Anda di halaman 1dari 1

DINAS PERKEBUNAN SULAWESI TENGGARA

Sejahtera

Gubernur Sultra, Nur Alam saat melantik pengurus LEM Sultra

dengan Lembaga Petani di Desa


m

enggenggam uang pecahan Rp


50 ribuan, Andika bergegas ke
sebuah kios yang tak jauh dari
rumahnya, di Desa Tirongkotua, Kecamatan Kabaena, Bombana. Bocah
berusia 9 tahun itu ingin jajan makanan
ringan. Orang tuanya tak keberatan, anak
seusia Andika menenteng duit dengan
nominal yang terbilang besar. Ini hasil
bantu orang tua petik cengkeh di kebun,
kata murid kelas 3 SD itu.
Melihat bocah seusia itu mengenggam
duit Rp 50 ribu, sudah jamak di desa itu.
Mereka seolah ingin mengatakan kepada
dunia bahwa hasil kebun cengkeh mereka
memberi kesejahteraan dan masa depan
cerah. Dari 400 kepala keluarga di desa
itu, lebih dari setengahnya memiliki kebun
cengkeh yang saban pertengahan tahun
hingga Oktober, bisa dipanen dengan hasil
yang luar biasa. Warga di kampung ini, satu
musim kalau dapat Rp 50 juta itu sudah
minimal. Semua berkat kebun cengkeh,
tutur Asdar, tokoh pemuda desa itu.
Sektor perkebunan kini sedang jadi primadona. Tanaman cengkeh, pala, kakao
bila diurus dengan baik, tiga atau empat
tahun kemudian sudah bisa panen dengan hasil melimpah. Para orang tua, tidak
pernah merasa kesulitan untuk membiayai
anak-anak mereka ke jenjang pendidikan
tinggi. Bahkan, hasil perkebunan sudah
bisa membuat banyak kaum muslim, bisa
melihat indahnya tanah Suci makkah, saat
beribadah haji.
Kendati begitu, tidak semua wilayah di
Sultra memiliki lahan-lahan potensial untuk
pengembangan tanaman jenis tertentu. Kesejahteraan warga pun tidak merata. Ini juga
menjadi salah satu fokus dari kinerja Dinas
Perkebunan. Tujuannya, agar kesejahteraan
rakyat yang bersumber dari sektor perkebunan ini bisa merata. Apalagi, berbagai
kementerian/lembaga dari pusat dan daerah
setiap tahunnya mengalokasikan anggaran
yang cukup besar untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa.
Kondisi ini yang kemu- dian membuat

Gubernur Sultra, Nur Alam tertarik untuk


berinovasi. Melalui program Bangun Kesejahteraan Masyarakat (Bahteramas) yang
dilaksanakan Dinas Perkebunan dan Hortikultura (Disbunhorti), pemerintah kemudian
merintis model penyempurnaan kelembagaan petani di tingkat desa untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan.
Program itulah yang dinamakan Lembaga
Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera.
Tentu kemudian timbul pertanyaan, untuk
meningkatkan daya saing perkebunan rakyat
mengapa harus dibentuk LEM Sejahtera?
Lalu seperti apa penguatan kelembagaan
petani melalui LEM Sejahtera? Belajar dari
berbagai pengalaman dinamika kelembagaan masyarakat desa selama ini, maka
pendekatan pola kelembagaan LEM Sejahtera
tidak lagi mengacu pada kepentingan salah
satusektor/lembaga/dinas, komoditas atau
program tertentu tapi dibangun sebagai
wadah perekat dan pemersatu bagi seluruh
warga desa untuk membantu pemerintah
desa dalam melaksanakan kegiatan pembagunan dan kemasyarakatan.
LEM Sejahtera dibentuk dari, oleh dan
untuk masyarakat desa dengan pendekatan
kearifan lokal. Dalam sistem LEM Sejahtera,
pola kelembagaan petani diarahkan untuk
menyatukan gerak langkah, membangun
jejaring dan komitmen bisnis, meningkatkan
produktivitas, mutu dan daya saing komoditi.
Seluruh warga desa (bukan hanya petani)
menghimpun kekuatan bersama untuk
mendayagunakan potensi sumber daya yang
tersedia guna meningkatkan kesejahteraan

