Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ILMU KEALAMAN DASAR


Teori Evolusi

Dosen Pengampu
Salim Widono, SP., MP

Oleh :
Kelompok 6
Anastasia Devi Veramasari F0117017
Sally Chosia Maulina Ishaya F0117102
Sinta Dewi Laksmi Santosa F0117108

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. penulis panjatkan, karena berkat rahmat
serta bimbingan-Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah mengenai “Teori
Evolusi”.

Adapun makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Kealaman Dasar. Makalah ini berisikan tentang materi mengenai teori evolusi,
diantaranya yaitu sejarah singkat, pengertian, prinsip, ciri, dan macam-macam
teori evolusi.

Semoga paper mengenai Teori Evolusi ini dapat memberikan informasi


yang berguna bagi kita semua yang ingin mengetahui dan mendalami tentang
Teori Evolusi.

Terima kasih kepada semua yang telah mendukung dan yang telah
berperan dalam penyusunan paper ini serta referensi dan sumber-sumber
informasi yang penulis peroleh.

Surakarta, 13 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU
A. Kajian Pustaka 3
B. Kajian Terdahulu 4
BAB III PEMBAHASAN
A. Pemikiran-Pemikiran Evolusi 5
B. Evolusi 6
C. Sejarah Kehisupan Bumi 8
D. Prinsip Evolusi 9
E. Ciri-Ciri Proses Evolusi 9
F. Bukti-Bukti Evolusi 11
G. Mekanisme Evolusi 11
H. Macam-Macam Evolusi 11
I. Teori Evolusi 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 16
DAFTAR PUSTAKA 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses
utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi
ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup
dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-
sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi
ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh
rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih
umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan
hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan
sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi
organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat
yang merugikan menjadi lebih berkurang.
Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan
lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada
generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini.
Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil
sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
Sementara itu, hanyutan genetik merupakan sebuah proses bebas yang
menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan
genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika
suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.

iv
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam
kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang
substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan
menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara
organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa
semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui
proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Teori Evolusi yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain Teori
Darwin, Teori Lamarck, Teori Darwin-Weismann, dan Teori Hugo de Vreis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah mengenai Evolusi?
2. Bagaimana hasil dari Teori-Teori Evolusi yang menjelaskan mengenai
perkembangan organisme?
C. Tujuan
Setiap analisis studi yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin
dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui mengenai sejarah Evolusi.
2. Untuk mengetahui hasil Teori-Teori Evolusi yang dapt menjelaskan
mengenai perkembangan organisme.
D. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin diberikan dari penulisan paper ini adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran kepada khalayak umum mengenai Evolusi.
2. Memberi informasi kepada khalayak umum yang membutuhkan informasi
mengenai Teori-Teori Evolusi yang menjelaskan mengenai perkembangan
organisme.

v
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Evolusi
Evolusi berasal dari bahasa latin yaitu Evolvo yang berarti
membentang. Evolusi adalah perubahan berangsur dan pelan. Ada
bermacam-macam evolusi yaitu evolusi geologi, evolusi astronomi,
evolusi biologi dan evolusi budaya. Ditinjau dari bagian yang mengalami
perubahan, evolusi dapat dibedakan menjadi evolusi kosmik dan evolusi
organik. Disamping itu ada istilah lain yang dikenal dengan evolusi
geologis.

2. Teori Asal-Usul Kehidupan


a. Teori Abiogenesis yaitu makhluk hidup berasal dari benda tidak
hidup. Tokoh pendukung : Aristoteles, Nedham.
b. Teori Biogenesis yaitu makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Tokoh pendukung : Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis
Pasteur.

c. Teori Cosmozoic yaitu makhluk hidup bumi berasal dari spora


kehidupan yang berasal dari luar angkasa.

d. Teori Penciptaan yaitu makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan.

e. Teori Evolusi Biokimia yaitu asal mula kehidupan terjadi bersamaan


dengan evolusi terbentuknya bumi dan atmosfer.
Tokoh pendukung : Alexander Oparin, Harold Urey, Stanley Miller.
f. Teori Evolusi Biologi yaitu makhluk hidup tersusun dari zat organik
( asam amino ) yang berasal dari lautan.

