Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

EVOLUSI

“Mekanisme Evolusi Melalui Seleksi Alam”

Oleh:

Kelompok 3 : 1. Indra Adrian (A1J119015)


2. Sirniawan (A1J119009)
3. Evi Triwijayanti Ayudia Ningrum (A1J119041)
4. Linda Astuti (A1J119044)
5. Nela (A1J119048)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWTyang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya akhirnya makalah dengan judul “Mekanisme Evolusi Melalui Seleksi
Alam” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih tidak lupa
kami ucapkan kepada Ibu Dr. I Wayan Suama selaku Dosen Pengampuh mata Kuliah
Evolusi yang sudah memberikan Topik untuk menyusun makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
beberapa kekurangan,untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun kesempurnaan penulisan ini.  Akhir kata, penulis persembahkan
makalah ini agar bermanfaat, untuk  menambah pengetahuan tentang Narkoba dan
dampaknya agar generasi muda kita tidak terlibat dengan Narkoba dan sejenisnya.

Kendari, 16 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
D. Manfaat ................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Mekanisme Evolusi............................................................


B. Seleksi Alam.........................................................................................
C. Contoh-Contoh Mekanisme Seleksi Alam...........................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evolusi sampai saat ini merupakan teori yang masih menjadi
perdebatan diantara para ilmuan di seluruh dunia. Teori tersebut menyatakan
terjadinya sebuah perubahan pada makhluk hidup atau spesies secara gradual
(perlahanlahan). Perubahan yang dihasilkan membutuhkan waktu yang cukup
lama dalam menghasilkan spesies atau makhluk hidup yang baru. Teori
evolusi menjadi sebuah teori yang tenar ketika dipopulerkan oleh ilmuan
Inggris Charles Darwin (1809-1882). Evolusi adalah konsep terpenting dalam
biologi. Bahkan, seorang ahli genetika, Dodzhansky dalam Luthfi dan
Khusnuryani (2005) mengatakan bahwa tidak ada yang masuk akal dalam
biologi kecuali ditinjau dari sudut pandang evolusi. Teori evolusi menjelaskan
mengapa jutaan spesies dapat eksis. Prinsip ini mempersatukan keseluruhan
sejarah kehidupan. Secara ringkas evolusi menyatakan bahwa
keanekaragaman bentuk kehidupan muncul sebagai hasil perubahan susunan
genetikanya. Organisme-organisme modern merupakan keturunan dari
bentuk-bentuk kehidupan sebelumnya yang mengalami modifikasi. Studi
evolusi biologi memerlukan banyak pemahaman mengenai genetika, biokimi,
embriologi, biogeografi, geologi, biologi, paleontologi, bioologi molekuler,
dan lain sebagainya. Penolakan terhadap teori evolusi terkait dengan
pernyataan Darwin bahwa spesies berkembang dari spesies yang sederhana ke
makhluk hidup yang lebih kompleks. Darwin menyatakan bahwa mutasi
adalah sumber keragaman yang selanjutnya melalui seleksi alam akan
menyeleksi varian yang survive, selanjutnya evolusi terus berlangsung dan
dapat menghasilkan spesies yang sangat berlainan dari spesies asalnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan mekanisme evolusi?
2. Bagaimana teori evolusi Darwin?
3. Apa yang dimaksud dengan seleksi alam?
4. Bagaimakah Contoh-Contoh Mekanisme Seleksi Alam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mekanisme evolusi
2. Untuk mengetahui teori evolusi Darwin
3. Untuk mengetahui tentang seleksi alam
4. Untuk mengetahui contoh-contoh mekanisme seleksi alam

