Anda di halaman 1dari 18

KARYA ILMIAH

Teori Evolusi Berdasarkan Kemajuan Teknologi Rekayasa


Genetika

DISUSUN
O
L
E
H
GINA DESMERALDA
XII MIA 3

SMAN 3 SOLOK
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-
nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Tori Evolusi
Berdasarkan Teknologi Rekayasa Genetika” ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Indra selaku guru untuk mata pelajaran biologi yang telah
memberikan tugas serta ilmunya mengenai materi yang dituliskan didalam karya
ilmiah ini.
Karya ilmiah ini berisikan tentang materi mengenai Teori Evolusi,
diantaranya yaitu sejarah singkat, pengertian, prinsip, ciri, dan macam-macam
teori evolusi.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
saran dan kritik senntiasa diharapkan demi perbaikan karya ilmiah ini. Penulis
juga berharap agar karya ilmiah ini dapat memberikan informasi yang berguna
bagi kita semua yang ingin mengetahui dan mendalami Teori Evolusi.

Solok, 10 February 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................3
KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU..........................................................................3
A. Kajian Pustaka.................................................................................................................3
B. Penelitian Terdahulu.......................................................................................................3
BAB III...........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
A. Pemikiran-Pemikiran Evolusi..........................................................................................4
B. Evolusi dan Kemajuan Teknologi Rekayasa Genetika.....................................................5
C. Ciri-Ciri Proses Evolusi...................................................................................................10
D. Bukti-Bukti Evolusi........................................................................................................11
E. Mekanisme Evolusi........................................................................................................12
F. Macam-Macam Evolusi.................................................................................................12
G. Teori Evolusi..................................................................................................................13
BAB IV........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan
suatu populasi organisme dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-
perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama, yakni : variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen
yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi
dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat
yang baru. Sifat baru ini dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi
ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh
rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antar organisme. Evolusi
terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau
langka dalam suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan
hanyutan genetic. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebaban sifat
terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme
menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan
menjadi lebih berkurang.
Hal ini terjadi Karen individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih
berpeluang besar untuk bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada
generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah
beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil, sifat yang
terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu,
hanyutan genetic merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan
acak pada frekuensi sifat pada suatu populasi. Hanyutan genetic dihasilkan oleh
probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan
hidup dan bereproduksi.

1
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam
kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang
substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan
menghasilkanspesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antar organisme
yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang
kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang
terjadi secara perlahan.
Teori evolusi yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain Teori
Darwin, Teori Lamarck, Teori Darwin-Weissman, dan Teori Hugo de Vreis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah mengenai Evolusi?
2. Bagaimana hasil dari Teori-teori Evolusi berdasarkan kemajuan teknologi
rekayasa genetika?

C. Tujuan
Setiap analisis studi yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui mengnai sejarah evolusi.
2. Untuk mengetahui hasil Teori-teori Evolusi Berdasarkan Kemajuan
Teknologi Rekayasa Genetika.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin diberikan dari penilaian karya ilmiah ini adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran kepada khalayak umum mengenai Evolusi.
2. Memberikan informasi kepada khalayak umum yang membutuhkan
informasi mengenai teori-teori evolusi berdasarkan kemajuan teknologi
rekayasa genetic.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Evolusi
Evolusi berasal dari bahasa latin yaitu Evolvo yang berarti
membentang. Evolusi adalah perubahan berangsur dan pelan. Ada
bermacam-macam evolusi yaitu evolusi geologi, evolusi astronomi,
evolusi biologi dan evolusi budaya. Ditinjau dari bagian yang
mengalami perubahan, evolusi dapat dibedakan menjadi evolusi
kosmik dan evolusi organic. Disamping itu ada istilah lain yang
dikenal dengan evolusi geologis.

