Anda di halaman 1dari 22

LOPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN LAZZARO SPALANSANI

DISUSUN OLEH :

NAMA: MUH RESKI ADITYA

PRODI : AGRIBISNIS

NIM : 11.21.007

INSTITUT TEKNOLOGI AL-MAWADDAH WARRAHMA


KOLAKA TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Diologi Dasar Dengan Judul ‘Percobaan Lazzaro

Spalansani’

Nama : Muh. Reski Aditya

Nim : 11.21.007

Jurusan : Agribisnis

Telah Diperiksa Dan Di Konsultasikan Kepada Asisten /Kordinator

Asisten Maka Dinyatakan Diterima.

Kolaka,…,…,2021

Muh. Reski Aditya

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yg atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat padawaktunya . adapun
tema dari makalah ini adalah “pengamatan mikroskopis”.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimah kasih yg sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah biologi umum yg telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak
yg turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yg baik dari studi yg
sesungguhnya. Oleh karna itu, keterbatasan waktu dan kemampian kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6

A. LATAR BELAKANG..................................................................................6

B. TUJUAN.......................................................................................................7

C. MANFAAT...................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN...........................................................................8

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................13

A. WAKTU DAN TEMPAT...........................................................................13

B. ALAT DAN BAHAN.................................................................................13

C. PROSEDUR KERJA..................................................................................14

BAB IV HASIL PENGAMATAN........................................................................16

A. HASIL.........................................................................................................16

B. PEMBAHASAN.........................................................................................17

BAB V PENUTUP.................................................................................................19

A. KESIMPULAN...........................................................................................19

B. SARAN.......................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
            Hakekat manusia sebagai makhluk berakal merupakan sebuah asal yang
memunculkan sebuah sifat yang khas dari manusia yaitu rasa keingintahuan
(curiosity) yang selalu berkembang. Salah satunya adalah adanya pertanyaan dari
manakah asal kehidupan di Bumi ini.  

            Pertanyaan tentang Asal mula kehidupan sampai saat ini masih menjadi
bahan perdebatan yang ramai dibahas. Berbagai pendapat muncul berkaitan
dengan asal mula kehidupan ini, diantaranya adalah teori generatio spontanea atau
dikenal dengan nama teori abiogenesis. Teori ini dikemukakan oleh Aristoteles
yang beranggapan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tak hidup. Teori ini
sempat bertahan hingga beratus-ratus tahun, kemudian kebenarannya diuji dengan
percobaan yang dilakukan oleh Fransisco Redi, Lazarro Spallanzani dan Louis
Pasteur. Teori yang dikemukakan oleh tiga ilmuwan ini dikenal sebagai teori
biogenesis.

            Salah satu percobaan yang membuktikan kebenaran teori ini adalah


percobaan lazzaro spallanzani yang menggunakan air kaldu sebagai objek
penelitiannya. Percobaan dilakukan dengan menempatkan air kaldu pada tiga
wadah dengan perlakuan berbeda. Wadah pertama, air kaldu dipanaskan
kemudian ditutup rapat dan dihindarkan dari kontak langsung dengan udara,
sedangkan pada wadah kedua air kaldu juga dipanaskan namun dibiarkan terbuka
tanpa tutup. Setelah selang beberapa lama, ternyata air kaldu pada wadah yang
tidak ditutup mengalami perubahan wujud. Hal itulah yang melatarbelakangi
pendapat lazarro spallanzani bahwa makhluk hidup juga berasal dari makhluk
hidup yang dikenal dengan teori biogenesis.
B. TUJUAN
            Percobaan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
mahasiswa mengikuti jalan pemikiran dan langkah-langkah yang pernah
dilakukan para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biologi, khususnya
menjawab pertanyaan” darimana asal kehidupan ?”.

C. MANFAAT
        Setelah melakukan percobaan seperti yang pernah dilakukan oleh
Lazzaro Spallanzani mahasiswa dapat secara langsung membuktikan bahwa
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKAN

            Pertanyaan “apakah hidup” dan “dari  manakah asal kehidupan”


merupakan masalah dari abad ke abad. Aristoteles (384-322 SM) berpendapat
bahwa makhluk hidup itu terjadi begitu saja. Pendapat ini dikenal sebagai teori
abiogenesis atau teori generatio spontanea (Tim Pengajar, 2003).

