Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH K3 DI INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

DI SUSUN OLEH :

BELLATRIX AGUSKY K. P
16TIA208/1C
RENDI PAYUNG ALLO
16TIA221/1C
TEKNIK INDUSTRI AGRO

POLITEKNIK ATI MAKASSAR


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (elaesis ) merupakan tanaman perkebunan pentingpenghasil minyak
makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati.Untuk meningkatkan
produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasanareal pertanaman, rehabilitasi
kebun yang sudah ada dan intensifikasi. Pelakuusaha tani kelapa sawit di Indonesia
terdiri dari perusahaan perkebunanswasta, perkebunan Negara dan perkebunan
rakyat (kemenpan, 2008).Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga
banyakhutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa
sawit.Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. DiIndonesia
penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, danSulawesi (Andrew,
2012).Menurut Kementrian Perindustrian (2007), Industri perkebunan kelapasawit
dan industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industristrategis, karena
berhubungan dengan sektor pertanian (agro-based-industry )yang banyak
berkembang di negara tropis seperti Indonesia. Kehadiranperkebunan kelapa sawit
secara ekonomis telah memberikan harapan yangbesar bagi para pemilik modal.
Perluasan lahan perkebunan kelapa sawitterus meningkat. Perluasan tanpa control
dimana hutan, lahan pertanian,bahkan pantai pun di eksploitasi menjadi lahan
perkebunan kelapa sawit. DiSumatera Utara sampai saat ini tercatat luas perkebunan
kelapa sawit sekitar 600.000 ha dengan jumlah buruh 132.000 buruh.
Umumnya pembangunan perkebunan kelapa sawit selalu di ikuti dengan
pembangunan pabrik minyak kelapa sawit yang berada pada arealperkebunan
maupun daerah-daerah strategis pembangunan pabrik minyakkelapa sawit. Tahapan
pembangunan perkebunan kelapa sawit dimulaidengan persiapan lahan (studi
kelayakan), pembukaan lahan, pembibitan,penanaman dan pemanenan (Kemenlh,
2007). Sedangkan pabrik minyakkelapa sawit umumnya terdiri dari bagian
pengangkutan tandan buah segar (TBS) dari kebun kepabrik, bagian penimbangan,
bagian pembongkaran buah(loading ramp), bagian pemasakan/perebusan dan
sterilisasi, bagianpelepasan buah dari tandan dan penumbukan, bagian
pengadukan(digestion), bagian pengempaan untuk memeras minyak sawit,
bagianpermunian minyak sawit (clarifitation), bagian inti sawit (Kemenlh, 2007).
Persaingan industri termasuk industri perkebunan kelapa sawit yangsemakin ketat
menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki
dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Kualitasproduk yang dihasilkan
tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia(SDM) yang dimiliki perusahaan.
Faktor-faktor produksi dalam perusahaanseperti modal, mesin, dan material dapat
bermanfaat apabila telah diolah oleh SDM. SDM sebagai tenaga kerja tidak terlepas
dari masalah-masalah yangberkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu
bekerja.Keselamatan dan kesehatan pekerja tergantung pada hubungan interaktif
yang mempengaruhi
performance yaitu kapasitas kerja, beban kerja danbeban tambahan dari lingkungan
kerja. Pekerja perkebunan kelapa sawitumumnya berpendidikan rendah dan bersifat
tertutup karena tinggal menetapdi rumah-rumah yang disediakan oleh perusahaan
perkebunan. Pekerjaperkebunan tinggal di dareah perdesaan yang sulit untuk
mengaksespelayanan kesehatan (KPS, 2009).
Perkebunan dapat dianggap sebagai satu masyarakat yang tertutup,sehingga usha-
usaha kesehatanpun harus dilakukan harus disesuaikandengan sifat-sifat masyarakat
demikian, dalam arti menyelenggarakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Usaha-usaha ini meliputi bidang preventif dan kuratif baik mengenai penyakit
umum, kecelakaan mupun penyakit akibatkerja. Untuk mencegah penyakit-penyakit
akibat kerja harus diambil cara-carapencegahan yang disesuaikan dengan jenis-jenis
bahaya menurut pekerjaannya. Atas dasar itulah disusun program pencegahan yang
sebaik-baiknya (Suma’mur,1996).
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian (Definisi) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Pengertian (definisi) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) umumnya terbagi


menjadi 3 (tiga) versi di antaranya ialah pengertian K3 menurut Filosofi, Keilmuan
serta menurut standar OHSAS 18001:2007.

Berikut adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan danKesehatan Kerja)


tersebut :

Pengertian (Definisi) K3 Menurut Filosofi (Mangkunegara)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil dan makmur.