D. Manfaat
Untuk memberikan informasi dan sebagai bahan referensi pembaca
tentang Mekanisme Evolusi Melalui Seleksi Alam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mekanisme Evolusi
1. Pengertian Teori Evolusi
Teori evolusi merupakan perpaduan antara ide (gagasan) dan
fakta (kenyataan). Yang dianggap sebagai pencetus ide evolusi ialah
Charles Darwin (1809-1892) yang menerbitkan buku mengenai asal mula
spesies pada tahun 1859, dengan judul “On the ofiginof selection” atau
“The preservation of favored races in the struggle for life”.
Evolusi adalah proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup
yang berlangsung sangat lambat dan dalam waktu yang sangat lama.
Evolusi juga merupakan perkembangan makhluk hidup yang berlangsung
secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama dari bentuk
sederhana ke arah bentuk yang komplek. evolusi juga dapat diartikan
proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan
waktu yang lama.
Teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana
evolusi itu terjadi (mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa
penjelasan yang diberikan mengenai suatu fenomena. Mengenai evolusi,
pada abad ke-19 Lamarck memberikan penjelasan bagaimana evolusi itu
terjadi, yang dikenal sebagai teori evolusi Lamarck atau teori Lamarck.
Penjelasan yang diberikan oleh Lamarck itu kemudian dianggap tidak
benar karena ada penjelasan lain yang dipandang lebih memuaskan,
terutama yang diberikan oleh Darwin dan dikenal sebagai teori evolusi
Darwin atau teori Darwin.
2. Teori Evolusi Darwin
Darwin membuat konklusi bahwa organisme yang mampu
beradaptasi terhadap lingkungan mampu meneruskan sifat unggul kepada
keturunannya melalui proses reproduksi. Darwin mengemukakan dua kata
kunci dalam teorinya yaitu seleksi alam (natural selection) dan adaptasi
(adaptation). Darwin menyadari bahwa adaptasi berkembang seiring
berjalannya waktu sehingga Darwin perlu menjelaskan mekanisme
evolusi. Darwin mengajukan kata “seleksi alam” sebagai mekanisme
perubahan evolusioner. Beberapa langkah mekanisme seleksi alam
sebagai mekanisme perubahan evolusioner adalah sebagai berikut.
a) Anggota populasi memiliki variasi sifat yang akan melewati proses
seleksi alam (keadaan lingkungan yang tidak menunjang).
b) Anggota populasi yang mampu bertahan hidup (beradaptasi) akan
mampu melakukan reproduksi dengan membawa sifat unggul
daripada individu lain.
c) Seiring berjalan waktu, proporsi sifat yang menguntungkan (mampu
beradaptasi) akan meningkat dalam populasi dan yang tidak memiliki
sifat tersebut akan musnah.
Seleksi alam merupakan proses yang terus berlangsung karena
lingkungan terus berubah. Kepunahan dapat terjadi bila proses adaptasi
tidak sejalan dengan perubahan lingkungan. Pandangan Darwin mengenai
kehidupan memiliki perbedaan yang sangat tajam dengan paradigma
konvensional yang mengatakan bumi baru berumur beberapa ribu tahun
saja, dihuni oleh bentuk-bentuk kehidupan yang tidak berubah dan telah
diciptakan satu per satu selama seminggu penuh di mana Sang Pencipta
membentuk keseluruhan jagad raya sehingga Darwin perlu berhati-hati
dalam menyampaikan gagasannya (Campbell, 2003). Berikut ini akan
dkemukakan penjelasan mekanisme evolusi melalui seleksi alam.
B. Seleksi Alam
Seleksi alam adalah proses non-acak bertahap dimana sifat-sifat
biologi bisa menonjol atau menghilang dari populasi sebagai fungsi perbedaan
reproduksi dari pembawanya. Evolusi melalui seleksi alam adalah suatu
proses dengan mana mutasi genetik yang meningkatkan reproduksi menjadi
ada, menjadi tetap, atau makin banyak dijumpai pada generasi selanjutnya. Ini
sering disebut mekanisme “self-evident” sebab ada tiga syarat yang wajib
terpenuhi agar ini dapat terjadi, yaitu
 Ada variasi terwariskan pada organisme dalam populasi tersebut
 Organisme menghasilkan lebih banyak anak, namun sedikit sekali
yang bisa survive (bertahan hidup)
 Anak-anak atau keturunan ini memiliki kemampuan survive dan
bereproduksi yang bervariasi.

Seleksi alam di dalam populasi untuk suatu sifat yang kisaran nilainya
bervariasi seperti misalnya tinggi badan, dapat dikategorisasi dalam tiga tipe.

