Anda di halaman 1dari 7

Tumbuhan cempaka kuning (Michelia campaka L.

)
adalah tumbuhan yang mempunyai perawakan (habitus) pohon dengan periodisitasnya adalah
pirenial atau menahun, yang dapat mencapai umur bertahun-tahun belum juga mati. Sifat akar
(radix) pada tumbuhan ini adalah tunggang, di mana akar lembaga pada tumbuhan tumbuh terus-
menerus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Sifat
batang (caulis) adalah monopodial karena batang pokok tumbuhan cempaka kuning dapat terlihat
dengan jelas dan mempunyai ukuran yang lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat
pertumbuhannya) dari cabang-cabangnya. Arah tumbuh batang adalah tegak lurus (erectus) dengan
bentuk batang yang bulat (teres). Permukaan batang adalah kasar. Tata letak daun pada tumbuan
cempaka gondok adalah tersebar, dengan bagian daun yang tidak lengkap. Bentuk daun adalah
memanjang (oblongus). Pangkal daun (basis folii) adalah runcing (acutus) karena daun-daun
bangunnya memanjang lanset, belah ketupat, dll, sedangkan ujung daunnya (apex folii) adalah
meruncing (acuminatus). Tepi daun (margo folii) adalah rata, dengan urat daun yang menyirip.
Tekstur permukaan daun adalah kasar. Warna daunnya kebanyakan adalah hijau. Sifat bunga (flos)
pada tumbuhan cempaka kuning adalah memiliki bagian bunga yang tidak lengkap. Cempaka
kuning digunakan sebagai tanaman hias, bunganya digunakan dalam upacara adat daerah.
Michelia champaca adalah salah satu contoh spesies dari ordo Magnoliales family
Magnoliaceae. Spesies ini memiliki habitus pohon dengan pola percabangan simpodial serta segi
penampang batangnya bulat berkambium. Memiliki daun tunggal berwarna hijau mengkilat,
permukannya kasar, daging daun tebal dengan duduk daun tersebar berselang seling dan sudah
memiliki pola pertulangan daun menyirip (pinnatus), bentuk daun lanset, ujung dan pangkal daun
runcing (acutus), dan tepi daun (entire). Cempaka ini adalah tumbuhan yang biseksual dan
termasuk berumah satu (monocieus) dengan perbungaan tunggal, Calyx dan Corolanya lepas-
lepas begitu juga dengan stamennya, memiliki simetri bunga yang aktinomorf, kepala putik
clafate. Pistilumnya banyak dan lepas-lepas, kedudukan ovariumnya adalah superum. Perlekatan
karpel ini apokarp dengan tipe plasenta yang marginalis dan memiliki buah dengan jenis buah
ganda. Rata-rata umur tumbuhan ini adalah tahunan. kulit batang, daun, dan bunga cempaka
kuning dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit dan mengatasi gangguan
kesehatan. Buah : Buah berbentuk bola memanjang, sedikit bengkok, mula-mula berwarna hijau
kemudian menjadi pucat. Buahnya coklat terdiri atas 2-6 biji. Biji : Biji masak berwarna merah tua dan
tergantung keluar pada berkhas yang memanjang (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191).

pengamatan kedua dilakukan pada Michelia campaca atau cempaka kuning.berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bah;a, cempakakuning berhabitus pohon berkayu yang
memiliki batang tegak lurus dan membulat.%aun pada cempaka kuning ini berbentuk sedikit

lon ong. daunnya tergolong kedalam daun yang bersi"at tunggal dengan memiliki letak daunyang

berselang-seling dan dilengkapi dengan pertulangannya yang menyirip serta tepidaunnya bertekstur

rata. U ung dan pangkal daun cempaka kuning memiliki bentuk yang runcing. etika diraba, pada
bagian ba;ahnya terdapat duri atau bulu halus./empaka kuning memiliki bunga yang ;arna putih
kekuningan, dan memiliki bentuk unik dengan macam bunga yang seperti payung 8