            Konsep mengenai kehidupan ini berasal dari materi-materi yang tak


berjiwa secara spontan, teori ini cukup lama dipercaya oleh masyarakat. Generatio
spontanea atau abiogenesis menganggap bahwa kehidupan ini dimulai dari zat
anorganik atau zat-zat organik yang telah membusuk (Winatasasmita dkk, 1999).

            Pokok dari teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda atau
materi tidak hidup dan kehidupan terjadi secara spontan (generatio spontanea).
Ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah seorang filsafat Yunani kuno,
yakni Aristoteles  (384–322 SM). Dengan melihat organisme di sekelilingnya,
Aristoteles berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba.
Contohnya, seekor cacing yang keluar dari dalam tanah, maka cacing tersebut
berasal dari tanah. Contoh lainnya, katak yang keluar dari lumpur, maka katak
tersebut berasal dari lumpur. Ilmuwan lain yang mendukung teori ini adalah  John
Needham  (1700). Ilmuwan dari Inggris ini melakukan percobaan dengan merebus
sebentar air kaldu yang berasal dari sepotong daging. Air kaldu tersebut menjadi
keruh karena adanya mikroorganisme. Ilmuwan tersebut kemudian berkesimpulan
bahwa mikroorganisme berasal dari air kaldu (Anonim, 2012).

            Teori biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Teori biogenesis


menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula. Tokoh dalam
teori biogenesis yang terkenal adalah Fransesco Redi, Lazzaro Spallanzani dan
Louis Pasteur yang semuanya menyangkal teori abiogenesis (Winatasasmita dkk,
1999).
            Francisco Redi adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Italia, ia
merupakan orang pertama yang membantah teori Generatio Spontanea. Ia
melakukan eksperimen untuk mendapat fakta yang benar. Ia menggunakan daging
segar yang diletakkan di dalam tiga tabung. Perlakuan tabung I ditutup rapat,
tabung II ditutup kain kasa dan tabung III tidak ditutup dan dibiarkan terbuka.
Setelah beberapa hari Francisco Redi mendapatkan hasil eksperimen. Ternyata
botol tabung I tidak ada mikroba, tabung II terdapat sedikit mikroba, dan tabung
III terdapat banyak mikroba. Dari hasil eksperimen ini Francisco Redi kemudian
membuat kesimpulan bahwa mikroba yang berupa belatung yang terdapat pada
daging tersebut berasal dari telur-telur lalat yang ditinggalkan pada saat lalat
tersebut mengerumuni daging yang membusuk. Dari hal ini maka teori
Abiogenesis runtuh diganti dengan teori Biogenesis yaitu bahwa makhluk hidup
tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, melainkan dari makhluk hidup
juga (Anonim, 2012).

            Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan yang lebih baik dari percobaan


yang telah dilakukan Fransisco Redi. Ia menggunakan 3 buah tabung yang
masing-masing diisi dengan air kaldu yang kemudian diberi perlakuan sebagai
berikut:

-          Tabung pertama tanpa dipanasi ditutup rapat

-          Tabung kedua dipanaskan sampai mendidih, dibiarkan terbuka

-          Tabung ketiga dipanaskan sampai mendidih, da ditutup rapat.

Dari hasil percobaan tersebut spallanzani menyatakan, apabila kaldu didihkan dan
kemudian ditutup rapat tidak akan membusuk sehingga tidak dijumpai makhluk
hidup (Winatasasmita, 1999).

            Setelah Louis Pasteur memperbaiki percobaan Lazzaro Spallanzani,


dengan menggunakan tabung kaca yang berleher angsa, maka gagallah semua
usaha mempertahankan pandangan generatio spontanea dan teori abiogenesis.
Muncullah teori biogenesis yang berpandangan bahwa makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup sebelumnya (Tim Pengajar, 2003).

