Anda di halaman 1dari 5

NAMA: ANDRE PUTRA SETRIAWAN

NIM: D1A021343

a. a. kurasa has read affidayit in front of many peaple


b. sukaku has bad debts to other people
c. Hacibi becomes a beneficiary of assstance from uniyersities
d. The motorcycle gang will assault at night
e. sukici always appeal a lot of people attention
f. anggi clain that the land is his
g. In my village still use common law
h. That group of people did a civil action in the city of mataram
i. That person collusion to get into college
j. I meet the attorney in court
k. I went to the high court with my lawyer
l. The judge sentenceced the suspect to 10 years in prison
m. The lawyer defended the victim
n. I am a witnees to the accident that happened last week
o. That person received amnesty from the plaintiff

Translet

a. Kurasa sudah membaca affdayit di depan banyak orang

b. sukaku memiliki hutang buruk kepada orang lain


c. Hacibi menjadi penerima bantuan dari universitas
d. Geng motor akan menyerang di malam hari
e. sukici selalu menarik perhatian banyak orang
F. Anggi mengadu bahwa tanah itu miliknya
g. Di desa saya masih menggunakan hukum umum
h. Sekelompok orang itu melakukan aksi perdata di kota mataram
l. Hakim memvonis tersangka 10 tahun penjara
J. Saya bertemu pengacara di pengadilan
k. Saya pergi ke pengadilan tinggi dengan pengacara saya
l. Hakim memvonis tersangka 10 tahun penjara
m. Pengacara membela korban
n. Saya adalah saksi dari kecelakaan yang terjadi minggu lalu
o. Orang tersebut mendapat amnesti dari penggugat

2. Isilah setiap bagian yang kosong dalam latihan berikut dengan kata-kata yang diberikan
dalam daftar di bawah ini.
● perwakilan ● hukuman ● perbaikan ● perbaikan
● kesempatan ● pejalan kaki ● rumah tangga ● melindungi
● penyuapan● mencegah● bertanggung jawab ● perampokan
a) Polisi berusaha “melindungi” yang lemah dari eksploitasi yang kuat.
b) Saya memiliki “kesempatan” untuk sukses dalam karir saya jika saya bekerja keras.
c) Mereka “mencegah” pencuri memasuki rumah dengan mengunci pintu dan jendela.
d) Penduduk desa menggunakan herbal sebagai “obat” terhadap penyakit seperti demam dan
flu biasa.
e) Orang-orang itu adalah “perwakilan” rakyat di Parlemen, mereka membuat undang-
undang untuk negara.
f) Anak laki-laki itu tidak menerima “hukuman” apapun atas kesalahan yang telah
dilakukannya.
g) “pencurian” sering terjadi di daerah tersebut karena masyarakat suka menyimpan banyak
uang dan barang berharga di rumah.
h) Pria yang berjalan di sepanjang jalan adalah “pejalan kaki”
i) Ada banyak “perbaikan” di perpustakaan. Fakultas telah menyediakan lebih banyak buku
baru, jurnal, majalah, dll.
j) Ada empat anggota “rumah tangga” yaitu ayah, ibu, dan dua anak.
k) Ayah dan ibu bertanggung jawab atas kesejahteraan keluarga.
l) Banyak orang mengatakan bahwa dia menjadi direktur perusahaan karena “penyuapan”
3. Asal Mula Terbentuknya Kerajaan Dompu

Budayawan dan sejarawan Dompu Almarhum Israil M. Saleh dalam risalahnya yang berjudul
Sekitar Kerajaan Dompu mencatat bahwa Wilayah Daerah Tingkat II Dompu (Kabupaten
Dompu) ini dulunya adalah bekas wilayah kerajaan/kesultanan. Status daerah kabupaten yang
diperolehnya justru karena nilai historis yang dimilikinya sebagai wilayah kerajaan/
kesultanan yang telah berdiri sendiri sejak lama dengan jumlah raja/ sultan yang telah
memerintah sebanyak 29 orang (ada yang menyebut 30). Dikemukakan penulis bahwa hari
lahirnya suatu daerah bila ingin ditetapkan tentu dihitung saat daerah itu mulai membentuk
dirinya dalam kehidupan berpemerintahan sendiri. Maka sejak adanya pemukiman di daerah ini,
masyarakatnya telah menata dirinya dalam kehidupan berpemerintahan. "Awal kehidupan
berpemerintahan di Dompu ialah yang disebut zaman Ncuhi, yaitu suatu persekutuan hidup
kemasyarakatan yang kecil yang dikepalai oleh Ncuhi atau kepala suku. Dalam persekutuan
masyarakat seperti ini belum ada nama kampung, desa atau marga seperti sekarang, akan tetapi
sebutan nggaro di Dompu dan lewi di Bima, itulah nama tempat pemukiman buat mereka pada
zamannya," tulisnya.