2. Teori Evolusi
Teori evolusi sebagai penjelasan tentang bagaimana evolusi
terjadi ( mekanisme evolusi ). Selain sebagai penjelasan tentang
evousi, teori evolusi bisa juga dimaksudkan sebagai teori yang
menyatakan bahwa ada kekerabatan antar organisme (Panchen,
1992) atau ada perubahan dan diversifikasi makhluk hidup. Dalam hal
ini teori evolusi merupakan penjelasan terhadap berbagai fenomena
yang kemudian ditunjuk sebagai bukti evolusi
B. Penelitian Terdahulu

Nama, Judul, Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian


Taufik, Leo Studi literature Teori Evolusi Darwin
Muhammad. terkait Teori Darwin membantu dan
Teori evolusi Darwin: beserta bukti-bukti menerangkan
Dulu, Kini, dan Nanti. empiris yang pemikiran mengenai
Jurnal filsafat mendukungnya. evolusi yang terjadi
Indonesia, Vol. 2 No di dunia saat ini dan
3. Th.2019. merupakan tonggak
berkembangnya
berbagai disiplin ilmu
melalui inferensi
3
berdasarkan bukti
empiris. Teori Evolusi
Darwin ditunjang
dengan berbagai
bukti empiris dan
diperkuat dengan
teori lain sehingga
mengukuhkan teori
Darwin sebagai teori
evolusi yang diyakini
hingga saat ini.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pemikiran-Pemikiran Evolusi
Pemikiran mengenai evolusi, yakni bahwa spesies berubah dari waktu ke
waktu, telah berakar sejak zaman kuno. Pemikiran tersebut dapat terlihat pada
ilmu pengetahuan peradaban Yunani, Romawi, Cina dan Islam. Namun, sampai
dengan abad ke-18, pandangan biologis Barat masih didominasi oleh pandangan
esensialisme, yaitu pandangan bahwa bentuk-bentuk kehidupan tidak berubah.
Hal ini mulai berubah ketika pengaruh kosmologi evolusioner dan filosofi mekanis
menyebar dari ilmu fisik ke ilmu sejarah alam. Para naturalis mulai berfokus pada
keanekaragaman spesies, dan munculnya ilmu paleontology dengan konsep
kepunahannya lebih jauh membantah pandangan bahwa alam bersifat statis.
Pada awal abad ke-19, Jean-Baptiste Lamarck mengajukan teorinya mengenai
transmutasi spesies. Teori ini merupakan teori evolusi pertama yang ilmiah.
Pada tahun 1858, Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace
mempublikasikan sebuah teori evolusi yang baru. Dalam bukunya On the Origin of
Species (1859), Darwin secara mendetail menjelaskan mekanisme evolusi.
Berbeda dengan Lamarck, Darwin mengajukan konsep nenek moyang bersama
dan percabangan pohon kehidupan yang didasari oleh seleksi alam.

