Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENGAMATAN BIOLOGI

SELEKSI dan ADAPTASI

Disusun Oleh:
1. Muhammad Faizal Akbar
2. Gusti Dani Irfansyah
3. Abdul Majid
4. Anjasmara Saputra

Guru Mata Pelajaran

HJ. Nurul Kamariah, S.Pd

Kelas XII MIPA 1


SMA Negeri 2 Tanjung
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kita panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan taufik hidayah
serta inayahnNya lah kami dapat menyelesaikan laporan pengamatan ini tentang adaptasi dan
seleksi. Tak lupa Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW, beliaulah yang membawa kita semua dari jaman kegelapan menuju
jaman yang terang benderang. Dan juga kami ucapkan ribuan terimakasih kepada Ibu HJ.
Nurul Kamariah, S.Pd yang telah membimbing kami dalam melakukan pengamatan tentang
Seleksi dan adaptasi . Laporan pengamatan ini kami susun berdasarkan hasil pengamatan
kami sendiri yang telah kami lakukan beberapa waktu lalu serta mengambil informasi dari
beberapa sumber yang kami dapatkan hingga kami mencoba menyusun data-data itu hingga
menjadi sebuah karya tulis ilmiah sederhana berbentuk laporan pengamatan Adaptasi dan
Seleksi.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan pengamatn biologi ini terdapat
sangat banyak kekurangannya, baik itu yang disenghaja maupun yang tidak disenghaja
karena kami sadar bahwa ”tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu segala kritik dan
saran sangat saya harapkan agar dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut demi
kesempurnaan laporan ini dikemudian hari.

Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim Kami persembahkan sebuah laporan


pengamatan sederhana yang berjudul “Adaptasi dan Seleksi”. Semoga bermanfaat.

Tanjung, 08 Februari 2021

Halaman | i
Penulis,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian..........................................................................1


B. Rumusan Masalah Penelitian...................................................................................2
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………………2
E. Keaslian Penelitian………………………………………………………………...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................................7

A. Waktu dan Lokasi Penelitian……………………………………………………….7


B. Alat dan Bahan…………………………………………………………………...…7
C. Langkah-angkah Penelitian…………………………………………………………7

BAB IV DATA dan PEMBAHASAN......................................................................................8

A. Hasil Pengamatan…………………………………………………………………..8
B. Pembahasan………………………………………………………………………...9

BAB V PENUTUP………………………………………………………………………..…11

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………11

B. Saran……..…………………………………………………………………….……11

BAB VI DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

LAMPIRAN.............................................................................................................................13

LEMBAR JAWABAN SOAL.................................................................................................14

Halaman | ii
Halaman | iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup selalu mengalami perubahan. Perubahan dapat terjadi
dalam kurun waktu yang sangat lama dan dari generasi ke generasi sehingga generasi
ke sekian mengalami perubahan yang berbeda sama sekali dari nenek moyangnya.
Perubahan ini juga tidak lepas dari peranan lingkungan tempat makhluk hidup itu.
Lingkungan menyebabkan terjadinya perubahan pada makhluk hidup. Kemudian
makhluk hidup akan beradaptasi dengan lingkungannya. Kehidupan di bumi ini
terbentuk melalui proses evolusi biologi. Evolusi Biologi adalah perubahan makhluk
hidup secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama, dari organisme tingkat rendah
ke organisme tingkat tinggi. Proses evolusi itu berlangsung jutaan bahkan milyaran
tahun lamanya. Proses yang berlangsung sekian lama itu tidak dapat di amati secara
langsung sehingga para pakar hanya dapat berteori. Ada yang mengatakan bahwa
teori evolusi merupakan perpaduan antara gagasan dan kenyataan, yaitu perpaduan
antara ide dan fakta. Apakah gagasan para pakar tersebut?. Gagasan tersebut adalah
bahwa makhluk hidup itu mengalami evolusi, dari makhluk hidup tingkat rendah
menjadi makhluk hidup tingkat lebih tinggi. Apakah faktanya? Fakta tersebut berupa
fosil, alat tubuh yang tersisa, domestikasi, embriologi perbandingan, anatomi
perbandingan, dan petunjuk biokimiawi. Fakta-fakta tersebut dianalisis, dijadikan
petunjuk tidak langsung tentang terjadinya evolusi. Salah satu alasan terjadinya
perubahan pada makhluk hidup adalah perubahan dalam DNA (mutasi). Perubahan
DNA disebabkan oleh rusak atau hilangnya segmen DNA. Perubahan pada susunan
kimia DNA akan mengakibatkan perubahan sifat organisme itu. Hasil perubahan pada
makhluk hidup ada dua kemungkinan, yaitu :
a. Makhluk hidup yang mengalami perubahan tersebut mampu menyesuaikan diri
dengan lingkunganya, sehingga akan tetap hidup dan berkembang.
b. Makhluk hidup yang mengalami perubahan tersebut tidak mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, sehingga tersingkir dan punah.