seluruh anggotanya.
Untuk meningkatkan daya saing perkebunan rakyat, struktur organisasi LEM
Sejahtera tidak berdiri sendiri per desa.
Namun dibangun jejaring kerja sama antar
desa dan di setiap kabupaten mereka bersatu
mendirikan Koperasi LEM Sejahtera.Tujuannya, yakni sebagai lembaga bisnis untuk
melaksanakan berbagai kegiatan. Misalnya
kerjasama pengadaan saprodi, kolektifitas
dan konektifitas produksi agar memenuhi
skala ekonomi, sharing informasi dan kerjasama pemasaran.
Di tingkat provinsi dibentuk pula LEM
Sejahtera Sulawesi Tenggara, yakni lembaga
non profit sebagai wadah perhimpunan dari
seluruh LEM Sejahtera se Sulawesi Tenggara
yang berfungsi sebagai Pembina, fasilitator,
pengendali dan advokasi.
Kehadiran LEM Sejahtera diharapkan
sebagai penyempurna dari berbagai kelembagaan masyarakat desa, menjadi lembaga kemasyarakatan tertinggi di desa yang
mampu mensinergiskan berbagai aktivitas
masyarakat di desa. Disuatu desa yang telah
mendirikan LEM Sejahtera, diharapkan lembaga ini dijadikan sebagai pintu gerbang dan
pusat kegiatan pembangunan.
Sehingga bagi kementerian/lembaga/
SKPD yang akan melaksanakan aktivitas
pembangunan di desa yang bersangkutan
tidak perlu mendirikan lembaga/kelompok
baru. Kegiatan yang serupa disinergiskan
dan untuk kegiatan baru dapat membentuk
unit-unit usaha di bawah manajemen LEM
Sejahtera.

Dorong Produksi Kakao


Lewat Sub Stasion Penelitian
S

ub Stasion Penelitian Kakao Sulawesi


Tenggara yang mulai dibangun pada
bulan April 2009 dengan biaya APBN
Pada awal Tahun 2010. Substasion Penelitian Kakao mulai beraktivitas dan pada
tanggal 9 September 2010 diresmikan
oleh Direktur Jenderal Perkebunan, Ir.
Gamal Nasir, MS. Pada dasarnya tujuan
untuk mendukung pengembangan komoditas kakao nasional melalui penelitian
sederhana untuk menemukan teknologi
adaptif serta sebagai wahana penerapan
berbagai hasil penelitian/kajian teknologi
dari litban dan perguruan tinggi sebelum
diterapkan di petani sebagai abdi dan
penyuluh bagi petani.
Disamping melaksanakan fungsi penelitian, kajian dan deseminasi teknologi,
Sub Stasion juga memiliki peran
lain, yakni pertama, sebagai pusat
pelatihan kakao bagi petugas dan
petani. Kedua, Pusat informasi

Ir. Bambang, MM

Kadis Perkebunan & Hortikultural


VISI:
KEJAYAAN PERKEBUNAN DAN HORTIKULTURA
SECARA BERKELANJUTAN UNTUK MEWUJUDKAN
SULAWESI TENGGARA SEJAHTERA, MANDIRI DAN
BERDAYA SAING
MISI:
- MEWUJUDKAN SDM GUNA MEWUJUDKAN
SISTEM PERKEBUNAN DAN HORTIKULTURA
YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
- MENINGKATKAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS
DAN MUTU PRODUK PERKEBUNAN DAN HORTIKULTURA YANG BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN
- MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN KELEMBAGAAN
PETANI
- MENCIPTAKAN IKLIM INVESTASIYANG KONDUSIF
DAN MENDORONG - TERWUJUDNYA KEMITRAAN
USAHA YANG SEHAT, JUJUR DAN BERKEADILAN
- MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SARANA DAN PRASARANA PERKEBUNAN
DAN HORTIKULTURA

kakao. Ketiga, wahana edukasi bagi pelajar, siswa, mahasiswa dan masyarakat luas
tentang kakao. Keempat, Pengembangan
pengolahan (produk hilir) kakao. Kelima,
wahana penerapan berbagai teknologi.
Keenam, sebagai, wahana Agrowisata.
Beberapa kegiatan pengkajian Sub Stasion Penelitian kakao, yakni:
1. Identifikasi, eksplorasi dan pengujian
klon-klon unggul lokal tahan VSD
2. Optimasi kebun kakao melalui pola
tanam konservasi
3. Optimasi perawatan bibit pasca aklimatisasi.
4. Uji adaptasi bahan tanam unggul harapan kakao tahan PBK.
5. Pendampingan aplikasi GAP.
6. Kajian Teknologi Budidaya Terintegrasi
Kakao Ternak.
7. Pengembangan teknologi pemanfaatan
limbah kulit buah sebagai pakan dan
pupuk.

Capaian Kinerja Disbunhorti Sultra


- Meningkatnya Sumber Daya Petani, Pengurus Kelembagaan Tani
dan Petugas melalui kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan sekolah
lapang.
- Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu komoditas unggulan.
- Terfasilitasinya pendirian kelembagaan petani (LEM Sejahtera)
yang kuat dan mandiri.
- Meningkatnya investasi dan kepercayaan swasta/perbankan,
dibuktikan dengan banyaknya tawaran kemitraan.
- Peningkatan Sarana Prasarana baik dari pemerintah, swasta maupun
perbankan.

