Anda di halaman 1dari 12

UAS BAHASA INDONESIA KELAS D-3.

Judul Makalah Kelompok: EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN


GADUNG UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT MALARIA

Menganalisis Dampak yang Ditimbulkan Perkebunan Kelapa Sawit (Elaesis


guineensis) terhadap Lingkungan

Dosen Pengampu:

Dra. Dwi Handayani, M. Hum.

Disusun Oleh:

Ananda Cahyo Prakoso (142111233064)

Prodi Teknologi Hasil Perikanan, FPK

KELAS BAHASA INDONESIA D-3.1

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SEMESTER GANJIL 2021


DAFTAR ISI
ABSTRAK.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
TUJUAN............................................................................................................................4
METODE...........................................................................................................................4
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................4
KESIMPULAN..................................................................................................................8
UCAPAN TERIMAKASIH...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

I
Menganalisis Dampak yang Ditimbulkan Perkebunan Kelapa Sawit (Elaesis
guineensis) terhadap Lingkungan

Ananda Cahyo Prakoso

Universitas Airlangga

ABSTRAK
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang digunakan sebagai
penghasil minyak baik untuk memasak, industri, maupun untuk bahan bakar.
Perkebunan kelapa sawit sangat berperan dalam sektor ekonomi. Namun, banyak
yang berpendapat bahwa ekspansi perkebunan kelapa sawit dapat mengakibatkan
kerusakan pada lingkungan seperti halnya, dapat mempengaruhi kualitas tanah
untuk menahan hujan. Perkebunan kelapa sawit juga diketahui dapat
mengakibatkan hilangnya spesies hewan, tumbuhan dan juga mikroorganisme
yang berguna untuk menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan. Namun, tak
sedikit juga yang berpendapat bahwa sebenarnya perkebunan kelapa sawit tidak
memberi dampak positif bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis dampak yang ditimbulkan perkebunan kelapa sawit terhadap
lingkungan.

Kata kunci: Kelapa Sawit, Lingkungan, Dampak

1
ABSTRACT

Oil palm is a plant that is used as a producer of oil for cooking, industry,
and for fuel. Oil palm plantations play a very important role in the economic
sector. However, many argue that the expansion of oil palm plantations can cause
damage to the environment as well as affect the quality of the soil to withstand
rain. Oil palm plantations are also known to cause the loss of species of animals,
plants and microorganisms that are useful for maintaining the balance of
environmental ecosystems. However, not a few also think that oil palm
plantations do not have a positive impact on the environment. This study aims to
analyze the impact of oil palm plantations on the environment.

Keywords: Oil Palm, Environment, Impact

2
PENDAHULUAN
Kelapa sawit (Elaesis guineensis) merupakan tanaman industri yang
berperan besar dalam sektor ekonomi khususnya dalam subsektor perkebunan.
Tanaman kelapa sawit digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan
minyak, baik untuk menghasilkan minyak industri, minyak untuk memasak,
maupun untuk bahan bakar (Lisdyani & Ameliyani, 2021). Di indonesia sendiri
kelapa sawit adalah salah satu barang dagang andalan sebagai sumber pendapatan
negara, perkebunan kelapa sawit juga menjadi sumber kesejahteraan atau
pendorong ekonomi bagi pengusahanya dan juga membuka lapangan pekerjaan
bagi petani kelapa sawit. Minyak sawit sendiri menjadi sumber penting minyak
nabati (minyak berbahan dasar tumbuhan) dunia, menggeser minyak kedelai dunia
(Darlita et al, 2017). Di Indonesia sendiri sektor ini berkembang dengan cepat,
terutama pada dua pulau utama yang menjadi pusat dari perkebunan kelapa sawit
yakni, Sumatera dan Kalimantan. Sebagian besar perkebunan kelapa sawit di
Indonesia terletak pada pulau tersebut. Sebanyak 95% produksi sawit mentah
dihasilkan oleh kedua pulau tersebut. Perkebunan kelapa sawit berkembang sangat
cepat. Hal ini ditandai dengan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang
meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2015 sendiri luas perkebunan sawit di
Indonesia mencapai 11,3 juta ha. Lalu pada tahun 2017 luas perkebunan kelapa
sawit mencapai angka 16 juta ha.