Pengertian (Definisi) K3 Menurut Keilmuan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja
(PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.

Pengertian (Definisi) K3 Menurut OHSAS 18001:2007

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang
dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang
lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

Ketiga versi pengertian K3 di atas adalah pengertian K3 yang umum (paling sering)
digunakan di antara versi-versi pengertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
lainnya.
Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja
(bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-
hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal
sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi)
yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan
pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin
jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.

Bidang industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri barang dan industri jasa.
Industri barang
Industri barang merupakan usaha mengolah bahan mentah menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi. Kegiatan industri ini menghasilkan berbagai jenis barang,
seperti pakaian, sepatu, mobil, sepeda motor, pupuk, dan obatobatan.
Industri jasa
Industri jasa merupakan kegiatan ekonomi yang dengan cara memberikan pelayanan
jasa. Contohnya, jasa transportasi seperti angkutan bus, kereta api, penerbangan, dan
pelayaran. Perusahaan jasa ada juga yang membantu proses produksi. Contohnya,
jasa bank dan pergudangan. Pelayanan jasa ada yang langsung ditujukan kepada para
konsumen. Contohnya asuransi, kesehatan, penjahit, pengacara, salon kecantikan,
dan tukang cukur.
Proses kerja pada industri perkebunan kelapa sawit
a. Persiapan lahan
Tahapan persiapan lahan terdiri dari studi kelayakan dan perencanaanluas kebun
beserta tata ruang kebun. Studi kelayakan bertujuan untukmenentukan lokasi dan
mencocokkan kesesuaian lingkungan untukpertumbuhan tanaman kelapa sawit.
Dalam kegiatan ini juga dikumpulkandata mengenai ketersidaan sumber air, akses
jalan dan faktor pendukunglainnya. Perencanaan luas kebun biasanya disesuaikan
dengan kapasitaspabrik yang akan di bangun. Pabrik dengan kapasitas 30/jam
dapatdipasok oleh kebun dengan luas 6.000 ha. Perencanaan tata ruang
jugaberkaitan dengan pembagian areal untuk pembibitan, jaringan jalan
dan jembatan, bangunan konservasi, tata air atau drainase, komplek perkantoran
dan perumahan, pabrik dan fasilitas lainnnya. Tata ruang kebun biasanya di bagi
dalam beberapa bagian manajemen atau dikenaldengan sebutan afdeling, dan terdiri
dari beberapa blok untukmemudahkan pengawasan, perawatan dan mengatur panen.
b. Pembukaan lahan
Pembukaan lahan harus dilakukan dengan teknik dan tatacara yangbenar (tanpa
melakukan pembakaran). Tujuan pembukaan lahan yangbenar adalah untuk
menghindari kebakaran lahan, menghindari polusiudara dan menyediakan bahan
organic untuk memperbaiki kesuburanstruktur tanah.
c. Pembibitan
Kebutuhan lokasi pembibitan biasanya 1-1,5 % dari luas kebun. Lokasipembibitan
ditentukan pada saat penentuan tata ruang kebun. Lokasipembibitan yang dipilih
biasanya pada topografi rata, dekat dengansumber air, dekat dengan sumber air,
memiliki akses jalan yang baik danbebas gangguan manusia dan binatang.
Pemeliharaan bibit meliputipenyiraman, penyiangan, pengawasan dan seleksi
serta pemupukan.
Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari apabila jatuh hujan lebihdari 7-8 mm
pada hari yang bersangkutan. Penyiangan adalah usahauntuk menghilangkan gulma
yang tumbuh dalam polybeg. Penyiangandapat dilakukan dengan dikored atau
desemprot dengan herbisida.Penyiangan gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan. Seleksipembibitan dilakukan hingga 4-9 bulan. Pemupukan merupakan
prosesterakhir pada tahap pembibitan, pupuk yang diberikan pada tahappembibitan
adalah urea dan rustica. Umumnya bibit di pindah ke arealtanam pada umur 10-14
bulan.
d. Penanaman
Tahapan penanaman meliputi penentuan pola tanam, pengajiran,dan pembuatan
lubang tanaman. Pola tanam kelapa sawit dilakukandengan monokultur atau
tumpang sari. Pengajiran adalah menentukanletak dan jarak penanaman. Pembuatan
lubang tanaman dilakukan 2minggu sebelum penanaman dan disekitar lubang tanam
harus bebas darigulma. Penanaman di usahakan pada musim hujan untuk menjaga
agar tanaman mendapat cukup air. Penanaman dilakukan oleh satu regu yangterdiri
dari 3 orang pekerja untuk membuat lubang, membawa kecambah,dan menutup
tanah.
e. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman dibagi menjadi 2 bagian yaitu pemeliharaantanaman belum