Peranan LEM Sejahtera


- Sebagai pusat informasi dan peningkatan SDM
- Sebagai lembaga pembiayaan
- Sebagai agen penyedia sarana produksi pertanian
- Sebagai wadah pelatihan budidaya
untuk meningkatkan produktivitas
- Sebagai Media untuk Membangun
Komitmen dan Kerjasama
- Sebagai Lembaga Pemasaran dan
Pusat Agro-industri di Pedesaan
Dampak Penguatan LEM Sejahtera:
1. Kementerian Pertanian menetapkan
Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai
pilot project pengembangan kawasan
kakao nasioal tahun 2015 2019.
2. Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP)
Kementerian Pertanian menetapkan
Sulawesi Tenggara sebagai Kawasan
Pengembangan Pengembangan
Ekonomi Masyarakat Berbasis Agribisnis Kakao dan memberikan dukungan sarana pengolahan biji kakao
kepada petani.
3. Badan Pengawasan Perdagangan
Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan menetapkan
Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai
pilot project penerapan resi gudang
komoditas kakao secara nasional.
4. Bank Indoensia memberikan pelatihan bagi pengurus LEM Sejahtera
dan membantu sarana pengolahan
biji kakao pada beberapa LEM Sejahtera.
5. Perbankan telah bersedia menyalurkan Kredit Program Revitalisasi
Perkebunan kepada Kelompok LEM
Sejahtera.
6. Berbagai lembaga baik di bidang on

UPTD Balai Benih yang


Makin Eksis
Balai Benih Induk Hortikultura merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis dari
Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Desa Sindang Kasih, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konsel.
PTD ini berfungsi, menyeleksi dan menetapkan kelas benih untuk buah-buahan,
sayur-sayuran dan tanaman hias; menetapkan standar perbanyakan benih hortikultura
melalui teknik konvensional dan kultur jaringan; memberikan bimbingan penerapan
terhadap perbanyakan benih serta memberikan informasi tentang perbenihan dan
ketersediaan benih; mengembangkan benih label putih; pembinaan dan bimbingan
terhadap BBU (Balai Benih Utama) dan penangkar benih hortikultura.
Beberapa program Pengembangan Balai Benih Induk Hortikultura yang telah dilakukan, yakni
- Perbanyakan benih buah-buahan, tanaman biofarmaka (jahe), tanaman hias anggrek, dan tanaman perkebunan (tebu) melalui kultur jaringan
- Melakukan pembinaan dan pengawalan bagi pengembangan benih pada BBU di
tingkat kabupaten untuk menghasilkan kebun benih hortikultura.
- Lokasi Magang/pelatihan bagi masyarakat yang membutuhkan informasi perbenihan hortikultura
- Sebagai tempat kajian teknologi uji terap hasil temuan teknologi hortikultura
- Penyedia infrastruktur wisata agro.(***)

Program Unggulan/Prioritas Disbun Horti Sultra


- Pengembangan Kawasan KAKAO (SK Kementan RI No 46 Th 2015)
melalui program pengembangan tanaman kakao berklanjutan.
- Pengembangan Kawasan Industri Gula Nasional (Kabupaten
Konawe Selatan, Bombana, Kolaka, Muna, Muna Barat dan Buton
Utara).
- Pengembangan Kawasan Cabe, Lombok & Bawang (SK Kementan
RI No 45 Th 2015)
- Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Penguatan Kelembagaan
Petani dalam Wadah Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera.
- Pengembangan, Pengelolaan & fasilitasi Pemasaran Produk Perkebunan dan Hortikultura.

farm maupun off farm telah bermitra


dengan LEM Sejahtera.
Respon positif tersebut ditunjukkan
dengan adanya Memorandum of Understanding (Mou) yang dilaksanakan
oleh LEM Sejahtera dengan berbagai
stakeholder, terkait pembangunan
perkebunan berkelanjutan:
a. Tahun 2009 dilaksanakan pendan
tanganan MoU antara LEM Sejahtera
dengan PT. Core Exhibit Indonesia
dan PT. Sarinah tentang pemasaran
biji kakao fermentasi.
b. Tahun 2011 dilaksanakan pendantanganan MoU untuk memperkuat
kerjasama sebelumnya antara Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara dengan Puslitkoka, Bank
Indonesia, BRI Kantor Wilayah
Makassar, PT. Bumi Tangerang Mesindotama, LEM Sejahtera Sultra dan
Dewan Kakao Indonesia tentang
Pembangunan Industri Kakao yang
Berkelanjutan.
c. Tahun 2013 dilaksanakan pendan
tanganan MoU antara LEM Sejahtera
Sulawesi Tenggara dengan Ditjen.
PPHP Kementerian Pertanian, Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian
Perdagangan RI, Tim Penggerak PKK
Provinsi Sulawesi Tenggara, Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi
Tenggara, PT. Visi Karya Agritama,
tentang Peningkatan Daya Saing dan
Keberlanjutan Perkebunan Rakyat di
Sulawesi Tenggara.
d. Tahun 2014 dilaksanakan pendantanganan MoU antara LEM Sejahtera Sulawesi Tenggara dengan Yayasan Kalla,
PT. Kalla Kakao Industri dan PT. Kalla
Group tentang kerjasama kemitraan
usaha dalam bidang Agribisnis Kakao
di Provinsi Sulawesi Tenggara.

UPTD Balai Benih Induk Hortikultura Amoito

Anda mungkin juga menyukai