4
Karya Darwin mengenai evolusi segera diterima dengan cepat, tetapi
meknisme yang diajukannya (seleksi alam), belum diterima sepenuhnya sampai
pada tahun 1940-an. Kebanyakan biologiawan berargumen bahwa factor-faktor
ilmiah yang mendorong evolusi, misalnya pewarisan sifat-sifat yang didapatkan
(neo-Lamarckisme), dorongan perubahan yang dibawa sejak lahir (ortogenesis),
ataupun mutasi besar-besaran secara tiba-tiba (saltasi). Sintesis seleksi alam
dengan genetika Mendel semasa 1920-an dan 1930-an memunculkan bidang
disiplin ilmu genetika populasi. Semasa 1930-an dan 1940-an, populasi genetika
berintegrasi dengan bidang-bidang ilmu biologi lainnya, memungkinkan
penerapan teori evolusi dalam biologi secara luas.
Setelah munculnya biologi evolusioner, kajian terhadap mutasi dan variasi
pada populasi alami, digabungkan dengan biogeografi dan sistematika, berhasil
menghasilkan model evolusi yang canggih. Selain itu paleontology dan
perbandingan anatomi mengizinkan rekonstruksi sejarah kehidupan yang lebih
mendetail. Setelah kebangkitan genetika molekuler pada tahun 1950-an, bidang
evolusi molekuler yang berdasarkan pada kajian urutan protein, uji imunologis,
RNA dan DNA berkembang. Pandangan evolusi yang berpusat pada gen muncul
pada tahun 1960-an, diikuti oleh teori evolusi molekuler netral. Pada akhir abad
ke-20, pengurutan DNA melahirkan filogenetika molekuler dan merombak pohon
kehidupan ke dalam tiga system domain oleh Carl Woese. Selain itu, ditemukan
pula factor-faktor tambahan seperti simbiogenesis dan transfer gen horizontal,
yang membuat sejarah evolusi menjadi lebih kompleks. Penemuan dalam biologi
evolusioner membuat dampak signifikan tak hanya dalam cabang biologi
tradisional, tetapi juga disiplin akademik lainnya (contohnya: antropologi dan
psikologi).
B. Evolusi dan Kemajuan Teknologi Rekayasa Genetika
Dalam kemajuan yang berlangsung saat ini, banyak teori evolusi modern
termasuk Rekayasa Genetika yang telah berkembang dengan berlandaskan pada
teori evolusi yang dikembangkan oleh Darwin. Perkembangan teknologi yang
berlangsung saat ini memungkinkan para Saintis melakukan rekayasa genetika
yang dapat berkontribusi besar untuk mempercepat proses evolusi yang
dahulunya memakan waktu yang lama (Campbell, 2003).

5
Berikut merupakan kajian filsafat mengenai rekayasa genetika:
1) Epistemology Rekayasa Genetika
Epistemology merupakan cabang dari filsafat ilmu yang membicarakan
terkait asal,sifat, karakter serta jenis dari pengetahuan. Epistemology
berbicara terkait hakikat ilmu pengetahuan, dasar-dasar, ruang lingkup
sumber-sumber dan bagaimana kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan. Objek telaah epistemology mempertanyakan
tentang bagaimana suatu ilmu itu datang, bagaimana cara untuk
mengetahuinya, dan bagaimana kemudian membedakan ilmu tersebut
dengan yang lainnya. maka yang menjadi landasan epistemology adalah
proses mana yang memungkinkan dalam mendapatkan pengetahuan
logika, etika dan estetika. Bagaimana cara dan prosedur dalam
memperoleh kebenaran secara ilmiah, kebaikan moral dan keindahan
seni. Epistemology Rekayasa Genetika menjelaskan bagaimana
perkembangan teknik rekayasa genetika.

a. Bagaimana Rekayasa Genetika Diperoleh


Sebelum Mendel mengemukakan percobaannya, orang-orang dahulu
belum mengenal istilah gen maupun kromosom. Pada masa itu, telah
dilakukan ekstransi DNA namun orang belum memahami apa fungsi dari
DNA itu sendiri. Orang-orang masih percaya bahwa sifat yang kemudian
akan diturunkan diberikan melalui sperma dan bukan oleh betina. Pada
masa selanjutnya, seorang biarawan dari Jerman bernama Gregor Mendel
menampilkan percobaannya mengenai persilangan tanaman dimana
Mendel pertama kali menemukan pewarisan sifat pada tanaman Pisum
Sativum dengan menggunakan sejumlah hubungan matematika sederhana.
Mendel mampu menjelaskan bagaimana hubungan-hubungan dapat terjadi
yang kemudian dikenal dengan “Hukum Mendel”.
Sejak penemuan Mendel di publikasikan, istilah gen (factor) mulai
dikenal banyak orang sebagai pembawa sifat yang kemudian pada tahap
selanjutnya, genetika mampu menjawab keraguan Darwin dimana dengan
penelitian menggunakan Pisum Sativum selama bertahun-tahun, Mendel
menjelaskan bahwa sifat makhluk hidup diturunkan dari substansi genetic
yang berfungsi sebagai factor pembawa sifat. Perkembangan genetika pada
zaman sekarang mengalami kemajuan yang pesat dimana gen sebagai
factor pembawa sifat dapat diubah dengan berbagai teknologi yang saat ini
6
ada seperti penggunaan nano sebagai perangkat perubah penurunan sifat.
Mengubah gen berarti mengubah sifat individu dengan cara mengubah
suatu substansi yang kemudian akan menghasilkan keturunan yang
memiliki sifat yang beda dari individu sebelumnya. Hal inilah yang
kemudian dikembangkan sebagai tekik rekayasa genetika.