menghasilkan (TBM) dan pemeliharaan tanamanmenghasilkan (TM). Tanaman
belum menghasilkan adalah tanaman yangbaru ditanam dari bibit sampai berumur
30-36 bulan. Selama masa TBMdiperlukan beberapa pekerjaan yang harus
dilakaukan secara terus harusdilakukan yaitu konsolidasi tanaman dengan selalu
menjaga tanaman agar tidak goyah dan berdiri tegak, penyisipan tanaman yang mati
atau kurangsubur, pemeliharaan penutup tanah, pemupukan, pengendalian hama
danpenyakit, persiapan sarana panen dan pemeliharaan jalan dan paritdrainase.saat
pemeliharaan TBM, biasanya juga dilakukan seleksitanaman untuk memilih
tanaman yang berkualitas baik.
Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) adalah pemeliharaan tanaman yang
sudah berproduksi. Tanaman kelapa sawit mulai berbungapada umur 12-14 bulan.
Panen yang menguntungkan secara ekonomisbaru terjadi pada saat tanaman
berumur 2,5 tahun. Tanaman kelapa sawitakan berproduksi optimal jika dipelihara
dengan baik. Pemeliharaan TMmeliputi pengendalian tanaman liar (gulma),
pemangkasan pelepah,pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan
pemeliharaan jalanrintisan. Sebagian besar hama yang menyerang adalah golongan
insektaatau serangga. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman sawitumumnya
disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus (kemenpan, 2008).
Contoh hama dan penyakit tanaman adalah tungau, nematode,kumbang, ulat api dan
lain sebgainya. Pengendalian hama dan penyakittanaman biasanya dilakukan dengan
penyemprotan pestisida
kimiawi. Agar penyemptotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilango
leh air hujan, maka tambahkan perekat perata AERO 810, dosis (1/2tutup) /tangki
(kemenpan, 2008).
f. Pemanenan
Tanaman kelapa sawit sudah dapat produktif setelah umur tigatahun, dan pucak
produktif setelah umur lima tahun. Aktivitas pemanenanbiasanya dilakukan dengan
empat tahap yaitu proses pemanenan buah,pemungutan buah, pengumpulan buah di
tempat penampungan hasil danpengangkutan buah ke pabrik . Pemanenan buah
dapat dilakukan secara manual atau mekanik yaitu penggunaan alat-alat bermesin.
Alat-alatpemanenan yang biasa digunakan secara manual adalah dodos, egrek,tojok
dan kampak sawit. Alat pemanenan yang menggunakan mesin dapatberupa egrek
bermesin dan dodos bermesin. Proses pengumpulan buah juga dilakukan secara
manual atau mekanik yaitu menggunakan mesinseperti grabber lift trailer. Setelah
pengumpulan buah, maka buah diangkut ke tempat penampungan hasil.
Pengumpulan buah ke tempatpenampungan hasil dapat dilakukan dengan grabber
lift trailer ataumenggunakan angkong dan mendorongnya menuju tempat
penampunganhasil. Sedangkan proses pengangkutan buah menuju pabrik
biasanyamenggunakan truk.
Bahaya potensi pada industri perkebunan kelapa sawit
a. Pembukaan lahan
Proses pembukaan lahan dilakukan dengan penebangan-penebangan pohon baik
secara manual atau menggunakan mesin (chinsaw). Pembukaan lahan juga
merupakan kegiatan pembersihan lahandengan menggunakan alat-alat berat seperti
excavator dan motor grader.
Bahaya potensi untuk kesehatan kerja yang mungkin terjadi adalahpneumokonioses
(penimbunan debu dalam paru), gangguan gastrointestinal pada pengemudi alat
berat, berkurangnya kekuatangenggaman (carpal tunnel syndrome) pada pekerja
yang menggunakan alat-alat pemotong, terserang binatang-binatang berbisa,
terinfeksi cacingdan terserang mikro organisme seperti jamur dan bakteri pada
saatmelakukan pembersihan lahan. Sedangkan bahaya potensi untukkecelakaaan
kerja terdapat pada penggunaan mesin-mesin pemotong danpenggunaan alat-alat
berat.
Peraturan Pengendalian bahaya kesehatan kerja dapat dilakukandengan penggunaan
alat pelindung diri, sepertisafety helmet (Hard hat) kelas C, penggunaan alat
pelindung kaki jenis vinyl, pakain kerja (overal),dan penggunaan sarung tangan kulit
karena. Penggunaan sarung tangankulit cocok digunakan ketika pekerja bersentuhan
dengan benda atau alatyang permukaannya kasar.
Pengendalian bahaya kecelakaan kerja pada penggunaan mesin-mesin pemotong
dapat dikendalikan dengan mematuhi standart operstional procedure (SOP)
penggunaan alat dan dapat dikendalikandengan penggunaan alat pelindung diri
seperti googles untuk mencegahserpihan debu terbang, alat pelindung tangan
berjenis metal messh,pakaian kerja (apron), safety shoes berjenis vinyl. Untuk
mencegahterjadinya kecelakaan kerja dari penggunaan alat-alat berat dapat dilihat
pada Permenakertrans No.Per 09/Men VII/2010 tentang operator danpetugas
pesawat angkat dan angkut. Salah satu bagian penting dariperaturan tersebut adalah
adanya lisensi K3 untuk operator alat beratseperti excavator.
b. Pembibitan, penanaman dan pemeliharaan tanaman