3. Teori Evolusi
Teori evolusi sebagai penjelasan tentang bagaimana evolusi itu
terjadi (mekanisme evolusi). Selain sebagai penjelasan tentang evolusi,

vi
teori evolusi bisa juga dimaksudkan sebagai teori yang menyatakan
bahwa ada ada kekerabatan di antara organisme (Panchen, 1992) atau ada
perubahan dan diversifikasi makhluk hidup. Dalam hal ini teori evolusi
merupakan penjelasan terhadap berbagai fenomena yang kemudian
ditunjuk sebagai bukti evolusi.

B. Penelitian Terdahulu
Nama, Judul, Metode Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
Taufik, Leo Studi literature Teori evolusi Darwin
Muhammad. terkait Teori Darwin membantu dalam menerangkan
Teori Evolusi beserta bukti-bukti pemikiran mengenai evolusi
Darwin: Dulu, empiris yang yang terjadi di dunia saat ini dan
Kini dan Nanti. mendukungnya. merupakan tonggak
Jurnal Filsafat berkembangnya berbagai
Indonesia, Vol. 2 disiplin ilmu melalui inferensi
No. 3 Th. 2019. berdasarkan bukti empiris. Teori
evolusi Darwin ditunjang
dengan berbagai bukti empiris
dan diperkuat dengan teori lain
sehingga mengukuhkan teori
Darwin sebagai teori evolusi
yang diyakini hingga saat ini.
Berdasarkan teori Darwin, maka
kata “evolusi” lebih tepat
digunakan dalam menjelaskan
keberagaman makhluk hidup
daripada kata “revolusi” karena
menurut teori Darwin, terdapat
keterkaitan antara generasi
sebelumnya dan generasi
setelahnya melalui proses

vii
reproduksi.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pemikiran-Pemikiran Evolusi
Pemikiran mengenai evolusi, yakni bahwa spesies berubah dari waktu
ke waktu, telah berakar sejak zaman kuno. Pemikiran tersebut dapat terlihat
pada ilmu pengetahuan peradaban Yunani, Romawi, Cina, dan Islam. Namun,
sampai dengan abad ke-18, pandangan biologis Barat masih didominasi oleh
pandangan esensialisme, yaitu pandangan bahwa bentuk-bentuk kehidupan
tidak berubah. Hal ini mulai berubah ketika pengaruh kosmologi evolusioner
dan filosofi mekanis menyebar dari ilmu fisik ke sejarah alam. Para naturalis
mulai berfokus pada keanekaragaman spesies, dan munculnya ilmu
paleontologi dengan konsep kepunahannya lebih jauh membantah pandangan
bahwa alam bersifat statis. Pada awal abad ke-19, Jean-Baptiste Lamarck
mengajukan teorinya mengenai transmutasi spesies. Teori ini merupakan teori
evolusi pertama yang ilmiah.
Pada tahun 1858, Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace
mempublikasikan sebuah teori evolusi yang baru. Dalam bukunya On the
Origin of Species (1859), Darwin secara mendetail menjelaskan mekanisme
evolusi. Berbeda dengan Lamarck, Darwin mengajukan konsep nenek
moyang bersama dan percabangan pohon kehidupan yang didasari oleh
seleksi alam.
Karya Darwin mengenai evolusi dengan segara diterima dengan cepat,
tetapi mekanisme yang diajukannya (seleksi alam), belum diterima secara
sepenuhnya sampai pada tahun 1940-an. Kebanyakan biologiawan
berargumen bahwa faktor-faktor lainlah yang mendorong evolusi, misalnya
pewarisan sifat-sifat yang didapatkan (neo-Lamarckisme), dorongan
perubahan yang di bawa sejak lahir (ortogenesis), ataupun mutasi besar-
besaran secara tiba-tiba (saltasi). Sintesis seleksi alam dengan genetika
Mendel semasa 1920-an dan 1930-an memunculkan bidang disiplin ilmu
genetika populasi. Semasa 1930-an dan 1940-an, populasi genetika