b. Objek Telaah Rekayasa Genetika


Genetika membahas tentang substansi hereditas yang membahas terkait
bagaimana pewarisan sifat-sifat fisik, factor biokimia dan pewarisan perilaku yang
terjadi dan diturunkan dari suatu makhluk hidup kepada keturunannya. Sifat-sifat
yang diturunkan kepada keturunan dikendalikan oleh DNA (Deoxyribu Nucleid
Acid) yang ada didalam gen yang dimiliki oleh setiap individu. Gen terletak
didalam kromosom didalam inti sel dan tersusun dari polimer-polimer Nukleotida
(DNA dan RNA). Dalam perkembangannya, kemudian diketahui bahwa dalam
tubuh makhluk hidup terdapat kromosom autosom atau kromosom tubuh dan
kromosom gonosom atau kromosom kelamin. Didalam tubuh setiap makhluk
hidup terkandung 22 pasang kromosom autosom dan 1 pasang kromosom
gonosom. Semakin banyak jumlah gen yang terdapat didalam kromosom akan
berpengaruh pada banyaknya variasi sifat yang dihasilkan sehingga ini dapat
membuktikan bagaimana setiap manusia dapat lahir dengan berbagai perbedaan.
Menurut Mendel, sifat yang diturunkan orang tua dapat diperhitungkan dengan
menggunakan berbagai hukum Mendel seperti hukum persilangan galur murni,
hukum intermediet, kriptomeri, serta hipostasi dan epistasis.
Dalam kehidupan, beberapa penyakit dapat diturunkan karena penyakit atau
kelainan tersebut terpaut pada gen tubuh atau pada gen kelamin, seperti albino,
buta warna, hemophilia, polidactili, dan telinga berambut. Selain penyakit,
golongan darah kita juga terdapat gen tubuh sehingga kita dapat memprediksi
golongan darah anak kita dari golongan darah orang tuanya. Melalui genetika ,
kita dapat menunjukkan bahwa golonga darah pada anak memiliki kesamaan
dengan alel yang dimiliki kedua orang tuanya.

2) Ontology Rekayasa Genetika


Ontology merupakan kajian filsafat yang berbicara tentang hakikat dari
ilmu yang berkaitan dengan rekayasa genetika dan terkait bagaimana struktur
keilmuan dari rekayasa genetika. Berdasarkan kajian ontology, rekayasa genetika

7
menjadi puncak dalam perkembangan ilmu di bidang bioteknoogi yang saat ini
sedang berkembang dengan pesat. Dalam perkembangannya, rekayasa genetika
tidap dapat dipisahkan dengan ilmu-ilmu pendukungnya seperti ilmu biologi
hewan, biologi evolusi, biologi molekuler, biologi sel, biokimia, dan biologi
tumbuhan. Rekayasa genetika terjadi dalam rangkaian proses yang
mengakibatkan adanya perubahan sifat yang terjadi pada makhluk hidup dan hal
ini dilakukan secara sengaja oleh manusia.
Rekayasa genetika memiliki dua tujuan, yaitu :
a) Membudidayakan satu gen atau factor sifat keturunan yang
memiliki sifat-sifat unggul atau yang menguntungkan.
b) Memotong bagian yang membawa kode sifat yang merugikan.
Memotong rantai DNA yang mengandung suatu kode genetic memberikan
kita urutan kode baru yang akan mengkode sufat baru sehingga sangat mungkin
dihasilkan suatu organisme baru yang memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik
dibandingkan organisme sebelumnya. Rekayasa genetika bahkan memungkinkan
adanya manusia-manusia baru hasil cloning yang kemudian telah menimbulkan
banyak pro dan kontra ditengah masyarakat terkhususnya para
ilmuwan.Teknologi rekayasa genetika saat ini telah banyak digunakan dan telah
mencapai rekayasa pada tingkat molekuler. Beberapa contoh akan dipaparkan
unntuk membuktikan bahwa rekayasa yang selama ini berkembang telah
mengalami kemajuan sebagai berikut:

