Anda di halaman 1dari 4

1.

Jati

KlasifikasiTanaman
Divisi :Tracheophyta Suku :Lamiacea
AnakDivisi :Spermatophytina Marga :Tectona
Kelas :Magnolipsida Jenis :Tectona grandis
Bangsa :Lamiales NamaLokal :Jati
DeskripsiTanaman
Akar Bunga
Tipe Tunggang Tipe Bunga majemuk
Batang Jumlah sepal 5
Tipe Berkayu Warna sepal Kekuningan
Penampang Silinder Susunankaliks Melingkar
Permukaan Beralir dan berbanir sering Jumlah petal 5-7
mengelupas
Warna Coklat atau abu-abu Warna petal Putih
Daun Susunan petal Melingkar
Tipe Tunggal Jumlah stamen 6
Bentuk Bulat telur terbalik Susunan stamen Melingkar
Letak Berseling dan berhadapan Letak stamen Mengelilingi putik
Tekstur Berambut di permukaan Tipeovarium Suferus
bawah
Uratdaun Menyirip Jumlahkarpel 1
Tepidaun Rata Jumlahruang 1
Warnadaun Hijau tua Catatankhusus Hemaprodit/bunga
banci
Stipula -
Letakstipula - Perbungaan
Buah Tipe Bunga majemuk
Tipebuah Batu Warna Putih
Biji Berbentuk oval Kondisi Biseksual atau
aktinomorf
Letak Pucuk terminal
Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu mengenai Magnoliophyta


(Subclassis Asteridae) yang bertujuan untuk menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan
yang termasuk pada Divisi Magnoliophyta khususnya subclassis Asteridae dan untuk
mengetahui kekhasan masing-masing tumbuhan. Asteridae merupakan subkelas yang paling
maju dalam divisi Magnoliophyta. Spesies tumbuhan yang diamati antara lain Solanum
torvum (Takokak/Cepokak), Ageratum conyzoides L (Bandotan), Orthosiphon aristatus
(Kumis Kucing), Cosmos caudatus Kunth. (Kenikir), Capsicum frutescens.(Cabai rawit),
Morinda citrifolia L. (Mengkudu), Tectona grandis (Pohon jati), Allamanda cathartica (Bunga
lonceng kuning) dan Ipomoea aquatica Forsk (Kangkung air). Berikut penjelasan dari setiap
spesies yang telah di amati :

Ageratum conyzoides L (Bandotan)

Ageratum conyzoides atau bandotan merupakan tumbuhan yang memiliki habitus


berupa herba dengan pola percabangan simpodial. Bentuk penampang dari tumbuhan
bandotan ini adalah bulat atau silindris. Bandotan memiliki daun tunggal yang
letaknya (filotaksis) tersebar di bagian tubuh tumbuhan. Bentuk daun bandotan adalah
lanset dengan urat daun atau pertulangan yang menyirip. Daun bandotan memiliki tepi
yang bergelombang dengan ujung daun yang berbentuk akutus dan pangkal daun yang
berbentuk kuneatus.

Bandotan memiliki bunga yang majemuk dengan karangan bunga samosa (dichasium
simosa) dan simetri bunganya aktinomorf. Perianthium atauperhiasan bunga pada
tumbuhan bandotan memiliki corolla atau mahkota yang banayak dan sangat kecil
berwarna putih. Begitupula dengan kelopak bunganya yang banyak dan berwarna
hijau. Bandotan juga memiliki tenda bunga atau perigonium. Alat kelamin pada bunga
bandotan berupa stamen atau benanga sari yang sangan banyak dan berwarna putih
sedangkan pistillumnya atau putiknya hanya ada satu yang terletak di tengah-tengah
stamen. Bandotan adalah tumbuhan monoceus atau berumah satu, karena dalam satu
spesies tumbuhan terdaopat dua alat kelamin jantan dan betina.