Proses pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanamandilakukan pada area
terbuka dan dalam keadaan aman dan bersih. Amanberarti bebas dari gangguan
binatang berbahaya sedangkan yangdimaksud dengan bersih adalah bebas dari
gulma dan semak belukar.Potensi bahaya kesehatan pada proses ini adalah
pneumokonioses(penimbunan debu dalam paru), dermatoses (kelainan kulit
karenapekerjaan) dan penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida
merupakanpotensial bahaya terbesar pada proses ini. Pengggunaan pestisida
yangtidak aman dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti penyakit
akumaupun kronis, keracunan dan kematian. Monitoring biologi paparanpestisida
dapat dilihat dari kadar cholinesterase dalam darah. Bahayapenggunaan pestisida
terdapat pada pekerja penyemprot dan pekerjayang bertugas pada gudang
penyimpanan pestisida. Pemerintah telahmengatur tentang pengawasan,
penyimpanan dan penggunaan pestisidadalam peraturan pemerintah No.07 tahun
1973.
Pencegahan bahaya kesehatan bagi pekerja penyemprot pestisidadapat dilakukan
secara administratf dan penggunaan alat pelindung diri(APD). Pengendalian secara
administrative adalah proses pengendaliandengan cara administrative
mengurangi bahaya dan resiko dari bahayakimia. Misalnya safe operating limit,
work permit, standart operational procedure (SOP),pelatihan, modifikasi perilaku,
jadwal istirahat dan lain sebagainya (Indonesia HSE, 2012)
Pencegahan bahaya pestisida dapat dikendalikan denganmenggunakan APD yang
sesuai dengan proses dan sifat pestisida yangdigunakan. alat pelindung diri yang
digunakan dalam penggunaanpestisida dapt berupa pakaian pelindung, kaca mata,
dan sarug tanganyang terbuat dari neoprene jika bahan tersebut digunakan
untukbercampur dengan minyak atau pelarut organis. Alat-alat pelindung diriharus
terbuat dari karet, apabila yang dikerjakan chlor hydrocarbon (Suma’mur, 1996).
Pekerja yang bertugas pada tempat penyimpanan (gudang)pestisida juga dapat
mengalami gangguan kesehatan. Tempatpenyimpanan pestisida harus bebas dari
potensi bahaya kesehatan,kecelakaan kerja, dan kebakaran. Pengendalian gangguan
kesehatan dankecelakaan kerja pada pekerja gudang pestisida dapat dilakukan
secaraadministrative, secara teknik, sistem peringatan dan penggunaan APD.
Pengendalian secara adminstratif dapat dilakukan dengan safe operating limit, work
permit, standart operational procedure (SOP), pelatihan,modifikasi perilaku dan
jadwal istirahat.
Pengendalian secara teknik untuk mencegah bahaya kesehatandan keselamatan kerja
pada tempat penyimpanan pestisida dapatdilakukan dengan mengatur sistem
ventilasi local exhaust ventilation, pencahayaan pada ruangan, tempat peletakan
pestisida yang terlindung, teratur, kuat dan tidak bocor. Pengendalian dengan sistem
peringatan dapat dilakukan dengan memberi peringatan, instruksi, tanda , label,
yangakan membuat orang akan waspada jika berada dalam tempat penyimpanan
pestisida. Sistem peringatan juga dapat berupa pemahamantentang lembar
data keselamatan bahan (MSDS), tersedianya sistemalarm dan jalur evakuasi.
Pengendalian bahaya potensi pada tempatpenyimpanan pestisida juga dapat
diakukan dengan penggunaan APD.Yang sesuai dengan bahan kimia
yang terkandung dalam pestisida.
c. Pemanenan
Pemanen merupakan proses terakhir dari perkebunan kelapa sawit.Proses
pemanenan meliputi memotong pelepah, dan TBS, memasukkanTBS kedalam
angkong, mendorong angkong yang berisi TBS ketempatpenampugan hasil,
danpemuatan TBS kedalam truk pengangkut.Pemanenan dapat dilakukan dengan
alat pemanen manual atau alatpanen bermesin. Penggunaan alat panen bermesin
dapat membantumengurangi beban kerja tenaga pemanen. Potensi bahaya
kesehatanpada proses pemanenan adalah gangguan pada fisiologis tubuh
karenafaktor ergonomic, gangguan kesehatan yang mungkin terjadi adalahgangguan
otot rangka (muscoleskeletal disordes), Repetitive Strain Injury cedera dari sistem
muskuloskeletal dan saraf), Carpal Tunnel Syndrome (timbul seperti sakit di
pergelangan tangan). Pencegahan yang mungkin dilakukan untuk potensi bahaya
kesehatan dapat dilakukan secarasubtitusi, yaitu dengan menggunakan alat pemanen
bermesin sehinggamengurangi beban kerja pemanen, manual handling yang baik
dengankonsep yang ergonomis yang menyesuaikan pada posisi, proses,
dankemampuan mengangkat beban dalam bekerja yang sesuai dengan kemampuan
tubuh.
Potensi kecelakaan yang mungkin terjadi pada proses pemanenadalah tertimpa TBS,
tertimpa pelepah, terluka akibat duri sawit padatangan dan kaki, terluka karena alat
panen. Pengendalian dapat dilakukandengan cara kerja yang baik, yaitu dengan
penerapan job safety analysis (JSA) pada proses kerja.

