Anda di halaman 1dari 11

TEORI EVOLUSI MENURUT AHLI

1. DAVID R. J. P
2. M. TAUFIQURAHMAN

XII IPA 4

SMA NEGERI 2 BONTANG

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Biologi
dengan judul “ Teori Evolusi Menurut Ahli “ ini tepat pada waktunya. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada ibu Pamrih Hastuti S.Pd yang telah membantu memberikan materi
Biologi sehingga penulisan laporan praktikum ini dapat disusun dengan baik.
Laporan praktikum ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas biologi. Tak
hanya itu, kami juga berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan pada pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam
penyusunan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami akan menerima segala
kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan lapang dada sebagai wujud
koreksi atas diri penulis yang masih belajar.
Akhirnya kata, kami berharap semoga laporan praktikum Biologi ini bisa memberikan
informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada para pembaca yang telah membaca laporan praktikum ini hingga akhir.

Bontang, 15 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................2
2.1 Evolusi...............................................................................................................2
2.2 Teori Evolusi.....................................................................................................2
2.3 Bukti Teori Evolusi ..........................................................................................4
2.3.1 Perubahan Evolusi pada Virus............................................................4
2.3.2 Resistensi Hama.................................................................................4
2.3.3 Evolusi melalui Seleksi Alam.............................................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................................7
3.1 Kesimpulan........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula perubahan pada makhluk
hidup. Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dipelajari dari zaman ke
zaman dalam suatu teori yang disebut teori evolusi.

Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan pendapatnya
tentang asal-usul berbagai makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak pendapat
mereka menjadi fondasi teori evolusi.

Teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah
dikemukakan para ahli, namun belum ada satu teoripun yang mampu menjawab tentang
semua fakta dan fenomena sejarah perkembangan makhluk hidup.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian dari evolusi ?
2. Apa isi teori evolusi dari berbagai ahli ?
3. Apa saja bukti bukti dari teori evolusi ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian evolusi
2. Menjelaskan isi teori evolusi dari berbagai ahli
3. Memaparkan bukti bukti dari teori evolusi

1.4 Manfaat Penulisan


Dapat menambah wawasan mengenai segala hal tentang teori evolusi beserta bukti
buktinya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 EVOLUSI
Evolusi secara sederhana didefinisikan sebagai perubahan pada sifat-sifat atau frekuensi
gen suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Walaupun demikian,
definisi “evolusi” juga sering kali ditambahkan dengan klaim-klaim berikut ini:
1. Perbedaan pada komposisi sifat-sifat antara populasi - polulasi yang terisolasi selama
beberapa generasi dapat mengakibatkan munculnya spesies baru.
2. Semua organisme yang hidup sekarang merupakan keturunan dari nenek moyang yang
sama.
Menurut Douglass Futuyma “evolusi biologis dapatlah merupakan proses yang kecil
maupun substansial ia melibatkan segala sesuatu dari perubahan yang kecil pada proporsi
alel yang berbeda dalam suatu populasi sampai dengan perubahan terus-menerus yang
berujung pada organisme proto seperti, siput, lebah, jerapah dan dandelion.”

2.2 TEORI EVOLUSI


Teori evolusi menerangkan bahwa evolusi adalah perubahan bertahap suatu organisme
sejalan dengan waktu. Perubahan apa yang terjadi. Semua perubahan disebabkan oleh
perubahan frekuensi alel yang ekspresinya mungkin terlihat dalam fenotipe, tetapi tidak harus
selalu demikian.

Teori evolusi adalah kerangka konseptual yang menjelaskan bagaimana spesies-spesies


organisme mengalami perubahan genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya,
menyebabkan munculnya keragaman hayati. Teori evolusi menyoroti konsep utama seperti
seleksi alam, mutasi genetik, drift genetik, dan hibridisasi sebagai faktor-faktor yang
memengaruhi perubahan genetik dalam populasi organisme dari waktu ke waktu.