Dilanjutkan penulis, periode berikutnya adalah pengelompokan kehidupan dalam bentuk


yang lebih besar lagi dengan wilayah yang lebih luas. Persekutuan hidup kemasyarakatan seperti
ini dipimpin oleh seorang raja. Dikatakannya eksistensi Kerajaan Dompu tidak terlepas dari
sejarah  Kerajaan Sriwijaya di Sumatera sebagai negara nasional di Nusantara (sekitar tahun
pertama 700 sampal 900 M). Menurut catatan dalam buku Atlas Sejarah karangan Prof. M.
Yamin Negeri Dompu sudah ada pada masa Kerajaan Sriwijaya itu. Setelah Kerajaan Sriwijaya
sirna, maka muncul pula di Pulau Jawa sebuah kerajaan nusantara bernama Kerajaan Majapahit
(tahun 1293 sampai 1521 M).
Kerajaan Dompu tetap berada di dalamnya. "Perlu dicatat di sini salah satu pengukuhan
sejarah seperti yang disebutkan dalam Sumpah Palapa tahun 1331 yang diucapkan oleh Maha
Patih Gajah Mada dengan isi selengkapnya berbunyi: "Saya baru akan berhenti berpuasa makan
Palapa jikalau seluruh Nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seran,
Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik sudah ditaklukkan"
Dengan demikian ini berarti di sebelah timur Pulau Jawa sudah ada sebuah kerajaan yang kuat
dan perlu diperhitungkan yaitu Kerajaan Dompu," sebutnya. Israil menambahkan Kerajaan
Majapahit pernah mengirimkan prajuritnya untuk menaklukkan Kerajaan Dompu. Peristiwa ini
juga didukung oleh cerita- cerita orang tua telah terjadi peperangan yang dahsyat antara pasukan
Majapahit dan pasukan Kerajaan Dompu. Peristiwa ini terjadi berkisar pada tahun 1340 M.
dengan membawa banyak korban di antara kedua belah pihak yang berkesudahan dengan
kekalahan pasukan Majapahit "Serangan kedua terjadi sekitar tahun 1357 M yang berkesudahan
dengan kalah dan takluknya Kerajaan Dompu di bawah panji-panji Kerajaaan Majapahit.
Peperangan ini dikenal dengan Perang Tanding atas kesepakatan kedua panglima dari Kerajaan
Majapahit dan Kerajaan Dompu untuk menghindarkan pertumpahan darah dan banyaknya
korban. Pada saat seluruh wilayah Nusantara mulai dijajah oleh Belanda, Kerajaan Dompu pun
termasuk di dalamnya. Akan tetapi Kerajaan Dompu tidaklah bertakluk tanpa syarat pada
Kerajaan Belanda.
Selama periode penjajahan Belanda yang panjang di Indonesia, Kerajaan Dompu telah
berkali-kali mengadakan perjanjian kerja sama dengan Belanda, dan sebagai akibat bertakluknya
Sultan Hasanuddin yang dikokohkan dengan Perjanjian Bungaya tahun 1667. Saat itu merupakan
titik awal Kerajaan Dompu harus membuat perjanjian kerja sama dengan pemerintah Belanda,
karena dengan takluknya Sultan Hasanuddin berarti takluknya kerajaan kerajaan di Pulau
Sumbawa. Perjanjian-perjanjian itu adalah perjanjian antara Belanda dengan Sultan Abdullah,
putra Sultan Muhammad Salahuddin, Sultan Muhammad Sirajuddin( putra Sultan Abdullah).
Perjanjian yang lain sudah tidak didapatkan lagi, entah di mana adanya tulisan-tulisan yang
berkenaan dengan Pulau Sumbawa terdapat juga di dalam buku Negarakertagama tahun 1365,
saat Majapahit menguasai Pulau Sumbawa, saat dimana di Pulau Sumbawa telah berdiri
kerajaan, yang masing-masing telah memiliki struktur politik yang mantap dan pemerintahan
yang teratur. Saat penjajahan Belanda yang kemudian disusul dengan penjajahan Jepang. Saat itu
pemerintahan Kerajaan Dompu dalam keadaan vakum karena Sultan Muhammad Sirajuddin
dibuang Belanda ke Kupang dan meninggal di sana. Oleh pendudukan Jepang
Kerajaan Dompu ini digabungkan dengan Kerajaan Bima. Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia bagian timur masih dikuasai Belanda. Maka
masyarakat Dompu menuntut untuk berdirinya kembali Kerajaan Dompu dan dengan besluit
Resident Timur tanggal 12 September 1947 No. 1a, Kerajaan Dompu dinyatakan berdiri kembali
dan Muhammad Tajul Arifin Sirajuddin diangkat sebagai Sultan Dompu yang ke-29 (sultan
terakhir). Setelah terbentuknya Negara Indonesia Timur (NIT) dengan UU NIT No. 44 tahun
1950, kerajaan ini berubah statusnya menjadi daerah Swapraja dan di Pulau Sumbawa dibentuk
Dewan raja-raja yang diketuai oleh Sultan Sumbawa, Muhammad Kaharuddin. Dengan Undang-
Undang No. 1 tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, dibentuk menjadi daerah
Swatantra Tk. II, kemudian Undang-Undang No. 69 tahun
1958 dibentuk menjadi daerah Kabupaten Tingkat II Dompu.

Anda mungkin juga menyukai