1. Yang pertama adalah seleksi terarah (directional selection), yang


merupakan pergantian nilai rata-rata sepanjang waktu-misalnya organisme
makin lama akan makin tinggi atau makin panjang atau makin besar dan
seterusnya. Bisa juga ini sebaliknya, misalnya organisme semakin lama
akan semakin pendek atau semakin kecil dan seterusnya.
2. Yang kedua seleksi diskruptif (seleksi yang mengganggu), adalah seleksi
bagi sifat-sifat ekstrem dan sering menghasilkan dua nilai yang berbeda
yang banyak dijumpai dalam populasi, dengan seleksi melawan nilai rata-
rata. Kalau kembali ke contoh tadi di sini tinggi atau rendah adalah
menguntungkan dan nilai medium menjadi tidak menguntungkan. Contoh
yang sering diberikan adalah diferensiasi seks, jantan dan betina adalah
dua sifat yang dianggap ekstrem dan di luar sifat-sifat ini tidak
menguntungkan dan akan terseleksi. Dua sifat ekstrem ini sangat potensial
untuk saling tertarik dan kawin
3. Yang ketiga adalah seleksi stabil. Dalam hal ini, organisme yang memiliki
nilai rata-rata akan lebih beruntung dibanding organisme yang
memilikinilai ekstrem. Contoh paling menarik adalah berat badan bayi.
Berat badan bayi rat-rata adalah sekitar 3 kg. Semakin jauh dari nilai rata-
rata (bayi yang sangat kecil atau bayi sangat besar) akan tidak
menguntungkan dan memiliki survival rate yang rendah sehingga hingga
saat ini ukuran berat badan bayi cenderung sama.

Seleksi alam umumnya membuat alam sebagai ukuran mengenai


individu mana atau sifat-sifat individu mana yag cenderung bisa survive.
“Alam” di sini merujuk pada ekosistem, yakni sistem di mana organisme
berinteraksi dengan setiap elemen, fisik maupun biologi, di dalam lingkungan
lokalnya. Eugene Odum, bapak ekologi, mendefinisikan ekosistem sebagai
“setiap unit yang mencakupsemua organisme pada suatu area tertentu yang
berinteraksi dengan lingkungan fisik sehingga memungkinkan aliran energi
menyebabkan struktur trofik yang jelas, keragaman biotik serta siklus (dengan
kata lain, pertukaran materi antara bagian hidup dan bagian tak hidup) di
dalam sistem.” Beberapa Catatan Tentang Seleksi Alam adalah sebagai
berikut.

 Pentingnya populasi dalam evolusi


Populasi adalah sekumpulan kelompok individu yang saling
kawin dan termasuk ke dalam suatu spesies tertentu serta berbagi tempat
di daerah geografi yang sama. Suatu populasi adalah satuan terkecil yang
dapat berkembang. Seleksi alam melibatkan interaksi antara individu
dalam lingkungannya, seleksi alam bekerja pada populasi, bukan pada
individu. Evolusi dapat diukur hanya dengan melihat perubahan dalam
pembagian relatif variasi dalam satu populasi selama beberapa generasi.
Seleksi alam akan memperbesar atau memperkecil variasi yang
dapat diwariskan Seperti kita lihat, suatu organisme bisa dimodifikasi
melalui hal-hal yang dialaminya sendiri selama masa hidupnya, dan ciri
yang didapatkan seperti itu bahkan mungkin lebih mengadaptasikan
organisme tersebut dengan lingkungannya, tetapi tidak ada bukti bahwa
ciri-ciri atau sifat-sifat yang didapat selama hidup itu dapat diwariskan.
Kita harus membedakan antara adaptasi yang didapat oleh organisme
melalui tindakannya sendiri, dengan adaptasi yang diwariskan dan
berkembang dalam suatu populasi selama beberapa generasi sebagai
akibat dari seleksi alam.
 Ciri khas seleksi alam tergantung pada situasi; faktor lingkungan berbeda
dari suatu tempat ke tempat lain dan dari suatu masa ke masa lain. Suatu
adaptasi dalam suatu situasi mungkin tidak berguna atau bahkan
merugikan pada keadaan lain yang berbeda, beberapa contoh akan
memperkuat kualitas seleksi alam yang tergantung pada situasi.
C. Contoh-Contoh Mekanisme Seleksi Alam
1. Populasi Burung Finch di Pulau Galapagos
Mekanisme seleksi alam dalam suatu penyelidikan, para saintis
menguji hipotesis Darwin bahwa paruh burung Finch Galapagos
merupakan hasil adaptasi evolusioner terhadap sumber makanan yang
berbeda. Selama lebih dari 20 tahun, Peter dan Rosemary Grant dari
Princeton University telah mempelajari populasi burung finch darat
berukuran sedang (Geospiza fortis) di Daphane Major, sebuah pulau yang
sangat kecil dalam gugusan kepulauan Galapagos. Burung-burung tersebut
menggunakan paruhnya yang kuat untuk menghancurkan biji-bijian, dan
mereka lebih senang memakan biji yang kecil yang dihasilkan secara
berlimpah oleh spesies tumbuhan tertentu selama tahuntahun banyak curah
hujannya. Pada tahun-tahun kering, semua biji-bijian itu berkurang
produksinya, dan burung finch tersebut terpaksa selain memakan bijibijian
kecil yang sedikit jumlahnya juga memakan biji-bijian yang lebih besar
yang banyak jumlahnya tetapi jauh lebih sukar untuk dihancurkan.
Keluarga Grant menemukan bahwa ketebalan rata-rata paruh (jarak antara
paruh atas dan paruh bawah) pada populasi burung tersebut berubah seiring
dengan berubahnya tahun. Saat musim kering ketebalan rata-rata paruh
meningkat, kemudian mengecil kembali saat musim hujan. Sifat tersebut
merupakan sifat yang dapat diturunkan. Keluarga Grant mengaitkan
perubahan itu dengan ketersediaan relatif biji-bijian kecil dari tahun ke
tahun. Burung-burung dengan paruh yang lebih kuat mungkin memiliki
keuntungan lebih selama musim kering, ketika kelangsungan hidup dan
reproduksi bergantung pada kemampuan untuk memecah biji-bijian besar.
Sebaliknya, paruh yang lebih kecil tampaknya merupakan alat yang lebih
efisien untuk memakan biji-bijian yang lebih kecil yang produksinya
berlimpah selama musim hujan.