(a) Inseminasi buatan


Proses perkawinan secara tradisional pada hewan dan tumbuhan
mengharuskan manusia memiliki ketersediaan hewan dan tumbuhan yang
sepasang (jantan dan betina) yang kemudian akan melakukan proses perkawinan
untuk menurunkan sifat genetisnya, namun dalam perkembangan rekayasa
genetika, ketika yang dimiliki hanya hewab betina maka hal ini dapat diatasi
dengan melakukan proses inseminasi buatan. Dalam inseminasi buatan, sel
sperma yang diambil dari sapi jantan dengan sifat unggul akan disuntikkan kepada
sel telur individu local dan hasil dari inseminasi ini berupa keturunan sapi unggul.
Agar sel sperma yang diambil dari proses pemindahan sel telur tidak mengalami
kerusakan dan dapat bertahan maka sel sperma terlebih dahulu akan dimodifikasi
dan dibekukan.

8
(b) System kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh baik pada tumbuhan maupun hewan dapat
ditingkatkan dengan melakukan rekayasa pada genetisnya. Rekayasa dapat
dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar dengan panjang gelombang tertentu
baik itu sinar alfa atau radiasi sinar X. Rekayasa ini akan menghasilkan varietas
unggul yang kemudian akan tahan terhadap hama dan penyakit seperti padi yang
tahan wereng atau jeruk yang anti hama.
(c) Penemuan Vaksin Hewan
Pemotongan strike DNA inang dengan tujuan membuang bagian gen yang
tidak diinginkan secara sengaja akan menghasilkan berbagai macam organisme
yang memiliki ketahanan terhadap penyakit. Organisme yang telah dipotong
strike DNA secara sengaja tersebut kemudian akan dikembangbiakkan karena
mampu membentuk kekebalan tubuh bagi diri sendiri dan kekhasan ini dapat
digunakan dengan mengambilnya menjadi vaksin penyakit, seperti vaksin H3N1
yang telah digunakan dalam pemberantasan virus flu burung.
Selain pada hewan dan tumbuhan, rekayasa genetika juga telah dilakukan
pada manusia, seperti:
(a) Bayi Tabung
Pertama kali bayi tabung diperkenalkan sebagai teknologi yang menjadi
alat bantu kopulasi yang dilakukan diluar tubuh manusia, dimana sepasang
manusia yang memiliki sel kelamin yang sehat dan baik namun tidak dapat
melakukan pembuahan karena berbagai alasan, sehingga dapat diambil sel telur
dan sel sperma mereka untuk kemudian dipertemukan didalam tabung percobaan
yang telah didesain khusus dengan berbagai kondisi yang tepat. Kopulasi diluar
tubuh ini akan menghasilkan zigot yang kemudian akan ditanamkan ke Rahim
ibunya atau ke Rahim wanita yang sehat.
(b) Penemuan vaksin dan Obat-Obatan
Proses pembuatan vaksin yang kemudian akan digunakan untuk
kehidupan manusia memiliki prinsip yang sama dengan pembuatan vaksin hewan.
Proses pembuatan vaksin dilakukan dengan menghilangkan atau memotong DNA
inang kemudian diselipkan DNA tertentu dari bakteri penyebab penyakit.
Penyematan DNA bakteri akan menyebabkan sel inang membentuk system
kekebalan tubuh terhadap penyakit yang dimaksudkan dalam proses
9
penyematan. Pada tingkat selanjutnya, organisme yang telah diselipkan DNA
bakteri akan dirangsang untuk berkembang biak. Hasil dari proses ini berupa
vaksin-vaksin yang diproduksi inang dan diturunkan, seperti yang telah digunakan
dalam dunia kedokteran seperti proses pembuatan Vaksin Hepatitis B dan dalam
proses untuk menghasilkan hormone insulin.
3) Aksiologi Rekayasa Genetika