Erasmus Darwin (kakek Charles Darwin), Buffon, Lamarck, dan Alfred R.


Wallace, pernah melontarkan teori evolusi. Berdasarkan teori mereka, Charles Robert
Darwin menyusun teorinya. Karena teori Darwin lebih sistematis, lengkap, dan di

Halaman | 1
sertai fakta-fakta pendukung, maka teori Darwinlah yang digunakan sebagai pijakan
ilmiah hingga saat ini. Darwin dianggap sebagai Bapak Teori Evolusi.

B. Rumusan Masalah Penelitian


Rumusan masalah dari peneliatian yang dilakukan diantaranya:
1. Mengapa evolusi dapat terjadi akibat proses seleksi alam dan adaptasi ?
2. Apa hubungan antara seleksi dan proses adaptasi ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari peneliatian yang dilakukan diantaranya:
1. Membuktikan adanya periatiwa seleksi alam.
2. Membuktikan bahwa evolusi dapat terjadi akibat proses seleksi alam dan adaptasi.
3. Mengetahui dan memahami hubungan antara seleksi dan proses adaptasi.

D. Manfaat Penelitian
Memahami bagaimana makhluk hidup bisa bertahan dan beradaptasi pada
lingkungannya, serta mampu menjelaskan konsep dasar biologi evolusi dan
mekanisme evolusi, mampu menganalisa dan intepretasi informasi biologi evolusi
dengan kritis dan logis.

E. Keaslian Penelitian
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian oleh ilmuwan sebelumnya adalah
objek dan lokasi penelitian yang digunakan. Jika para ilmuwan terdahulu
menggunakan hewan hidup sebagai objek penelitiannya, misalkan tikus, jerapah, rusa
dan lain-lain. Maka kami menggunakan kertas, daun dan bunga yang termasuk benda
abiotik atau benda tak hidup.
Lokasi yang kami gunakan adalah tanah yang berumput yang terletak diruang
terbuka hijau SMAN 2 Tanjung. Sedangkan para peneliti terdahulu menggunakan
banyak tempat didunia ini sebagai lokasi penelitiannya.

Halaman | 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Evolusi
didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam
merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi
- dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena
individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,
sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang
menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan
kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Pada tanggal
24 November 1559, Darwin menerbitkan buku berjudul On the Origin of Species by Means
Natural Selection yang terjemahanya adalah : “Asal mula terjadinya spesies baru melalui
Seleksi alam“. Pokok-pokok pikiran yang menjadi dasar bagi teori evolusi Darwin adalah
sebagai berikut :

1. Tidak ada dua individu yang sama.


2. Individu satu dengan lainnya mempunyai perbedaan atau variasi walaupun dalam satu
spesies. Variasi tersebut bersifat menurun.
3. Setiap populasi cenderung untuk bertambah banyak, yaitu dengan adanya kemampuan
untuk bereproduksi
4. Untuk berkembangbiak selalu diperlukan adanya makanan dan ruang yang cukup.
5. Bertambahnya populasi tidak akan berjalan terus-menerus, tetapi kenaikan populasi akan
dipengaruhi oleh faktor-fakor pembatas.

