Anda di halaman 1dari 4

.

Morfologi Daun

Tanaman kecombrang memiliki daun jenis semu sedikit lanset. Sedangkan di ujung dan pangkal, bentuk
daun meruncing tetapi tidak tajam. Untuk ukuran daun tidak terlalu besar. Normalnya adalah panjang
30 cm sedangkan lebar daun adalah 15 cm.

Untuk pertulangan daun posturnya menyirip teratur. Bentuknya selalu berhadapan dan berjumlah
ganda. Umumnya jumlah daun perbatang semu adalah 15 hingga 20 helai. Semuanya berwarna hijau
tua.

4. Morfologi Bunga

Ciri-ciri tanaman kecombrang yang perlu dijelaskan berikutnya adalah tentang morfologi bunganya.
Karena unsur inilah yang membuat tanaman ini layak dijadikan tumbuhan hias.

Bunga tanaman kecombrang berjenis majemuk yang unik. Karena bentuknya bergerumbul seperti
bonggol. Jika dilihat sekilas terlihat seperti gasing yang menempel pada tangkai.

Yang unik lainnya adalah bunga tanaman ini menempel pada tangkai yang cukup panjang. Ukurannya
mencapai 40 sampai 80 cm. Ukuran tangkai yang cukup ideal untuk menopang bunga yang ukurannya
juga cukup besar.

Bunga tanaman kecombrang memiliki benang sari. Ukurannya cukup kecil hanya berkisar 7,5 cm saja.
Biasanya benang sari berwarna kuning sedangkan warna bunganya adalah merah jambu.

Tanaman kecombrang juga memiliki putik bunga. Ukurannya tidak terlalu besar dan terlihat hanya
karena warnanya mencolok yaitu putih bersih.

5. Morfologi Buah

Tanaman kecombrang memiliki buah yang unik. Karena ukurannya kecil tetapi berjenis gerombol atau
kelompok. Umumnya buah tumbuh dengan berjejal satu sama lain. Ini yang membuat perpaduan bunga
dan buah terlihat menarik.
Buah tanaman kecombrang memiliki dua warna berbeda. Jika masih muda biasanya warnanya hijau.
Tetapi jika sudah masak biasanya berwarna merah muda. Untuk rasa buah yang matang adalah masam
kental.

6. Morfologi Biji

Tanaman kecombrang memiliki biji dengan bentuk yang unik. Jika tanaman lain berbentuk bulat, ini
malah berbentuk kotak. Namun di beberapa spesies juga ada biji yang berbentuk oval atau bulat telur.

Umumnya biji tanaman kecombrang berwarna putih. Namun yang banyak dibudidayakan di Indonesia
adalah tanaman kecombrang yang bijinya berwarna merah jambu.

Etlingera merupakan salah satu genus dalam

tribe Alpineae. Genus ini tersebar dan

merupakan tumbuhan asli di India, Bangladesh,

Burma, China, Laos, Vietnam, Thailand,

Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei, Papua

New Guinea, dan Australia (Poulsen, 2006).

Etlingera elatior merupakan salah satu jenis dari

Etlingera. Jenis inimemiliki beberapa variasi

pada bunganya yaitu E. elatior dengan bunga

berwarna merah, E. elatior dengan bunga


berwarna pink dan E. elatior dengan bunga

berwarna putih (Larsen et al, 1999)

Berdasarkan hasil observasi di lapangan,

E. elatior di Sumatera Barat memiliki beberapa

variasi. Variasi ditemukan pada warna bunga.

Ditemukan tiga variasi warna pada bunga yaitu

warna merah, warna pink atau merah muda dan

warna putih. Hasil temuan sebelumnya

(RISTOJA, 2012) melaporkan bahwa varian

tertentu dari tumbuhan ini telah digunakan

secara spesifik untuk mengobati penyakit

tertentu. E. elatior varian dengan warna merah

digunakan

untuk

mengobati

luka
luar

(Mentawai) sedangkan secara umum tumbuhan

ini digunakan untuk mengobati penyakit maag

(tanpa memperhatikan varian).

Pemanfaatan E. elatior

Anda mungkin juga menyukai