Ditinjau dari perkembangan luas perkebunan kelapa sawit yang ada di


Indonesia. Pengembangan tersebut tak hanya memberi dampak bagi ekonomi dan
pengembangan industri, tetapi juga memberi dampak yang cukup besar terhadap
lingkungan. Beberapa contoh yang ditimbulkan dari pengembangan perkebunan
kelapa sawit pada sektor lingkungan adalah, menyebabkan penggundulan hutan,
meningkatnya zat karbon yang terlepas, dan juga terganggunya kondisi
lingkungan yang disebabkan oleh perubahan iklim. Gangguan lingkungan yang
diakibatkan oleh ekspansi atau perluasan kelapa sawit disebabkan oleh satu
tanaman kelapa sawit perharinya menyerap air sebanyak 1,25-2,31 mm. Setiap
batangnya kelapa sawit dapat menyerap air hingga 5,2 meter dalamnya. Hal
tersebut menyebabkan terganggunya persediaan air dalam tanah yang dibutuhkan

3
untuk tanaman selain tanaman kelapa sawit. Rata-rata perkebunan kelapa sawit
dengan jumlah 143 pohon per hektarnya membutuhkan air berkisar antara 2,0-5,5
mm/hari atau 140-385 l/ha/hari.

TUJUAN
Adapun tujuan dari dibentuknya artikel ilmiah ini adalah dalam rangka
memberi edukasi bagi masyarakat Indonesia, agar tersampaikannya informasi
yang tepat mengenai dampak yang ditimbulkan dari perkebunan kelapa sawit
terhadap lingkungan. Diharapkan dengan tersampaikannya informasi tersebut
masyarakat menjadi sadar akan dampak dari perkebunan kelapa sawit terhadap
lingkungan. Dengan begitu, diharapkan kedepannya akan terbentuk suatu solusi
yang konkret untuk menanggulangi fenomena tersebut.

METODE
Skematis Narrative Review dilaksanakan menggunakan metode studi
kepustakaan atau literature review. Menurut Syaodih (2009) penelitian
kepustakaan adalah serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya digali
melalui beragam kepustakaan informasi (buku, jurnal ilmiah, ensiklopedi, dll).
Penelitian yang dibahas di artikel ini bersifat kualitatif, sehingga mengandalkan
data deskriptif. Dalam mengumpulkan data, penulis akan mencari-cari informasi
pada artikel-artikel jurnal, dan situs kanal-kanal berita. Kemudian, penulis akan
mengidentifikasi, menilai, menganalisis, dan menginterpretasi data yang telah
diambil dari sumber-sumber tersebut. Dan menarik kesimpulan. Kata kunci yang
digunakan yaitu, kelapa sawit, lingkungan, deforestasi dan dampak perkebunan
kelapa sawit.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Di Indonesia, kelapa sawit masih menjadi salah satu komoditas utama bagi
pelaku bisnis di bidang pertanian sebagai penunjang perekonomian nasional. Hasil
dari perkebunan kelapa sawit diharapkan mampu serta berperan dalam

4
peningkatan perekonomian nasional di masa yang akan datang (Syahbana, 2007).
Seiring berjalannya waktu jumlah penduduk dunia akan bertambah sehingga akan
berimbas pada kebutuhan minyak kelapa sawit, secara tidak langsung minyak
kelapa sawit akan mengalami peningkatan dalam segi pemanfaatanya. Selain itu,
ditemukannya teknologi pengolahan atau diversifikasi industri juga dapat menjadi
pemicu meningkatnya pemanfaatan minyak kelapa sawit (Dradjat, 2008;
Syahbana, 2007).

Sejalan dengan pemanfaatan minyak kelapa sawit yang semakin


bertambah, perluasan lahan kelapa sawit di Indonesia pun kian meningkat setiap
tahunnya. Berdasarkan statistik yang telah dipaparkan dalam bagian sebelumnya,
bahwa pada tahun 2015 luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 11,3
juta ha. Lalu pada tahun 2017 luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia
mencapai angka 16 juta ha. Jika dilihat berdasarkan statistik pertumbuhan
masyarakat dunia, tentunya perluasan perkebunan kelapa sawit yang terjadi di
Indonesia akan berdampak positif pada perekonomian lokal maupun nasional.
Industri kelapa sawit memiliki andil dalam peningkatan devisa negara dari hasil
pendistribusian minyak kelapa sawit ke manca negara, kesejahteraan masyarakat
yang bermata pencaharian sebagai pengusaha ataupun petani kelapa sawit
tentunya juga akan memperoleh keuntungan dalam segi ekonomi.

Namun, perluasan lahan kelapa sawit yang dilakukan juga berakibat pada
timbulnya masalah lingkungan yang terjadi disamping keuntungan ekonomi yang
didapat dari hasil pengolahan kelapa sawit. Dampak yang muncul akibat dari
perluasan lahan perkebunan kelapa sawit dapat mengancam makhluk hidup seperti
hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang sebelumya ada di lahan tersebut. Isu
deforestasi dan pembangunan berkelanjutan juga muncul dari adanya perluasan
lahan perkebunan kelapa sawit.