Menurut Darwin, alam melakukan seleksi yang dikenal dengan seleksi alam (natural
selection). Jadi, makhluk hidup berjuang untuk hidup, namun alam yang menyeleksi
sehingga makhluk hidup yang lolos seleksi dan ada yang tidak lolos seleksi. Mengapa ada
makhluk hidup yang berhasil lolos dari seleksi alam dan ada yang tidak? Menurut Darwin,
terdapat kenyataan sebagai berikut :

Halaman | 3
1. Ada variasai sifat individu didalam satu keturunan.
2. Ada kecenderungan populasi bertambah banyak.
3. Makhluk hidup yang berjuang unuk hidup dalam rangka mempertahankan
kelestariannya.
4. Adanya kenyataan bahwa tiap individu yang berbeda melahirkan keturunan yang berbeda
pula; hanya individu yang mempunyai sifat-sifat yang cocok dengan lingkungannya yang
akan lestari.

Berdasarkan teori pokok-pokok tersebut, Charles Darwin mengemukakan dua teori mengenai
evolusi, yaitu :

1. Bahwa spesies yang hidup saat ini berasal dari spesies yang hidup dimasa lalu;
2. Bahwa evolusi itu berjalan melalui seleksi alam.

Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun


sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian,
Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti
mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang
terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik
dalam menjelaskan peristiwa evolusi. Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah
teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama
kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan
hidupnya. Atau dapat juga di artikan proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan
keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi (dan tetap) lebih umum dari
generasi yang satu ke genarasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai
mekanisme yang "terbukti sendiri" karena:

1. Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme.


2. Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
3. Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan
bereproduksi.

Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan
bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan
lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan
cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya. Konsep pusat seleksi alam adalah

Halaman | 4
kebugaran evolusi organisme. Kebugaran evolusi mengukur kontribusi genetika organisme
pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah sama dengan jumlah total keturunan,
melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi tersebut untuk membawa gen sebuah
organisme.Karena itu, jika sebuah alel meningkatkan kebugaran lebih daripada alel-alel
lainnya, maka pada tiap generasi, alel tersebut menjadi lebih umum dalam populasi. Contoh-
contoh sifat yang dapat meningkatkan kebugaran adalah peningkatan keberlangsungan hidup
dan fekunditas. Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh alel yang
kurang menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih langka. Adalah
penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik yang tetap.
Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan bisa
menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi merugikan.
Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi, dapat
dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah seleksi berarah (directional selection),
yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam selang waktu tertentu. Kedua, seleksi
pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan
dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata)..
Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection), yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem,
menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan
organisme secara pelahan memiliki sifat yang sama. Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi
seksual, yang merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan
perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu organisme. Evolusi memengaruhi setiap
aspek dari bentuk dan perilaku organisme. Yang paling terlihat adalah adaptasi perilaku dan
fisik yang diakibatkan oleh seleksi alam. Adaptasi-adaptasi ini meningkatkan kebugaran
dengan membantu aktivitas seperti menemukan makanan, menghindari predator, dan menarik
lawan jenis. Organisme juga dapat merespon terhadap seleksi dengan berkooperasi satu sama
lainnya, biasanya dengan saling membantu dalam simbiosis. Dalam jangka waktu yang lama,
evolusi menghasilkan spesies yang baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme
menjadi kelompok baru yang tidak akan bercampur kawin.

Adaptasi merupakan struktur atau perilaku yang meningkatkan fungsi organ tertentu,
menyebabkan organisme menjadi lebih baik dalam bertahan hidup dan bereproduksi. Ia
diakibatkan oleh kombinasi perubahan acak dalam skala kecil pada sifat organisme secara
terus menerus yang diikuti oleh seleksi alam varian yang paling cocok terhadap

Halaman | 5
lingkungannya. Proses ini dapat menyebabkan penambahan ciri-ciri baru ataupun kehilangan
ciri-ciri leluhur.

Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk
hidupyang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah.
Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan
sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Contoh
seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia
putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston
betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia
putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena
ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang
baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap
industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat
beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi
gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun
karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh
pemangsanya.