Aksiologi adalah hasil kajian filsafat yang membicarakan tentang manfaat
dan kerugian suatu ilmu. Perkembangan teknologi yang cepat akan menimbulkan
pro dan kontra akan rekayasa genetika. Kontroversi yang tajam justru muncul
diantara kalangan para ilmuwan yang kemudian bertahan dengan alasan
ilmiahnya masing-masing. Kelompok pro beralasan bahwa potensi tak terbatas
dalam rekayasa genetic bermanfaat dalam mengatas kekurangan pangan dan
menghasilkan makanan-makanan yang memiliki nilai gizi yang lebih berkualitas
dan mampu menghasilkan obat-obatan yang lebih baik serta juga menekan atau
mengurangi penggunaan pestisida dalan dunia pertanian.
Kelompok yang kontra beralasan bahwa produk hasil rekayasa genetika
akan merugikan para petani karena para petani konvesional tidak mampu
meningkatkan produktifitas yang lebih menguntungkan (Hardiyansyah, 2000).
Proses pemindahan gen tidak selamanya berhasil seperti yang dikatakan oleh
Philips (1994) karana materi genetic yang baru mungkin saja dapat mengalami
kegagalan. Pemindahannya salah target atau mungkin perpindahan dapat terjadi
namun menuju ke tempat yang salah pada rantai DNA dari makhluk hidup
sasaran.jika hal ini terjadi maka mutasi gen yang tidak terduga dapat terjadi dan
membuat perubahan.
C. Ciri-Ciri Proses Evolusi
Ahli-ahli biologi telah mengadakan pengamatan tentang perbandingan
kupu-kupu yang berwarna gelap dengan yang berwarna cerah di Inggris Selatan
masih sama pada tahun 1850. Akan tetapi waktu mereka mempelajari koleksi dari
daerah industry Midland di Inggris yang penuh asap, mereka menemukan sedikit
sekali kupu-kupu yang berwana cerah.
Tidak diragukan lagi bahwa pewarnaan dikendalikan secara genetic, dan
muncul pertanyaan mengapa kupu-kupu yang berwarna cerah lebih banyak
terdapat disuatu daerah, sedangkan kupu-kupu yang berwarna gelap terdapat
lebih banyak di daerah lain dan mengapa dahulu kupu-kupu berwarna gelap lebih

10
jarang daripada sekarang. Dari peristiwa tersebut tercatat empat hal penting yaitu
:
1) Peristiwa evolusi adalah perubahan didalam populasi, bukan
perubahan didalam suatu atau beberapa individu. Seabad yang lalu
dalam populasi kupu-kupu Biston Betularia hanya terdapat beberapa
kupu-kupu yang berwarna gelap. Perubahan yang terjadi selama
seratus tahun berikutnya adalah perubahan pada frekuensi warna
gelap dalam populasi.
2) Pada umumnya perubahan bukanlah ciri yang terpenting dalam
peristiwa evolusi. Pada tahun 1850 semua individu hampir serupa. Kini
mereka masih hampir serupa pula. Kebanyakan dari perbedaan-
perbedaan yang jarang terjadi pada tahun 1850, sekarang masih jarang
terdapat dan hanya sedikit penyimpangan baru dapat ditemukan. Yang
berubah hanya frekuensi ciri-ciri warna. Jadi, dalam evolusi terdapat
factor stabilitas.
3) Suatu peristiwa harus mempunyai dasar, yaitu “bahan mentahnya”.
Sebelum frekuensi kupu-kupu berwarna gelap naik, telah ada beberapa
individu yang berwarna gelap dalam populasi ini dan warna gelap ini
bersifat menurun. Jadi, peristiwa evolusi memerlukan penyimpangan
genetic sebagai bahan mentahnya.
4) Peristiwa evolusi tidak mencangkup semua bahan mentah yang ada.
Seabad yang lalu terdapat banyak penyimpangan yang menurun pada
kupu-kupu. Tetapi hanya satu penyimpangan yaitu warna gelap yang
menjadi dasar untuk perubahan dalam populasi. Jadi dalam evolusi ada
factor pengarah.