Aspek yang diperhatikan dalam pembangunan berkelanjutan pada suatu


negara tidak hanya mengacu pada keuntungan ekonomi semata, tetapi juga
memberikan dampak baik dalam segi sosial dan segi ekologis secara

5
berkelanjutan dari generasi ke generasi. Deforestasi merupakan proses
pengubahan lahan hutan menjadi lahan yang bukan hutan. Proses deforestasi
tentunya didasari oleh suatu alasan. Proses deforestasi kerap kali digunakan oleh
negara di berbagai dunia untuk melakukan pembangunan di lingkup negara yang
dimaksud. Pembangunan ini tentunya berkenaan dengan pembangunan
infrastruktur dan fasilitas yang berorientasi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang berada di dalam negara itu sendiri. Berdasarkan pernyataan
diatas, proses pelaksanaan perluasan lahan perkebunan kelapa sawit memiliki
dampak yang saling bertentangan satu sama lainnya. Sehingga kita harus
memperluas kacamata kita terhadap keseimbangan dan solusi terkait dengan
dampak apa saja yang ditimbulkan oleh perluasan lahan perkebunan kelapa sawit.

Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, perluasan perkebunan kelapa


sawit mampu menunjang pembangunan di Indonesia dalam bentuk devisa dan
pendapatan negara, pembangunan ekonomi daerah, dan pendaoatan petani.
Manfaat dari hasil perkebunan kelapa sawit juga dapat dirasakan oleh negara-
negara lain, seperti Uni Eropa, dampak yang dirasakan oleh Uni Eropa berupa
peningkatan nilai Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan pemerintah,
ataupun kesempatan unutk bekerja. Selain itu, hasil dari perkebunan kelapa sawit
juga memilki damapk positif pada masyarakat lokal. Perkebunan kelapa sawit
dapat memberikan perluasan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, pemenuhan
akan kebutuhan sandang dan pengan, serta kenaikan pendapatan setiap individu.

Dari segi sosial perkebunan kelapa sawit memberikan keseimbangan dan


pemerataan terkait dengan pembangunan ekonomi di daerah yang dimaksud. Hal
ini sejalan dengan keuntungan ekonomi yang didapatkan oleh masyarakat dengan
adanya perkebunan kelapa sawit. Sehingga terjadi perbaikan akan ketimpangan
pendapatan dan pembangunan yang terjadi.

Dari segi ekologi perkebunan kelapa sawit mengambil peran sebagai


penyumbang oksigen dan penyerap kabondioksida. Selain itu perkebunan kelapa
sawit juga dapat menjadi biopori atau resapan air alami yang menjadi bagian yang

6
krusial terhadap perlindungan air dan tanah (Harahap, 1999, 2007). Kelapa sawit
juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar
fosil yang ramah lingkungan atau disebut dengan biodiesel sawit, penggunaan
bahan bakar yang ramah lingkungan akan mengurangi emisi gas buang kendaraan
bermotor sehingga dapat mengurangi efek rumah kaca dan juga penipisan lapisan
ozon bumi.

Dibalik dampak positif yang ditimbulkan oleh perkebunan kelapa sawit,


terdapat pula dampak buruk dibaliknya yang bersifat kontradiktif. Dampak buruk
yang ditimbulkan dari perluasan lahan perkebunan kelapa sawit berkenaan dengan
lingkungan sekitar perkebunan. Salah satu dampak buruk yang terjadi saat
perluasan perkebunan kelapa sawit adalah tercemarnya air sungai. Pencemaran air
ini disebabkan oleh semakin banyaknya pengunaan pupuk dan obat-obatan yang
digunakan untuk merawat pohon kelapa sawit. Sisa dari pemupukan ini akan
terbawa oleh air dan berujung ke sungai maupun kolam yang berda didekatnya.
Sehingga akan mengancam makhluk hidup air didalamnya, sebagai contoh ikan-
ikan akan berkurang dikarenakan mati terkena zat kimia pupuk ataupun
meninggalkan daerah yang telah tercemar tersebut.

Selain itu, penurunan spesies hewan darat ataupun hewan yang terancam
punah juga menjadi dampak yang terjadi ketika perluasan perkebunan kelapa
sawit dilakukan. Perluasan perkebunan ini juga menjadi ancaman bagi hewan-
hewan yang terancam punah. Sehingga pemecahan atau fragmentasi habitat
makhluk hidup akan meningkat ari fragmentasi.