Halaman | 6
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian


Waktu: Senin, 08 Februari 2021
Lokasi Penelitian: Ruang terbuka hijau (RTH) SMA Negeri 2 Tanjung

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah.
1. Potongan kertas putih berukuran ±0,5 cm² sebanyak 50 buah
2. Potongan daun berwarna hiijau berukuran ±0,5 cm² sebanyak 50 buah
3. Potongan daun kering berwarna cokelat berukuran ±0,5 cm² sebanyak 50 buah
4. Potongan bunga berwarna merah/kuning/ungu berukuran ±0,5 cm² sebanyak 50
buah
5. Kayu dengan panjang 15-20 cm sebanyak 4 buah
6. Tali plastik (tali rafia) ± 5m
7. Jam tangan atau stopwatch

C. Langkah-langkah Penelitian
1. Ukur lapangan rumput seluas 1 m², pasang pembatas menggunakan kayu dan tali
plastik.
2. Catat warna dominan lapangan, misalnya hijau, kuning, atau cokelat.
3. Campur potongan kertas, daun dan bunga, kemudian taburkan secara merata pada
lapangan rumput yang telah disiapkan.
4. Salah satuu anggota kelompok memungut kembali potongan kertas, daun, dan
bunga secara acak selama 1 menit.
5. Hitung jumlah masing-masing potongan kertas dan bunga yang terambil,
kemudian catat datanya ke tabel.

Halaman | 7
6. Ulangi melakukan percobaan dengan cara menaburkan kembali potongan kertas,
daun dan bunga yang sudah terambil pada area yang sama. Pungut kembali dan
secara acak selama 1 menit dan hitung kembali.
7. Hitung jumlah potongan kertas, daun, dan bunga yang tertinggal dilapangan yaitu
jumlah awal dikurangi jumlah yang terambil
BAB IV
DATA dan PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Warna dominan lapangan: Hijau

Percobaa Jenis Bahan yang Jumlah


Keterangan
n Ditaburkan Awal Terambil Tertinggal
Kertas Putih 50 15 35 -
Daun hijau 50 5 45 -
I
Daun kering 50 8 42 -
Bunga berwana merah 50 9 41 -
Kertas Putih 50 14 36 -
Daun hijau 50 4 46 -
II
Daun kering 50 6 44 -
Bunga berwana merah 50 8 42 -

Warna dominan lapangan: Coklat

Percobaa Jenis Bahan yang Jumlah


Keterangan
n Ditaburkan Awal Terambil Tertinggal
Kertas Putih 50 14 36 -
Daun hijau 50 9 41 -
I
Daun kering 50 4 46 -
Bunga berwana merah 50 11 39 -
Kertas Putih 50 12 38 -
II Daun hijau 50 7 43 -
Daun kering 50 3 47 -

Halaman | 8
Bunga berwana merah 50 9 41 -

B. Pembahasan
Dalam percobaan ini bahan-bahan percobaan menggambarkan makhluk hidup
(mangsa), pengambilan kertas menggambarkan seleksi alam (predator), dan warna
menggambarkan adaptasi. Percobaan diatas dilakukan dalam dua tempat, yaitu dalam
lapangan rumput (hijau) dan lapangan tanah (coklat). Kondisi lingkungan
mempengaruhi proses terjadinya seleksi alam. Dalam percobaan tersebut juga
berkaitan dengan kamuflase. Kamuflase adalah perubahan bentuk, rupa, sikap, dan
warna menjadi lain agar tidak dikenali.
Dari data percobaan I dalam lapangan rumput (hijau) diatas menunjukkan
bahan yang paling banyak terambil pertama adalah kertas warna putih dengan jumlah
15 karena warnanya lebih mencolok sehingga mudah ditemukan oleh penyeleksi
(predator) , bahan yang paling banyak terambil kedua adalah bunga warna merah
dengan jumlah 9 meskipun warnanya yang paling mecolok jumlah yang terambil
lebih sedikit karena teksturnya yang lemah sehingga sulit untuk diambil, bahan yang
paling banyak terambil ketiga daun kering dengan jumlah 8, dan bahan yang paling
sedikit terambil adalah daun hijau dengan jumlah 5. Dari data diatas terlihat bahwa
kertas putih dan bunga merah (mangsa) lebih banyak terambil karena warnanya lebih
mencolok sehingga mudah ditemukan oleh penyeleksi (predator) dan sebaliknya daun
warna hijau paling sedikit  karena warnanya sewarna dengan rumput atau
lingkungannya dan tenggelam dalam rerumputan. Kemudian pada percobaan II dalam
lapangan rumput bahan yang terambil mengalami penurunan karena disebabkan
kurang cepatnya, kejelian mata penyeleksi (predator) dalam menemukan bahan-bahan
(mangsa) serta bahan-bahan (mangsa) mulai samar dengan lingkungannya.
Dari data percobaan I dalam lapangan tanah (coklat) diatas menunjukkan
bahan yang paling banyak terambil pertama adalah kertas warna putih dengan jumlah
14, bahan yang paling banyak terambil kedua adalah bunga warna merah dengan
jumlah 11, bahan yang paling banyak terambil ketiga daun hijau dengan jumlah 9, dan
bahan yang paling sedikit terambil adalah daun kering dengan jumlah 4. Dari data