2
Pencetus - pencetus Teori Evolusi :
1. Lamarck
Jean Baptiste de Lamarck (1744-1892) ialah seorang ahli biologi Prancis yang
menjelaskan bahwa evolusi berdasarkan suatu gagasan bahwa perubahan pada suatu individu
disebabkan oleh lingkungan dan bersifat diturunkan, disebut teori Lamarckisme.

2. Charles Darwin
Charles Robert Darwin (1809-1882) adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Pada
tahun 1831, ia mengikuti pelayaran HMS Beagle untuk memetakan jalur pelayaran. Selama
pelayaran, Darwin banyak mendapat fosil, batuan dan berbagai makhluk hidup. Ketika
sampai di kepulauan Galapagos, Darwin menjumpai berbagai macam makhluk yang menarik
perhatiannya, terutama burung-burung Finch. Burung Finch banyak juga ditemukan di
Inggris, namun burung Finch yang terdapat di Galapagos memiliki bentuk paru yang
beragam. Darwin menyadari bahwa struktur yang bervariasi ini karena terbentuk karena
adaptasi lingkungan tertentu. Darwin meyakini bahwa struktur paru burung Finch bersesuaian
dengan keanekaragaman makanan yang tersedia. Selain burung Finch, Darwin juga
mengamati kura-kura raksasa. kedua kura-kura ini memiliki sedikit perbedaan morfologi
yang disebabkan oleh perbedaan habitat. dari pengamatannya, Darwin memperoleh ide
tentang evolusi yang didasarkan atas pokok-pokok pikirannya, yaitu :
a) Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapat diturunkan. Tidak ada dua
individu yang sama persis dalam suatu spesies (kecuali kembar identik)
b) Setiap populasi cenderung bertambah banyak, karena setiap makhluk hidup mampu
berkembangbiak. Untuk berkembangbiak perlu adanya makanan yang cukup. Dan jumlah
individu yang dilahirkan lebih banyak dari pada yang dapat bertahan hidup.
c) Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus-menerus.
d) Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar mampu bertahan
hidup.
e) Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka dapat bertahan hidup
dan bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.
f) Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif terhadapa lingkungan
yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif tersebut. Seleksi alam akhirnya akan
mengubah sifat dalam populasi, bahkan menghasilkan spesies baru.

3. Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM).


Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori
evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya
metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk
yang lebih kompleks.

4. Teori evolusi Anaximander (500 SM0.


Anaximander juga merupakan seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia berpendapat
bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik mirip ikan dan mengalami proses evolusi.
3
5. Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802).
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang tokoh evolusi
berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional
terhadap stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku yang berjudul Zoonamia yang
menentang teori evolusi dari Lamarck.(chelsiekr.blogspot.com)

6. Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875).


Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan bukunya yang terkenal
berjudul Principles of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat bahwa
permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.
(chelsiekr.blogspot.com)

7. Alfred Russel Wallace (1923-1913


Mengembangkan teori yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori Wallace adalah
penelitian biologi perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang di Indonesia), dan
Malaya. Buku penelitinnya berjudul “On the tendency of varieties to depart indefinitely from
the original type”. (chelsiekr.blogspot.com)

8. James Hutton (1726-1797)


Mengemukakan teori gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-
lapisannya merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus menerus, dan
lamabat (dalam waktu lama).