Berkurangnya kuantitas air dalam tanah merupakan contoh lain dari


dampak yang ditimbulkan oleh perluasan lahan perkebunan kelapa sawit. Hal
tersebut akan berakibat pada kekeringan yang akan terjadi di musim kemarau. Hal
ini disebabkan oleh tumbuhan kelapa sawit itu sendiri, dimana kelapa sawit
mampu menyerap air tanah sebanyak 1,25-2,31 mm dalam seharinya dan setiap
batang pohon kelapa sawit dapat menyerap air hingga kedalaman 5,2 meter. Rata-
rata air yang dibutuhkan oleh perkebunan kelapa sawit dengan jumlah 143 pohon

7
per hektarnya membutuhkan air berkisar antara 2,0-5,5 mm/hari atau 140-385
l/ha/hari.

KESIMPULAN
Perluasan terhadap perkebunan kelapa sawit yang dilakukan dapat
memberikan dua sisi yang berbeda. Perubahan hutan untuk dijadikan kebun
kelapa sawit berdampak pada perubahan pendapatan yang didapat oleh pebisnis
ataupun petani kelapa sawit. Selain meningkatkan pendapatan di sektor lokal
perkebunan kelapa sawit dapat membawa dampak pada sektor nasional dari hasil
pengeksporan hasil kelapa sawit ke manca negara. Kegiatan ekspor ini akan
mendatangkan devisa negara dan juga pendapatan nasional akan meningkat.
Pemanfaatan kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif sebagai pengganti bahan
bahan bakar fosil dapat meminimalisir gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan
bermotor, hal ini hasil dari kelapa sawit dapat memenuhi fungsinya pada aspek
ekologi. Meskipun dapat meningkatkan oendapatan lokal maupun nasional, tetapi
perluasan perkebuna kelapa sawit juga meninggalkan jejak yang buruk bagi alam.
Berkurangnya kuantitas air tanah, tercemarnya air, berkuragnya fauna dan flora
yang diakibatkan oleh hilangnya habitat asli mereka merupakan masalah yang
timbul dari perluasan perkebunan kelapa sawit.

Perluasan perkebunan kelapa sawit memang tidak selalu membawa


dampak buruk dan juga tidak selalu membawa dampak baik. Sehingga diperlukan
adanya solusi terbaik agar dapat memicu dampak baik dan menekan dampak
buruk yang ditimbulkan. Perlu diadakannya kolaborasi dari berbagai sisi, baik
pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan juga masyarakat untuk mewujudkan hal
tersebut. Sehingga dalam pengelolaannya diharapkan dapat memaksimalkan
manfaat ekonomi namun dapat meminimalkan dampak terhadap lingkungan.

8
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala nikmat dan rahmatnya dalam memberikan kesehatan dan kelancaran agar
penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan tepat waktu. Kemudian penulis
juga menyampaikan terima kasih kepada Dra. Dwi Handayani, M. Hum. Selaku
dosen pengajar kelas Bahasa Indonesia atas segala bimbingan dan instruksinya
dalam mendampingi penulis dalam menyusun artikel ilmiah ini. Tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga penulis yang selalu mendampingi
dan memberikan dukungannya dalam menghadapi segala hal dalam hidup

9
DAFTAR PUSTAKA
Darlita, RR., Joy, B. & Sudirja, R. (2017). Analisis Beberapa Sifat Kimia Tanah
Terhadap Peningkatan Produksi Kelapa Sawit pada Tanah Pasir di
Perkebunan Kelapa Sawit Selangkun. Jurnal Agrikultura. 28(1): 15-20

Lisdyani, E. & Ameliyani. (2021). Dampak Industri Perkebunan Kelapa Sawit


Terhadap Lingkungan Di Desa Paya Kulbi, Aceh Tamiang. Pros SemNas.
Peningkatan Mutu Pendidikan. 2(1): 101-105

Murtilaksono, K., Darmosarkoro, W., Sutarta, E. S., Siregar, H. H. & Hidayat, Y.


(2009). Upaya Peningkatan Produksi Kelapa Sawit melalui Penerapan Teknik
Konservasi Tanah dan Air. J Tanah Trop. 14(2): 135-142

Purba, J. H. V. & Sipayung, T. (2017). Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia


Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan. Masyarakat Indonesia. 43(1):
81-94

Suhatman, Y., Suryanto, A. & Setyobudi, L. (2016). Studi Kesesuaian Faktor


Lingkungan Dan Karakter Morfologi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jaqc.) Produksi. Jurnal Produksi Tanaman. 4(3): 192-198

Utami, R., Putri, E. I. K. & Ekayani, M. (2017). Dampak Ekonomi dan


Lingkungan Ekspansi Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa
Penyabungan, Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
Jambi). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). 22(2): 115-126

10

Anda mungkin juga menyukai