Pasteur menggunakan labu berleher seperti angsa dalam percobaannya, labu


berleher seperti angsa ini diisi dengan air kaldu. Fungsi dari labu leher angsa ini
adalah agar hubungan antara labu dan udara luar masih ada, artinya masih terdapat
oksigen. Labu ini dipanaskan untuk men-sterilkan air kaldu dari
mikroorganisme. Setelah dipanaskan, labu kemudian didinginkan dan
disimpan.  Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu dalam labu leher angsa
tetapjernih, namun di bagian lehernya banyak terdapat debu dan partikel-partikel,
sedangkan di labu lainnya yang tidak berleher angsa, air kaldunya mengan-dung
mikroorganisme. Berdasarkan hasil percobaannya, Louis Pasteur menyimpulkan
bahwa mikroorganisme yang ada dalam air kaldu bukan berasal dari air kaldu itu
sendiri, melainkan dari mikroorganisme yang ada di udara. Hasil percobaan Louis
Pasteur berhasil menumbangkan teori abiogenesis. Dari hasil percobaannya,
Pasteur mengajukan teori baru tentang asal-usul kehidupan. Isi teori disebut
menyatakan beberapa hal, di antaranya omne vivum ex ovo, yakni setiap makhluk
hidup berasal dari telur,  omne ovum ex vivo, yakni setiap telur berasal dari
makhluk hidup, dan  omne vivum ex vivo, yakni setiap makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup sebelumnya (Anonim, 2012).

            Hal yang masih dipersoalkan adalah masalah asal mula kehidupan yang
pertama kali ada di bumi. Mengenai masalah ini sampai sekarang masih menjadi
pemikiran para ahli. Sebagian ahli berpendapat bahwa kehidupan yang mula-mula
timbul dibumi adalah akibat reaksi-reaksi kimia antara molekul-molekul yang
berlimpa terdapat didalam lautan yang ada pada suatu waktu suhunya cukup
tinggi. Teori evolusi kimia ini didukung oleh beberapa ilmuan, diantaranya A. I.
Oparin (Rusia), J.B.S Haldane (Inggris), Harold Urey (Amerika), dan Stanley
Miller (Amerika)   (Tim Pengajar, 2003).

            Pada mulanya unsur-unsur sederhana seperti hydrogen (H), Carbon (C),


Nitrogen (N), dan Oksigen (O) diatmosfer membentuk gas H 2, H2O, CH4, HCN,
NH3, dan sebagainya. Adanya panas dari berbagai sumber energi senyawa-
senyawa sederhana saling bereaksi membentuk molekul-molekul yang lebih
kompleks. Suatu keadaan terbentuk senyawa organik. Hasil reaksi ini makin lama
makin banyak dan terkumpul dilautan sehingga terbentuknya campuran berbagai
senyawa, oleh Haldane disebutnya semacam sup yang kaya materi-materi, dalam
larutan yang panas. Bahan sup inilah yang merupakan bahan pembentuk
protoplasma, yang selanjutnya membentuk sel awal (Tim Pengajar, 2003)

            Untuk membuktikan teori ini,  Stanley Miller melakukan sebuah


percobaan.  Peralatan yang dirancang Miller, yakni ruang bunga api diisi dengan
campuran gas meniru atmosfer purba, sementara botol kaca kecil diisi dengan air
murni seperti sup purba. Miller membuat kilat buatan dengan bunga api listrik di
antara dua elektroda dalam atmosfer buatan tersebut. Ia juga memanaskan air laut
tiruannya. Percobaan ini berlangsung selama seminggu dan dapat menghasilkan
beragam senyawa organik. Di alam nyata, reaksi kimia ini akan berjalan selama
jutaan tahun sehingga dapat membentuk hasil yang lebih kompleks. Pada titik
tertentu dari proses yang panjang ini, senyawa kimia dapat terbentuk dengan
sendirinya. Jika pada proses membentuk diri ini terkadang terdapat kesalahan,
senyawa kimia ini dapat menyesuaikan diri dan berevolusi melalui  proses seleksi
kimiawi. Jadi, kehidupan tidak terbentuk secara tiba-tiba melainkan timbul secara
bertahap dari senyawa tidak hidup (Anonim, 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT


1. Hari/tanggal : Selasa, 28 September 2021
2. Waktu : 08.50 WITA
3. Tempat : Kampus Institut Al Mawahda Warahmah Kolaka

B. ALAT DAN BAHAN


1. Alat yang disediakan oleh laboratorium
a. 3 buah tabung reaksi
b. 1 buah lampu spiritus
c. 1 buah klem kayu
2. Alat yang disediakan oleh praktikan
a. 2 buah sumbat gabus yang sesuai
3. Bahan yang disediakan oleh praktikan
a. 1 buah gelas air mineral
b. 1 potong lilin
c. Korek api

C. PROSEDUR KERJA
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Membuat sumbat tabung, usahakan sumbatnya sesuai dengan mulut
tabung agar nantinya udara tidak dapat masuk pada tabung.
3. Mencuci tabung reaksi.
4. Memberi label pada ketiga tabung reaksi agar mudah di bedakan.
5. Mengisi ketiga tabung reaksi agar mudah dibedakan.
6. Menyalakan api spiritus dengan korek api.
7. Menyumbat tabung 1 dengan gabus dan menetesinya dengan lilin cair
pada sela antar mulut dengan tutup agar udara tidak masuk kedalam
tabung reaksi.
8. Mendidihkan kaldu pada tabung 2, tapi terlebih dahulu kita harus
menjepit tabung reaksi, kemudian meletakkan diatas nyala api spiriu
akan tetapi dengan cara menggoyang-goyangkan agar spiritus tidak
pecah. Tunggu hingga mulai mendidih, biarkan terbuka (tanpa tutup).
9. Mendidihkan kalbu tabung 3 di atas lampu spiritus hingga muncul
gelembung-pertanda kaldu tersebut sudah mendidih, segera menutup
tabung dengan gabus dan menetesi lilin cair sela antar mulut tabung
dengan tutupnya.
10. Mematikan lampu spiritus ketika selesai menggunakannya.
11. Meletakkan semua tabung percobaan pada gelas mineral dan
menyimpannya di atas meja, mengusahakan tempat tabung reksi aman
untuk di tempati, agar tidak goyang dan mengusahakan supaya
terhindar dari gangguan hewan, cahaya matahari langsug dan sumber
panas lainnya.
12. Amati kaldu yang terdapat pada tabung reaksi, amati bau, warna,
buih/busa dan endapan pada tabung reaksi. Kemudian catat hasil pada
table laporan. Mulai dari hari ke-0 sampai hari ke-5.
13. Lakukan pengamatan dan pencatatan selama 6 hari berturut-turut.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. HASIL

Keadaan Tabung
Hari KET.
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
ke-
Ba W Bu E Ba W Bu E Ba W Bu E

0. - - - - - - - - - - - -

1. - + - - + - - - - + - -

2. - + - - + - - + - + - -

3. - + - + + - - + - + - +

4. - + - + + - + + - + - +

5. ++ + + + ++ - + + - + - +

Keterangan:

Ba : bau - : Tidak ada perubahan

W : warna + : Ada perubahan

Bu : Buih/busa ++ : Peningkatan perubahan

E : Endapan
B. PEMBAHASAN

1 .Tabung 1 (tidak dipanasi, tertutup)

Pada tabung 1 (hari ke-0)sampai hari ke-4), tidak ada

perubahan yang terjadi sama sekali pada bau, karena tabung di tutup

sehingga baunya tidak tercium. Namun, pada hari ke-5 baunya menjadi

peningkatan perubahan. Tidak ada perubahan warna pada hari ke-0.

Namun pada hari ke 1 sampai hari ke-5 warnanya mengalami

perubahan. Pada buih tidak ada peruahan, namun pada hari ke-5 ada

perubahan. Endapan nya pada hari 0-2 tidak ada perubahan, namun pada

hari ke 3-5 ada perubahan.

2. Tabung 2 (dipanasi, tidak tertutup)

keadaan air kaldunya pada hari pertama tidak mengalami

perubahan bau maupun warnanya. Tetapi ketika memasuki hari kedua

keadaan air kaldu sudah mulai sedikit mengeruh, ada sedikit endapan,

dan tidak berbau. Hal ini berlangsung sampai hari ketiga tetapi air

kaldu sudah mulai mengeluarkan bau. Hal ini berlangsung sampai pada

hari ke empat dan kelima tetapi dengan aroma bau busuk yang

semakin bertambah. Hal ini di sebabkan oleh mikroorganisme yang

terbawa oleh udara karena gelas dibiarkan terbuka sehingga dapat

berhubungan secara bebas dengan udara luar.