Kerja seleksi alam: evolusi paruh pada salah satu burung finch yang
dibahas Darwin. Burung finch darat berukuran sedang (Geospiza fortis),
salah satu dari burung yang ditemukan Darwin di kepulauan Galapagos,
menggunakan paruhnya yang kuat untuk memecah dan menghancurkan
biji-bijian. Jika diberikan kesempatan untuk memilih biji-bijian besar atau
biji-bijian kecil, burung itu akan memilih biji-bijian kecil yang lebih mudah
dipecahkan. Selama tahun-tahun basah (banyak hujan), biji-bijian kecil
dihasilkan sangat berlimpah sehingga burung finch darat relatif
mengkonsumsi hanya sedikit biji-bijian besar. Akan tetapi, selama tahun-
tahun kering (kemarau) ketersediaan semua biji-bijian menjadi berkurang,
dan burung-burung itu secara proporsional memakan lebih banyak biji-
bijian besar. Perubahan dalam pola ketersediaan makanan ini berhubungan
dengan perubahan dalam rata-rata ketebalan (dimensi dari atas ke bawah)
paruh burung tersebut. Sifat ini diwariskan dan bukan didapatkan
(misalnya dengan penggunaan paruh itu untuk biji-bijian besar). Penjelasan
yang paling mungkin adalah burung-burung yang kebetulan memiliki
paruh yang lebih kuat memiliki keuntungan dalam hal makanan dan
dengan demikian memiliki keberhasilan reproduksi yang lebih besar
selama masa kering, burung-burung itu akan menurunkan gen untuk paruh
yang lebih tebal sampai ke keturunannya . Kajian dan penelitian keluarga
Grant mengenai evolusi paruh memperkuat pendapat yang mengatakan
bahwa seleksi alam tergantung pada situasi: apa yang bekerja paling baik
pada lingkungan tertentu bisa jadi kurang sesuai dalam situasi yang
berbeda. Juga penting untuk dipahami bahwa evolusi paruh di Daphne
Major tidak dihasilkan oleh pewarisan sifat-sifat yang didapat. Lingkungan
tidak menciptakan paruh yang memiliki spesialisasi untuk memakan biji-
bijian yang lebih besar atau yang lebih kecil, tetapi bergantung pada curah
hujan tahunan. Lingkungan hanya bekerja pada variasi yang didapatkan
dalam populasi, yang lebih menguntungkan kelangsungan hidup dan
keberhasilan reproduksi beberapa individu dibandingkan dengan individu
yang lain. Seleksi alam akan memperbaiki populasi. Perbandingan burung
finch berparuh tebal meningkat selama musim kering karena secara rata-
rata individu-individu dengan paruh yang lebih tebal menurunkan gen-
gennya ke lebih banyak keturunan dibandingkan dengan burung-burung
yang berparuh tipis. Dan bukti di atas, para saintis telah menunjukkan pada
kita bahwa seleksi alam merupakan suatu mekanisme perubahan dalam
populasi yang terus terjadi: proses itu telah diperkuat secara berulang-ulang
melalui kajian ilmiah yang cermat, di mana prediksi berdasarkan hipotesis
diuji melalui pengamatan dan percobaan. Ironisnya, Darwin sendiri
mengira bahwa seleksi alam selalu bekerja terlalu lambat, sehingga tidak
dapat diamati. la juga tidak dapat memberi jawaban yang memuaskan
mengenai variasi genetik. Sekarang kita mengetahui bahwa variasi tersebut
timbul melalui mekanisme mutasi acak dan rekombinasi genetik.