!mbel). bunga cempaka kuningmemiliki buah seperti bulir yang meman ang

Michelia alba
pengamatan kesepuluh dilakukan pada Michelia alba atau cempaka putih.Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah diketahui, bah;a cempaka putih masihmemiliki kekerabatan dengan
cempaka kuning, hal tersebut dapat dilihat melaluiordonya yang sama-sama Magnoliales. /empaka
putih tergolong kedalam habitus pohon dengan si"atnya yang monopodial dan batangnya berbentuk
bulat. /empaka putih dapat tumbuh hingga 36 meter tingginya. /empaka putih memiliki daun
tunggalyang letak daunnya tersebar dan berbentuk bulat telur. +ada pertulangan dauncempaka

putih terlihat menyirip dengan tepi daunnya yang rata. pada ujung daunnya berbentuk meruncing,

sedangkan pada pangkal daunnya berbentuk petiolatus./empaka putih memiliki bunga yang indah
ber;arna putih dan memiliki bau harumyang khas. +ada bunganya tergolong kedalam bunga tunggal
yang perbungaannya berupa resemosa dan simetri bunganya aktimor". /empaka putihbiasanya
tumbuh pada daerah yang beriklim tropis didataran rendah.

Klasifikasi cempaka putih


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Magnoliaceae
Genus : Michelia
Spesies : Michelia alba DC.
Sumber : Anonim,2010
Pohon cempaka adalah tanaman pekarangan yang sangat populer bukan saja di Indonesia,
namun hampir di seluruh negara-negara Asia Timur, dan dihargai untuk bunganya yang memiliki
aroma yang kuat. Di negara-negara lainpun pohon ini dipanggil dengan nama yang hampir-
hampir mirip, menandakan sejak dahulu bunga dari pohon ini dimanfaatkan dan dihargai oleh
keseluruhan komunitas masyarakat di negara-negara Asia. Pohon ini dikenal dengan
nama champaka, sampaka (Filipina), champa (Laos), champa, champa-khao (Thailand)
atau champak (Inggris). Bahkan negara Laos, pada zaman dahulu dikenal dengan nama “negeri
champa” (Qumairah, 2009).
Cempaka kemungkinan berasal dari India, kemudian menyebar ke berbagai tempat di
Asia hingga Cina Barat Daya, Indocina, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa dan Kepulauan
Sunda Kecil, tidak ditemukan di Sulawesi dan Papua. Kemungkinan awalnya tumbuhan ini
merupakan tumbuhan pekarangan, namun ternaturalisasi menjadi tumbuhan hutan yang sangat
mudah dijumpai di hutan-hutan primer atau tepi hutan, hingga ketinggian 2100 m. Di Jawa
ditanam sebagai tanaman penghijauan atau pohon peneduh di tepi jalan. Jenis ini juga ditanam
sebagai tanaman hias di belahan dunia lain.
Cempaka termasuk dalam suku Magnoliaceae, suku yang terdiri dari tumbuhan berupa
pohon atau semak yang mengandung terpenoid aromatik, dengan alkaloid yang biasanya tipe
benzil-isoquinolin atau aporfin. Alkaoidaporfinadalahalkaloida yang
mengandungintiaporfindalamstrukturkimianya (Anonim).
Cempaka sering mengakumulasi silika terutama pada dinding sel dari epidermis daun,
kristal-kristal kecuali ca-oksalat sering terdapat pada parenkim, terdapat sel-sel minyak atsiri
terutama pada parenkim daun (Darmadi, 2009). Daun berseling atau spiral, tunggal, kadang
bercuping, tepi rata, dengan bintik transparan; daun penumpu menyelubungi kuncup daun.
Perbungaan dengan bunga tunggal yang terminal, sering kelihatan aksiler. Bunga biseksual,
aktinomorf, dengan reseptakulum yang memanjang. Daun tenda (tepal) 6 hingga banyak, jelas,
kadang 3 yang terluar termodifikasi seperti daun kelopak (sepal), menyirap. Benang sari banyak,
tangkai sari tebal, pendek, tidak terdiferensiasi menjadi kepala sari yang jelas; serbuk sari
monosulkat (monosulcate). Bakal buah banyak, jelas, pada reseptakulum yang memanjang,
menumpang, dengan plasentasi lateral. Bakal biji biasanya dua tiap bakal buah, kadang-kadang
banyak. Tidak ada kelenjar madu. Buah ganda atau bumbung, kadang berdaging. Biji dengan
selaput biji berdaging berwarna merah atau jingga, embrio kecil, dan endosperma homogen
(Qumairah, 2009).
Bunga cempaka putih (Michelia alba D.C) selama ini dikenal sebagai bahan campuran
pembuatan minyak wangi parfum dan wangi-wangian lainnya. Tanaman cempaka putih
merupakan habitus pohon, berkayu tinggi dengan ketiggian mencapai 30 meter, berdaun tunggal
berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian pangkal dan ujung runcing. Bunga berdiri
sendiri dengan mahkota berwarna putih dan berbau harum (Anonim, 2008).
Kayu cempaka berkualitas cukup baik dan sering digunakan sebagai furniture karena
memiliki struktur yang indah, namun di Indonesia kayunya jarang diperdagangkan karena orang
lebih menghargai bunganya yang harum. Kayu yang dipergunakan biasanya berasal dari pohon
yang sudah tidak berbunga.
Sirih