D. Bukti-Bukti Evolusi
Bukti-bukti evolusi diantaranya :
1. Rekaman fosil, yaitu perubahan bentuk fosil yang disesuaikan dengan
lapisan bumi yang lebih muda.
2. Homologi, yaitu semakin banyak kemiripan organ (homolog) antara
spesies semakin dekat hubungan kekerabatan di antara spesies
tersebut.
3. Embriologi Perbandingan, yaitu embrio-embrio yang mengulangi
proses evolusi yang telah dialami nenek moyangnya.

11
4. Organ Vestigal, yaitu pada beberapa jenis makhluk hidup terdapat
organ-organ yang tidak fungsional, yang merupakan peninggalan dari
nenek moyangnya.

E. Mekanisme Evolusi
Mekanisme-mekanisme evolusi adalah:
1. Seleksi alam, yaitu makhluk hidup yang mampu beradaptasi akan
mampu bertahan hidup.
2. Mutasi Gen, yaitu perubahan susunan DNA dapat menimbulkan sifat
baru.
3. Frekuensi Gen dalam Populasi, yaitu perbandingan frekuensi gen dapat
mengalami perubahan, adanya perubahan keseimbangan frekuensi gen
dalam populasi menunjukkan adanya evolusi.
4. Hubungan Antara Waktu dengan Perubahan Sifat Organisme, yaitu
selama penciptaan makhluk hidup telah terjadi proses evolusi dalam
waktu yang lama, proses tersebut menyebabkan terbentuknya spesies-
spesie baru.

F. Macam-Macam Evolusi
1. Evolusi sebagai fakta
Dalam konteks biologi, evolusi dimaksudkan sebagai ‘evolusi makhluk
hidup, evolusi biologis, atau evolusi organic, nuntuk menyatakan bahwa
yang mengalami perubahan itu adalah makhluk hidup. Jadi, pada intinya
kata ‘evolusi’ terkandudng makna proses perubahan. Dengan demikian,
evolusi adalah peristiwa atau kejadian.
Dikemukakanlah bukti-bukti evolusi yang pada dasarnya ingin menunjukkan
bahwa erubahan itu memang benar-benar terjadi. Peristiwa evolusi tidak
dapat diamati secara langsung. Apa yang dikatakan sebagai ‘bukti evolusi’
selama ini sebenarnya hanyalah bukti inferensian. Dalam hal ini ada
sejumlah gejala atau fakta dianggap dapat membuktikan adanya evolusi
karena hanya dapat dijelaskan dengan memuaskan berdasarkan konsep
evolusi.

2. Evolusi sebagai Teori


Teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana evolusi
itu terjadi (mekanisme evolusi). Mengenai evolusi, pada abad ke-19,

12
Lamarck memberikan penjelasan bagaimana evolusi itu terjadi, yang
dikenal sebagai teori Lamarck. Penjelasan yang diberikan Lamarck
kemudian dianggap tidak benar karena adanya penjelasan lain yang
dipandang lebih memuaskan, terutama yang diberikan oleh Darwin dan
dikenal sebagai teori evolusi Darwin atau Teori Darwin.