2.3 BUKTI TEORI EVOLUSI


2.3.1 Perubahan Evolusi pada Virus
Bukti teori evolusi dapat dilihat dalam perubahan evolusi pada virus. Virus
berevolusi dengan cepat melalui proses mutasi genetik yang menyebabkan variasi
dalam populasi virus. Variasi ini memungkinkan virus untuk beradaptasi dengan
lingkungan baru, mengatasi obat-obatan yang digunakan untuk mengobati infeksi, dan
bahkan menyesuaikan diri dengan sistem kekebalan tubuh manusia. Contohnya adalah
flu yang bermutasi setiap tahun, mengharuskan vaksinasi tahunan untuk tetap efektif.
Hal ini menunjukkan bagaimana teori evolusi berlaku bahkan pada organisme kecil
seperti virus.
2.3.2 Resistensi Hama
Secara umum resistensi hama bisa diartikan sebagai salah satu fenomena
perubahan hama. Biasanya dari hama yang tidak kebal terhadap pestisida menjadi
didominasi hama yang kebal terhadap pestisida dalam sebuah area pertanian. Untuk
kasus di Indonesia, resistensi hama pertama kali diketahui pada tahun 1910 silam dan
kemudian berkembang dari tahun ke tahun.

Beberapa hama yang memiliki sifat resistensi terhadap pestisida ini di antaranya
adalah hama yang terdapat pada sayuran kubis seperti plutella xylostella dan
crocidolomia pavonana. Hama lainnya juga bisa ditemukan pada umbi kentang yakni
phthorimaea operculella maupun ulat dari jenis spodoptera litura. Tidak hanya itu saja
beberapa hewan lainnya pun memiliki kekebalan pada pestisida di antaranya adalah
wereng cokelat. Walang sangit dan ulat penggerek batang juga masuk dalam kategori
hewan yang memiliki sifat resistensi hama.
Resistensi hama disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah efektivitas
dari pestisida yang menurun, sehingga tidak mampu mencegah hama dan kurang tepat
sasaran. Selain itu, faktor penyebab resistensi hama ini adalah karena daya tahan
hama itu sendiri. Memang, beberapa hama dapat dibasmi dengan sekali penggunaan
pestisida.
Akan tetapi, di sisi lain ada pula beberapa jenis hama yang kebal terhadap pestisida
ini. Akibatnya, pestisida ini akan terus berkembang biak membentuk sel dan gen baru.
Kemunculan gen baru inilah yang juga mampu kebal dari serangan pestisida. Hal
tersebut terjadi karena adanya adaptasi genetik akibat adanya tekanan lingkungan
hama berada. Jadi, secara teknis bila hama jenis ini ditekan maka tingkat resistensinya
semakin tinggi. Banyak petani akhirnya mengganti pestisida mereka dengan jenis
baru. Namun, penggantian pestisida baru justru dapat menyebabkan hama sebelumnya
semakin resisten pada pestisida yang digunakan.
Cara mengatasi resistansi hama :
1. Menggunakan pestisida dengan tepat
Menggunakan pestisida dengan teratur dinilai mampu untuk mengurangi tingkat
resistensi hama secara perlahan. Asalkan penggunaan tersebut harus berdasarkan
waktu yang tepat dalam pengaplikasiannya.
2. Pengembangan produk pestisida bisa dilakukan dengan teknik penjernihan atau
saturasi. Tujuannya untuk memanipulasi sifat resistensi hama
2.3.3 Evolusi melalui Seleksi Alam
Seleksi alam bukanlah suatu proses yang terisolasi, namun ia menggabungkan
variasi genetik dan perubahan lingkungan untuk berkontribusi terhadap perubahan
keseluruhan karakteristik suatu spesies sepanjang waktu, yaitu evolusi suatu spesies.

Dengan kata lain, evolusi merupakan konsekuensi dari variasi genetik dan seleksi
alam . Untuk memahami hal ini lebih jauh, mari kita perhatikan kembali contoh tikus
coklat dan putih.