Halaman | 9
diatas terlihat bahwa kertas putih dan bunga merah (mangsa) lebih banyak terambil
karena warnanya lebih mencolok sehingga mudah ditemukan oleh penyeleksi
(predator) dan sebaliknya daun kering paling sedikit karena warnanya sewarna
dengan warna tanah (coklat). Kemudian pada percobaan II dalam lapangan tanah
(hijau) bahan yang terambil mengalami penurunan karena dikarenakan persebaran
bahan tidak merata dan jumlah bahan berkurang karena samar dengan warna tanah.
Faktor yang mempengaruhi bahan paling banyak atau paling sedikit terambil
adalah
1. Faktor adaptasi lingkungan, warna bahan yang mirip dengan lingkungannnya tidak
mudah untuk ditemukan oleh predator dan sebaliknya. Pada percobaan ini kertas
putih banyak terambil karena warna putih adalah warna yang mencolok akan
paling jelas terlihat pada daerah persebarannya, sedangkan daun hijau dan daun
kering warnanya sewarna dengan rumput atau lingkungannya.
2. Faktor persebaran, potongan kertas yang persebarannya tidak merata dapat
memudahkan predator untuk menemukannya dan sebaliknya.
3. Faktor predator, kejelian predator saat mencari mengambil potongan kertas juga
dapat mempengaruhi.

Pada peristiwa ini terjadi seleksi alam hal ini dikarenakan siapa yang kuat, cepat dan
jelih ia bisa mendapatkan mangsa yang sedikit dan sebaliknya siapa yang lemah maka
ia akan mendapatkan mangsa yang sedikit hal ini dikarenakan yang lemah selalu kalah
cepat dalam mengambil mangsa yang menyebar.

Halaman | 10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan dan data diatas dapat kami simpulkan bahwa :
1. Bahan yang banyak terambil adalah bahan yang berwarna mencolok.
2. Seleksi alam yang terjadi pada setiap individu berbeda. Seperti halnya bahan yang
digunakan, semakin mencolok warna bahan maka lebih dominan dan akan mudah
terseleksi oleh alam, dan semakin sama warnaa bahan dengan lingkungannya
maka akan mudah lolos dari seleksi alam.
3. Makhluk hidup yang dapat berkamuflase dan beradaptasi adalah makhluk hidup
yang dapat lolos dari seleksi alam.
4. Bahwa proses terjadinya seleksi alam dapat di pengaruhi dari beberapa hal,
seperti warna spesies, tempat melakukan percobaan, dan faktor lingkungan yang
lain. Spesies yang lolos dari proses seleksi alam dapat melangsungkan hidup
setelah adanya seleksi alam, sedangkan spesies yang tidak lolos oleh seleksi alam
akan mati atau punah.