viii
berintegrasi dengan bidang-bidang ilmu biologi lainnya, memungkinkan
penerapan teori evolusi dalam biologi secara luas.
Setelah munculnya biologi evolusioner, kajian terhadap mutasi dan
variasi pada populasi alami, digabungkan dengan biogeografi dan sistematika,
berhasil menghasilkan model evolusi yang canggih. Selain itu paleontologi
dan perbandingan anatomi mengizinkan rekonstruksi sejarah kehidupan yang
lebih mendetail. Setelah kebangkitan genetika molekuler pada tahun 1950-an,
bidang evolusi molekuler yang berdasarkan pada kajian urutan protein, uji
imunologis, RNA dan DNA berkembang. Pandangan evolusi yang berpusat
pada gen muncul pada tahun 1960-an, diikuti oleh teori evolusi molekuler
netral. Pada akhir abad ke-20, pengurutan DNA melahirkan filogenetika
molekuler dan merombak pohon kehidupan ke dalam tiga sistem domain oleh
Carl Woese. Selain itu, ditemukan pula faktor-faktor tambahan seperti
simbiogenesis dan transfer gen horizontal, yang membuat sejarah evolusi
menjadi lebih kompleks. Penemuan dalam biologi evolusioner membuat
dampak signifikan tak hanya dalam cabang biologi tradisional, tetapi juga
disiplin akademik lainnya (contohnya: antropologi dan psikologi) dan
masyarakat secara garis besar.

B. Evolusi
Berdasarkan penelitian terhaap umur lapisan batuab yang
mengandung fosil atau sisa makhluk hidup masa lalu diperoleh suatu
kenyataan, bahwa pada lapisan batuan yang lebih tua terdapat fosil dari
makhluk hidup yang lebih sederhana. Sedangkan pada lapisan batuan yang
lebih muda terdapat fosil dari makhluk hidup yang lebih sempurna.
Kenyataan ini menunjukkan adanya perubahan yang perlahan-lahan dan
terus-menerus dari makhluk hidup di muka bumi ini. perubahan ini ternyata
tidak hanya perubahan akan kompleksitas susunan tubuhnya tetapi juga
terbentuknya berbagai variasi atau keanekaragaman kehidupan. Perubahan ini
semua terjadi secara perlahan-lahan dan terus menerus, hal ini disebut
evolusi.

ix
Ditinjau dari bagian yang mengalami perubahan, evolusi dapat
dibedakan menjadi evolusi kosmik dan evolusi organik. Disamping itu ada
istilah lain yang dikenal dengan evolusi geologis. Evolusi kosmik merupakan
perubahan yang terus menerus terjadi di alam raya (evolusi universe).
Evolusi organik adalah perubahan yang terjadi pada makhluk hidup
atau komponen biotik dari generasi ke generasi baik morfologis maupun
fisiologis. Hal ini dikenal juga dengan evolusi biologis. Sedangkan evolusi
geologis dikenal sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada permukaan
bumi karena dari waktu ke waktu terjadi pelapukan.
Evolusi biologi, yang selanjutnya disebut evolusi saja adalah
perubahan berangsur yang terjadi pada makluk hidup yang ada di bumi sesuai
dengan perubahan zaman. Menurut pengertian evolusi, semua jenis makluk
hidup sebenarnya berasal dari makluk terendah. Sesuai dengan peredaran
zaman dan perubahan geologi-astronomi terjadi perubahan berangsur pada
makluk hidup sampai terjadi terjadi makluk yang sekarang ada. Berdasarkan
pemikiran evolusi, manusia digolongkan sebagai hewan. Hewan sendiri
mengalami tingkat perkembangan dan bentuk seperti makluk terendah, mulai
dari virus, bakteri, protozoa, cacing, ikan sampai pada mamalia. Evolusi pun
sampai kini masih berlangsung. Bahkan dikira lebih cepat dikira prosesnya
kini dari pada masa purba.
Setiap lekuk, celah dan tonjolan dari bumi ini baik darat, laut maupun
udara dihuni oleh makluk hidup dengan jumlah dan variasi yang banyak
sekali. Struktur dari makluk hidup tersebut baik yang masih hidup maupun
yang telah menjadi fosil ternyata dapat dibandingkan, sejalan dengan urutan
waktu pemunculan sejak zaman purba sampai masa kini. Perbandingan ini
dapat diperoleh dari persamaan fisiologis, biokimia serta perbedaan spesies
melalui analisis konstitusi genetis masa kini.
Berdasarkan pada perbandingan-perbandingan yang detail dintara
makluk hidup itulah konsep evolusi dapat dijelaskan. Pengertian tentang
konsep evolusi dapat timbul baik secara alam maupun secara logika dari
pengertian tentang genetika. Konsep ini muncul bukan dari sejarah melainkan
dikemukakan berdasarkan pada hasil-hasil penelitian serta pengamatan yang

