(1) Pada pertengahan abad 19, Belanda berusaha mewujudkan wilayah kekuasaannya di seluruh Nusantara. Untuk itu,
Belanda berupaya menguasai seluruh wilayah Bali. Pada tahun 1843, Belanda telah mampu memengaruhi beberapa raja di Bali
untuk bekerja sama dengannya, termasuk meminta penghapusan Hukum Tawan Tarang. Saat itu, Raja Buleleng pun terpaksa
menandatangani kesepakatan tersebut.
(2) Satu tahun kemudian, sebuah kapal Belanda terdampar di pantai wilayah Buleleng. Belanda memaksa raja
mengembalikannya serta meminta pengakuan raja atas kekuasaan Belanda. I Gusti Ketut Jelantik sebagai patih kerajaan
(diangkat 1828) sangat berpengaruh. I Gusti Ketut Jelantik pun menyatakan tidak akan pernah mengakui kekuasaan Belanda
selama masih hidup. Pada tahun 1845, kembali sebuah kapal terdampar di wilayah Buleleng. Penolakan tegas I Gusti Ketut
Jelantik untuk mengembalikan kapal tersebut karena sikap Belanda yang tidak menghargai Kerajaan Buleleng memicu perang.
(3) Memang, Belanda sebenarnya mempermasalahkan kapal yang terdampar ini hanya sebagai dalih untuk melakukan
serangan. Tepat pada Juni 1846, Belanda mengerahkan pasukan besar untuk menyarang Buleleng, Akhirnya benteng Kerajaan
Buleleng jatuh ke tangan Belanda. Raja dan Patih Jelantik kemudian mundur ke arah Jagaraga untuk meyusun pertahanan.
Permintaan Belanda untuk menyerah diabaikan.
(4) Pada tahun1848, pasukan Belanda menyerang Jagaraga dipimpin Jenderal Van der Vijk. Dua kali serangan Belanda dapat
digagalkan oleh pasukan Buleleng yang dibantu pasukan dan kerajaan lain di Bali. akhirnya, pada tahun 1849 Belanda
mengerahkan kembali pasukan besar yang dipimpin Jenderal Michels. Berbekal pemahaman mengenai kondisi Jagaraga dan
pertempuran sebelumnya, Belanda berhasil memenangi pertempuran.
(5) I Gusti Ketut Jelantik lalu mundur ke Pegunungan Kintamani. I Gusti Ketut Jelantik kemudian menuju perbukitan Bale
Pundak. Belanda yang terus mengejar kembali meyerang sisa pasukan I Gusti Ketut Jelantik yang melawan hingga beliau
gugur dalam pertempuran.
1. Tentukan struktur teks cerita sejarah di atas dengan menuliskan nomor paragraf!
2. Ciri kebahasaan apakah yang terdapat dalam teks tersebut?
3. Mengapa Belanda menghendaki penghapusan Hukum Tawan Karang?
4. Masalah apa yang memicu timbulnya perang?
5. Keteladanan apa yang dapat dicontoh dari I Gusti Ketut Jelantik