Karena awalnya tikus berwarna gelap memiliki peluang lebih tinggi untuk
bertahan hidup di pasir pantai yang gelap, maka mayoritas tikus memiliki bulu
berwarna gelap. Namun, ketika campur tangan manusia mengubah warna pasir dari
coklat tua menjadi putih (yang merupakan perubahan kondisi lingkungan tikus), tikus
putih akan paling cocok untuk bertahan hidup dan bereproduksi.
5
Seiring berjalannya waktu, populasi tikus hitam akan berkurang. Jumlahnya
mungkin berkurang sedemikian rupa sehingga setiap tikus berwarna coklat tua yang
lahir akan segera diambil oleh predator sehingga, pada akhirnya, hanya tikus putih
yang hidup cukup lama untuk bereproduksi. Lalu, setelah beberapa waktu, bisa jadi
hanya tikus putih saja yang lahir dan berkembang biak karenabinatangdengan bulu
coklat tidak hidup cukup lama untuk menyumbangkan gennya (alel bulu gelapnya) ke
generasi keturunan berikutnya.

Pada akhirnya, "tikus pantai" akan berubah dari spesies gelap menjadi putih.
Artinya, tikus pantai akan berevolusi dari spesies berbulu gelap menjadi spesies
berbulu putih.

- Tahapan seleksi alam:


1. Mutasi acak menghasilkan alel baru dari suatu gen.
2. Dalam kondisi lingkungan tertentu, alel baru mungkin bermanfaat, artinya
organisme tersebut lebih mampu beradaptasi untuk bertahan hidup dan bereproduksi.
3. Organisme akan bertahan hidup dan berkembang biak untuk menghasilkan
keturunan, yang akan mewarisi alel yang menguntungkan.
4. Selama beberapa generasi, alel yang menguntungkan akan meningkat frekuensinya
dalam suatu populasi, dan dengan demikian sifat-sifat yang menguntungkan juga akan
muncul lebih sering.

- Ada 4 kondisi yang menyebabkan seleksi alam. Ini adalah:


1. Lebih banyak organisme yang dilahirkan daripada yang dapat bertahan hidup
2. Karakteristik (alel dan sifat) berbeda-beda dalam suatu spesies (Beberapa) variasi
dapat diwariskan, yaitu dapat diturunkan dari generasi induk ke keturunannya melalui
gen mereka.
3. Terdapat perbedaan dalam tingkat reproduksi dan kelangsungan hidup organisme
individu dalam suatu spesies karena variasi ini.

- Contoh seleksi alam


Sebagai contoh sederhana proses seleksi alam, mari kita bayangkan populasi kecil
tikus yang hidup di pantai berpasir gelap. 90% tikus memiliki hasil
optimalfenotipbulu berwarna gelap, yang membantu mereka berkamuflase di pasir
dan menghindari predator. 10% memiliki bulu tipis, yang membuatnya menonjol
dibandingkan pasir.
Tikus berwarna terang lebih rentan terhadap predator, dan sebagai akibat dari
pemangsaan ini, populasi mereka tetap rendah dibandingkan dengan tikus berwarna
gelap.
Namun, sebuah hotel sedang dibangun di tepi pantai, dan pemiliknya ingin pantai
tersebut memiliki pasir putih, sehingga pasir buatan dibuang ke pantai. Sekarang, 10%
tikus yang awalnya kurang beradaptasi memiliki fenotipe optimal, sedangkan tikus
yang lebih gelap menonjol di pasir terang dan rentan terhadap pemangsaan. Seiring
waktu, semakin banyak tikus berwarna gelap yang dimangsa, dan tikus berwarna
terang berhasil berkembang biak, bulu berwarna terang menjadi fenotipe yang paling
sering diamati.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam kesimpulan karya ilmiah tentang teori evolusi dari para ahli, dapat disimpulkan
bahwa teori evolusi adalah kerangka konseptual yang mendasari pemahaman kita tentang asal
usul kehidupan dan keragaman hayati di Bumi. Para ahli evolusi seperti Charles Darwin,
Alfred Russel Wallace, dan banyak lainnya telah memberikan kontribusi penting dalam
mengembangkan teori evolusi dan menguraikan mekanisme evolusi.

7
DAFTAR PUSTAKA

ari
https://kumparan.com/techno-geek/mengenal-apa-itu-resistensi-hama-1rhK5pLrN9

on/

Anda mungkin juga menyukai