habitusnya berupa semak, dengan perioditas pirenial, sifat akar berupa tunggang, percabangan
batang monopodial, arah tumbuh batang tegak ke atas, bentuk batang bulat dan apabila di raba
terasa kasar, tata letak daunnya berseling, bagian daun tidak lengkap, bentuk daun asimetrik,
pangkal daun berlekuk dan ujung daun runcing, tepi daun rata urat daun tumbuhan ini menyirip dan
warna daun adalah hijau. Tumbuhan sirih (daunnya) digunakan sebagai obat (antiseptik, dll).
Tumbuhan Sirih (Piper betle) memiliki daun berbentuk asimetrik dengan pangkal berlekuk dan ujung
daun runcing. Tepi daun rata dengan tata letak daun berseling. Percabangan batang berbentuk
monopodial. Daun penumpu dapat rontok dan meninggalkan bekas seperti cincin, bunga berkelamin
satu berumah satu atau dua yang terdiri atas tangkai daun tanpa mahkota.

Pada Piper betle atau sering disebutdengan sirih. #erdasarkan pengamatan tersebut, diketahui bah;a

sirih merupakantumbuhan berhabitus erba dengan cara tumbuhnya yang merambat. %an memiliki

batang yang monopodial yang berbentuk bulat. &irih dapat tumbuh dengan caramerambat dengan
adanya alat bantu tambahan berupa sulur atau akar pelekat.#erdasarkan pengamatan yang dilakukan

pada sirih ini memiliki daun enis tunggaldan letaknya aksilar, sedangkan bentuk daunnya sendiri

men antung dan dilihat pertulangannya berupa pertulangannya melengkung pada tepi daun sirih

inimemiliki tekstur yang bergelombang, sedangkan pada u ung daunnya berbentuk Acuminate dan

pada pangkal daunnya berbentuk jantung

Peperomia pellucida

pengamatan keenam dilakukan pada Peperomia pellucida atau sasaladaan.berdasarkan hasil


pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bah;a tumbuhansasaladaan ini berhabitus herba dengan
batangnya yang bers"iat monopodial danmemiliki segi penampang yang bulat. Umumnya tumbuhan
yang berhabitus herba, batangnya bukanlah kayu, melainkan batangnya cenderung lunak, karena
didalamnyaterkandung banyak air. &asaladaan sendiri memiliki daun tunggal yang bentuknyaseperti

antung dan tersebar, pada pertulangannya sama seperti sirih, yaitumelengkung. &edangkan tekstur

tepi daunnya rata dan memiliki u ung daun yangmeruncing, sedangkan bentuk pangkal daunnya

seperti antung. Tumbuhan sasaladaanmemiliki bunga yang tidak dapat dibedakan antara putik dan

benang sarinya, karenaukurannya yang sangat kecil dan bunganya pun berupa buli-bulir kecil yang
bersi"atma emuk dengan si"at simetrinya berupa =igomor". &asaladaan tidak dapat terlihat bi inya

secara elas, karena didukung adanya ukuran bunga yang berupa bulir-bulir kecil.Tumbuhan

sasaladaan tingginya tidak lebih dari 1-! meter, karena tumbuhan ini tergolong tumbuhan yang tumbuh
didekat sumber air, hal tersebut disebabkan karenakebutuhannya sebagai tumbuhan herba.