Peranan kesehatan dan keselamatan kerja pada industri perkebunan kelapa


sawit.
Program kesehatan dan keselamatan kerja sangat perlu karena dapat memperbaiki
kualitas hidup pekerja melalui jaminan kesehatan dan keselamatan kerja serta situasi
kerja yang aman, tentram dan sehat sehingga dapat mendorong pekerja untuk lebih
efisien dan produktif. Produktifitas adalah rasio terbaik antara masukan (input) dan
keluaran (output) sedangkan efisiensi adalah pemanfaatan sumber-sumber yang ada
seperti tenaga, waktu dan dana dan sebagainya yang terbatas untuk
dapat dimanfaatkan secara efektif dan upaya antara lain menekan pemborosan
sampai sekecilnya(Harrys, 2005)
Schuler dan Jackson (1999) mengatakan, apabila perusahaan dapat melaksanakan
program kesehatan dan keselamatan kerja dengan baik, maka perusahaan
memperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Meningkatkan produktifitas karena menurunnya jumlah hari kerjayang hilang.
2. Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebihberkomitmen.
3. Menurunya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebihrendah karena
menurunnya pangajuan klaim.
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat daripartisipasi dan
ras kepemilikan.
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkancitra perusahaan.
7. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan secara substansial.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Proses kerja pada industri perkebunan kelapa sawit meliputi persiapan
lahan,pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan pemanenan.
2. Proses kerja pada industri minyak kelapa sawit meliputi penerimaan
TBS,perebusan (sterilisasi), mesin pembantingan (tressher), pengepresan
(ScrewPress), proses penjernihan/pemurnian minyak, dan Proses pengolahan
intisawit (Bui Sawit)
3. Potensi bahaya pada industri perkebunan kelapa sawit terdapapat padaproses
pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman danpemanenan. Potensi
bahay tidak terdapat pada proses persiapan lahan.
4. Potensi bahaya pada industri minyak kelapa sawit terdapat pada semuasemua
proses.
5. Program kesehatan dan keselamatan kerja sangat perlu karena dapatmemperbaiki
kualitas hidup pekerja melalui jaminan kesehatan dankeselamatan kerja serta situasi
kerja yang aman, tentram dan sehat sehinggadapat mendorong pekerja untuk lebih
efisien dan produktif.
B. Saran
1. Perusahaan menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatankerja
secara berlelanjutan.
2. Perusahaan lebih sering melakukan atau memberi pelatihan-
pelatihan kepadapekerja yang bekerja pada bagian yang mempunyai resiko tinggi
terjadinyapenyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/110070646/Kesehatan-Dan-Keselamatan-Kerja-
Industri-Perkebunan-Kelapa-Sawit-Dan-Industri-Minyak-Kelapa-Sawit
https://id.wikipedia.org/wiki/Industri
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-dan-
definisi-k3-keselamatan.html

Anda mungkin juga menyukai