B. Saran
Demikian laporan pengamatan sederhana yang kami buat ini semoga
bermanfaat bagi diri kami pribadi dan bermanfaat bagi orang banyak. Kami selaku
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari Ibu/Bapak guru dan teman-teman
semua untuk kesempuranaan laporan pengamatan ini dikemudian hari. Apabila ada
kesalahan dan kekurangan dari laporan pengamatan yang kami buat ini, maka kami
memohon maaf sebesar-besarnya karena kami sadar bahwa ada sebuah papatah yang
mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”.

Halaman | 11
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

 Gitono, Sudarmanto dan Suyadi. 2013. Buku Ajar Acuan Pengayaan Biologi SMA
Kelas XII. Boyolali : CV Chandik Ayu.
 http://id.wikipedia.org/seleksialam/
 https://rikhamami.blogspot.com/2015/01/laporanpraktikum-biologi-seleksialam.html
 http://semuatentanganandagsr.blogspot.com/2017/02/laporan-praktikum-seleksi-alam-
dengan.html
 https://wirahadie.com/contoh-laporan-kegiatan-praktikum-seleksi-alam/
 Riandari, Henny. 2007. Sains Biologi 3 Untuk Kelas XII SMA dan MA. Solo : PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
 Syamsuri, istaman dkk. 2004. Biologi untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga
 Wigati, Sukoco dan Dyah. 2013. Detik-detik Ujian Nasional Biologi 2013-2014.
Klaten : PT Intan Pariwara.

Halaman | 12
LAMPIRAN

Halaman | 13
LEMBAR JAWABAN SOAL

Pertanyaan :

1. Apakah warna dominan lapangan tempat menaburkan potongan kertas, daun, dan
bunga?
2. Potongan bahan warna manakah yang paling banyak terambil?
3. Potongan bahan warna manakah yang paling banyak tertinggal?
4. Berdasarkan data percobaan, warna apakah yang bersifat adaptif terhadap
lingkungan?
5. Berdasarkan data percobaan, warna apakah yang tidak adaptif sehingga terseleksi?
6. Seandainya warna potongan kertas, daun, dan bunga adalah warna Biston betularia
dan orang yang mengambil potongan bahan-bahan tersebut berperan sebagai predator
(pemangsa), warna manakah yang semakin lama semakin berkurang sehingga akan
mengalami kepunahan? Warna manakah yang akan terus hidup dan dapat berkembang
biak sehingga jumlah populasinya semakin bertambah? Berikan alasannya.
7. Jelaskan hubungan antara adaptasi dan seleksi terhadap proses evolusi.

Jawaban :

1. Warna dominan lapangan adalah rumput (hijau) dan tanah (coklat).


2. Potongan kertas dan bunga paling banyak terambil karena warnanya mencolok
dengan lapangan yang digunakan sehingga tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungan.
3. Pada lapangan hijau potongan daun berwarna hijau dan pada lapangan coklat yang
paling banyak tertinggal adalah daun kering karena sulit dicari dan mampu
beradaptasi dengan lingkungan.

Halaman | 14
4. Warna yang memiliki kesamaan dengan warna lingkungannya akan bersifat lebih
adaptif terhadap lingkungan, pada lapangan rumput potongan adalah daun hijau dan
pada lapangan tanah adalah daun kering
5. Warna yang tidak memiliki kemiripan dengan warna lingkungannya atau warna
mencolok akan bersifat tidak adaptif dan akan terseleksi, yaitu potongan kertas putih
dan potongan bunga
6. Warna terang merupakan warna yang cepat punah. Sedangkan warna yang sesuai
dengan lingkungannya (untuk kupu-kupu Biston betularia adalah warna gelap) dan
dapat berkembang biak terus adalah warna hijau untuk lapangan rumput dan warna
coklat untuk lapangan lari. Alasannya karena warna yang mirip dengan lingkungan
membuat predator sulit membedakan mangsanya dengan lingkungan sekitar atau
bahkan predator tidak menyadari keberadaan mangsa karena warnanya yang mirip
dengan lingkungan.
7. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya disebut
adaptasi. Dalam adaptasi terjadi seleksi alam yang akan menggeser atau mendesak
Makhluk hidup untuk bertahan hidup sampai terjadi evolusi (proses perubahan yang
berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama)

Halaman | 15

Anda mungkin juga menyukai