x
banyak sekali terhadap persamaan dan perbedaan dalam struktur dan fungsi
dari berbagai bagian dunia, diantaranya adalah hasil penelitian dan
pengamatan Charles Darwin.
Pengertian evolusi yang lain dapat dinyatakan sebagai perubahan yang
terjadi secara bertahap dan berurutan sepanjang masa kehidupan dari satu
kondisi ke kondisi lainnya. Planet, bintang, topografi dunia, susunan kimia
dari bumi, elemen kimia dan partikel atom dapat berubah secara bertahap
yang dikenal sebagai Evolusi Anorganik. Semua jenis hewan dan tanaman
yang ada saat ini diturunkan dari organisme lain yang terjadi secara sederhana
misalnya modifikasi secara bertahap dan terakumulasi pada generasai yang
ada saat ini disebut Evolusi Organik. Kecendrungan utama dari kajian evolusi
tumbuhan dan hewan menunjukkan terjadinya adaptasi terhadap kondisi
lingkungan yang ternyata sering melibatkan peningkatan spesialisasi dan
kompleksitas dari struktur dan fungsi dari makluk hidup.

C. Sejarah Kehidupan di Bumi


Berdasarkan temuan fosil pada berbagai lapisan batuan dapat
dibedakan adanya skala zaman geologi sebagai berikut :
1. Zaman Azoikum adalah zaman sebelum ada kehidupan, kira-kira 5 ribu
juta tahun yang lalu.
2. Zaman Archeozoikum atau zaman purba, pada zaman itu bumi cukup
dingin, terbentuk benua, samudera, sungai dan gunung. Kira-kira 3,5 – 2
ribu juta tahun yang lalu.
3. Zaman Proterozoikum adalah zaman mulai hidup berbagai organisme
bersel satu. Kira-kira seribu juta tahun yang lalu.
4. Zaman Palaeozoikum disebut juga zaman primer. Kira-kira 600 – 200 juta
tahun yang lalu. Pada zaman ini mjlai terdapat binatang laut tidak
bertulang belakang, ikan, amphibi, insekta, reptip, dan tumbuhan darat.
5. Zaman Mesozoikum disebut juga zaman sekunder, kira-kira 230 – 135
juta tahun yang lalu. Pada zaman ini banyak ditemukan reptile raksasa,
mulai muncul binatang menyusui dan tumbuhan berbiji tertutup.

xi
6. Zaman Kaenozoikum atau Neozoikum, kira-kira dari 70 juta tahun yang
lalu sampai sekarang. Terbagi dalam dua periode yaitu Tertier (70 – 10
juta tahun yang lalu) dan Kuarter (6 juta tahun yang lalu sampai
sekarang). Pada periode tersebut terjadi perkembangan binatang
menyusui. Periode kuarter dibagi menjadi dua lagi yaitu Pleistocen atau
Deluvium, mulai muncul manusia purba dan Holocen atau Alluvium,
hidup beraneka makhluk hidup seperti sekarang ini.

D. Prinsip Evolusi
Perubahan yang terjadi pada kromosom dan gen merupakan materi
dasar dari evolusi, isolasi biasanya menyebabkan munculnya spesies baru dan
seleksi alam oleh adanya perbedaan reproduksi dan mutasi. Selanjutnya ada
lima prinsip evolusi yaitu :
1. Pada suatu saat evolusi terjadi lebih cepat dari yang lainnya. Bentuk-
bentuk baru muncul dan bentuk lama punah.
2. Laju kecepatan evolusi tidak berlangsung sama pada tiap-tiap organisme
yang berbeda. Umumnya evolusi mula-mula berlangsung cepat pada saat
spesies baru muncul dan kemudian diperlambat apabila kelompoknya
terbentuk.
3. Spesies baru bukan merupakan bentuk dari yang paling sempurna yang
langsung hidup, tetapi berasal dari bentuk sederhana yang belum
terspesialisasi.

4. Evolusi tidak selalu dari yang sederhana ke kompleks, ternyata banyak


contoh ”evolusi regresif” yaitu dari bentuk kompleks menuju bentuk
sederhana. Sebagai contoh adalah kasuari diturunkan dari burung bersayap
yang dapat terbang kemudian berkembang menjadi kasuari yang tidak
bersayap dan tidak dapat terbang.