2. Populasi Ngengat (Biston betularia) pada Revolusi Industri Inggris

Awal revolusi industri di Inggris, kulit batang pohon di sekitar


Manchester berwarna cerah. Hal ini mengakibatkan ngengat (Biston
betularia) berwarna cerah yang hinggap pada kulit batang tidak mudah
tertangkap burung pemangsa. Itulah sebabnya pada awal revolusi industri,
populasi ngengat berwarna cerah lebih banyak daripada ngengat berwarna
gelap. Keadaan itu berubah 180° setelah terjadi revolusi industri.

Lima puluh tahun kemudian, kulit batang pohon menjadi lebih gelap
akibat polusi udara. Keadaan itu sangat menguntungkan ngengat berwarna
gelap karena saat hinggap di pohon tidak terlihat oleh burung
pemangsanya. Sebaliknya, ngengat berwarna cerah mudah dilihat oleh
burung pemangsa. Hal ini mengakibatkan populasi ngengat berwarna gelap
lebih besar daripada ngengat berwarna cerah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan ulasan materi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut
1. Titik balik yang menentukan perkembangan dalam teori evolusi adalah
kelahiran cabang ilmu biologi baru, yaitu Genetika Populasi. Ilmu ini
menunjukkan tentang luasnya variasi genetik di dalam populasi dan
mengenali arti penting dari perubahan sifat-sifat yang terakumulasi dari
generasi ke generasi. Untuk memahami hubungan genetika populasi
dengan evolusi, mari kita mulai dengan konsep spesies. Spesies adalah
sekelompok individu sejenis yang mempunyai potensi untuk saling
mengawini dan menghasilkan keturunan yang fertil di alam bebas.
Sekelompok spesies yang hidup pada tempat dan waktu yang sama disebut
populasi. Evolusi terjadi ketika ada perubahan di dalam struktur genetika
dari suatu populasi. Untuk memahami bagaimana suatu populasi berubah,
para ahli biologi mempelajari jenis dan jumlah gen dari suatu populasi.
Kumpulan gen (gene pool) adalah seluruh alela dari seluruh gen yang
terdapat dalam seluruh individu dari suatu populasi pada suatu periode
tertentu. Proporsi relatif alela dalam suatu populasi dinyatakan dengan
frekuensi alela. Struktur genetik suatu populasi ditentukan oleh frekuensi
alel dan genotipnya.
2. Darwin membuat konklusi bahwa organisme yang mampu beradaptasi
terhadap lingkungan mampu meneruskan sifat unggul kepada
keturunannya melalui proses reproduksi. Darwin mengemukakan dua kata
kunci dalam teorinya yaitu seleksi alam (natural selection) dan adaptasi
(adaptation). Darwin menyadari bahwa adaptasi berkembang seiring
berjalannya waktu sehingga Darwin perlu menjelaskan mekanisme
evolusi. Darwin mengajukan kata “seleksi alam” sebagai mekanisme
perubahan evolusioner.
3. Seleksi alam adalah proses non-acak bertahap dimana sifat-sifat biologi
bisa menonjol atau menghilang dari populasi sebagai fungsi perbedaan
reproduksi dari pembawanya.
4. Penyelidikan mengenai mekanisme seleksi alam, para saintis menguji
hipotesis Darwin bahwa paruh burung Finch Galapagos merupakan hasil
adaptasi evolusioner terhadap sumber makanan yang berbeda.
B. SARAN
Proses evolusi makhluk hidup masih terus berlanjut hingga saat ini dan
sejalan dengan seleksi alam yang terjadi. Untuk itu, perlu adanya tinjauan
lebih mendalam mengenai aksiologi teori darwin. Pada dasarnya teori darwin
menitikberatkan pada proses seleksi alam dan adaptasi makhluk hidup bukan
pada perubahan morfologis manusia. Aksiologi perlu diperdalam terkait isu
penggunaanya di tengah masyarakat agamis
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, D. 2010. Seleksi Alam. http:\\evolusi\Seleksi alam - Wikipedia bahasa


Indonesia, ensiklopedia bebas.htm(DIakses tanggal 10 Oktober 2020).

Purba, I R. Mekanisme Isolasi Dan Peranannya Terhadap Mekanisme Evolusi.


Universitas Simalungun, Pematangsiantar

Taufik, L M. 2019. Teori Evolusi Darwin: Dulu, Kini Dan Nanti. Jurnal Filsafat
Indonesia, Vol 2 No 3.

Anda mungkin juga menyukai