang adalah salah satu Tindakan suap. Tindakan tersebut

Tidak jauh berbeda dengan tindak kejahatan koruptif

Copy-paste pekerjaan orang lain.

tindakan copy-paste pekerjaan orang lain nggak hanya akan merugikanmu, tapi juga orang
orang-orang di sekitarmu. Dalam lingkungan pekerjaan, kalau kamu terbukti copy-paste,
kamu bisa diberi sanksi atau dikeluarkan dari perusahaan

Mark-up saat Membuat Laporan Keuangan

Indonesia Corruption Watch mencatat, sepanjang 2018 terdapat 76 kasus korupsi dengan
modus mark-up anggaran. mark-up artinya sama dengan curang atau mempermainkan
anggaran. Dari contoh korupsi modus mark-up, dana yang dilaporkan bisa jadi dilebihkan
atau diada-adakan (dana fiktif). Di bidang apa pun pekerjaanmu, terutama yang mengatur
anggaran, jangan pupuk kecenderungan untuk mark-up laporan keuangan sama sekali.

Memanfaatkan Fasilitas Kantor untuk Kepentingan Pribadi.

Memakai fasilitas kantor di luar jam kantor adalah Tindakan yang tidak baik karna
dapat merugikan pihak kantor dan juga kamu, mulai dari hilang nya kepercayaan
kantor dengan kamu dan juga masa depan kamu.
PERBEDAAN KORUPSI DAN PERILAKU KORUPTIF.

Korupsi adalah tindakan melanggar hukum yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang biasanya adalah seorang pejabat. Tindakan yang dilakukan adalah pemalsuan laporan
keuangan sehingga memperoleh keuntungan secara pribadi.

Koruptif adalah sikap dimana seseorang melakukan tindakan atau sikap yang mengarah
pada kegiatan korupsi. Contohnya adalah menyontek, berbohong, dan plagiarisme.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa korupsi itu merupakan tindakan atau perilaku
yang ditimbulkan akbiat sering melakukan sikap koruptif.

Pembahasan :

Korupsi adalah tindakan melanggar hukum yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang biasanya adalah seorang pejabat. Tindakan yang dilakukan adalah pemalsuan laporan
keuangan sehingga memperoleh keuntungan secara pribadi.

Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi


adalah Undang-Undang No 31 Tahun 1999. Isi dari peraturan perundang-undangan ini
adalah sebagai berikut :

Pasal 2 ayat 1, "Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit
Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah)."

Pasal 2 ayat 2, "Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan."

Pasal 3, "Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah)."

Koruptif adalah sikap dimana seseorang melakukan tindakan atau sikap yang mengarah
pada kegiatan korupsi. Contohnya adalah menyontek, berbohong, buang sampah
sembarangan, tidak tepat waktu dan plagiarisme.

- BENTUK KORUPSI DAN BENTUK KORUPSI DALAM MASYARAKAT.

1. Berkhianat, subversif, transaksi luar negeri ilegal, penyelundupan.

2. Penggelapan barang milik lembaga, swastanisasi anggaran pemerintah, menipu dan


mencuri.

3. Penggunaan uang yang tidak tepat, pemalsuan dokumen dan penggelapan uang,
mengalirkan uang lembaga ke rekening pribadi, menggelapkan pajak, menyalahgunakan
dana.

4. Penyalahgunaan wewenang, intimidasi, menyiksa, penganiayaan, memberi ampun dan


grasi tidak pada tempatnya.

5. Menipu dan mengecoh, memberi kesan yang salah, mencurangi dan memperdaya,
memeras.

6. Mengabaikan keadilan, melanggar hukum, memberikan kesaksian palsu, menahan secara


tidak sah, menjebak.

7. Tidak menjalankan tugas, desersi, hidup menempel pada orang lain seperti benalu.

8. Penyuapan dan penyogokan, memeras, mengutip pungutan, meminta komisi.

9. Menjegal pemilihan umum, memalsukan kartu suara, membagi-bagi wilayah pemilihan


umum agar bisa unggul.

10. Menggunakan informasi internal dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi;
membuat laporan palsu.
11. Menjual tanpa izin jabatan pemerintah, barang milik pemerintah, dan surat izin
pemrintah.

12. Manipulasi peraturan, pembelian barang persediaan, kontrak, dan pinjaman uang.

13. Menghindari pajak, meraih laba berlebih-lebihan.

14. Menjual pengaruh, menawarkan jasa perantara, konflik kepentingan.

15. Menerima hadiah, uang jasa, uang pelicin dan hiburan, perjalanan yang tidak pada
tempatnya.

16. Berhubungan dengan organisasi kejahatan, operasi pasar gelap.

17. Perkoncoan, menutupi kejahatan.

18. Memata-matai secara tidak sah, menyalahgunakan telekomunikasi dan pos.

19. Menyalah gunakan stempel dan kertas surat kantor, rumah jabatan, dan hak istimewa
jabatan.

Anda mungkin juga menyukai