5. Evolusi terjadi dalam populasi bukan dalam individu, oleh proses mutasi,
reproduksi diferensial dan seleksi alam.

E. Ciri-Ciri Proses Evolusi

xii
Ahli-ahli biologi telah mengadakan pengamatan tentang perbandingan
kupu-kupu yang berwarna gelap dengan yang berwarna cerah di Inggris
Selatan masih sama pada tahun 1850. Akan tetapi waktu mereka mempelajari
koleksi dari daerah industri Midland di Inggris yang penuh asap, mereka
menemukan sedikit sekali kupu-kupu yang berwarna cerah.
Tidak diragukan lagi bahwa pewarnaan dikendalikan secara genetik,
dan muncul pertanyaan mengapa kupu-kupu yang berwarna cerah yang lebih
banyak terdapat disuatu daerah, sedang kupu-kupu yang berwarna gelap
terdapat lebih banyak di daerah lain dan mengapa dahulu kupu-kupu
berwarna gelap lebih jarang daripada sekarang. Dari peristiwa itu tercatat
empat hal penting yaitu :
1. Peristiwa evolusi adalah perubahan didalam populasi, bukan perubahan
didalam satu atau beberapa individu. Seabad yang lalu dalam populasi
kupu-kupu Biston betularia hanya terdapat beberapa kupu-kupu yang
berwarna gelap. Perubahan yang terjadi selama seratus tahun berikutnya
adalah perubahan pada frekuensi warna gelap dalam populasi.
2. Pada umumnya perubahan bukanlah ciri yang terpenting dalam peristiwa
evolusi. Pada tahun 1850 semua individu hampir serupa. Kini mereka
masih hampir serupa pula. Kebanyakan dari perbedaan-perbedaan yang
jarang terjadi pada tahun 1850, sekarang masih tetap jarang terdapat dan
hanya sedikit penyimpangan baru dapat ditemukan. Yang berubah hanya
frekuensi ciri-ciri warna. Jadi dalam evolusi terdapatb faktor stabilitas.
3. Suatu peristiwa harus mempunyai dasar, yaitu “bahan mentahnya”.
Sebelum frekuensi kupu-kupu berwarna gelap naik, telah ada beberapa
individu yang berwarna gelap dalam populasi ini dan warna gelap ini
bersifat menurun. Jadi peristiwa evolusi memerlukan penyimpangan
genetik sebagai bahan mentahnya. Ada faktor perubahan dalam evolusi.
4. Peristiwa evolusi tidak mencangkup semua bahan mentah yang ada.
Seabad yang lalu terdapat banyak penyimpangan yang menurun pada
kupu-kupu. Tewtapi hanya satu penyimpangan yaitu warna gelap yang
menjadi dasar untuk perubahan dalam populasi. penyimpangan lainnya
sedikit banyak tetap dalam frekuensinya. evolusi adalah perubahan

xiii
selektif, dengan faktor-faktor lingkungan (dalam hal ini jelaga dan burung
pemangsa) yang mengarahkan seleksi ini. Jadi dalam evolusi ada faktor
pengarah.
F. Bukti-Bukti Evolusi
Dalam bukti-bukti evolusinya sebagai berikut ini :
1. Rekaman Fosil yaitu perubahan bentuk fosil disesuaikan dengan lapisan
bumi yang lebih muda.
2. Homologi yaitu semakin banyak kemiripan organ ( homolog ) antara
spesies semakin dekat hubungan kekerabatan di antara spesies tersebut.

3. Embriologi Perbandingan yaitu embrio-embrio mengulangi proses evolusi


yang telah dialami nenek moyangnya.

4. Organ Vestigial yaitu pada beberapa jenis makhluk hidup terdapat organ-
organ yang tidak fungsional, yang merupakan peninggalan dari nenek
moyangnya.

G. Mekanisme Evolusi
Dalam mekanisme evolusi sebagai berikut :
1. Seleksi Alam yaitu makhluk hidup yang mampu beradaptasi akan mampu
bertahan hidup.
2. Mutasi Gen yaitu perubahan susunan DNA dapat menimbulkan sifar baru.
3. Frekuensi Gen Dalam Populasi yaitu perbandingan frekuensi gen dapat
mengalami perubahan, adanya perubahan keseimbangan frekuensi gen
dalam populasi menunjukkan adanya evolusi.
4. Hubungan Antara Waktu Dengan Perubahan Sifat Organisme yaitu selama
penciptaan makhluk hidup telah terjadi proses evolusi dalam waktu yang
lama, proses tersebut menyebabkan terbentuknya spesies-spesies baru.
H. Macam-Macam Evolusi
1. Evolusi Sebagai Fakta
Dalam konteks biologi, evolusi dimaksudkan sebagai ‘evolusi
makhluk hidup, evolusi biologis, atau evolusi organik’ untuk menyatakan
bahwa yang mengalami perubahan itu adalah makhluk hidup. Jadi, pada

xiv
intinya dalam kata ‘evolusi’ terkandung makna proses perubahan. Dengan
demikian, evolusi adalah peristiwa atau kejadian.