G. Teori Evolusi

1) Teori Lamarck
Lamarck mengemukakan evolusi terjadi karena adanya adaptasi makhluk
hidup terhadap lingkungannya. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan
struktur guna menghadapi perubahan lingkungan. Menurut Lamarck tingkat
perubahan bentuk suatu alat adalah sebanding dengan frekuensi penggunaannya.
2) Teori Darwin
Menurut Darwin, evolusi terjadi karena adanya seleksi alam. Organisme
yang sesuai dengan lingkungannya akan tetap bertahan hidup, sedangkan yang
tidak sesuai dengan lingkungannya maka akan mati, karena adanya seleksi alam.
Pada tahun 1859, Darwin mengarang buku dengan judul “On the Origin of
Species by means of Natural Selection or the Preservation of Favoured Race in the
Struggle for life.” Dalam buku tersebut kemudian dikemukakan bahwa timbulnya
jenis-jenis baru karena adanya seleksi alam, dan terjadinya ras-ras yang paling
sesuai didalam perjuangannya untuk mempertahankan kehidupannya.
Prinsip pokok dari teori Evolusi Darwin :
a. Spesies yang berkembang sekarang berasal dari spesies-spesies yang
hidup pada masa lampau.
b. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

3) Teori Darwin-Weismann
Pada kala itu, Darwin belum menemukan mengenai kromosom dan gen
sebagai ciri sifat keturunan. Oleh sebab itu Weismann melengkapi pernyataan
Darwin sebagai berikut :

13
a. Evolusi merupakan masalah genetika yaitu berkaitan dengan bagaimana
diwariskannya gen-gen melalui sel kelamin.
b. Sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, evolusi adalah gejala
seleksi alam terhadap factor genetik

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa evolusi terjadi karena
adanya proses perubahan spesies yang terjadi dalam jangka waktu tertentu
dengan tujuan untuk beradaptasi terhadap segala perubahan yang terjadi di
lingkungannya. Perubahan pada spesies kemudian akan diteruskan kepada
keturunannya. Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan para saintifik
untuk melakukan rekayasa genetic dan proses rekayasa genetic.
Berlandaskan pada teori evolusi Darwin, rekayasa genetic pada dasarnya
merupakan teknik untuk memanipulasi komponen genetic, yaitu gen dalam satu
sel atau makhluk hidup bahkan dari suatu makhluk hidup ke makhluk hidup lain
yang tidak sejenis. Rekayasa genetic memiliki tujuan yaitu:
1) Membudidayakan ssuatu gen atau factor sifat keturunan yang memiliki
sifat-sifat unggul atau yang menguntungkan.
2) Memotong bagian yang membawa kode sifat yang merugikan.
Rekayasa genetika memiliki manfaat bagi keberlanjutan kehidupan manusia
seperti memberikan bibit unggul yang mudah didapat, terjamin kualitasnya, dan
murah serta dapat dimanfaatkan dalam bidang kedokteran bagi kesehatan
manusia, namun juga memiliki kerugian ketika organisme baru yang
dikembangkan tidak dapat dikendalikan pertumbuhannya serta dapat
memberikan ancaman bagi biodifersitas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anthony J Simon, Christine K Johnson, Denise J Greirg, Sarah Kramer, Xiaoyu


Che, Heather.
Wells, Alison L Hicks, Damien O Joly, Nathan D Wolfe, Piter Daszak, Wiliam
karesh, W
I Lipkin, Stephen S Morse, PREDICT Consortium, Jonna A.K. Mazet, Tracey
Goldstein. 2017. Global Patterns in Coronavirus Difercity. Virus Evolution 3 (1).
Amin, L, A.A. Azlan, M.H.Gausmian, J. Ahmad.,A.L.Samian,M.S.Haron, dan
N.M.Sidek.2010.Ethical Perception of Modern Bioteknology with Special Focus on
Genetically Modified Food Among Muslims in Malaysian. AsPac.j.Mol.Biol
Biotechnol, 18 (3) : 359-367.

15

Anda mungkin juga menyukai