3. Tabung 3 (dipanasi, tertutup)


Pada tabung 3 (hari ke-0 sampai hari ke-5), tidak ada perubahan

yang terjadi sama sekali pada bau,karena pada hari ke 0-4 tabung

tertutup, dan pada hari ke-5 yang seharusnya terjadi peningkatan bau

malah tidak ada, hal ini dikarenakan tetesan lilin masuk ke dalam

tabung sehingga bau pada tabung ke 3 malah menjadi bau lilin. Tidak

ada perubahan warna pada hari ke-0. Namun pada hari ke 1 sampai

hari ke-5 warnanya mengalami perubahan. Pada buih tidak ada

peruahan sama sekali hal ini karena adanya tetesan lilin yang menutupi

air kaldu sehingga susah untuk di identifikasi buihnya.


BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Abiogenesis adalah teori yang menjelaskan bahwa mahluk hidup

tercipta begitu saja dari benda tak hidup. Namun teori abiogenesis di

bantah oleh beberapa ahli. Para ahli yang meragunakan teori dari

Aristoteles diantaranya Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan

Louis Pasteur. Para ahli yanmenentang atau tidak sependapat dengan

teori abiogenesis, berpendapat bahwasanya makhluk hidup tersebut

berasal dari makhluk hidup juga. Teori dari para ahli yang tidak

sependapat dengan teori abiogenesis ini dinamakan dengan teori

biogenesis.

B. SARAN

Saran pada penelitian ini, yaitu:

1. Atur jarak antara lilin cair dengan tabung agar pada saat tetesan

lilin menyentuh tabung, tetesan lilin tidak masuk ke dalam tabung.

2. Perhatikan sumbu lilin saat akan meneteskan lilin cair tabung, agar

sumbu lilin tidak jatuh dan mengenai gabus pada tabung.

3. Berhati-hatilah saat meneteskan lilin agar tidak kena tangan.


DAFTAR PUSTAKA

Dr. Maman Rumanta, M. D. (2021, oktober 4). Makhluk Hidup: Asal Mula, Ciri-

ciri,dan Organisasi Kehidupan. Dipetik oktober 4, 2021, dari pustaka.ut.ac.id:

https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PDGK4103-M1.pdf

SIBORO, T. D. (2019). MANFAAT KEANEKA RAGAMAN HAYATI

TERHADAP LINGKUNGAN. Jurnal Ilmiah Simantek, ISSN.2550-0414,

2-4.

Maulidi, B. (2018, januari 18). Teori - Teori Mengenai Asal Usul Kehidupan.

Dipetik oktober 04, 2021, dari Teori-Teori-Mengenai-Asal-Usul-

Kehidupan: https://www.utakatikotak.com/Teori-Teori-Mengenai-Asal-

Usul-Kehidupan/kongkow/detail/12495#

PRATIWI, O. (2019, januari 08). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

BIOLOGI BERBASIS WEB PADA MATERI EVOLUSI KELAS XII DI

SMA NEGERI 1 MEULABOH. Dipetik januari 04, 2021, dari

repository.ar-raniry.ac.id: https://repository.ar-

raniry.ac.id/id/eprint/7094/2/Olyfia%20Pratiwi.pdf

LAMPIRAN
Gambar pengamatan tabung reaksi dari hari ke-0 sampai hari ke-5

Gambar 2.1 Tabung Gambar 2.2 Tabung Gambar 2.3 Tabung

Reaksi Hari ke-0 Reaksi Hari ke-1 Reaksi Hari Ke-2


Gambar 2.4 Tabung Gambar 2.5 Tabung Gambar 2.6 Tabung

Reaksi Hari ke-3 Reaksi Hari ke-4 Reaksi Hari Ke-5


BUKU/JURNAL YANG DIJADIKAN REFERENSI

1. Menurut [ CITATION THI19 \l 1033 ] keragaman hayati (biodiversity

atau biological diversity) merupakan istilah yang digunakan untuk

menggambarkan kekayaan berbagai bentuk kehidupan di bumi ini mulai

dari organisme bersel tunggal sampai organisme tingkat tinggi.