Dikemukakanlah bukti-bukti evolusi yang pada dasarnya ingin


menunjukkan bahwa perubahan itu memang benar-benar terjadi. Peristiwa
evolusi tidak dapat diamati secara langsung. Apa yang dikatakan sebagai
‘bukti evolusi’ selama ini sebenarnya hanyalah bukti inferensian. Dalam
hal ini, ada sejumlah gejala atau fakta dianggap dapat membuktikan
adanya evolusi karena hanya dapat dijelaskan dengan memuaskan
berdasarkan konsep evolusi. Sudah barang tentu pembuktian seperti itu
bersifat tentatif. Suatu penjelasan untuk sementara dianggap benar selama
belum ada penjelasan lain yang lebih mampu menjelaskan suatu gejala
secara lebih memuaskan.

2. Evolusi Sebagai Teori


Teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana
evolusi itu terjadi (mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa
penjelasan yang diberikan mengenai suatu fenomena. Mengenai evolusi,
pada abad ke-19 Lamarck memberikan penjelasan bagaimana evolusi itu
terjadi, yang dikenal sebagai teori evolusi Lamarck atau teori Lamarck.
Penjelasan yang diberikan oleh Lamarck itu kemudian dianggap tidak
benar karena ada penjelasan lain yang dipandang lebih memuaskan,
terutama yang diberikan oleh Darwin dan dikenal sebagai teori evolusi
Darwin atau teori Darwin.

Selain sebagai penjelasan tentang evolusi, teori evolusi bisa juga


dimaksudkan sebagai teori yang menyatakan bahwa ada ada kekerabatan
di antara organisme (Panchen, 1992) atau ada perubahan dan diversifikasi
makhluk hidup. Dalam hal ini teori evolusi merupakan penjelasan terhadap
berbagai fenomena yang kemudian ditunjuk sebagai bukti evolusi.

I. Teori Evolusi
1. Teori Lamarck :

xv
Lamarck mengemukakan evolusi terjadi karena adanya adaptasi
makhluk hidup terhadap lingkungannya. Hal ini menyebabkan terjadinya
perubahan struktur guna menghadapi perubahan lingkungan. Menurut
Lamarck tingkat perubahan bentuk suatu alat adalah sebanding dengan
frekuensi penggunaannya.
Lamarck juga memiliki ide bahwa adaptasi perkembangan
makhluk hidup dipengaruhi oleh use (menggunakan) dan disuse (tidak
menggunakan). ide bahwa bagian-bagian tubuh yang digunakan secara
luas untuk menghadapi lingkungan akan menjadi lebih besar dan lebih
kuat; sedangkan di pihak lain, bagian-bagian tubuh yang tidak digunakan
akan mengalami penurunan. Di antara contoh-contoh yang dirujuk oleh
Lamarck adalah berkembangnya otot lengan atas (bicep) yang lebih besar
pada otot pandai besi yang pekerjaannya menempa dan memegang palu
dan seekor jerapah yang menjenjangkan lehernya untuk menggapai
dedaunan yang terletak pada cabang-cabang pohon yang tinggi. (Ristrasa
R, dkk: 2013: 10)
2. Teori Darwin
Menurut Darwin, evolusi terjadi karena adanya seleksi alam.
Oragnisme yang sesuai dengan lingkungannya akan tetap betahan hidup,
sedangkan yang tidak sesuai dengan lingkungannya maka akan mati,
akrena adanya seleksi alam.
Pada tahun 1859 Darwin mengarang buku dengan judul “On the
Origin of Species by means of Natural Selection or the Preservation of
Favoured Race in the Struggle for Life”. Dalam buku tersebut
dikemukakan bahwa timbulnya jenis-jenis baru karena adanya seleksi
alam, dan terjadinya ras-ras yang paling sesuai di dalam perjuagannya
untuk mempertahankan kehidupannya.
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi
perkembangan teori Darwin, antara lain:
1. Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk
paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.

xvi
2. Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi
selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut
kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga
didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.