Orthosiphon aristatus (Kumis Kucing)

Tumbuhan Orthosiphon aristatus habitusnya berupa semak dengan pola percabangan


simpodial. Jenis daun tumbuhan ini adalah tunggal dengan duduk daun berseling
berhadapan dan pertulangan daun brachidodoromous. Perbungaan majemuk, jenis
kelamin biseksual, calix/corolla bersatu, stamen epipetal, pistillum stigma bersatu,
ovarium superum, simetri bunga zygomorph, kelamin tumbuhan monoecious,
perlekatan karpel syncarp, jenis buah tunggal, tipe plasenta basalis, umur tumbuhan
beberapa tahun. Ciri khas tumbuhan ini adalah bunga memiliki dua lobus labellum.
Alamanda cathartica (Bunga lonceng kuning)

Tanaman alamanda termasuk dalam golongan perdu berkayu dengan tinggi yang
dapat mencapai 2 meter. Tanaman ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun).
Batangnya yang sudah tua akan berwarna cokelat karena pembentukan kayu,
sementara tunas mudanya berwarna hijau. Daunnya memiliki bentuk yang melancip
di ujung dengan permukaan yang kasar dengan panjang 6 hingga 16 cm. Selain itu
daun alamanda pada umumnya berkumpul sebanyak tiga atau empat helai. Bunga
alamanda berwarna kuning dan berbentuk seperti terompet dengan ukuran diameter 5-
7.5 cm. Tanaman ini memiliki bunga yang harum.

Ipomea aquatica (Kangkung)

Tumbuhan ini memiliki batang berongga yang menjalar dengan daun berselang dan
batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan
menghasilkan bunga bewarna putih, yang menghasilkan kantung yang mengandung
empat biji benih. Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu
tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-
cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman
60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih.
Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air
(herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan
yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar.

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak
daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk
daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau
tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase
pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama
jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan
daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung.

Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk
buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan
hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah
kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna
cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung
darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif.

Tectona grantis (Jati)

Secara morfologis, tanaman jati memiliki tinggi yang dapat mencapai sekitar 30 – 45
m. Dengan pemangkasan, batang yang bebas cabang dapat mencapai antara 15 – 20
cm. Diameter batang dapat mencapai 220 cm. Kulit kayu kasar, berwarna kecoklatan
atau abu-abu yang mudah terkelupas. Percabanganjauh dari batang utama. Pangkal
batang berakar papan pendek dan bercabang sekitar empat.

Tata daun berbentuk opposite dengan bentuk daun besar membulat seperti jantung,
berukuran panjang 20-50 cm dan tebal 15-40 cm. Ujung daun meruncing, pangkal
daun tumpul dan tepi daun bergelombang. Permukaan atas daun kasar sedangkan
permukaan bawah daun berbulu. Pertulangan daun menyirip. Tangkai daun pendek
dan mudah patah serta tidak memiliki daun penumpu (Stipule). Tajuk tidak beraturan.
Daun muda (Petiola) berwarna hijau kecoklatn, sedangkan daun tua berwarna hijau
tua keabu abuan.
Bunga jati bersifat majemukyang terbentuk dalam malai bunga (inflorence) yang
tumbuh terminal diujung atau tepi cabang. Panjang malai antara 60-90 cm dan lebar
antara 10-30 cm. Bunga jantan (Benang sari) dan betina (Putik) berada dalam 1 (satu)
Bunga (monoceus). Bunga bersifat actinomorfic , berwarna putih, berukuran 4-5 mm
(lebar)dan 6-8 mm (Panjang). Kelopak bunga (calyx) berjumlah 5-7 dan berukuran 3-
5 mm. Mahkota bunga (corolla) tersusun melingkar berukuran sekitar 10 mm.
Tangkai putik (Stamen) berjumlah 5-6 buah dengan filamen berukuran 3 mm, antara
memanjang berukuran 1-5 mm, ovarium membulat berukuran sekitar 2 mm. Bunga
yang terbuahi akan menghasilkan buah berukuran 1-1,5 mm. Tanaman jati akan mulai
berbunga pada saat musim hujan.

Morinda citrifolia (Mengkudu)

Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang berkayu, bulat, kulit
kasar, percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal
runcing. Panjang 10-40 cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari
5. Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau
kekuningan.

Anda mungkin juga menyukai