Sasaladaan (Peperomia pellucida)


Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Peperomia
Spesies : Peperomia pellucida
Deskripsi tanaman :
Sasaladaan (Peperomia pellucida) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar
pada batang pohon lain. Daun jantung dan tangkainya agak panjang. Permukaan daun berwarna
hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan)
dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. (Anonim. 2009)
Morfologi :
Sasaladaan (Peperomia pellucida) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Piperales
family Piperaceae. Spesies ini memiliki habitus herba pola percabangan monopodial, bentuk
penampangnya bulat, jenis daun tunggal, duduk daun berselang seling (alternates), bentuk daun
jantung (Cordate), ujung daun runcing (acutus) pertulangan melengkung (curved), tepi daun rata
(entire), pangkal daunnya seperti jantung (caurdate), helaian daun (lamina) berbentuk bundar
telur (ovate) sampai lonjong, Daging daun tipis. Permukaan atas daun rata berwarna hijau dan
licin agak mengkilat. Permukaan atas daun berwarna lebih tua dari permukaan bawah,
perbungaan majemuk, jenis kelamin biseksual, calix/corolla tanpa perhiasaan, stamen lepas,
pistilum (karpel) bersatu, ovarium superum, simetri bunga zigomorf, perbungaan bulir, kelamin
tumbuhan monoceous, pelekatan karpel synkarp, tipe plasenta basalis, dan umur beberapa
tahunan, bagian tambahannya sulur. Daun sasaladaan disamping untuk keperluan ramuan obat-
obatan juga masih sering digunakan oleh ibu-ibu untuk bahan makanan (Tjitrosoepomo. 2009: 7-
191).

Alpukat

dikenal dengan alpukat. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bah;a, alpukat berhabitus pohon
dilengkapi dengan adanya batang yang tegak lurus dan membulat,dan memiliki ketinggian yang hampir
sama dengan pohon nangka. Alpukat memiliki daun bertipe tunggal yang letaknya menyebar, sedangkan

bentuk daunnya bulat telur disertai pertulangannya yang menyirip dan tepi daunnya rata. pada u ung

daunnya berbentuk runcing, sedangkan pada bentuk pangkal daunnya berbentuk tumpul.Alpukat

memiliki bunga yang ber;arna hi au agak kuning serta letaknya tersembunyi.Alpukat uga memiliki

buah yang bertipe buni dan kulit pada buahnya cenderunglembut dan agak licin, didalam daging
buahnya terdapat bii yang cukup besar.

Alpukat (Persea americana)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ranales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana
Deskripsi tanaman:
Tanaman alpukat berakar tunggang atau dikotil serta memiliki batang yang berkayu, bulat
warnanya coklat kotor banyak bercabang ranting berambut halus.tanaman alpukat ini berbentuk
pohon kecil yang tingginya 5-10 m. (Anonim. 2009)
Morfologi:
Alpukat (Persea americana) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Ranales family
Lauraceae. Spesies ini memiliki habitus pohon pola percabangan monoodial, bentuk
penampangnya bulat, jenis daun tunggal, duduk daun menyebar, bentuk daun bulat telur (ovate),
ujung daun meruncing (acuminatus), pertulangan menyirip (pinnate), tepi daun bergelombang
(undulatus), pangkal daunnya tumpul (obtuse), daging daun tebal, bunga majemuk, perbungaan
umbela, simetri bunga aktinomorf, jenis kelamin biseksual, calix/corolla tanpa perhiasaan,
stamen lepas, pistilum (karpel) bersatu, kelamin tumbuhan monoceous, jenis kelamin bisexsual,
manfaat alpukat untuk kesehatan yang bisa kita dapatkan dari mengkonsumsi buah alpukat.
(Kimball. 1987)

DAFTAR PUSTAKA
Kimball, W. John. 1987. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Mulyani, Asep. 2013. Panduan Praktikum Bothani Phanerogame. Cirebon: Pusat Laboratorium
IAIN
Dasuki,undang,ahmad.1992.fitografi.bandung : pusat ilmu hayati ITB
Ibid. 2007.MorfologiTumbuhan. GadjahMada University Press: Yogyakarta.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UM Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

Dapus gambar cempaka

2012

https://sabrinanadia.wordpress.com/category/taksonomi-tumbuhan-tinggi/

daun cempaka putih

https://id.wikipedia.org/wiki/Cempaka_putih

alpukat

http://fansbuah.blogspot.com/2009/11/daun-alpukat.html

C. kunig

http://manfaatdaunbuah.blogspot.com/2014/05/manfaat-khasiat-daun-cempaka-kuning.html

buah cempaka putih

http://www.nusatani.com/2016/05/mengembangkan-bunga-kantil-dg-biji.html

buah alpukat

https://doktersehat.com/alpukat-untuk-bayi/

Anda mungkin juga menyukai