3. Pendapat ekonomi Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan


kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan.
Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan
hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang
dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul. Pokok
tesis Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk
cenderung melampui pertumbuhan persediaan makanan. Malthus
berkesimpulan bahwa kuantitas manusia akan kejeblos ke dalam rawa-
rawa kemiskinan dan berada ditubir kelaparan. Dalam jangka panjang,
tak ada kemajuan teknologi yang dapat mengalihkan keadaan itu,
karena kenaikan suplai makanan terbatas, sedangkan “pertumbuhan
penduduk tak terbatas, dan bumi tak mampu memprodusir makanan
buat menjaga eksistensi manusia.”

4. Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813),


Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836).

Prinsip pokok dari teori Evolusi Darwin yaitu :


a. Spesies yang berkembang sekarang berasal dari spesies-spesies yang
hidup pada masa lampau.

b. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

3. Teori Darwin – Weismann


Pada kala itu, Darwin belum menemukan mengenai kromosom dan
gen sebagai ciri sifat keturunan. Oleh sebab itu Weismann melengkapi
pernyataan Darwin sebagai berikut:
a. Evolusi merupakan masalah genetika yaitu berkaitan dengan
bagaimamna diwariskannya gen-gen melalui sel-sel kelamin

xvii
b. Sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi evolusi adalah
gejala seleksi alam terhadap faktor genetic.

4. Teori Hugo de Vries


Hugo de Vries mengemukakan tentang mutasi gen, yakni suatu
perubahan pada gen yang bersifat kekal. Mutasi gen ini merupakan
masalah yang menyebabkan terjadinya evolusi.
Teori Evolusi mampu memberikan penjelasan tentang bagaimana
perubahan sifat yang terjadi itu dilatarbelakangi oleh mutasi gen-gen, dan
kemudian diwariskan kepada keturunannya. Dalam perjalanan waktu,
mutasi dapat berlangsung berulang kali, sehingga perbedaan
(penyimpangan) sifat (yang dibawa oleh gen hasil mutasi) semakin jauh.
Hasilnya adalah makhluk hidup yang makin beragam hingga kini.
(Henuhili, dkk. 2012: 11)

xviii
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Pemikiran mengenai evolusi, yakni bahwa spesies berubah dari waktu ke
waktu, telah berakar sejak zaman kuno. Pemikiran tersebut dapat terlihat pada
ilmu pengetahuan peradaban Yunani, Romawi, Cina, dan Islam. Namun, sampai
dengan abad ke-18, pandangan biologis Barat masih didominasi oleh pandangan
esensialisme, yaitu pandangan bahwa bentuk-bentuk kehidupan tidak berubah.
Hal ini mulai berubah ketika pengaruh kosmologi evolusioner dan filosofi
mekanis menyebar dari ilmu fisik ke sejarah alam.
Evolusi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Evolvo yang berarti
membentang. Evolusi adalah perubahan berangsur dan pelan. Ada bermacam-
macam evolusi yaitu evolusi geologi, evolusi astronomi, evolusi biologi dan
evolusi budaya. Ditinjau dari bagian yang mengalami perubahan, evolusi dapat
dibedakan menjadi evolusi kosmik dan evolusi organik. Disamping itu ada istilah
lain yang dikenal dengan evolusi geologis.
Teori evolusi sebagai penjelasan tentang bagaimana evolusi itu terjadi
(mekanisme evolusi). Selain sebagai penjelasan tentang evolusi, teori evolusi bisa
juga dimaksudkan sebagai teori yang menyatakanperubahan dan diversifikasi
makhluk hidup. Dalam hal ini teori evolusi merupakan penjelasan terhadap
berbagai fenomena yang kemudian ditunjuk sebagai bukti evolusi.
Tokoh yang mengemukakan gagasan mengenai teori evolusi sendiri ada
beberapa diantaranya, menurut Lamarck, menurut Darwin, menurut Darwin-
Weismann, dan menurut Hugo de Vries.

xix
DAFTAR PUSTAKA

Ristasa, R., Syulasmi, A., Sutarno, N., & Djuita, N. R. (2013). Evolusi dan
Sistematika Makhluk Hidup.

Henuhili, V., Mariyam, S., & Sudjoko, T. R. (2012). Evolusi. Diktat Kuliah.

xx

Anda mungkin juga menyukai