Keragaman hayati mencakup keragaman habitat, keragaman spesies

(jenis) dan keragaman genetik (variasi sifat dalam spesies).Masyarakat

dimanapun berada merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

berbagai organisme lain yang ada pada habitat tersebut dan membentuk

suatu sistem ekologi dengan ciri sating tergantung satu sama lain.

2. Indonesia adalah salah satu pusat keragaman hayati terkaya didunia.

Indonesia terdapat sekitar 25.000 spesies tumbuhan berbunga (10% dari

tuxnbuhan berbunga dunia). Jumlah spesies mamalia adalah 515 (12%

dari jumlah mamalia dunia). Selain itu ada 600 spesies reptilia; 1500

spesies burung dan 270 spesies amfibia. Diperkirakan 6.000 spesies

tumbuhan dan hewan digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada sekitar 7.000 spesiers ikan air

tawar maupun laut merupakan sumber protein utama bagi masyarakat

Indonesia (Shiva, 1994).

3. Namun teori abiogenesis di bantah oleh beberapa ahli. Para ahli yang

meragunakan teori dari Aristoteles diantaranya Francesco Redi, Lazzaro

Spallanzani, dan Louis Pasteur. Para ahli yang menentang atau tidak

sependapat dengan teori abiogenesis, berpendapat bahwasanya makhluk


hidup tersebut berasal dari makhluk hidup juga. Teori dari para ahli yang

tidak sependapat dengan teori abiogenesis ini dinamakan dengan teori

biogenesis[ CITATION Bin18 \l 1033 ]

4. Lazzaro Spallanzani adalah seorang ilmuan Italia yang melakukan

eksperimen pada tahun 1765. Dia melakukan percobaan dengan

memanaskan dua tabung kaldu, kemudian membiarkan salah satu tabung

terbuka dan yang lain tertutup. Proses mendidihkan kaldu dimaksudkan

untuk membunuh semua mikroorganisme yang mungkin sudah ada di

dalam kaldu. Ternyata pada tabung yang terbuka terdapat organisme,

sedangkan pada tabung yang tertutup tidak terdapat organisme. Jika Teori

Generatio Spontanea benar, seharusnya di dalam kedua tabung muncul

mikroorganisme [ CITATION OLY19 \l 1033 ].

5. Lazzaro Spallanzani adalah seorang ilmuan Italia yang melakukan

eksperimen pada tahun 1765. Dia melakukan percobaan dengan

memanaskan dua tabung kaldu, kemudian membiarkan salah satu tabung

terbuka dan yang lain tertutup. Proses mendidihkan kaldu dimaksudkan

untuk membunuh semua mikroorganisme yang mungkin sudah ada di

dalam kaldu. Ternyata pada tabung yang terbuka terdapat organisme,

sedangkan pada tabung yang tertutup tidak terdapat organisme. Jika Teori

Generatio Spontanea benar, seharusnya di dalam kedua tabung muncul

mikroorganisme [ CITATION OLY19 \l 1033 ].

6. Setelah dibiarkan beberapa hari, ternyata timbul mikroorganisme pada

labu pertama dan kedua, sedangkan pada labu ketiga tidak timbul
mikroorganisme. Ia menjelaskan bahwa dalam kaldu sudah terdapat

mikroorganisme yang berasal dari udara. Ketika kaldu dipanaskan,

mikroorganisme tersebut akan mati. Akan tetapi, ketika kaldu yang telah

dipanaskan tersebut dibiarkan terbuka, terjadi kontaminasi organisme dari

udara sehingga pada labu kedua timbul mikroorganisme. Apabila kaldu

yang sudah dipanaskan tersebut ditutup rapat, ternyata bebas dari

mikroorganisme. 1.8 Konsep Dasar IPA Di SD  Ini membuktikan bahwa

percobaan Needham tidak benar dan ia pun mendukung teori biogenesis

yang diprakarsai Redi [CITATION DrM21 \l 1033 ].

Anda mungkin juga menyukai